• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institusi Penyelenggaraan Pemilu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Institusi Penyelenggaraan Pemilu"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KESIAPAN BAWASLU

DALAM PENGAWASAN

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

DISAMPAIKAN PADA

RAPAT KOORDINASI NASIONAL DALAM RANGKA PEMANTAPAN PELAKSANAAN PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2014

Sentul International Convention Center Bogor, 4 Juni 2014

Institusi Penyelenggaraan Pemilu

KPU

Bawaslu

(2)

BAWASLU

(TUGAS, WEWENANG DAN KEWAJIBAN)

TUGAS:

mengawasi persiapan penyelenggaraan Pemilu

mengawasi pelaksanaan tahapan penyelenggaraan Pemilu

memantau atas pelaksanaan tindak lanjut penanganan

pelanggaran pidana Pemilu oleh instansi yang berwenang;

mengawasi atas pelaksanaan putusan pelanggaran Pemilu;

WEWENANG:

menerima laporan dugaan pelanggaran terhadap pelaksanaan

ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

mengkaji laporan , temuan, dan merekomendasikan;

Menyelesaikan sengketa Pemilu.

KEWAJIBAN:

a.

bersikap tidak diskriminatif dalam menjalankan tugas dan

wewenangnya;

b.

melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan

tugas Pengawas Pemilu pada semua tingkatan;

c.

menerima dan menindaklanjuti laporan yang berkaitan

dengan dugaan adanya pelanggaran terhadap pelaksanaan

peraturan perundang-undangan mengenai Pemilu;

d.

menyampaikan laporan hasil pengawasan kepada Presiden, DPR,

dan KPU sesuai dengan tahapan Pemilu secara periodik dan/atau

berdasarkan kebutuhan; dan

e.

melaksanakan kewajiban lain yang diberikan oleh peraturan

perundang-undangan.

[Undang-Undang No. 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu] Lanjutan: Tugas, wewenang dan kewajiban

(3)

BAGAIMANA BAWASLU

MENJALANKAN TUGAS PENGAWASAN

PEMILU PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN?

1. Bawaslu memberdayakan

Pengawas Pemilu di setiap jenjang

Bawaslu (tingkat pusat);

Bawaslu Provinsi;

Panwaslu Kabupaten/Kota;

Panwaslu Kecamatan;

Pengawas Pemilu Lapangan; dan

(4)

2. Bawaslu Melakukan pengawasan

secara Aktif

Definisi Pengawasan Pemilu:

“kegiatan

mengamati

,

mengkaji

,

memeriksa

, dan

menilai

proses penyelenggaraan Pemilu sesuai peraturan

perundang-undangan.”

(Pasal 1 angka 23 Peraturan Bawaslu No. 13 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pengawasan Pemilu)

Pengawasan Pemilu dilaksanakan dengan strategi:

a.

Pencegahan; dan

b.

Penindakan.

[Pasal 9 ayat (1) Peraturan Bawaslu No. 13 Tahun 2012]

Lanjutan :

Melakukan pengawasan secara Aktif

Pencegahan dilakukan dengan

tindakan langkah-langkah, dan

upaya optimal mencegah secara

dini terhadap potensi

pelanggaran dan/atau indikasi

awal pelanggaran.

(5)

Mekanisme Pencegahan:

Identifikasi Potensi Rawan

Pelanggaran

• setiap tahapan Pemilu; dan

• Non-tahapan Pemilu.

Tindakan Pencegahan

• penguatan koordinasi antar lembaga dalam mencegah terjadinya pelanggaran; • peningkatan kerjasama antar lembaga; • peningkatan transparansi dan

akuntabilitas pelaksanaan Pemilu; • pelaksanaan sosialisasi ketentuan

peraturan perundang-undangan terkait Pemilu;

• Gerakan Sejuta Relawan Pengawas Pemilu (Kurang lebih 6 ribu relawan) dan

• kegiatan-kegiatan lain yang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Lanjutan :

Melakukan pengawasan secara Aktif

2.b. Penindakan

Memproses hasil pengawasan yang

berupa temuan pelanggaran

melalui tindakan yang sesuai

dengan Peraturan Bawaslu tentang

Tata Cara Pelaporan dan

Penanganan Pelanggaran.

Lanjutan :

(6)

3. Bawaslu Menjalankan Tugas

Penanganan Pelanggaran

Penanganan Pelanggaran digambarkan

sebagai: “serangkaian proses yang meliputi

penerusan

temuan

, penerimaan

laporan

,

pengumpulan

alat bukti

,

klarifikasi

,

pengkajian

, dan/atau pemberian

rekomendasi

, serta

penerusan hasil

kajian

atas temuan/laporan kepada instansi

yang berwenang untuk ditindaklanjuti.”

PELAPOR

PENGAWAS PEMILU

ANGGOTA PANWASLU

KAJIAN

•Pemberkasan

•Pengumpulan alat bukti, melalui permintaan keterangan (klarifikasi), permintaan data, dsb. PLENO Pengumuman di Form A-7 KWK: • Bukan Pelanggaran • Pelanggaran Administrasi • Pelanggaran Pidana Laporan Pelanggaran Temuan Pelanggaran (Hasil Pengawasan)

(7)

Keterangan : Berdasarkan laporan hasil penanganan pelanggaran sd 20 Mei 2014

Penerimaan Bukan

Pelanggaran

Tindaklanjut (Rekomendasi)

Temuan Laporan Pelanggaran

Administrasi Pelanggaran Pidana Pelanggaran Kode Etik 7.478 2.075 2.033 7.292 186 38 Total = 9.553

Rekap Data Pelanggaran Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014

Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan Pelanggaran sd 20 Mei

Jumlah Pelanggaran Administrasi Per tahapan Pemilu Anggota DPR,DPD,dan DPRD Tahun 2014

Tahapan Pelanggaran Administrasi Jumlah Pelanggaran Administrasi % (dari Total Pelanggaran Administrasi = 7.296) Kampanye 4.581 62,26% Pemungutan dan Penghitungan Suara 992 13,59%

Pemutakhiran Data Pemilih 935 12,81%

Pencalonan (Pendaftaran) 426 5,83%

(8)

Keterangan : Berdasarkan Laporan Hasil Penanganan Pelanggaran sd 20 Mei 2014

Penanganan Pelanggaran Administrasi Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014

TAHAPAN PEMILU

PENANGANAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILU DITERUSKAN KE KPU DITINDAKLANJUTI KPU (DARI T/L YANG DITERUSKAN) TIDAK DITINDAKLANJUTI KPU (DARI T/L YANG DITERUSKAN) Non Tahapan 9 9 100% 0 0% Pemutakhiran Data Pemilih

935 881 924,22% 54 5,77% Pencalonan 426 390 91,54% 36 8,45% Masa Kampanye 4.581 4.076 88,97% 505 11,02% Masa Tenang 103 96 93,20% 7 6,79% Pemungutan Suara 992 932 93,95% 60 6,05% Rekapitulasi Perolehan Suara 250 235 94% 15 6% TOTAL 7.296 (79,24% dari T/L yang diterima oleh Pengawas

Pemilu sebesar 9.207)

6.619 (90,72% dari laporan yang

diteruskan ke KPU)

677 9,28% (dari laporan yang

diteruskan)

Jumlah Pelanggaran Pidana Per Tahapan

Pemilu Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014

Tahapan Pemilu

PELANGGARAN PIDANA

Jumlah Pelanggaran Pidana

% (dari Total Pelanggaran

Pidana = 186) Kampanye 71 38,17% Pemungutan dan Penghitungan Suara 54 29,03% Rekapitulasi Perolehan Hasil Suara 24 12,90% Masa Tenang 21 11,29%

(9)

TREND PELANGGARAN KODE ETIK (38 KASUS) PEMILU ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD TAHUN 2014 a. Permasalahan Pemutakhiran DPT oleh KPU/jajaran;

b. Dalam tahapan Pencalonan, KPU/jajaran tidak cermat dalam melakukan verifikasi administrasi dan verifikasi faktual Bakal Calon Anggota DPRD; c. KPU/jajaran tidak memproses Dokumen Pencalonan Bakal Calon

Anggota DPRD terkait dengan Model BB-5;

d. KPU/jajaran tidak melaksanakan rekomendasi Pengawas Pemilu terkait dengan Calon Anggota DPRD;

e. Penyelenggara Pemilu masuk dalam Daftar Calon Tetap; f. Penyelenggara Pemilu turut serta dalam Kampanye Pemilu; g. Perubahan Perolehan Suara oleh Penyelenggara Pemilu;

h. Penyelenggara Pemilu tidak melaksanakan Pemungutan dan Penghitungan Suara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

POLA PENANGANAN PELANGGARAN

PEMILU PRESIDEN /WAKIL PRESIDEN

 Pelapor Adalah Warga Negara Indonesia

atau Pemantau Pemilu atau Pasangan

Calon Presiden/Wakil Presiden dan atau

Tim Kampanye

 Pelapor

wajib

mengisi

dan

menandatanggani

Formulir

Penerimaan

Laporan Dugaan Pelanggaran Pemilu dan

menyertakan KTP atau kartu identitas lain

(10)

Lanjutan:

Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran

 Syarat Laporan:

Syarat formal:

a. Pihak yang berhak melaporkan;

b.Waktu pelaporan tidak melebihi ketentuan batas waktu;

c. Keabsahan laporan pelanggaran yang mencakup: • Kesesuaian tandatangan dalam formulir laporan pelanggaran dengan kartu identitas; dan

• Tanggal dan waktu

Syarat material: a. identitas Pelapor;

b.nama dan alamat terlapor; c. peristiwa dan uraian

kejadian;

d.waktu dan tempat kejadian; e.saksi-saksi yang mengetahui

peristiwa tersebut;

f. barang bukti yang mungkin diperoleh atau diketahui; dan g. cara mendapatkan barang

bukti yang diserahkan

 Laporan disampaikan kepada Pengawas

Pemilu paling lama 3 (tiga) hari sejak

terjadinya peristiwa

Lanjutan:

Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran

 Pengawas Pemilu menangani laporan paling

lambat 3 (tiga) hari dan dapat diperpanjang 5

(lima) hari setelah menerima laporan.

(11)

 Tindaklanjut penangganan dugaan pelanggaran

Pemilu dapat diteruskan kepada:

• KPU jika pelanggaran administrasi.

• Kepolisian jika pelanggaran pidana.

• DKPP jika pelanggaran kode etik.

• Bawaslu akan menanggani jika Sengketa

Pemilu.

Lanjutan:

Pola Penanganan Dugaan Pelanggaran

POLA PENANGANAN PERKARA

TINDAK PIDANA PEMILU

(12)

Pemilu Legislatif Pemilu Presiden Pemilu Kada PELAPOR -Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Calon Ang Legislatif/ Tim Kampanye -Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Paslon Pres dan

Wapres/ Tim Kampanye

-Warga Masyarakat -Pemantau; dan -Paslon Kada/ Tim

Kampanye

Pemilu Legislatif Pemilu Presiden Pemilu Kada

Batasan Waktu Pelaporan Dugaan Pelanggaran 7 Hari Sejak diketahui dan/atau ditemukannya pelanggaran 3 Hari Sejak terjadinya peristiwa 7 Hari Sejak terjadinya pelanggaran

(13)

KETERANGAN PEMILU LEGISLATIF PEMILU PRES DAN WAPRES PEMILU KADA Batas Waktu Penanganan Pengawas Pemilu

3 + 2 Hari 3 + 2 Hari 7 + 7 Hari

Batas Waktu di Kepolisian

14 Hari 14 Hari KUHAP

Batas Waktu di Kejaksaan

5 Hari 5 Hari KUHAP

Batas Waktu di Pengadilan

7 Hari 7 Hari KUHAP

PROSES PELAPORAN PELANGGARAN

PEMILU

LEGISLATIF

PELAPOR BA/ PANWASLU POLRI ADMIN KPU PIDANA -WNI (HAK PILIH)

-PEMANTAU -PESERTA PEMILU

GAR PEMILU

SIDIK JPU PN TUNTUT SANKSI ADMIN Ps. 266 -BA/PANWASLU SENTRA GAKKUMDU 7 Hari 5 hr 14 hr 5 hr 7 hr SIDANG

(14)

PROSES PELAPORAN PELANGGARAN

PEMILU

PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN

PELAPOR BA/ PANWASLU POLRI ADMIN KPU PIDANA

-WNI (HAK PILIH) -PEMANTAU -PESERTA PEMILU

GAR PEMILU

SIDIK JPU PN TUNTUT SANKSI ADMIN Ps. 266 -BA/PANWASLU -JAKSA -PENYIDIK SENTRA GAKKUMDU 3 Hari 5 hr 14 hr 5hr 7 hr P-19 = 3 hr Perbaikan 3 hr SIDANG PELAPOR PANWASLU ANGGOTA PANWASLU LAPORAN TEMUAN KAJIAN •Pemberkasan •Klarifikasi

•Pengumpulan alat bukti PLENO Pengumuman di Form A-7 KWK: •Bukan Pelanggaran •Pelanggaran Administrasi •Pelanggaran Pidana 7 Hr 7 Hr 7 Hr

(15)

Tindak Lanjut Penanganan Pelanggaran

PEMILU KADA

PANWASLU POLRI ADMIN KPU PIDANA

PELANGGARAN PEMILU

SIDIK JPU PN TUNTUT SANKSI ADMIN Berlaku KUHAP SIDANG

Tindak Pidana Pemilu

yang sering terjadi

Memberi/menjanjikan uang (money politics)

Pemalsuan tanda tangan dukungan calon atau keterangan

palsu

Penggunaan fasilitas negara untuk kampanye;

Penyalahgunaan Jabatan;

Kampanye terselubung (di luar jadwal yang ditetapkan);

Black campaign;

Ketidaknetralan Pejabat/PNS;

Mencoblos lebih dari satu kali;

Penggelembungan maupun pengurangan suara;

(16)

Data Tindak Pidana Pemilu 2010

TAHAPAN PEMILU LAPORAN/ TEMUAN TINDAK PIDANA PEMILU DITERUSKAN KE KEPOLISIAN DIHENTIKAN KEPOLISIAN Pemutakhiran Data Pemilih 4 4 ( 100 % dari laporan/temuan) 4 ( 100 % dari laporan/temuan) Pencalonan 71 60 (84,51 % dari laporan/temuan) 20 (28.17 % dari laporan/temuan) Masa Kampanye/Mas a Tenang 377 344 (91,25 % dari laporan/temuan) 113 (29,97 % dari laporan/temuan) Pemungutan dan Penghitungan Suara 128 124 ( 96,88 % dari laporan/temuan) 31 (24,22 % dari laporan/temuan) TOTAL 580 532 168

Data Tindak Pidana Pemilu 2011

Tahapan Pemilu Diteruskan Ke Kepolisian Dihentikan Kepolisian Kepolisian meneruskan ke Kejaksaan Non-Tahapan dan Pemutakhiran Data Pemilih 12 9 (75%) 1 (8,33%) Pencalonan 23 7 (30,4%) 1 (4,34%) Kampanye 118 48 (40,67%) 8 (6,77%) Masa Tenang 123 69 (56,09%) 2 (1,62%) Pemungutan dan Penghitungan 68 44 (64,70%) 4 (5,88%) Rekapitulasi 28 1 (3,57%) 0 TOTAL 372 178 16

(17)

Pelanggaran Pidana Pemilu Kada

Tahun 2012

NO KETERANGAN DITERIMA PANWASLU DITERUSKAN KE KEPOL DIHENTIKAN KEPOL DITERUSKA N KE KEJAKSAA N DIHENTIK AN KE KEJAKSAA N DILIMPAHK AN KE PN PUTUSAN PN 1 Pemutakhiran DPT 2 0 0 (0%) 0 0 0 0 2 Pencalonan 35 8 (22,86%) 8 (100%) 0 0 0 0 3 Kampanye 58 20 (34,48%) 12 (60%) 8 (40%) 7 (87,5%) 1 (12,5) 1 (100%) 4 Masa Tenang 37 6 (16,22) 6 (100%) 0 0 0 0 5 Pemungutan dan Penghitungan Suara 65 11 (16,92%) 1 (9,09%) 4 (36,36%) 0 4 (100%) 4 (100%) 6 Rekapitulasi Hasil Perolehan Suara 27 4 (14,81%) 3 (75,00%) 0 0 0 0 TOTAL 224 49 (21,88) 30 (61,22%) 12 (24,49%) 7 (58,33%) 5 (41,67%) 5 (100%)

Penanganan Pelanggaran Pidana Pemilu

Anggota DPR,DPD dan DPRD Tahun 2014

TAHAPAN PEMILU

PENANGANAN PELANGGARAN PIDANA PEMILU

DITERUSKAN KE KEPOLISIAN DIHENTIKAN KEPOLISIAN DITINDAKLANJUTI DARI KEPOLISIAN KE KEJAKSAAN DIHENTIKAN KEJAKSAAN DILIMPAHKAN KE PN PUTUSAN PN (Dari T/lditeruskan ke kepolisian) (Dari t/lditeruskan ke kepolisian) (Dari t/l diteruskan ke kejaksaan) (Dari t/l diterima kejaksaan) (Dari t/l dilimpahkan Ke pn) Non Tahapan 1 1 Pemutakhiran Data Pemilih 7 5 2 2 0 0 Pencalonan 8 6 2 1 1 1 Masa Kampanye 71 60 11 0 7 6 Masa Tenang 21 19 2 2 2 Pungut dan Hitung 54 46 8 8 3 Rekapitulasi Hasil 24 24 TOTAL 186 86,55% dari T/L yang diterima oleh Pengawas Pemilu sebesar 161 86,55% dari T/L yang diteruskan ke Kepolisian) 25 13,44% dari T/L yang diteruskan ke Kepolisian) 3 12% dari T/L yang diteruskan ke Kejaksaan) 18 72% dari T/L yang diterima di Kejaksaan) 12 66,67% Dari T/L dilimpahkan ke PN)

(18)

Mengapa?...:

1.

Tingkat Tindak Pidana yang

diteruskan ke kepolisian cukup

rendah/tidak maksimal?

2.

Tingkat Tindak Pidana yang

dihentikan kepolisian begitu

tinggi?

Pemilu Kada Pemilu Legislatif Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Undang-Undang yang mengatur UU No. 32 Tahun 2004 ttg Pemerintahan Daerah [PP Nomor 6 Tahun 2005 yang telah diubah tiga kali terakhir dengan PP Nomor 49 Tahun 2008 ] UU No. 8 Tahun 2012 ttg Pemilu Anggota DPR, DPD, dan DPRD UU No. 42 Tahun 2008 ttg Pemilu Presiden [sedang proses usulan revisi] Daluwarsa Pelaporan 7 hari sejak terjadinya peristiwa 3 hari sejak terjadinya peristiwa 3 hari sejak terjadinya peristiwa Proses di Pengawas Pemilu

(19)

“Banyak Laporan dan Temuan yang tidak dapat

diproses karena alat bukti tidak lengkap, serta karena

keterbatasan wewenang Pengawas Pemilu”

Pasal183 KUHAP:

“Bukti awal yang cukup sekurang kurangnya 2 alat

bukti”

Pasal184 ayat (1) KUHAP, alat bukti yang sah adalah :

Keterangan Saksi ;

Keterangan Ahli ;

Surat ;

Petunjuk ;

Keterangan terdakwa/tersangka/terlapor; dan

Unus Testis Nullus Testis

(satu saksi bukan saksi, minimal 2 saksi dengan

nilai 1 alat bukti).

Pengawas Pemilu tidak berwenang untuk melakukan

paksaan terhadap pelapor, terlapor, dan saksi untuk

dimintai keterangan

Pengawas Pemilu hanya berwenang mengundang

pelapor, terlapor, atau saksi dalam rangka untuk

diminta klarifikasinya tanpa adanya “daya paksa”.

(20)

Pengawas Pemilu tidak memiliki kewenangan

untuk menyita alat bukti yang ada di tangan

pelapor, terlapor, ataupun saksi

Pengawas Pemilu tidak memiliki kewenangan

untuk menggeledah tempat dan/atau badan.

(21)

Pengawas Pemilu bersinergi dengan Kepolisian

dan Kejaksaan dalam forum

Sentra Gakkumdu

untuk menangani laporan/temuan tindak pidana

Pemilu secara terpadu, dalam rangkaian proses:

a.

Temuan/Penerimaan laporan tindak pidana

Pemilu;

b.

Pengumpulan alat bukti: dibantu unsur

penyidik POLRI;

c.

Pengkajian;

d.

Penerusan laporan hingga proses penuntutan

dan peradilan.

 Pengalaman Sentra Gakkumdu

Pemilu Legislatif 2009

 Pengalaman Sentra Gakkumdu

Pemilukada pada beberapa daerah  upaya koordinasi pembentukan

MoU Sentra Gakkumdu Nasional

untuk Pemilukada, Pemilu

Legislatif, Pemilu Presiden (berlangsung sejak 2010)

Amanat Pasal 267 UU No. 8 Tahun 2012: “Untuk menyamakan pemahaman dan pola penanganan tindak pidana Pemilu, Bawaslu, Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan Kejaksaan Agung Republik Indonesia membentuk sentra penegakan hukum terpadu.”

Pembahasan Rancangan Kesepakatan Bersama antara Bawaslu, Kepolisian

dan Kejaksaan Nota Kesepakatan Bersama No. 01/NKB/BAWASLU/I/2013, No. B/02/I/2013,

No. KEP-005/A/JA/01/2013

(22)

I. Tingkat Pusat

Pembina:

a.

Ketua Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia;

b.

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

c.

Jaksa Agung Republik Indonesia.

Ketua:

a.

Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;

b.

Kepala Badan Reserse Kriminal Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

c.

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum.

II. Tingkat Provinsi

Pembina :

a.

Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi;

b.

Kepala Kepolisian Daerah; dan

c.

Kepala Kejaksaan Tinggi.

Ketua:

a.

Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;

b.

Direktur Reserse dan Kriminal Umum; dan

c.

Asisten Tindak Pidana Umum.

[Pasal 5 Nota Kesepakatan Sentra Gakkumdu]

III. Tingkat Kabupaten/Kota

Pembina:

a.

Ketua Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota;

b.

Kepala Kepolisian Resort; dan

c.

Kepala Kejaksaan Negeri.

Ketua:

a.

Koordinator Divisi Hukum dan Penindakan Pelanggaran;

b.

Kepala Satuan Reserse dan Kriminal; dan

c.

Kepala Seksi Tindak Pidana Umum.

(23)

Penerimaan

dan Pengkajian

oleh Pengawas

Pemilu

Pembahasan

dalam Forum

Sentra

Gakkumdu

Tindak Lanjut

Rekomendasi

Pengawas Pemilu menerima laporan/temuan dugaan pelanggaran yang diduga mengandung unsur Tindak Pidana Pemilu (dituangkan dalam Formulir).

Pengawas Pemilu segera berkoordinasi dan menyampaikan laporan/temuan tersebut kepada Sentra Gakkumdu paling lama 24 jam terhitung sejak diterimanya laporan/temuan.

Pelaksanaan pembahasan Sentra Gakkumdu dengan dipimpin oleh Anggota Sentra Gakkumdu yang berasal dari unsur Pengawas Pemilu.

Peserta rapat memberikan saran dan pendapat terhadap syarat formil dan materiil, pasal yang diterapkan, dan pemenuhan unsur tindak pidana.

Disusun rekomendasi yang berdasarkan pada kesimpulan pembahasan rapat Sentra Gakkumdu, yang menentukan: a. apakah suatu laporan /temuan merupakan tindak pidana Pemilu atau bukan? atau

b. apakah laporan/temuan tersebut masih perlu dilengkapi dengan syarat formil/syarat materiil?

• menyamakan pemahaman dan pola penanganan Tindak Pidana

Pemilu secara terpadu dan terkoordinasi

• Meningkatkan kerja sama dan sinergi dalam Sentra Gakkumdu

• Tercapainya penegakan hukum Tindak Pidana Pemilu

secara cepat dan sederhana, serta tidak memihak.

• Kepercayaan masyarakat terhadap proses dan hasil

Pemilu.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

Temuan Dugaan Pelanggaran Pemilu Panwaslih Kota Langsa Selama Penyelenggaraan Pemilu Tahun 2019 bersama dengan Panwaslih Kecamatan (Panwaslihcam) maupun Panitia

(1) Pengawas Pemilu melakukan pengawasan terhadap seluruh proses pada setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu yang dimulai dari pendaftaran pemilih, pendaftaran peserta Pemilu,

Alur pengujian pada game space shooter ini adalah mencari dua tipe player yang dapat mewakili player pemula dan player handal untuk mencoba game yang telah dibuat

Metoda neraca massa ini dapat juga digunakan untuk menentukan pengaruh erosi terhadap kualitas air yang terjadi selama fasa konstruksi atau operasional suatu proyek, dan dapat

Rerata kesukaan panelis terhadap aroma pasta santan dari bahan baku kelapa tanpa sadap dan pasta sadap dengan tingkat kematangan tua kering, tua sedang dan tua segar

Kecepatan dan ketepatan informasi yang disuguhkan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengguna untuk selalu mengaksesnya (Arif, 2010 : 73-75). Keunggulan dari internet

Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan

Pengetahuan mengenai kematangan gonad diperlukan untuk menentukan atau mengetahui perbandingan antara individu yang sudah matang gonad dengan yang belum matang gonad dari