KESIAPAN BAWASLU
DALAM PENGAWASAN
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
DISAMPAIKAN PADA
RAPAT KOORDINASI NASIONAL DALAM RANGKA PEMANTAPAN PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014
Sentul International Convention Center Bogor, 4 Juni 2014
Institusi Penyelenggaraan Pemilu
KPU
Bawaslu
BAWASLU
(TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN)
TUGAS:
•
mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu
•
mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu
•
memantau atas pelaksanaan tindak lanjut penanganan
pelanggaran pidana Pemilu oleh instansi yang berwenang;
•
mengawasi atas pelaksanaan putusan pelanggaran Pemilu;
WEWENANG:
•
menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;
•
mengkaji laporan , temuan, dan merekomendasikan;
•
Menyelesaikan sengketa Pemilu.
KEWAJIBAN:
a.
bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan
wewenangnya;
b.
melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
tugas Pengawas Pemilu pada semua tingkatan;
c.
menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan
dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan
peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;
d.
menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden, DPR,
dan KPU sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau
berdasarkan kebutuhan; dan
e.
melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan.
[Undang-Undang No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu] Lanjutan: Tugas, wewenang dan kewajiban
BAGAIMANA BAWASLU
MENJALANKAN TUGAS PENGAWASAN
PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN?
1. Bawaslu memberdayakan
Pengawas Pemilu di setiap jenjang
Bawaslu (tingkat pusat);
Bawaslu Provinsi;
Panwaslu Kabupaten/Kota;
Panwaslu Kecamatan;
Pengawas Pemilu Lapangan; dan
2. Bawaslu Melakukan pengawasan
secara Aktif
Definisi Pengawasan Pemilu:
“kegiatan
mengamati
,
mengkaji
,
memeriksa
, dan
menilai
proses penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan
perundang-undangan.”
(Pasal 1 angka 23 Peraturan Bawaslu No. 13 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengawasan Pemilu)Pengawasan Pemilu dilaksanakan dengan strategi:
a.
Pencegahan; dan
b.
Penindakan.
[Pasal 9 ayat (1) Peraturan Bawaslu No. 13 Tahun 2012]
Lanjutan :
Melakukan pengawasan secara Aktif
Pencegahan dilakukan dengan
tindakan langkah-langkah, dan
upaya optimal mencegah secara
dini terhadap potensi
pelanggaran dan/atau indikasi
awal pelanggaran.
Mekanisme Pencegahan:
Identifikasi Potensi RawanPelanggaran
• setiap tahapan Pemilu; dan
• Non-tahapan Pemilu.
Tindakan Pencegahan
• penguatan koordinasi antar lembaga dalam mencegah terjadinya pelanggaran; • peningkatan kerjasama antar lembaga; • peningkatan transparansi dan
akuntabilitas pelaksanaan Pemilu; • pelaksanaan sosialisasi ketentuan
peraturan perundang-undangan terkait Pemilu;
• Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu (Kurang lebih 6 ribu relawan) dan
• kegiatan-kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Lanjutan :
Melakukan pengawasan secara Aktif
2.b. Penindakan
Memproses hasil pengawasan yang
berupa temuan pelanggaran
melalui tindakan yang sesuai
dengan Peraturan Bawaslu tentang
Tata Cara Pelaporan dan
Penanganan Pelanggaran.
Lanjutan :
3. Bawaslu Menjalankan Tugas
Penanganan Pelanggaran
Penanganan Pelanggaran digambarkan
sebagai: “serangkaian proses yang meliputi
penerusan
temuan
, penerimaan
laporan
,
pengumpulan
alat bukti
,
klarifikasi
,
pengkajian
, dan/atau pemberian
rekomendasi
, serta
penerusan hasil
kajian
atas temuan/laporan kepada instansi
yang berwenang untuk ditindaklanjuti.”
PELAPOR
PENGAWAS PEMILU
ANGGOTA PANWASLU
KAJIAN
•Pemberkasan
•Pengumpulan alat bukti, melalui permintaan keterangan (klarifikasi), permintaan data, dsb. PLENO Pengumuman di Form A-7 KWK: • Bukan Pelanggaran • Pelanggaran Administrasi • Pelanggaran Pidana Laporan Pelanggaran Temuan Pelanggaran (Hasil Pengawasan)
Keterangan : Berdasarkan laporan hasil penanganan pelanggaran sd 20 Mei 2014
Penerimaan Bukan
Pelanggaran
Tindaklanjut (Rekomendasi)
Temuan Laporan Pelanggaran
Administrasi Pelanggaran Pidana Pelanggaran Kode Etik 7.478 2.075 2.033 7.292 186 38 Total = 9.553
Rekap Data Pelanggaran Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014
Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan Pelanggaran sd 20 Mei
Jumlah Pelanggaran Administrasi Per tahapan Pemilu Anggota DPR,DPD,dan DPRD Tahun 2014
Tahapan Pelanggaran Administrasi Jumlah Pelanggaran Administrasi % (dari Total Pelanggaran Administrasi = 7.296) Kampanye 4.581 62,26% Pemungutan dan Penghitungan Suara 992 13,59%
Pemutakhiran Data Pemilih 935 12,81%
Pencalonan (Pendaftaran) 426 5,83%
Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan Pelanggaran sd 20 Mei 2014
Penanganan Pelanggaran Administrasi Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014
TAHAPAN PEMILU
PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILU DITERUSKAN KE KPU DITINDAKLANJUTI KPU (DARI T/L YANG DITERUSKAN) TIDAK DITINDAKLANJUTI KPU (DARI T/L YANG DITERUSKAN) Non Tahapan 9 9 100% 0 0% Pemutakhiran Data Pemilih
935 881 924,22% 54 5,77% Pencalonan 426 390 91,54% 36 8,45% Masa Kampanye 4.581 4.076 88,97% 505 11,02% Masa Tenang 103 96 93,20% 7 6,79% Pemungutan Suara 992 932 93,95% 60 6,05% Rekapitulasi Perolehan Suara 250 235 94% 15 6% TOTAL 7.296 (79,24% dari T/L yang diterima oleh Pengawas
Pemilu sebesar 9.207)
6.619 (90,72% dari laporan yang
diteruskan ke KPU)
677 9,28% (dari laporan yang
diteruskan)
Jumlah Pelanggaran Pidana Per Tahapan
Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014
Tahapan Pemilu
PELANGGARAN PIDANA
Jumlah Pelanggaran Pidana
% (dari Total Pelanggaran
Pidana = 186) Kampanye 71 38,17% Pemungutan dan Penghitungan Suara 54 29,03% Rekapitulasi Perolehan Hasil Suara 24 12,90% Masa Tenang 21 11,29%
TREND PELANGGARAN KODE ETIK (38 KASUS) PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN 2014 a. Permasalahan Pemutakhiran DPT oleh KPU/jajaran;
b. Dalam tahapan Pencalonan, KPU/jajaran tidak cermat dalam melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual Bakal Calon Anggota DPRD; c. KPU/jajaran tidak memproses Dokumen Pencalonan Bakal Calon
Anggota DPRD terkait dengan Model BB-5;
d. KPU/jajaran tidak melaksanakan rekomendasi Pengawas Pemilu terkait dengan Calon Anggota DPRD;
e. Penyelenggara Pemilu masuk dalam Daftar Calon Tetap; f. Penyelenggara Pemilu turut serta dalam Kampanye Pemilu; g. Perubahan Perolehan Suara oleh Penyelenggara Pemilu;
h. Penyelenggara Pemilu tidak melaksanakan Pemungutan dan Penghitungan Suara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
POLA PENANGANAN PELANGGARAN
PEMILU PRESIDEN /WAKIL PRESIDEN
Pelapor Adalah Warga Negara Indonesia
atau Pemantau Pemilu atau Pasangan
Calon Presiden/Wakil Presiden dan atau
Tim Kampanye
Pelapor
wajib
mengisi
dan
menandatanggani
Formulir
Penerimaan
Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan
menyertakan KTP atau kartu identitas lain
Lanjutan:
Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran
Syarat Laporan:
Syarat formal:
a. Pihak yang berhak melaporkan;
b.Waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan batas waktu;
c. Keabsahan laporan pelanggaran yang mencakup: • Kesesuaian tandatangan dalam formulir laporan pelanggaran dengan kartu identitas; dan
• Tanggal dan waktu
Syarat material: a. identitas Pelapor;
b.nama dan alamat terlapor; c. peristiwa dan uraian
kejadian;
d.waktu dan tempat kejadian; e.saksi-saksi yang mengetahui
peristiwa tersebut;
f. barang bukti yang mungkin diperoleh atau diketahui; dan g. cara mendapatkan barang
bukti yang diserahkan
Laporan disampaikan kepada Pengawas
Pemilu paling lama 3 (tiga) hari sejak
terjadinya peristiwa
Lanjutan:
Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran
Pengawas Pemilu menangani laporan paling
lambat 3 (tiga) hari dan dapat diperpanjang 5
(lima) hari setelah menerima laporan.
Tindaklanjut penangganan dugaan pelanggaran
Pemilu dapat diteruskan kepada:
• KPU jika pelanggaran administrasi.
• Kepolisian jika pelanggaran pidana.
• DKPP jika pelanggaran kode etik.
• Bawaslu akan menanggani jika Sengketa
Pemilu.
Lanjutan:
Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran
POLA PENANGANAN PERKARA
TINDAK PIDANA PEMILU
Pemilu Legislatif Pemilu Presiden Pemilu Kada PELAPOR -Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Calon Ang Legislatif/ Tim Kampanye -Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Paslon Pres dan
Wapres/ Tim Kampanye
-Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Paslon Kada/ Tim
Kampanye
Pemilu Legislatif Pemilu Presiden Pemilu Kada
Batasan Waktu Pelaporan Dugaan Pelanggaran 7 Hari Sejak diketahui dan/atau ditemukannya pelanggaran 3 Hari Sejak terjadinya peristiwa 7 Hari Sejak terjadinya pelanggaran
KETERANGAN PEMILU LEGISLATIF PEMILU PRES DAN WAPRES PEMILU KADA Batas Waktu Penanganan Pengawas Pemilu
3 + 2 Hari 3 + 2 Hari 7 + 7 Hari
Batas Waktu di Kepolisian
14 Hari 14 Hari KUHAP
Batas Waktu di Kejaksaan
5 Hari 5 Hari KUHAP
Batas Waktu di Pengadilan
7 Hari 7 Hari KUHAP
PROSES PELAPORAN PELANGGARAN
PEMILU
LEGISLATIF
PELAPOR BA/ PANWASLU POLRI ADMIN KPU PIDANA -WNI (HAK PILIH)-PEMANTAU -PESERTA PEMILU
GAR PEMILU
SIDIK JPU PN TUNTUT SANKSI ADMIN Ps. 266 -BA/PANWASLU SENTRA GAKKUMDU 7 Hari 5 hr 14 hr 5 hr 7 hr SIDANGPROSES PELAPORAN PELANGGARAN
PEMILU
PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
PELAPOR BA/ PANWASLU POLRI ADMIN KPU PIDANA
-WNI (HAK PILIH) -PEMANTAU -PESERTA PEMILU
GAR PEMILU
SIDIK JPU PN TUNTUT SANKSI ADMIN Ps. 266 -BA/PANWASLU -JAKSA -PENYIDIK SENTRA GAKKUMDU 3 Hari 5 hr 14 hr 5hr 7 hr P-19 = 3 hr Perbaikan 3 hr SIDANG PELAPOR PANWASLU ANGGOTA PANWASLU LAPORAN TEMUAN KAJIAN •Pemberkasan •Klarifikasi•Pengumpulan alat bukti PLENO Pengumuman di Form A-7 KWK: •Bukan Pelanggaran •Pelanggaran Administrasi •Pelanggaran Pidana 7 Hr 7 Hr 7 Hr
Tindak Lanjut Penanganan Pelanggaran
PEMILU KADA
PANWASLU POLRI ADMIN KPU PIDANAPELANGGARAN PEMILU
SIDIK JPU PN TUNTUT SANKSI ADMIN Berlaku KUHAP SIDANGTindak Pidana Pemilu
yang sering terjadi
Memberi/menjanjikan uang (money politics)
Pemalsuan tanda tangan dukungan calon atau keterangan
palsu
Penggunaan fasilitas negara untuk kampanye;
Penyalahgunaan Jabatan;
Kampanye terselubung (di luar jadwal yang ditetapkan);
Black campaign;
Ketidaknetralan Pejabat/PNS;
Mencoblos lebih dari satu kali;
Penggelembungan maupun pengurangan suara;
Data Tindak Pidana Pemilu 2010
TAHAPAN PEMILU LAPORAN/ TEMUAN TINDAK PIDANA PEMILU DITERUSKAN KE KEPOLISIAN DIHENTIKAN KEPOLISIAN Pemutakhiran Data Pemilih 4 4 ( 100 % dari laporan/temuan) 4 ( 100 % dari laporan/temuan) Pencalonan 71 60 (84,51 % dari laporan/temuan) 20 (28.17 % dari laporan/temuan) Masa Kampanye/Mas a Tenang 377 344 (91,25 % dari laporan/temuan) 113 (29,97 % dari laporan/temuan) Pemungutan dan Penghitungan Suara 128 124 ( 96,88 % dari laporan/temuan) 31 (24,22 % dari laporan/temuan) TOTAL 580 532 168Data Tindak Pidana Pemilu 2011
Tahapan Pemilu Diteruskan Ke Kepolisian Dihentikan Kepolisian Kepolisian meneruskan ke Kejaksaan Non-Tahapan dan Pemutakhiran Data Pemilih 12 9 (75%) 1 (8,33%) Pencalonan 23 7 (30,4%) 1 (4,34%) Kampanye 118 48 (40,67%) 8 (6,77%) Masa Tenang 123 69 (56,09%) 2 (1,62%) Pemungutan dan Penghitungan 68 44 (64,70%) 4 (5,88%) Rekapitulasi 28 1 (3,57%) 0 TOTAL 372 178 16
Pelanggaran Pidana Pemilu Kada
Tahun 2012
NO KETERANGAN DITERIMA PANWASLU DITERUSKAN KE KEPOL DIHENTIKAN KEPOL DITERUSKA N KE KEJAKSAA N DIHENTIK AN KE KEJAKSAA N DILIMPAHK AN KE PN PUTUSAN PN 1 Pemutakhiran DPT 2 0 0 (0%) 0 0 0 0 2 Pencalonan 35 8 (22,86%) 8 (100%) 0 0 0 0 3 Kampanye 58 20 (34,48%) 12 (60%) 8 (40%) 7 (87,5%) 1 (12,5) 1 (100%) 4 Masa Tenang 37 6 (16,22) 6 (100%) 0 0 0 0 5 Pemungutan dan Penghitungan Suara 65 11 (16,92%) 1 (9,09%) 4 (36,36%) 0 4 (100%) 4 (100%) 6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara 27 4 (14,81%) 3 (75,00%) 0 0 0 0 TOTAL 224 49 (21,88) 30 (61,22%) 12 (24,49%) 7 (58,33%) 5 (41,67%) 5 (100%)Penanganan Pelanggaran Pidana Pemilu
Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014
TAHAPAN PEMILU
PENANGANAN PELANGGARAN PIDANA PEMILU
DITERUSKAN KE KEPOLISIAN DIHENTIKAN KEPOLISIAN DITINDAKLANJUTI DARI KEPOLISIAN KE KEJAKSAAN DIHENTIKAN KEJAKSAAN DILIMPAHKAN KE PN PUTUSAN PN (Dari T/lditeruskan ke kepolisian) (Dari t/lditeruskan ke kepolisian) (Dari t/l diteruskan ke kejaksaan) (Dari t/l diterima kejaksaan) (Dari t/l dilimpahkan Ke pn) Non Tahapan 1 1 Pemutakhiran Data Pemilih 7 5 2 2 0 0 Pencalonan 8 6 2 1 1 1 Masa Kampanye 71 60 11 0 7 6 Masa Tenang 21 19 2 2 2 Pungut dan Hitung 54 46 8 8 3 Rekapitulasi Hasil 24 24 TOTAL 186 86,55% dari T/L yang diterima oleh Pengawas Pemilu sebesar 161 86,55% dari T/L yang diteruskan ke Kepolisian) 25 13,44% dari T/L yang diteruskan ke Kepolisian) 3 12% dari T/L yang diteruskan ke Kejaksaan) 18 72% dari T/L yang diterima di Kejaksaan) 12 66,67% Dari T/L dilimpahkan ke PN)
Mengapa?...:
1.
Tingkat Tindak Pidana yang
diteruskan ke kepolisian cukup
rendah/tidak maksimal?
2.
Tingkat Tindak Pidana yang
dihentikan kepolisian begitu
tinggi?
Pemilu Kada Pemilu Legislatif Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Undang-Undang yang mengatur UU No. 32 Tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah [PP Nomor 6 Tahun 2005 yang telah diubah tiga kali terakhir dengan PP Nomor 49 Tahun 2008 ] UU No. 8 Tahun 2012 ttg Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD UU No. 42 Tahun 2008 ttg Pemilu Presiden [sedang proses usulan revisi] Daluwarsa Pelaporan 7 hari sejak terjadinya peristiwa 3 hari sejak terjadinya peristiwa 3 hari sejak terjadinya peristiwa Proses di Pengawas Pemilu
“Banyak Laporan dan Temuan yang tidak dapat
diproses karena alat bukti tidak lengkap, serta karena
keterbatasan wewenang Pengawas Pemilu”
Pasal183 KUHAP:
“Bukti awal yang cukup sekurang kurangnya 2 alat
bukti”
Pasal184 ayat (1) KUHAP, alat bukti yang sah adalah :
Keterangan Saksi ;
Keterangan Ahli ;
Surat ;
Petunjuk ;
Keterangan terdakwa/tersangka/terlapor; dan
Unus Testis Nullus Testis
(satu saksi bukan saksi, minimal 2 saksi dengan
nilai 1 alat bukti).
Pengawas Pemilu tidak berwenang untuk melakukan
paksaan terhadap pelapor, terlapor, dan saksi untuk
dimintai keterangan
Pengawas Pemilu hanya berwenang mengundang
pelapor, terlapor, atau saksi dalam rangka untuk
diminta klarifikasinya tanpa adanya “daya paksa”.
Pengawas Pemilu tidak memiliki kewenangan
untuk menyita alat bukti yang ada di tangan
pelapor, terlapor, ataupun saksi
Pengawas Pemilu tidak memiliki kewenangan
untuk menggeledah tempat dan/atau badan.
Pengawas Pemilu bersinergi dengan Kepolisian
dan Kejaksaan dalam forum
Sentra Gakkumdu
untuk menangani laporan/temuan tindak pidana
Pemilu secara terpadu, dalam rangkaian proses:
a.
Temuan/Penerimaan laporan tindak pidana
Pemilu;
b.
Pengumpulan alat bukti: dibantu unsur
penyidik POLRI;
c.
Pengkajian;
d.
Penerusan laporan hingga proses penuntutan
dan peradilan.
Pengalaman Sentra Gakkumdu
Pemilu Legislatif 2009
Pengalaman Sentra Gakkumdu
Pemilukada pada beberapa daerah upaya koordinasi pembentukan
MoU Sentra Gakkumdu Nasional
untuk Pemilukada, Pemilu
Legislatif, Pemilu Presiden (berlangsung sejak 2010)
Amanat Pasal 267 UU No. 8 Tahun 2012: “Untuk menyamakan pemahaman dan pola penanganan tindak pidana Pemilu, Bawaslu, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia membentuk sentra penegakan hukum terpadu.”
Pembahasan Rancangan Kesepakatan Bersama antara Bawaslu, Kepolisian
dan Kejaksaan Nota Kesepakatan Bersama No. 01/NKB/BAWASLU/I/2013, No. B/02/I/2013,
No. KEP-005/A/JA/01/2013
I. Tingkat Pusat
Pembina:
a.
Ketua Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia;b.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; danc.
Jaksa Agung Republik Indonesia.Ketua:
a.
Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;b.
Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia; danc.
Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.II. Tingkat Provinsi
Pembina :
a.
Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi;b.
Kepala Kepolisian Daerah; danc.
Kepala Kejaksaan Tinggi.Ketua:
a.
Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;b.
Direktur Reserse dan Kriminal Umum; danc.
Asisten Tindak Pidana Umum.[Pasal 5 Nota Kesepakatan Sentra Gakkumdu]
III. Tingkat Kabupaten/Kota
Pembina:
a.
Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota;b.
Kepala Kepolisian Resort; danc.
Kepala Kejaksaan Negeri.Ketua:
a.
Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;b.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal; danc.
Kepala Seksi Tindak Pidana Umum.Penerimaan
dan Pengkajian
oleh Pengawas
Pemilu
Pembahasan
dalam Forum
Sentra
Gakkumdu
Tindak Lanjut
Rekomendasi
Pengawas Pemilu menerima laporan/temuan dugaan pelanggaran yang diduga mengandung unsur Tindak Pidana Pemilu (dituangkan dalam Formulir).
Pengawas Pemilu segera berkoordinasi dan menyampaikan laporan/temuan tersebut kepada Sentra Gakkumdu paling lama 24 jam terhitung sejak diterimanya laporan/temuan.
Pelaksanaan pembahasan Sentra Gakkumdu dengan dipimpin oleh Anggota Sentra Gakkumdu yang berasal dari unsur Pengawas Pemilu.
Peserta rapat memberikan saran dan pendapat terhadap syarat formil dan materiil, pasal yang diterapkan, dan pemenuhan unsur tindak pidana.
Disusun rekomendasi yang berdasarkan pada kesimpulan pembahasan rapat Sentra Gakkumdu, yang menentukan: a. apakah suatu laporan /temuan merupakan tindak pidana Pemilu atau bukan? atau
b. apakah laporan/temuan tersebut masih perlu dilengkapi dengan syarat formil/syarat materiil?