• Tidak ada hasil yang ditemukan

ajaran tarekat sadhiliyah.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ajaran tarekat sadhiliyah.pdf"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)BAB V PEMBAHASA. A.1. Ajaran dan Ritual Tarekat Shādhiliyah di Pondok PETA Tulungagung Tarekat pada hakikatnya adalah metode dan merupakan teknologi metafisika Islam dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Dalam usaha pendekatan tersebut tentu memiliki cara khusus yang dipandang efektif oleh para pemimpin tarekat. Demikian pula ajaran-ajaran tarekat Shādhiliyah di Pondok PETA Tulungagung pada dasarnya adalah memiliki ciri khas yang dikembangkan untuk mencapai tujuan para ahli tarekat tersebut. Adapun tujuan semua tarekat secara umum sama yaitu untuk mendekatkan diri kepada Allah. Untuk mencapai tujuan tersebut para pengikut (murīd) tarekat Shādhiliyah harus menjalankan amalan-amalan yang diajarkan oleh mursyid yang telah menjadi tradisi tarekat dengan penuh keikhlasan dan semata-mata hanyalah karena Allah. Seorang murid yang akan menjalankan amalan tersebut tidak mesti tergantung pada batas ruang dan waktu tetapi diamalkan dimanapun tempatnya dan kapanpun waktunya. Dzikir atau mengingat pada Allah tidak harus dengan cara duduk di masjid atau di mushalla atau di pondok atau di zawiyah dengan memutar-mutar biji tasbih, tanpa mau menghiraukan lingkungan sosial di sekitarnya. Pemikiran yang mendasari ajaran-ajaran tarekat seperti istighfar, shalawat Nabi dan tahlil adalah bahwa manusia memiliki potensi-potensi alamiah (fithrah) yang dibawa sejak dilahirkan. Manusia terdiri dari dua dimensi jasad dan ruh, jasmani dan ruhani, lahir dan batin. Apabila salah satu dimensi itu tidak dimiliki maka ia bukanlah manusia tetapi makhluk lain. Jika yang ada hanya unsur jasad. 98.

(2) 99. saja mungkin ia adalah tumbuh-tumbuhan, bebatuan atau makhluk lain. Jika yang ada unsur ruhani maka ia adalah malaikat, jin, syaithan atau makhluk halus lainnya. Manusia sejak pertama diciptakan selalu menyimpan misteri dan hakekat yang menjadi sumber pemikiran para filosof baik filosof Barat, maupun para filosof Muslim seperti Ikhwan al-Shafa. Berbagai aliran pemikiran timbul dalam memandang eksistensi manusia.1 Paham monisme mengemukakan bahwa hanya satu substansi yang menjadi inti hakekat manusia. Paham dualisme menyatakan bahwa manusia terdiri dari dua unsure yang berbeda yaitu jiwa dan raga. Golongan yang menyatakan bahwa jiwalah yang merupakan inti hakekat manusia disebut sebagai kelompok idealism. Adapun golongan yang menyatakan bahwa ragalah yang menjadi inti hakekat manusia disebut sebagai kelompok materialism. Mengenai hakekat manusia, Ikhwan al-Shafa dalam kitabnya Rasāil menuliskan sebagai berikut:. ‫وكا ن اال نسان انما ھوجملة مجموعة من جوھرين مقرونين احدھما ھذا الجسد الجسمانى‬ ‫الطويل الفريض العميق المدرك بطريق الحوا س واالخرھذه النفس الروحنية العالمة‬ 2. ‫المدركة بطريقة العقل‬. Artinya : " Manusia adalah gabungan dua substansi yang berhimpun, yaitu tubuh jasmani yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi yang dapat dikenal melalui perantara panca indera, dan substansi jiwa rohani yang berpengetahuan dan hanya dapat dikenal dengan perantara akal." Dalam pandangan Ikhwan al-Shafa manusia terdiri dari dua dimensi yaitu tubuh jasmani yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi dan substansi jiwa rohani. Dalam dimensi ruhani terdapat beberapa unsur yang mengandung potensi-potensi, 1. Fuad Hasan, Berkenalan dengan Eksistensialisme, (Jakarta, Pustaka Jaya, 1992), hlm. 39-71) 2 Ikhwan al-Shafa, Rasail Ikhwan al-Shafa wa Khullan al-Wafa' (Beirut, Dar al-Shadr, 1376H/1957 M), juz II, hlm. 457.

(3) 100. baik positif maupun negatif. Unsur-unsur tersebut adalah akal (al-aql), ruh (alrūh), hati (al-qalb), dan nafsu (al-nafs). Nabi saw bersabda:. ‫ان فى الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدالجسد كله أالوھى‬ 3. (‫القلب )رواه البخارى‬. Artinya : " Sesungguhnya pada setiap jasad manusia ada segumpal darah, apabila gumpalan itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan apabila gumpalan itu rusak maka rusaklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa gumpalan itu adalah qalb." (HR. Bukhari) Sesungguhnya hati manusia merupakan tempat dan alat untuk ma'rifah billāh. Al-Qusyairi dalam kitabnya al-Risālah menyatakan bahwa sir merupakan tempat dan alat untuk menyaksikan Tuhan (al-musyāhadah), ruh sebagai tempat dan alat untuk mencintai Tuhan (al-mahabbah), dan al-qalb adalah tempat dan alat untuk mengenal hakikat Tuhan (al-ma'rifah). Tetapi yang dimaksud hati dalam hal ini menurut Ibn 'Arabi bukanlah gumpalan daging secara lahir yang terletak di dada sebelah kiri, tetapi suatu potensi yang tersembunyi atau wujud halus (al-quwwah al-khafiyah) yang mampu menemukan hakikat-hakikat ilahiyah dengan jelas dan nyata.4 Dalam unsur hati (al-qalb) tersebut seringkali muncul potensi negatif dan dikotori oleh berbagai macam penyakit seperti sombong (takabbur), pamer (riyā'), terlalu mencintai dunia (ḥub al-duniyā), membangakan diri ('ujb), suka mengadu domba (namīmah) dan suka membicarakan kejelekan orang lain (ghībah). Jiwa manusia (al-nafs) juga memiliki potensi negatif yang terletak pada titik-titik yang. 3. Abu Abdullah , Muhammad ibn Isma'il, Shahih al-Bukhāri, (Semarang: Thaha Putra, t.th), juz I, hlm. 19 4 Ibn 'Arabi, Fushush al-Hikam, (Iskandariyah: t.p., 1946), hlm. 139.

(4) 101. sangat lembut (lathāif) seperti nafsu amarah, nafsu lawwamah, nafsu bahimiyah, dan nafsu sabu'iyah. Jiwa (nafs) adalah kelembutan (lathīfah) yang bersifat halus (ruhaniyah). Sebelum bersatu dengan jasmani manusia, lathifah ini disebut dengan al-rūh, dan jiwa adalah ruh yang telah masuk dan bersatu dengan jasad yang menimbulkan potensi kesadaran (al-idrāk). Ruh yang masuk dan bersatu dengan jasad manusia memiliki lapisan-lapisan kelembutan (latha'if), sehingga dapat dikatakan bahwa tujuh lathifah yang ada pada diri manusia itu adalah al-nafs atau jiwa. Adapun tujuh lathifah tersebut adalah lathīfah al-nafs, lathīfah al-qalb, lathīfah al-ruh, lathīfah al-sirr, lathīfah al-khafi, lathīfah al-akhfa, dan lathīfah al-qalabi. Setelah lathā'if itu bersatu dengan badan manusia maka terjadi perubahan sebutan yaitu lathīfah al-nafs disebut nafs al-amarah, lathīfah al-qalb disebut nafs allawwamah, lathifah al-ruh disebut nafs al-mulhimah, lathīfah al-sirr disebut nafs al-muthmainnah, lathīfah al-khafi disebut nafs al-radhiyah, lathīfah al-akhfa disebut nafs al-mardhiyah, dan lathifah al-qalabi disebut nafs al-kamilah. Jadi jiwa manusia memiliki tujuh macam nafs, berdasarkan tingkat kelembutannya yaitu nafs al-amarah, nafs al-lawwamah, nafs al-mulhimah, nafs al-muthmainnah, nafs al-radhiyah, nafs al-mardhiyah, dan nafs al-kamilah.5 Oleh karena itu jiwa-jiwa manusia memiliki ciri-ciri yang sama dengan lathifah-lathifah tersebut. Sedangkan dari segi kebaikan dan kejelekan nilai jiwa, adalah bahwa semakin dekat kecenderungan seseorang dengan unsur jasmaniyah, maka akan semakin jelek dan rendah nilai jiwanya, dan semakin jauh dari unsur. 5. Abū Hamid Muhammad al-Ghazālī, Ihya' Ulūm al-Dīn, (Kairo: Mushthafa Bab alHalabi, 1334 H), jilid III, hlm. 4.

(5) 102. jasmaniyah maka akan semakin baik dan suci nilai jiwanya, karena jiwa tersebut berarti semakin dekat dengan unsur ilahiyah. Dengan adanya fenomena itulah maka jiwa manusia harus dididik, dilatih, dan dibersihkan agar dapat melihat dan mengetahui serta kembali pada-Nya. Perlu adanya formula, teknik dan metode metafisika Islam (thariqah) untuk mengembangkan. dan. menguatkan. potensi-potensi. yang. negatif. dan. mengembalikan manusia pada fithrahnya yang luhur. Adapun ajaran-ajaran tarekat Shādhiliyah di Pondok PETA Tulungagung antara lain adalah sebagai berikut: a. Istighfar Istighfār dimaksudkan untuk memohon ampun kepada Allah dari segala dosa yang telah dilakukan oleh seseorang. Esensi istighfār adalah taubat dan kembali kepada Allah, kembali dari hal-hal tercela menuju hal-hal yang terpuji. Dalam pandangan Abu Ya'qub ibn Hamdan al-Susi, taubat adalah maqam pertama dari beberapa maqam untuk menuju Allah. Ibn 'Athaillah dalam kitabnya Miftāh al-Falāh wa Misbāh al-Arwāh menyatakan bahwa seorang murid yang melangkah menuju Tuhan, apabila sebelumnya banyak melakukan dosa dan kejahatan, maka mulailah dengan banyak membaca istighfar atau meminta ampun kepada Allah sampai kelihatan buahnya.6 Dalam pandangan tarekat Shādhiliyah mengucapkan istighfar pada hakikatnya adalah mengakui dan menyesali kesalahan-kesalahan yang telah diperbuat. Ia berjanji kepada Allah tidak akan mengulangi perbuatannya, baik yang tersembunyi maupun yang kelihatan. Orang yang membaca istighfar ibarat 6. Ibn 'Atha'illah, Miftāh al-Falāh wa Misbāh al-Arwāh, (Mesir: Maktabah Muhammad Ali Shabih wa Auladih, t,th), hlm. 27.

(6) 103. orang yang hendak mencuci pakaian, jika baju yang akan dicuci itu kotorannya tidak terlalu tebal, tidak banyak dan tidak tergolong kotoran yang bandel, maka hanya direndam dengan sabun beberapa menit saja tentu baju itu sudah bersih. Tetapi jika baju itu kotorannya sangat tebal, bandel dan sudah terlalu lama tidak dicuci sehingga tumbuh jamur-jamur hitam, maka baju tersebut harus direndam, dikucek-kucek, disikat berkali-kali, baru akan bersih. Demikian pula orang yang bertaubat dan istighfar, jika dosa dan maksiat yang telah dilakukan belum terlalu banyak dan tergolong dosa ringan, tentu taubatnya segera diterima oleh Allah dan diampuni dosanya. Tetapi apabila maksiat dan dosa-dosa yang telah lalu sangat banyak dan tergolong dosa besar, tentu ia harus berkali-kali memohon ampun dan membaca istighfar agar taubatnya diterima oleh Allah. Oleh karena itulah sebelum seorang murid itu terlalu membuat banyak daftar dosa dan kotoran maka bersegeralah untuk bertaubat dan memohon ampun kepada Allah. Pernyataan diatas sesuai dengan Firman Allah :. (#ρ߉y`uθs9 ãΑθß™§9$# ÞΟßγs9 txøótGó™$#uρ ©!$# (#ρãxøótGó™$$sù x8ρâ!$y_ öΝßγ|¡àΡr& (#þθßϑn=¤ß ŒÎ) öΝßγ‾Ρr& θs9uρ ( ٦٤ :‫ ) النساء‬$VϑŠÏm§‘ $\/#§θs? ©!$# Artinya:"Sesungguhnya Jikalau mereka ketika Menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang."(QS. al-Nisa': 64) Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa barangsiapa yang melakukan kejahatan dan dosa sedangkan mereka sanggup dengan rendah hati memohon ampun kepada Allah, maka Allah akan mengampuninya. Apabila seseorang telah diampuni-Nya maka ia kembali bersih dan tiada cela dalam dirinya. Kebaikan.

(7) 104. bukanlah orang yang tidak pernah berbuat dosa, tetapi orang yang berbuat dosa dan menyadari kesalahannya dan meminta pengampunan-Nya. Adapun istighfar yang diajarkan tarekat Shādhiliyah di Tulungagung adalah:. ‫أستغفرﷲ العظيم‬. yang dibaca sebanyak seratus kali. Hal yang perlu. dilakukan oleh seorang hamba yang telah terampuni dosanya dan dirinya telah kembali bersih adalah mengganti kotoran jiwa dan hati dengan mengisinya berbagai kebaikan dan amalan shalih seperti shalawat dan dzikir kepada Allah. b. Shalawat Nabi saw Setelah seorang sālik melakukan proses pembersihan hati dan penyucian jiwa dan mengosongkan dirinya dari segala kotoran-kotoran, maka selanjutnya mengisinya dengan cahaya Ilahi melalui amal shalih. Salah satu unsur yang akan mengisi kekosongan itu adalah membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw, dengan maksud untuk memohonkan rahmat dan karunia bagi Nabi saw agar pembacanya juga mendapat balasan limpahan rahmat dari Allah swt. Ibn 'Athaillah menyarankan kepada salik untuk selalu membaca shalawat siang malam terutama setelah shalat fardhu, dan tidak boleh meninggalkan lafazh sayidina (siyadah) karena di dalamnya terdapat rahasia (al-sirr) yang luhur sebagai ungkapan penghormatan khusus kepada derajat cinta yang tinggi kepada Nabi Muhammad saw.7 Membaca shalawat Nabi merupakan ungkapan cinta (al-mahabbah) dari seorang pecinta kepada diri Muhammad saw. Barangsiapa mencintai seseorang maka ia akan selalu mengingatnya dan mendo'akannya agar selalu dalam rahmatNya. Dan tentu orang yang dicintai akan membalas segala kebaikan dan do'anya 7. Ibn 'Atha'illah, Miftah al-Falah, hlm. 38.

(8) 105. dengan penuh kasih sayang dan cinta. Jika diantara keduanya telah terjalin hakikat cinta, maka tentu tidak akan mampu menolak dan mengabaikan permintaannya. Demikian pula apabila antara seorang salik telah terjalin hakikat cinta dalam Tuhan (mahabbah fillāh) dengan Nabi Muhammad saw, maka tentu Allah akan memberikan rahmat dan karunia kepada orang tersebut. Rasulullah saw bersabda:. ‫قيل لرسو ﷲ ص م متى اكون مؤمنا ؟ قال إذا أحببت ﷲ فقيل ومتى احب ﷲ؟ قال اذا احببت‬ ‫رسوله فقيل ومتى احب رسوله؟ قال اذا اتبعت طريقته واستعملت سنته واحببت بحبه‬ 8 ‫وابغضت ببغضه وواليت بواليته وعا ديت بعداوته‬ Artinya : " Ditanyakan kepada Rasulullah, " Kapan aku dikatakan sebagai orang mukmin?" Nabi saw menjawab: " Jika kamu telah mencintai Allah swt.", lalu ditanyakan kepada Nabi saw. " Kapan aku disebut orang yang mencintai Allah?", Nabi saw menjawab, " Jika kamu telah mencintai Rasul-Nya", ditanyakan lagi, "Kapan aku disebut orang yang mencintai Rasul-Nya?", Nabi saw menjawab: "Jika kamu mengikuti jalannya, mengamalkan sunnahnya, kamu mencintai apa yang dicintainya, dan kamu membenci apa yang dibencinya Dari hadits tersebut dapat dipahami bagaimana cara mencintai rasulullah saw. yaitu dengan mengikuti jalannya (thariqah), mengamalkan sunnahnya, mencintai apa yang dicintainya dan membenci apa yang dibencinya, mengasihi siapa yang dikasihinya dan memusuhi siapa yang dimusuhinya. Dengan cara inilah manusia dapat disebut sebagai orang yang mencintai Nabi SAW, dan jika telah mencintai Nabi SAW, berarti ia telah mencintai Allah. Menurut tarekat Shādhiliyah, shalawat adalah kunci segala pintu menuju Tuhan, dialah yang akan membukakan pintu, tabir atau hijab antara hamba dengan Tuhannya. Dialah hamba, Nabi dan Rasul-Nya yang mampu memberikan cahaya (al-*ur) sebagai penerang hati dari segala kegelapan dan kedzaliman menuju.

(9) 106. jalan Tuhan. Barangsiapa yang mencintai Nabi saw. berarti dia mencintai Allah dan barangsiapa yang dicintai oleh Allah berarti ia dekat dengan-Nya (al-qurb), dan akan sampai kepada-Nya (wushul ila Allāh) dengan anugerah kema'rifatan (ma'rifat billāh). Firman Allah dalam Surat al-Ahzab ayat 56:. (#θßϑÏk=y™uρ ϵø‹n=tã (#θ=|¹ (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ 4 ÄcÉ<¨Ζ9$# ’n?tã tβθ=|Áム…çµtGx6Í×‾≈n=tΒuρ ©!$# ¨βÎ) ( ۵٦ :‫ ) أألحزاب‬$¸ϑŠÎ=ó¡n@ Artinya: "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi saw. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. al-Ahzab: 56) Rasulullah saw bersabda: 9. ‫صلوا على فان الصال ة على زكاة لكم واساالوا ﷲ لى ا لوسيلة‬. Artinya: "Bershalawatlah atasku karena sesungguhnya shalawat atasku adalah zakat bagimu, dan bermohonlah kepada Allah dengan berwasilah padaku." Rasulullah saw. bersabda: 10. ( ‫من صلى على صالة صلى ﷲ عليه بھا عشرا ) رواه مسلم‬. Artinya: " Barang siapa membaca shalawat satu kali kepadaku maka Allah akan memberikan rahmat padanya sepuluh kali." Dari ayat dan hadits tersebut dapat diambil pengertian bahwa dianjurkan membaca shalawat bagi orang-orang beriman dan mencintai Allah, yang berkehendak bertemu dengan-Nya karena shalawat adalah zakat yang seyogyanya. 9. Ibrahim al-Samarqandi, Tambih al-Ghafilin,(Semarang, Toha Putera, t,th), hlm. 148 Sayid Ahmad al-Hasyimi, Mukhtar al-Ahadits, hlm. 204. 10.

(10) 107. dibayarkan kepada yang berhak, dan shalawat dapat menjadi wasilah atau amalan yang dapat menghantarkan seorang salik pada Tuhannya. Adapun bacaan shalawat dalam tarekat Shādhiliyah Tulungagung adalah sebagai berikut:. ‫اللھم صل على سيد نا محمد عبدك ونبيك ورسولك النبى االمى وعلى اله‬ 11 ‫وصحبه وسلم تسليما بقدرعظمة ذاتك فى كل وقت وحين‬ Artinya: " Ya Allah limpahkanlah rahmat kepada baginda kami Muhammad saw, hamba-Mu, nabi-Mu dan rasul-Mu, nabi yang ummi (tidak bisa membaca dan menulis) dan kepada semua keluarga dan sahabatnya, dan limpahkanlah keselamatan dengan segala keagungan dzat-Mu di setiap waktu dan keadaan." Dalam shalawat tersebut terkandung makna penegasan bahwa Muhammad adalah hamba Allah biasa seperti hamba-hamba-Nya yang lain yang memiliki fitrah kemanusiaan pada umumnya, memiliki kecenderungan yang sama seperti orang lain. Ia membutuhkan makan dan minum, tidur dan berumah tangga yang mempunyai anak dan isteri, ia juga membutuhkan kawan dalam perjuangan hidupnya. Ia senantiasa beribadah kepada-Nya siang dan malam tanpa mengenal batas ruang dan waktu serta dengan rendah hati senantiasa memohon ampun kepada-Nya walaupun ia terjaga dari dosa baik lahir maupun batin. Selanjutnya menegaskan bahwa Muhammad adalah Nabi Allah, yaitu manusia yang terpilih untuk menerima wahyu-Nya. Ia menerima berbagai fasilitas keruhanian yang membedakan dengan manusia lain. Ia selalu terpelihara dari segala sesuatu yang menyesatkan dan membahayakan ketinggian spiritualnya. Ia senantiasa menempati maqam yang tinggi di sisi Allah sejak diciptakan alam semesta ini sampai puncak penciptaan-Nya yaitu alam akhirat. Ia adalah Nabi 11. Risalah Tarekat Shādhiliyah yang dikeluarkan oleh Syaikh Abdul Jalil Mustaqim Pondok PETA Tulungagung..

(11) 108. yang ummi yang tiada pandai membaca dan menulis sehingga apa yang diucapkan dan diserukan adalah benar-benar langsung dari dzat yang Maha Mengetahui. Ia tidak mungkin untuk merekayasa suatu kebenaran yang diperoleh dari buku-buku yang dibacanya atau hasil karya dan tulisan tangannya sendiri. Muhammad sekaligus adalah rasul Allah yang ditugaskan untuk menyampaikan. pesan-pesan. ilahiyah,. meluruskan. kesesatan. tauhid. dan. menyelamatkan umat dari kelalaiannya kepada-Nya. Ia senantiasa mengajak umatnya. untuk. selalu beribadah. dan menyembah. kepada-Nya, karena. sesungguhnya semua makhluk itu diciptakan semata-semata hanyalah untuk menyembah-Nya. Ia senantiasa menyeru umat manusia untuk mencari dan menggapai kebahagiaan baik dalam kehidupan sesaat di dunia yang penuh tipu daya maupun di akhirat yang tiada berkesudahan dan abadi. c. Dzikir Ajaran yang paling utama dan merupakan keniscayaan dalam suatu tarekat adalah dzikir atau mengingat dan selalu menyebut nama Allah (dzikrullah), demikian pula tarekat Shādhiliyah di Pondok PETA Tulungagung. Dzikir adalah perintah Allah pertama kali yang diwahyukan melaui malaikat Jibril kepada Muhammad, ketika ia menyepi (khalwat) di Gua Hira'. Sebelum Allah menurunkan syari'at tentang shalat, puasa, zakat dan lain-lain, maka dzikirlah yang diajarkan kepada Muhammad. Dan tubuh Muhammad pada waktu itu dengan serta merta menjadi gemetar dan masih belum mengetahui siapa nama tuhannya yang harus disebut-sebut itu. Firman Allah swt:. (٣‫ـ‬١:‫ )العلق‬ãΠtø.F{$# y7š/u‘uρ ù&tø%$# . @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ . t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$#.

(12) 109. Artinya: " Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu Yang Maha Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah." (QS. al-Alaq: 1-3) Dalam surat al-'Alaq ayat 1 yang berarti " bacalah", itu maksudnya Allah tidak menyuruh Muhammad untuk membaca al-Qur'an, tetapi Allah menyuruhnya untuk berdzikir dengan nama Allah. Tetapi pada saat itu Muhammad belum mengerti siapa yang dimaksud nama Tuhan itu. Oleh karena itulah Allah mengulangi perintah-Nya "bacalah" pada ayat ketiga dan Dia menjelaskan siapa sesungguhnya Tuhan yang dimaksud itu. Dia jelaskan bahwa Tuhan adalah dzat yang menciptakan manusia dari segumpal darah yang hina. Tuhan adalah dzat yang Maha Pemurah dan Maha Mulia, yang mengajari manusia apapun yang tidak diketahuinya. Dan Tuhan yang dimaksud adalah Allah SWT, yang di perintahkan untuk berdzikir dengan menyebut nama-Nya. Jadi perintah Allah "iqra'" pada hakikatnya tidak bermaksud untuk menyuruh Muhammad belajar membaca alQur'an atau belajar menulis karena pada saat itu al-Qur'an belum ada. Al-Qur'an secara umum dipahami sebagai kumpulan wahyu Allah, sedangkang saat itu masih pertama kali wahyu diturunkan. Iqra' lebih tepat dipahami sebagai dzikir kepada Allah dan untuk pertama mengetahui nama-nama Tuhan (ma'rifat bi asma'illah). Firman Allah:. (٤١ :‫ ) أألحزاب‬#ZŽÏVx. #[ø.ÏŒ ©!$# (#ρâ÷è0øŒ$# (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# $pκš‰r'‾≈tƒ Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya." (QS. al-Ahzab:41) Ayat tersebut memerintahkan kepada umat Islam dan orang-orang yang beriman agar berdzikir atau selalu ingat kepada Allah dengan membaca dzikir.

(13) 110. sebanyak-banyaknya. Bahwasannya orang yang beriman itu adalah orang yang mencintai Allah dan orang yang mencintai-Nya ditandai dengan selalu menyebut nama-Nya. Firman Allah:. Ü>θè=à)ø9$# ’È⌡yϑôÜs? «!$# ̍ò2É‹Î/ Ÿωr& 3 «!$# ̍ø.É‹Î/ Οßγç/θè=è% ’È⌡uΚôÜs?uρ (#θãΖtΒ#u tÏ%©!$# (٢٨ : ‫)الرعد‬ Artinya: " Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram menjadi tenteram." (QS. al-Ra'd: 28) Pada ayat diatas disebutkan bahwa sesungguhnya hanya dengan menyebut nama-Nya, hati sang pecinta dan hati orang yang beriman akan merasa tenang dan tentram. Hal demikian adalah rasional karena secara psikologis, kerinduan sang pencinta telah terpenuhi dengan selalu menyebut nama kekasihnya. Dan Allah akan hadir pada diri orang-orang yang selalu menyebut nama-Nya bahkan lebih dekat dari urat nadinya. Adapun cara berdzikir itu bermacam-macam antara lain dzikir lisan dengan suara keras (jahr), dzikir dalam hati (qalbi) dengan tidak bersuara dan dzikir secara sembunyi (sirri atau khafi). Apabila seorang salik sedang berdzikir kepada Allah, maka semua makhluk akan mengikutinya untuk berdzikir. Apabila seorang salik berdzikir dengan lisannya, maka semua bebatuan akan mengikuti dzikir lisannya. Apabila seorang salik berdzikir dengan hatinya, maka semua alam semesta beserta isinya akan mengikuti dzikir hatinya. Apabila seorang salik berdzikir dengan jiwanya, maka langit dan isinya akan mengikuti dzikir jiwanya. Apabila seorang salik berdzikir dengan ruhnya, maka kursi Tuhan dan isinya akan mengikuti dzikir ruhnya. Apabila seorang salik berdzikir dengan akalnya, maka.

(14) 111. semua malaikat 'arasy dan arwah al-muqarabin akan mengikuti dzikir akalnya. Apabila seorang salik berdzikir dengan al-sirr-nya, maka semua 'arasy dan isinya akan mengikuti dzikir al-sirr-nya, sehingga menyampaikan dzikir tersebut kepada dzat suci Tuhan.12 Dzikir yang diamalkan oleh ahli tarekat Shādhiliyah di Pondok PETA Tulungagung adalah kalimah thayibah atau tahlil yang juga disebut dzikir nafi itsbat yang berbunyi "la ilaha illa Allah" (‫ )الاله االﷲ‬dan diakhiri dengan mengucapkan "sayiduna Muhammad Rasulullah saw"( ‫) سيدنا محمد رسول ﷲ صلى ﷲ عليه وسلم‬. Dan diamalkan pula dzikir ismu dzat yang berbunyi "Allah, Allah". Adapun cara mengamalkannya pertama adalah dimulai dengan mengucapkan dzikir nafi itsbat "la ilaha illa Allah" dibunyikan secara perlahan dan dibaca panjang, dengan mengingat maknanya yaitu tiada dzat yang dituju kecuali hanyalah Allah swt (la maqsuda illa Allah), dan dibaca sebanyak tiga kali dan diakhiri dengan mengucapkan " sayiduna Muhammad Rasulullah saw." Kemudian diteruskan dzikir nafi itsbat " la ilaha illa Allah " tersebut sebanyak seratus kali. Ketika mengamalkan dzikir tarekat Shadhiliyah dianjurkan supaya hati senantiasa dzikir ismu dzat "Allah, Allah". Ajaran yang khas ketika membaca dzikir adalah mengeraskan suara atau member penekanan yang kuat pada tiga tempat yaitu pada akhir lafazh la, ditengah lafazh ilaha dan pada akhir lafazh Allah.13 Demikianlah tiga ajaran pokok tarekat Shādhiliyah tersebut, yang merupakan ajaran-ajaran yang tentu diamalkan oleh semua tarekat yang ada. Istighfar merupakan fase pembersihan dan pengosongan diri daari segala dosa dan 12. Ibn 'Atha'illah, Miftah al-Falah, hlm. 8 Abdul Khaliq al-Hilali, Darrat al-Salikin fi Dzikr al-Silsilat al-Thariqat al-Shādhiliyah al-Mu'tabarah li al-Quthb al-Rabbani al-Syaikh Abu al- Hasan al-Shadhili, (t,t., th., 1980), hlm. 5-8 13.

(15) 112. kotoran jiwa serta penyakit hati (takhalli). Shalawat adalah upaya seorang salik untuk mengisi diri, hati dan jiwanya (tahalli) dengan cahaya (nur) dari Nabi Muhammad saw dan menyatu dengan cintanya karena ia adalah pintu menuju Tuhan. Sedangkan dzikir nafi itsbat adalah upaya seorang salik untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk menangkap pancaran ketuhanan (faidh), penyingkapan dan penampakan diri Tuhan (tajalli). d. Wasilah dan Rabithah Wasilah dalam tradisi tarekat dipahami sebagai suatu yang dapat mendekatkan atau mengantarkan seorang salik kehadirat Allah, agar pendekatan yang dilakukan dapat lebih berhasil dengan cepat. Firman Allah:. öΝà6‾=yès9 Ï&Î#‹Î6y™ ’Îû (#ρ߉Îγ≈y_uρ s's#‹Å™uθø9$# ϵø‹s9Î) (#þθäótGö/$#uρ ©!$# (#θà)®?$# (#θãΖtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'‾≈tƒ (٣۵ :‫ ) المائدة‬šχθßsÎ=øè? Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalanNya, supaya kamu mendapat keberuntungan." (QS. al-Maidah: 35) Dalam ayat tersebut ditegaskan bahwa Allah memerintahkan kepada kaum mukminin untuk senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya dengan mencari wasilah, agar usaha yang dilakukan tidak sia-sia. Wasilah sesungguhnya seringkali dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam hubungan vertikal atas bawah. Di antara bentuk-bentuk tawasul yang diajarkan dan biasa dilakukan tarekat shadhiliyah di Tulungagung adalah membaca surat al-Fatikah yang ditujukan kepada arwah suci para syaikh sejak dari Nabi Muhammad saw. sampai mursyid yang mengajar atau menalqin dzikir. Artinya wasilah itu boleh dilakukan.

(16) 113. kepada Nabi Muhammad saw., nabi-nabi lain, para sahabat khulafa' al-rasyidun, tabi'in, tabi'i al-tabi'in, auliya' dan masyayikh atau para mursyid yang merupakan orang-orang shalih. Sedangkan rabithah adalah menghubungkan ruhaniah seorang murid kepada guru atau mursyidnya ketika murid tersebut akan melakukan dzikir kepada Allah. Pada umumnya ahli tarekat melakukan praktek rabithah ini, merupakan adab dalam pelaksanaan dzikir seorang murid dengan mengingat rupa guru (syaikh) dalam ingatannya. Sebelum seorang dzakir melaksanakan dzikirnya, maka terlebih dahulu ia harus mereproduksi ingatannya kepada syaikh yang telah menalqin dzikir, yang akan dilaksanakan tersebut. Bisa berupa wajah syaikh, seluruh pribadinya, atau prosesi ketika ia mengajarkan dzikir kepadanya. Atau bisa juga hanya sekedar mengimajinasikan seberkas sinar (berkah) dari syaikh tersebut.14 Adapun rabithah yang dipraktekkan pada tarekat Shādhiliyah di tulungagung adalah dengan menyebut ismu dzat yaitu lafadz. "Allah, Allah". dalam hati. Praktek rabithah seperti itu dimaksudkan untuk menghindarkan diri dari fitnah dan untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang diidentikkan dengan prilaku orang-orang musyrik dan menjaga kemurnian tauhid. Alasan lain adalah apabila seorang murid ketika akan melakukan dzikir mesti harus menghadirkan rupa guru atau mursyid itu bisa membahayakan keselamatan keimanannya jika dzikir tersebut dilakukan menjelang kematian yang sudah sangat dekat dengan titik ajalnya.. 14. Martin Van Bruinessen, Tarekat *aqsyabandiyah di Indonesia, (Bandung: Mizan, 1992), hlm. 83-84.

(17) 114. e. Wirid Wirid adalah suatu amalan yang harus dilaksanakan secara terus menerus (istiqomah) pada waktu-waktu tertentu dengan jumlah bilangan tertentu, seperti setiap selesai mengerjakan shalat lima waktu, sepertiga malam yang akhir, pagi atau sore atau waktu-waktu tertentu lainnya. Wirid ini biasanya berupa potonganpotongan ayat, atau shalawat atau nama-nama indah Tuhan (al-asma' al-husna). Bagi murid tarekat Shādhiliyah di Tulungagung ketika mengamalkan wirid tertentu, tidak boleh berniat untuk tujuan-tujuan tersebut atau niat-niat yang lain. Mereka harus menata hati agar mampu berniat semata-mata karena Allah. Semua hal yang terjadi di dunia ini adalah kehendak Allah dan murid tarekat Syādziliyah harus rela (ridha), terhadap taqdir-Nya baik secara lahir bersifat positif maupun negatif. Jika ketika membaca dan melanggengkan wirid tertentu disertai manfaat (fadhilah) maka seorang salik akan berkonsentrasi pada fadhilah tersebut, tidak bertujuan berjalan (suluk) kepada Allah, dan tidak ada bedanya dengan orang awam atau anak kecil yang minta upah karena ia telah melakukan suatu perintah dari ibunya. Adapun wirid yang dianjurkan tarekat Shādhiliyah di Pondok PETA Tulungagung secara luas kepada murid-muridnya adalah penggalan ayat AlQur'an surat al-Taubah ayat 128-129 dan wirid ayat kursi yang dibaca minimal sebelas kali setelah shalat fardhu. Dan wirid-wirid lain, yang antara murid yang satu dengan murid yang lain berbeda-beda sesuai dengan kebijaksanaan mursyid. Bacaan wirid tersebut adalah:.

(18) 115. Νà6ø‹n=tæ ëȃ̍ym óΟšGÏΨtã $tΒ Ïµø‹n=tã ͕tã öΝà6Å¡àΡr& ôÏiΒ Ñ^θß™u‘ öΝà2u!%y` ô‰s)s9 àMù=ā2uθs? uθèδ ϵø‹n=tã āωÎ) tµ≈s9Î) Iω ª!$# š_É<ó¡ym ö≅à)sù (#öθ©9uθs? βÎ*sù ÒΟŠÏm§‘ Ô∃ρâu‘ šÏΖÏΒ÷σßϑø9$$Î/ ( × ١١ ) ÉΟŠÏàyèø9$# ĸöyèø9$# >u‘ uθèδuρ ’Îû $tΒuρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# ’Îû $tΒ …絩9 4 ×ΠöθtΡ Ÿωuρ ×πuΖÅ™ …çνä‹è{ù's? Ÿω 4 ãΠθ•‹s)ø9$# ÷y∏ø9$# uθèδ āωÎ) tµ≈s9Î) Iω ª!$# ( öΝßγxù=yz $tΒuρ óΟÎγƒÏ‰÷ƒr& š÷t/ $tΒ ãΝn=÷ètƒ 4 ϵÏΡøŒÎ*Î/ āωÎ) ÿ…çνy‰ΨÏã ßìxô±o„ “Ï%©!$# #sŒ tΒ 3 ÇÚö‘F{$# Ÿωuρ ( uÚö‘F{$#uρ ÏN≡uθ≈yϑ¡¡9$# 絕‹Å™öä. yìÅ™uρ 4 u!$x© $yϑÎ/ āωÎ) ÿϵÏϑù=Ïã ôÏiΒ &óy´Î/ tβθäÜŠÅsムŸωuρ ( ×١١ ) ÞΟŠÏàyèø9$# ÷’Í?yèø9$# uθèδuρ 4 $uΚßγÝàøÏm …çνߊθä↔tƒ f. Adab atau etika murid Adab atau tata karma seorang murid merupakan sesuatu yang amat penting dalam rangka mencapai tujuan tarekat. Adab seorang murid seharusnya mencontoh kepada teladan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw, bagaimana adanya kepada Allah, kepada sahabatnya, dan kepada dirinya sendiri. Dalam tarekat Shādhiliyah adab atau etika termasuk ajaran yang sangat penting, Dalam tarekat Shadhiliyah di Tulungagung, para murid diharapkan selalu melakukan segala sesuatu dengan tatakrama yang baik (akhlaq al-karimah), karena hanya dengan akhlak yang baiklah seseorang diangkat derajatnya oleh Allah dan dimuliakan oleh masyarakat sekitarnya. Muhammad Amin al-Kurdi membagi adab murid menjadi empat diantaranya yaitu adab murid kepada Allah, adab nurid kepada mursyidnya, adab murid kepada dirinya sendiri dan adab murid kepada ikhwan dan sesama muslim.15 Bagi seorang murid yang menghendaki perjalanan (suluk) kepada Tuhannya, perlu di pahami bahwa adab tersebut bukanlah aturan 15. Muhammad Amin al-Kurdi, Tanwirul Qulub, hlm. 531.

(19) 116. dari seorang mursyid yang memaksakan kehendak untuk dihormati atau bahkan dikultuskan oleh murid-muridnya. Hal itu merupakan kesadaran pribadi yang mendalam dari lubuk hati yang paling dalam dengan sikap tadharu' dan tawadhu' atau merendahkan diri dari seorang hamba kepada Tuhan pencipta-Nya. g. Hizib Hizib berarti tentara atau pasukan. Hizib adalah suatu do'a yang cukup panjang, dengan lirik dan bahasa yang indah yang disusun oleh seorang ulama' besar.16 Hizib adalah kumpulan do'a khusus yang sudah sangat popular dikalangan masyarakat Islam khususnya di pesantren dan tarekat. Hizib ini biasanya merupakan do'a andalan seorang syaikh yang biasanya juga diberikan kepada para muridnya secara ijazah yang jelas (ijazah sharih). Do'a ini diyakini oleh kebanyakan masyarakat Islam atau kaum santri sebagai amalan yang memiliki daya spiritual yang sangat besar.17 Hizib dalam pandangan tarekat Shādhiliyah adalah ibarat seorang petani yang menanam padi di sawah. Agar tanaman padinya bisa tumbuh subur dan menghasilkan panen yang melimpah tentu harus dipupuk dengan cukup dan dibersihkan dari rumput-rumput yang mengganggu pertumbuhannya. Demikian juga seorang murid yang telah menanamkan benih dzikir dalam dirinya melalui tarekat, agar benih dzikir dalam dirinya itu dapat tumbuh subur dan menghasilkan kedekatan kepada Allah serta kema'rifatan kepada-Nya (ma'rifah billah), maka. 16. Hizib yang terkenal adalah hizib yang disusn oleh Abu Hasan al- Shādhili pendiri tarekat Shādhiliyah antara lain, hizb al-bahr, hizb al-nur, hizb al-bar, dan hizb nash: Lihat Abi 'Abdillah Muhammad ibn Sulaiman al-Jazuli, Dalail al-Khairat ma'a al-Ahzab, (Surabaya: Nabhan, t,th). 17 Masyhuri, Fenomena Alam Jin: Pengalaman Spiritual Dengan Jin, (Solo: CV. Aneka, 1996), hlm.7.

(20) 117. perlu adanya amalan yang fungsinya untuk menyuburkan tanaman dzikir tersebut yaitu hizib-hizib itu. Hizib yang diajarkan. tarekat Shādhiliyah di Tulungagung, jumlahnya. cukup banyak dan setiap murid tidak menerima hizib yang sama karena disesuaikan dengan situasi dan kondisi ruhaniah murid sendiri dan kebijaksanaan mursyid. Adapun hizib-hizib tersebut antara lain adalah hizb al-asyfa', hizb al-kafi atau al-autad, hizb al-bahr, hizb al-baladiyah atau al-birhatiyah, hizb al-barr, hizb al-nashr, hizb al-mubarak, hizb al-salamah, hizb al-nur, dan hizb al-hujb.18 Hizib-hizib tersebut tidak boleh diamalkan oleh semua orang, kecuali telah mendapat izin atau ijazah dari mursyid atau seorang murid yang ditunjuk oleh mursyid untuk mengijazahkannya. 1. Hizib al-Asyfa' Hizib al-asyfa' adalah hizib yang khas dari tarekat Shādhiliyah di Tulungagung. sebelum seseorang mengikuti proses bai'at atau talqin dzikir, biasanya ia dianjurkan membaca hizib asyfa'. Adapun cara mengamalkannya adalah apabila disertai puasa maka hizib asyfa' dibaca setiap selesai shalat fardhu dan puasa dilaksanakan selama tiga hari, tujuh hari, sepuluh hari atau empat puluh hari, sesuai dengan petunjuk mursyid. Puasa dimulai pada hari selasa, misalnya tiga hari berarti puasanya pada hari Selasa, Rabu, Kamis. Apabila tidak disertai puasa, maka pembacaan hizib asyfa' dilaksanakan cukup sekali dalam sehari semalam.. 18. Semua hizib tersebut dapat dilihat pada risalah-risalah yang dikeluarkan oleh Pondok PETA Tulungagung, Ibn 'Atha'illah Latha'if al-Minan, tahqiq 'Abd al-Halim Mahmud, (Mesir: Dar al-Sya'b, 1986), hlm. 252-257.

(21) 118. Pertama membaca surat al-Fatihah yang ditujukan kepada Allah swt, Nabi Muhammad saw, Sayyidina Abu Bakar al-Shidiq, Sayidina 'Umar ibn alKhaththab, Sayidina 'Utsman ibn 'Affan, Sayidina 'Ali ibn Abi Thalib, Syaikh 'Abd al-Qadir al-Jailani, Mbah Panjalu, Sunan Kalijaga, Syaikh Ibnu 'Ulwan, Wali Sembilan di Indonesia, Sulthan Agung, Syaikh 'Abd al-Qadir al-Kediri, syaikh Mustaqin bin Husain, Syaikh Abdul Jalil bin Mustaqim, kedua orang tua dan Nabi Hidhir as. Bacaan hizib asyfa':. ‫ي فَھ ُ ْم‬ ُ ،‫َري ِْم‬ ٌ ‫ص ﱞم َوبُ ْك ٌم ُع ْم‬ ِ ‫اللﱠھُ ﱠم بِأ َ ْشفا َ ٍء بِ ِشفاَئِكَ َودَواَهُ بِد ََوانِكَ َوعَافاَهُ ِم ْن بَالَئِكَ ْالك‬ ُ ‫×( اِ ْنشا َ َء ﷲ‬٧) ‫× ( ال َغنِ ﱡي ْالماَنِ ُع َوﷲ ُ ْال َغنِ ﱡي ْال َح ِم ْي ُد‬١١٠ /×٦٠ / ×٤٠) َ‫الَيَعْ قِلُوْ ن‬ ْ ‫ت ع َْن‬ ُ ‫بِبَ َر َك ِة دُعاَئِ ِه‬ َ َ‫سبْحاَنَ َم ْن اِحْ تَجا‬ ِ َ‫خَلقِ ِه َوق ُ ْد َرتِ ِه فَالَ اَ ْينَ ال‬ ِ ْ‫ب بِ َجبَرُو‬ ُ ‫ض ﱠد َوالَنِ ﱠد ِس َواه‬ 19 . (×٣) ُ‫ِس َواهُ ِسواَه‬ 2. Hizib al-Kafi Hizib al-Kafi atau al-Autad adalah hizib ysng diijazahkan oleh Syaikh Mustaqim bin Husain kepada Syaikh Abdul Razzaq al-Termasi, yang merupakan awal persahabatan dan hubungan spiritual diantara keduanya. Cara mengamalkan hizib al-kafi ini dimulai dengan membaca al-fathihah yang ditujukan kepada Allah swt, Nabi Muhammad saw, Sayidina Abu Bakar al-Shidiq, Sayidina Umar ibn alKhaththab, Sayidina 'Utsman ibn Affan, Sayidina 'Ali ibn Abi Thalib, Sayidina Hasan dan Husain, Syaikh abd al-Qadir al-Jailani, Mbah Panjalu, Wali Sembilan di Indonesia, Sunan Kalijaga, Syaikh Mustaqim bin Husain, Syaikh abdul Jalil bin Mustaqim, kedua orang tua dan Nabi Hidhir as. Adapun bacaan hizib al-Kafi adalah sebagai berikut:. 19. Semua hizib tersebut dapat dilihat pada risalah-risalah yang dikeluarkan oleh Pondok PETA Tulungagung.

(22) ‫‪119‬‬. ‫ت ْالكاَ ِفى َو َج ْد ُ‬ ‫ص ْد ُ‬ ‫الح ْم ُد ¸ِ ْالكاَ ِفى بِس ِْم ﷲِ ْالكاَفِى الَ َحوْ َل‬ ‫ت ْالكاَفِى لِ ُكلﱢ ْالكاَ ِفى َكفَانِ َي ْالكاَ ِفى َ‬ ‫قَ َ‬ ‫َوالَقُ ﱠوةَ اِال ﱠ بِا¸ِ ْال َعلِ ﱢي ْال َع ِظي ِْم ‪ .‬ياَقَ ِويﱡ ياَ َمتِيْنُ ياَكاَفِى )‪ (×١١٣‬ياَقَ ِويﱡ ياَ َمتِيْنُ ياَكاَفِى )‪(×١٠٠٠‬‬ ‫اللﱠھُ ﱠم بِ َح ﱢ‬ ‫ْخ ُمحْ ِي ال ﱢد ْي ِن َع ْب ِد القاَ ِد ِر ْال ِج ْيالَنِى َوبِ َك َر َم ِة َكراَماَتِ ِه آمين‬ ‫ق س ُْلطاَ ِن األَوْ لِياَ ِء َسيﱢ ِد ال ﱠشي ِ‬ ‫آمين آمين ياَ َربﱠ ْالعاَلَ ِمينَ ‪ .‬ياَ َسيﱢ ِد ال ﱠ‬ ‫ضرْ ‪،‬‬ ‫ضرْ ‪ ،‬حا َ ِ‬ ‫ْخ ُمحْ ِي ال ﱢدي ِْن َع ْب ِد القاَ ِد ِر ْال ِج ْيالَنِى حا َ ِ‬ ‫شي ِ‬ ‫ت‪ ،‬الَ اَ ُموْ ُ‬ ‫ت‪ ،‬الَ اَ ُموْ ُ‬ ‫ضرْ ‪ ،‬الَ اَ ُموْ ُ‬ ‫ت اِالﱠ بِإِ ْذ ِن ﷲِ‪ ،‬اِال ﱠ ِبإ ِ ْذ ِن ﷲِ‪ ،‬اِالﱠ بِإِ ْذ ِن ﷲِ ‪.‬‬ ‫حاَ ِ‬ ‫‪3. Hizib al-Bahr‬‬. ‫بسم ﷲ الرحمن الرحيم َربﱢ يَسﱢرْ َو َسھﱢلْ َوالَتُ َعسﱢرْ ياَ ُميَسﱢرْ ا ب ت ث ج ح خ د ذ رز س‬ ‫ﱠاجي ِْم بِسم ﷲ‬ ‫ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ال ء ي أَ ُعوْ ُذ بِا¸ِ ِمنَ ال ﱠشيْطا َ ِن الر ِ‬ ‫ب َربﱢى‬ ‫َظ ْي ُم ياَ َحلِ ْي ُم ياَ َعلِ ْي ُم اَ ْنتَ َربﱢى َو ِع ْل ُمكَ َح ْسبِى فَ ِنعْ َم ال ﱠر ِ‬ ‫الرحمن الرحيم اللّھُ ﱠم يا َ َعلِ ﱡي ياَع ِ‬ ‫ت‬ ‫ب َح ْسبِى تَ ْن ُ‬ ‫َز ْي ُز ال ﱠر ِح ْي ُم‪ .‬نَسْأَلُكَ ْال ِعصْ َمةَ فِى ْال َح َركا َ ِ‬ ‫َونِ ْع َم ْال َح ْس ِ‬ ‫ص ُر َم ْن تَشاَ ُء َواَ ْنتَ ع ِ‬ ‫ك َوالظﱠنُوْ ِن َو ْاألَوْ ھاَ ِم السﱠاتِ َر ِة لِ ْلقُلُوْ بِ‬ ‫ت ِمنَ ال ﱡش ُكوْ ِ‬ ‫ت َو ْالخَ طراَ ِ‬ ‫اإلراَداَ ِ‬ ‫ت َو ْال َكلِماَ ِ‬ ‫وال ﱠس َكناَ ِ‬ ‫ت َو ِ‬ ‫ع َْن ُم َ‬ ‫ب فَقَ ْد اِ ْبتَلَى ْال ُم ْؤ ِمنُوْ نَ َو ُز ْل ِزلُوا ِز ْلزاَالً َش ِديْداً‪َ .‬واِ ْذ يَقُوْ ُل ْال ُمناَفِقُوْ نَ والﱠ ِذ ْينَ فِى‬ ‫طا َل َع ِة ْال ُغيُوْ ِ‬ ‫قُلُوْ بِ ِھ ْم َم َرضٌ ماَ َو َع ْدناَ ﷲ ُ َو َرسُوْ لُه ُ اال ﱠ ُغرُوْ راً فَثَبﱠ ْتناَ َوا ْنصُرْ نا َ َو َس ﱠخ َر لَنا َ ھَذاَ ْالبَحْ َر َك َما‬ ‫َسخَ رْ تَ ال ﱠ‬ ‫س َو ْالقَ َم َر لِ ُم َح ﱠم ٍد صلى ﷲ عليه وسلم‪َ .‬و َسخَرْ تَ ْالبَحْ َر لِ ُموْ َسى َعلَ ْي ِه ال ﱠس َ‬ ‫ال ُم‬ ‫ش ْم َ‬ ‫ار ِإلبْراَ ِھ ْي َم عليه السالم َو َسخَ رْ تَ ْال ِجبا َ َل َو ْال َح ِد ْي َد لِدَاوُوْ َد عليه السالم َو َس ﱠخرْ تَ‬ ‫َو َسخَرْ تَ النﱠ َ‬ ‫الرﱢ ْي َح َوال ﱠ‬ ‫ض‬ ‫اإل ْن َ‬ ‫شياَ ِط ْينَ َو ِ‬ ‫س َو ْال ِج ﱠن لِ ُسلَيْماَنَ عليه السالم َو َس ﱠخ َر لَناَ ُك ﱠل بَحْ ٍر ھ ُ َو لَكَ فِى األَرْ ِ‬ ‫َيئ قَ ِد ْي ٌر َو َس ﱠخ َر لَنا َ ُك ﱠل‬ ‫َوالسﱠماَ ِء َو ْال ُم ْل ِك َو ْال َملَ ُكوْ ِ‬ ‫ت وبَحْ ِر ال ﱡد ْنياَ َو َبحْ ِر األَ ِخ َر ِة اِنﱠكَ َعلَى ُك ﱢل ش ٍ‬ ‫اص ِر ْينَ َوا ْفتَحْ لَنا َ فَإِنﱠكَ خَ ْي ُر‬ ‫ت ُكلﱢ شَي ٍء كھيعص ‪ ×3‬فَا ْنصُرْ ناَ فَإِنﱠكَ َخ ْي ُر النﱠ ِ‬ ‫شَي ٍء ياَبِيَ ِد ِه َملَ ُكوْ ِ‬ ‫ﱠازقِ ْينَ َوارْ َح ْمناَ فَإ ِنﱠكَ َخ ْي ُر‬ ‫ْالفاَتِ ِح ْينَ َوا ْغفِرْ لَناَ فَإِنﱠكَ خَ ْي ُر ْالغَافِ ِر ْينَ َوارْ ُز ْقناَ فَإِنﱠ َ‬ ‫ك خَ ْي ُر الر ِ‬ ‫طيﱢبَةً َس ِك ْينَةً َوھَبْ لَنا َ ِعيْشا ً‬ ‫ﱠاح ِم ْينَ َوا ْھ ِدنا َ َونَجﱢ ناَ ِمنَ القَوْ َم الظﱠالِ ِم ْينَ َوھَبْ لَناَ ِم ْن لَ ُد ْنكَ ِريْحا ً َ‬ ‫الر ِ‬ ‫شرْ ھا َ عَلينا ِم ْن خَ زاَئِ ِن لُ ْ‬ ‫ك َوا ْن ُ‬ ‫َ‬ ‫ك َواحْ ِم ْلناَبِھاَ َحم َل‬ ‫ك َو َرحْ َمتِ َ‬ ‫طف ِ َ‬ ‫طيﱢبا ً ُمباَ َركا ً َكماَ ِھ َي فِى ِع ْل ِم َ‬ ‫ْال َكراَ َم ِة َوال ﱠسالَ َم ِة ْ‬ ‫والعاَفِيَ ِة فِى ال ﱢد ْي ِن وال ﱡد ْنيا َ َواألَ ِخ َر ِة اِنﱠكَ َعلَى ُك ﱢل َشي ٍء قدير‪ .‬اللﱠھُ ﱠم يَسﱢرْ َلنا َ‬ ‫صا ِحبا ً فِى َسفَ ِرنا َ‬ ‫ﱠاح ِة لِقُلُوْ بِناَ َواَبْداَنَناَ وال ﱠسالَ َمةَ َو ْالعاَفِيَةَ فِى ِد ْينِناَ َو ُد ْنياَنا َ َو ُك ْن لَناَ َ‬ ‫اُ ُموْ َرناَ َم َع الر َ‬ ‫ْ‬ ‫َوخَ لِ ْيفَةً فِى اَ ْھلِناَ َو ْ‬ ‫واط ِمسْ‬ ‫اط ِمسْ‬ ‫وام َس ْخھُ ْم عَلى َم َكانَتِ ِھ ْم‬ ‫واط ِمسْ عَلى ُوجُوْ ِه اَ ْعداَنِنا َ ْ‬ ‫ِ‬ ‫ط َمسْنا َ على ا ْعيُنِ ِھ ْم فَا ْستَبَقُ ْ‬ ‫ي ْ‬ ‫وا الصﱢراَ َ‬ ‫وال َم ِج ْي َء اليْنا ولونَشاَ ُء لَ َ‬ ‫ط فَاَنﱠى‬ ‫ض ﱠ‬ ‫فَالَيَ ْست َِط ْيعُوْ نَ ْال َم ِ‬ ‫ضيا ًّ َوالَيَرْ ِجعُوْ نَ يس والقرآ ِن‬ ‫يُب ِ‬ ‫ْصرُوْ نَ ‪َ .‬ولَوْ نَ َشا ُء لَ َم َس ْخناَھُ ْم على َمكاَنَتِ ِھ ْم فَما َ ا ْستَطا َ ُعوْ ا ُم ِ‬ ‫ب وھو‬ ‫الحكي ِْم إنّك لَ ِمنَ ال ُمرْ َسلِ ْينَ على‬ ‫ٍ‬ ‫ستقيم تنزيل العزيز ال ﱠر ِح ِيم‪ .‬ﷲ ُ ال ﱢذ نَ ﱠز َل ْال ِكتاَ َ‬ ‫َ‬ ‫صراط ُم ٍ‬.

(23) 120. ُ ‫ حسبي ﷲ ال اله اال ھو عليه تَ َو ﱠك ْل‬.‫يَت ََولﱠى الصالحين‬ ‫ بسم ﷲ‬. ‫ش ال َع ِظي ِْم‬ ِ ْ‫ت وھو َربﱡ العر‬ ×٣ ‫الّذي اليضره مع اسمه شي ٌء في األرض وال في السماء وھو السميع العلي ُم‬ ‫بسم ﷲ شافى بسم ﷲ كافى بسم ﷲ معافى ھو ﷲ الحول والقوة اال با¸ العلي‬ ْ ‫ق يا ُمعين اِ ْك ِسنِى ِم ْن نُوْ ِركَ َو َعلﱢ ْمنى‬ ‫ ياﷲ يانو ُر ياح ﱡ‬. ‫العظيم‬ ‫منى عنك‬ ِ ‫من ِع ْل ِمكَ َوفَ ِھ‬ ‫ ﱠ‬.‫ْصرْ نِى بِكَ إنّك على ك ﱢل شيء قدي ٌر‬ ‫ُصلﱢوُنَ على النﱠبِ ﱢي‬ َ ‫وا ْس ِم ْعنِى ِم ْن‬ َ ‫إن ﷲ ومالئتَهُ ي‬ ِ ‫ك َواب‬ ‫ير خَ ْلقِ ِه ُم َح ﱠم ٍد ياَ َحلِي ُم ياَ َس ِم ْي ُع ُدعَانِى‬ َ ‫يآاَيﱡھا َ الﱠ ِذ ْينَ آمنُوا‬ ِ ‫ وصلى ﷲ على َخ‬.‫ص ﱡلوا عليه َو َسلﱢ ُموا‬ ْ ُ‫بِخَ صاَئِص ل‬ ‫صحْ بِ ِه‬ َ ‫طفِكَ آمين آمين آمين وصلى ﷲ على سيﱢدنا مح ﱠم ِد النﱠبِ ﱢي ال َك ِري ْم وعلى اِله َو‬ ِ ‫َف ﷲ نحن في‬ ِ ‫ نحن في َكن‬،‫َو َسلﱢ ْم تِسلِيْما ً َكثيرا دائِما ً الى يوم ْال ِقيا َم ِة والحمد ¸ َربﱢ العالمين‬ ‫ف الاله اال‬ ِ ‫َف رسو ِل ﷲ نحن في كنف القرآن نحن في كنف بسم ﷲ الرحمن الرحيم اَ ْلفَ اَ ْل‬ ِ ‫َكن‬ .ِ‫ﷲ‬ 4. Hizib al-Birhatiyah Hizib al-Birhatiyah adalah hizib yang diijazahkan oleh Syaikh Abdul Razzaq al-Termasi kepada Syaikh Mustaqim bin Husain, yang merupakan awal persahabatan dan hubungan spiritual. Hubungan di antara keduanya sama yaitu menjadi guru dan murid. Syaikh Abdul Razzaq al-Termasi memberikan ijazah kepada. Syaikh Mustaqim bin Husain dengan hizib al-birhatiyah, sedangkan. Syeikh Mustaqim bin Husain memberikan ijazah kepada Syaikh Abdul Razzaq alTermasi berupa hizib al-kafi. Cara mengamalkannya pertama, membaca surat al-Fatikah yang ditujukan kepada Nabi Muhammad saw., Nabi Dawud as., Nabi Sulaiman as., Sayidina Asif bin Barkhaya, Sayidina Qalfatriyus, Sayidina Abu Bakar al-Shidiq, Sayidina Umar ibn Khathab, Sayidina 'Utsman ibn 'Affan, Sayidina 'Ali ibn Abi Thalib, Sayidina Hasan dan Husain, Syaikh 'Abd al-Qadir al-Jailani, Syaikh Syams alDin, Syaikh Imam al-Ghazali, Syaikh 'Abd al-Salam, Syaikh Abu Hasan alShadhili, Syaikh Abu al-'Abbas al-Mursi, Syaikh Abu al-'Abbas bin 'Ali al-Buni,.

(24) ‫‪121‬‬. ‫‪Mbah Panjalu, Syaikh Mustaqim bin Husain, Syaikh Abdul Jalil bin Mustaqim,‬‬ ‫‪kedua orang tua dan Nabi Hidhir as.‬‬ ‫‪Bacaan Hizib al-Birhatiyah‬‬. ‫ش‬ ‫بسم ﷲ الرحمن الرحيم ‪ .‬بِرْ ھَتِيَه َك ِري ٍْر تَ ْتلِ ْي ٍه طُوْ راَ ِن َم ْز َج ٍل بَ ْز َج ٍل تَرْ قَ ٍ‬ ‫ب بَرْ ھَ ٍ‬ ‫ش ُخوْ ِطي ٍْر قَ ْلنَھُوْ ِد بَرْ شا َ ٍن َك َ‬ ‫خ قَ ْز َم ٍز اَ ْن َغلَ ِلي ٍْط قَبْراَتٍ‬ ‫غ َْل َم ٍ‬ ‫خ بَرْ ھَبُوْ الَ بَ ْش َك ْيلَ ٍ‬ ‫ظ ِھي ٍْر نَ ُموْ َش ْل ٍ‬ ‫غَياَھا َ َك ْي َدھُوْ الَ َش ْمخا َ ِھ ٍر َش ْمخا َ ِھي ٍْر َش ْمھاَ ِھي ٍْر بِ َك ْھ َ‬ ‫خ‪.‬‬ ‫ش طُوْ نَ ٍ‬ ‫طھُوْ نِ ْي ٍه بَشا َ ِر ٍ‬ ‫ش َش ْمخاَباَرُوْ ٍ‬ ‫اللھم بِ َح ﱢ‬ ‫ج‬ ‫ج َورُوْ ِديَ ٍة َم ْھفَيا َ ٍ‬ ‫ْج بَ ْغطَ ِش ﱟي بَ ْل ِط ْش َغ ْش ُغ ِو ْي ٍل اَ ْم ِوي ٍْل َج ْل َد َمھ َْجما َ ھ َْل َم ٍ‬ ‫ق َك ْھك ِھي ٍ‬ ‫ك إالّ ما اَ َخ ْذ ُ‬ ‫سبْحاَنَ من ليس كمثله شيء وھو السّميع‬ ‫ت َس ْم َعھ ُْم َواَبْصا َ َرھُ ْم ُ‬ ‫بِ ِع ﱠزتِ َ‬ ‫ج‬ ‫ْج بَ ْغطَ ِش ﱟي بَ ْل ِط ْش َغ ْشغ َِو ْي ٍل اَ ْم ِو ْي ٍل َج ْل َد َمھ َْجما َ ھ َْل َم ٍ‬ ‫البصير )‪ (×١٠٠٠‬اللھم بحق َك ْھلَ ِھي ٍ‬ ‫ك االّ ما اَخَذت سم َعھم وابصارھم سبحان من ليس كمثله شيئ‬ ‫ج بِ ِع ﱠزتِ َ‬ ‫َورُوْ ِديَ ٍة َم ْھفَيا َ ٍ‬ ‫وھو السميع البصير )‪. (×٢١‬‬ ‫وا َم ْلحُوْ ثُوا َد ُموْ ثُ ْ‬ ‫خ َذاالَھاَ ُموْ َش ْي ِط ُشوْ نَ ‪ .‬اللّھ ّم ياَداَنُ ْ‬ ‫وا داَنِ ُموْ نَ ‪.‬‬ ‫خ بَ ْش َم ٍ‬ ‫اللھم يا َ بَ ْش َم ٍ‬ ‫ش داَ َر ِعلِ ﱡيوْ ن‪ .‬اللّھم يا َ َرحْ ِميْثا َ َدھﱢلِ ْيلُوْ نَ َم ْيطَطَرُون‪ .‬اللّھم‬ ‫اللھم َ‬ ‫ياح ْيثُوا َم ْي ُموْ نَ اَرْ قَ ٍ‬ ‫َرحْ ثِتُ ْ‬ ‫ت‬ ‫ي اَصْ با َ ُو ٍ‬ ‫وا اَ ْخلَقُوْ نَ ‪ .‬اللھم يا َر ْخ ُموثُوا اَرْ ِخ ْي َم اَرْ ِخ ْي ُمونَ ‪ .‬اللھم يااَ ْھيا َ شَراَ ِھيا َ اَ ْدنا َ َ‬ ‫ْش اَرْ ِغي ثَ ْثلِ ْيثُوْ نَ ‪ .‬اللھم اَ ْشبِرْ اَسْما َ اَسْماَوُنَ ‪ .‬اللھم يا ِمنِ ْيعُوثا‬ ‫اَصْ باَتُوْ نَ ‪ .‬اللھم ياَنُو َر اَرْ ِغي َ‬ ‫خ َم ْش ِخيْثا َم ْثلَ ُموْ نَ ‪ .‬لَقد‬ ‫اَ ِملِيْخا َ َم ْل ُخوْ نَ ‪ .‬اللھم ياَاَالَ َم اَرْ ِع ْد اَرْ ِعى يَ ْزنُوْ نَ ‪ .‬اللھم يا َ َم ْش َم ٍ‬ ‫جاءكم رسول من انفسكم عزيز عليه ماعنتم حريص عليكم بالمؤمنين رؤف الرحيم‬ ‫فإن تولوا فقل حسبي ﷲ الاله اال ھو عليه توكلت وھو ربّ العرش العظيم )‪(×٧‬‬. ‫ﷲ الاله اال ھو الحي القيوم التأخذه سنة وال نوم له مافى السموات ومافى األرض من‬ ‫ذا الذي يشفع عنده اال بإذنه يعلم مابين ايديھم وماخلفھم واليحيطون بشيء من علمه اال‬. ‫بما شاء وسع كرسيّه السموات واألرض واليؤده حفظھما وھو العلي العظيم )‪. (×٧‬‬ ‫‪5). Hizib al-Nashr‬‬ ‫‪Sebelum membaca hizib al-nashr ini terlebih dahulu membaca surat al‬‬‫‪fatihah seperti biasanya dan ditambah kepada Syaikh Abu al-'Abbas al-Mursi,‬‬ ‫‪Syaikh al-Badawi, Arwah al-Mujahidin fi sabilillah fi Mishr, Tsuraya, Iraq, wa‬‬ ‫‪sair buldan al-muslimin ammah.‬‬.

(25) ‫‪122‬‬. ‫‪Bacaan hizib al-nashr:‬‬. ‫بسم ﷲ الرحمن الرحيم ‪ .‬اللھم بسطوة جبروت قھرك وبسرعة إغاثة نصرك‬ ‫وبعزتك النتھاء حرماتك وبحمايتك لمن احتمى اياتك نسألك ياﷲ ياسميع يامجيب‬ ‫ياقريب ياسريع يامنتقم ياقھار ياشديد البطش يامن اليعجزه قھر الجبابرة وال يعظم‬ ‫عليه ھالك المتمردة من الملوك االكاسرة واالعداء الفاجرة ان تجعل كيد من كادنى فى‬ ‫نحره ومكرمن مكربنا عائدا اليه وحفرة من حفرلنا واقعا ھو فيھا ومن نصب لنا شبكة‬ ‫الخداع اجعله ياسيدى مسوقا اليھا ومصيدا فيھا واسيرا لديھما‪ .‬اللھم بحق كھيعص‬ ‫اكفنا ھم العدى ولقھم الردى واجعلھم حبيب فدا وسلط عليھم عاجل النقمة فى اليوم‬ ‫وغدا‪.‬‬ ‫اللھم بدﱢد شملھم اللھم فرﱢق جمعھم اللھم ف ُ ّل ح ّدھم وقّلل ع ّدھم اللھم اجعل الدائرة‬ ‫عليھم اللھم ارسل العذاب اليھم اللھم اخرجھم من دائرة الحلم واللطف واسلبھم مددھم‬ ‫اإلمھال وغل ايديھم الى اعناقھم واربط على قلوبھم وال تبلغھم األمال فينا اللھم ّ‬ ‫مزقھم‬ ‫ّ‬ ‫ومزقته انتصارا ألوليائك ورسلك اللھم انتصرلنا انتصارك ألحبائك على‬ ‫ك ّل مم ّزق‬ ‫اعدائك اللھم التم ّكن األعداء فينا وال منا والتسلط علينا بذنوبنا حم حم حم حم حم حم‬ ‫حم الينصرون حمعسق حمايتنا مما نخاف ‪ .‬اللھم قينا األسواء والتجعلنا محال للبلوى‬ ‫اللھم اعطنا امل الرجاء وفوق األمل ياھوياھوياھو يامن بفضله لفضله نسئلك الھى‬ ‫العجل العجل العجل الھى اإلجابة اإلجابة اإلجابة يامن اجاب نوحا في قومه يامن نصر‬ ‫ابراھيم على اعدائه يامن ر ّد يوسف على يعقوب يامن كشف الضر ايوب يامن اجاب‬ ‫دعوة زكريا يامن تقبل تسبيح يونس ابن مت ّى‪ .‬نسئلك اللھم باسرار اصحاب ھذه‬ ‫ال ّدعوات المستجبات ان تقبل منا مابه دوناك ان تعطيانا مابه سئلناك انجزلنا وعدك‬ ‫الذى وعدته لعبادك المؤمنين ‪.‬‬ ‫الاله اال انت سبحانك انى كنت من الظالمين‪ .‬انقطعت امالنا وعزتك اال منك‬ ‫وخاب رجاؤنا وحقك اال فيك ان ابطئت غارة األرحام وابعدت منا واسرع شيئا غارة‬ ‫ﷲ يا غارة ﷲ حثى السير مسرعة في حل عقدتنا ياغارة ﷲ عدا العادون وجاروا‬ ‫ورجعونا ﷲ مجيرا وكفى با¸ نصيرا‪ .‬حسبنا ﷲ ونعم الوكيل والحول والقوة اال با¸‬ ‫العلي العظيم سالم على نوح فى العالمين استجب انا امين امين امين يامعين وعلى ال‬.

(26) ‫‪123‬‬. ‫سيدنا محمد فى المرسلين وعلى اله وصحبه اجمعين‪ .‬اللھم انت تعلم اعداننا عدادا فبدد‬ ‫شملھم بددا والتبق منھم احدا انك انت الباقى سرمدا ومكروا مكرا ومكرنا مكرا وھم‬ ‫اليشعرون‪ .‬فانظر كيف كان عاقبة مكرھم انا دمرنا ھم وقومھم اجمعين‪ .‬فتلك بيوتھم‬ ‫خاوية بما ظلموت تدمر كل شيئ بامر ربھا فاصبحوا اليرى اال مساكنھم فھل ترى لھم‬ ‫من باقية وھي خاوية على عروشھا فقطع دابر القوم الذين ظلموا والحمد ¸ رب‬ ‫العالمين وصلى ﷲ على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين والحمد ¸ رب‬ ‫العالمين )‪( ×٢١ / ×١١/×٣‬‬ ‫‪6. Hizib al-Nur‬‬ ‫‪Apabila tidak sedang berpuasa, maka waktu mengamalkan hizib al-nur ini‬‬ ‫‪setelah shalat subuh atau setelah shalat ashar, paling tidak sekali. Apabila‬‬ ‫‪dibarengi dengan berpuasa, maka puasanya di mulai pada hari Senin, setiap‬‬ ‫‪selesai shalat lima waktu dibaca sedikitnya tiga kali. Adapun niatnya adalah‬‬ ‫‪mohon ketetapan dan tambahnya iman, mohon taufiq, hidayah dan ridha dari‬‬ ‫‪Allah maksudnya selamat dunia akhirat. Bacaan hizib al-nur:‬‬. ‫بسم ﷲ الرحمن الرحيم ياﷲ يانور ياحق يامبين افتح قلبى بنورك وعلمنى من‬ ‫علمك وفھمنى عنك واسمعنى عنك وبصرنى بك واقمنى بشھودك وعرفنى الطريق‬ ‫اليك وھونھا على بفضلك والبسنى التقوى منك وبك انك على كل شيء قدير‪ .‬اللھم‬ ‫اذكرنى وتب على واغفرلى مغفرة انسى بھا كل شيء سواك وھب لى تقواك واجعلنى‬ ‫ممن يحبك ويخشاك واجعل لى من كل ھم وغم وضيق وھوى وخطرة وفكرة وكل‬ ‫قضاء وامر فرجا ومخرجا احاط علمك بجميع المعلومات وعلت قدرتك على جميع‬ ‫المقدورات وجلت ارادتك ان يوافقھا او يخالفھا شيء من الكائنات حسبى ﷲ وانا برئ‬ ‫مما سوى ﷲ‪ .‬ﷲ الاله اال ھو عليه توكلت وھو رب العرش العظيم ‪.‬‬ ‫الاله ﷲ نور عرش ﷲ الاله اال ﷲ نور نوح ﷲ الاله اال ﷲ نور قلم ﷲ الاله اال‬ ‫ﷲ نور رسول ﷲ الاله اال ﷲ سر ذات رسول ﷲ الاله اال ﷲ ادم خليفة ﷲ الاله اال‬ ‫ﷲ نوح نجى ﷲ اال اله اال ﷲ ابراھيم خليل ﷲ الاله اال ﷲ موسى كليم ﷲ الاله اال ﷲ‬.

(27) ‫‪124‬‬. ‫عيسى روح ﷲ الاله اال ﷲ محمد حبيب ﷲ الاله اال ﷲ الرب الاله اال ﷲ الملك الحق‬ ‫المبين خالق كل شيء وھو الواحد القھار رب السموات واألرض وما بينھما العزيز‬ ‫الغفار الاله اال ﷲ العلي العظيم الاله اال ﷲ الحليم الكريم سبحان ﷲ رب السموات‬ ‫السبع ورب العرش العظيم‪.‬‬ ‫الحمد ¸ رب العالمين بسم ﷲ وبا¸ ومن ﷲ والى ﷲ وعلى ﷲ فليتوكل‬ ‫المؤمنون حسبى ﷲ امنت با¸ توكلت على ﷲ والقوة اال با¸ اتوب اليك بك منك اليك‬ ‫ولوال ماشئت ماتبت اليك فانزع من قلبى محبة غيرك واحفظ جوارحى من مخالفة‬ ‫امرك وتا¸ لئن لم ترعنى بعينك وتحاظنى بقدرتك ألھلكن نفسى ثم اليعود ضرر ذلك‬ ‫اال على عبدك اعوذ برضاك من سخطك وبمعافتك من عقوبتك وبك منك الاحصى‬ ‫ثناء عليك انت كما اثنيك على نفسك بل انت اجل من ان يثنى عليك وانما ھى اعراض‬ ‫تدل على كرمك قد منحتناھا على لسان رسولك لنعبدك بھا على اقدارنا ال على قدرتك‬ ‫فھل جزاء اإلحسان االول الكامل اال االحسان منك يامن به ومنه اليه يعود كل شيء‬ ‫نسئلك بحرمة األستاذ بل بحرمة النبي الھادى بل بحرمة السبعين والثمانية بل بحرمة‬ ‫اسرارھا منك الى محمد النبي األمي بل بحرمة سيدة او القران العظيم بل بحرمة كتبك‬ ‫المنزلة بل بحرمة االسم األعظم الذى اليضر معه شيء فى األرض وال فى السماء‬ ‫وھو السميع العليم بل بحرمة قل ھو ﷲ احد ﷲ الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا‬ ‫احد‪ .‬اكفنى كل غفلة وشھوة ومعصية فيما تقدم وفيما تأخر واكفنى كل طالب يطلبنى‬ ‫بالحق والغير الحق في الدنيا واألخرة فإنك لك الحجة البالغة وانت على كل شيء قدير‪.‬‬ ‫واكفنى ھم السبعين والثمانية واكفنى ھم الرزق وخوف الخلق واسنلك بى سبيل‬ ‫الصدق وانصرنى بالحق واكفنى كل ھم وغم ھو دون الجنة واكفنا كل عذاب من فوقنا‬ ‫او من تحت ارجلنا او يلبسنا شيعا اوذيق بعضنا بأس بعض واكفنا سوء ماتعلق به‬ ‫وعلمك بما كان ويكون انك على كل شيء قدير‪ .‬سبحان الملك الخالق سبحان الخالق‬ ‫الرزاق سبحان ﷲ عما يصفون عالم الغيب والشھادة فتعالى ﷲ عما يشركون سبحان‬ ‫ذى القدرة والملكوت سبحان من يحيى ويميت سبحان الحق القائم القادر سبحان القادر‬ ‫القاھر فوق عباده سبحان القائم الدائم حسبى ﷲ عليه يتوكل المتوكلون اعوذ با¸ من‬ ‫جھد البالء ومن سوء القضاء ومن درك الشقاء ومن شماتة األعداء واعوذ بربى‬.

(28) ‫‪125‬‬. ‫وربكم من كل متكبر اليؤمن بيوم الحساب يامن بيده ملكوت كل شيء وھو يجير‬ ‫واليجار عليه انصرنى بالخوف منك والتوكل عليك حتى الاخاف غيرك والارجو‬ ‫غيرك وال اعبد شيئا سواك اشھد انك على كل شيء قدير وانك قد احطت بكل شيء‬ ‫علما‬ ‫نسئلك بھذا األمر الذى ھو اجل الموجودات واليه المبدا والمنتھى واليه غاية‬ ‫الغايا تسخر لنا ھذا البحر بحر الدنيا وما فيه ومن فيه كما سخرت البحر لموسى‬ ‫وسخرت النار البراھيم وسخرت الجبال والحديد لداوود وسخرت الريح والشياطين‬ ‫والجن لسليمان وسخرلى كل جبل وشخرلى كل حديد وكل شيطان من الجن واالنس‬ ‫وسخرلى نفسى وسخرلى كل شيء يامن بيده ملكوت كل شيء وانصرنى باليقين‬ ‫وايدنى بالروح األمين صدق ﷲ وعده ونصر عبده وھزم األحزاب وحده طه ماانزلنا‬ ‫عليك القران لتسقى الى األسماء الحسنى اسئلك بھذا االسم العظيم الذى حفظت به‬ ‫اوليائك الكرام انك الملك العالم ان تجعلنى باألسوة الحسنة التى كانت في ابراھيم‬ ‫والذين معه اذ قالوا لقومھم انا براء منكم ومما تعبد من دون ﷲ كفرنا بكم وبدا بيننا‬ ‫وبينكم العداوة والبغضاء ابى حتى تؤمن بھا با¸ وحده جل ربى ان يوجد بشيء او يفقد‬. ‫بشيء انه اليضر معه شيء فى األرض وال فى السماء وھو السميع العليم ‪.‬‬ ‫‪7. Hizib al-Mubarak‬‬ ‫‪Sebelum membaca hizib al-mubarak ini, terlebih dahulu membaca surat al‬‬‫‪fatihah seperti biasanya dan ditambah kepada sayyidina Hamzah.‬‬ ‫‪Bacaan hizib al-mubarak:‬‬. ‫بسم ﷲ الرحمن الرحيم الم تركيف فعل ربك باصحاب الفيل ‪...‬الخ )‪(×٧‬‬ ‫اخذت سمعھم وبصرھم بسمع ﷲ تعالى وبصره‪ .‬واخذت قوتھم وقدرتھم بقوة ﷲ‬ ‫بقدرته بينى وبينھم ستر ﷲ تعالى للألنبياء الذين كانوا يستترون به من سطوة الفراعنة‪.‬‬ ‫جبرائيل عن يمينى واسرافيل من خلفى وميكائيل عن يسارى سيدنا رسول ﷲ صلى‬ ‫ﷲ عليه وسلم امامى وﷲ مطلع على يمنعھم منى‪ .‬صم بكم عمى فھم اليرجعون‪.‬‬ ‫وجعلنا من بين ايديھم سدا ومن خلفھم سدا فاغشيناھم فھم اليبصرون‪ .‬يامعشر الجن‬ ‫واإلنس ان استطعتم ان تنفذوا من اقطار السموات واألرض فانفذوا التنفذوا اال‬.

(29) ‫‪126‬‬. ‫بسلطان‪ .‬امتنعت بقدرة ﷲ والنجات الى كنف ﷲ واستصحبت بعظمة ﷲ واحتفظت‬ ‫بالف الف الحوال والقوة اال با¸ العلي العظيم ‪. (×٢١/×٧) .‬‬ ‫‪8. Hizib al-Hujb‬‬. ‫بسم ﷲ الرحمن الرحيم اللھم بتاللوء نور بھاء حجب عرشك من اعدانى‬ ‫احتجبت وبسطوة الجبوروت ممن يكيدونى استترت وبطول حول شديد قوتك من كل‬ ‫سلطان وبديموم قيوم دوام ابديتك من كل شيطان استعذت وبمكنون السر من سرك من‬ ‫كل ھم وغم تخلصت يا حامل العرش عن حملة العرش ياشديد البطش يا حابس الوحش‬ ‫احبش عنى من ظلمنى واغلب من غلبنى كتب ﷲ ألغلبن انا ورسلى ان ﷲ قوي‬ ‫عزيز‪ .‬اللھم انى اسئلك بسر الذات بذات السر ھو انت انت ھو الاله اال انت احتجبت‬ ‫بنور ﷲ وبنور عرش ﷲ وبكل اسم ﷲ من عدوى وعدو ﷲ ومن شر كل خلق ﷲ بمأة‬ ‫الف الف الحول وقوة اال با¸ ختمت على نفسى ودينى واھلى ومالى وولدى وجميع ما‬ ‫اعطانى ربى بخاتم ﷲ القدوس المنيع الذى حتم به اقطار السموات واألرض )حسبنا‬ ‫ﷲ ونعم الوكيل ‪ (×٣‬وصلى ﷲ على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه وسلم ‪.‬‬ ‫‪9. Hizib al-Barr‬‬. ‫اعوذ با¸ من الشيطان الرجيم‪ .‬واذا جاءك الذين يؤمنون بآيتنا فقل سالم عليكم‬ ‫كتب ربكم على نفسه الرحمة انه من عمل منكم سواء بجھالة ثم تاب من بعده واصلح‬ ‫فإنه غفور رحيم بديع السموات واألرض انى يكون له ولد ولم تكن له صاحبة وخلق‬ ‫كل شيء وھو بكل شيء عليم ذلكم ﷲ ربكم الاله اال ھو خالق كل شيء فاعبده وھو‬ ‫على كل شيء وكيل التدركه األبصار وھو يدرك األبصار وھو اللطيف الخبير‪ .‬آلر‬ ‫كھيعص حمعسق رب احكم بالحق وربنا الرحمن المستعان على ماتصفون طه ماانزلنا‬ ‫عليك القرآن لتشقى اال تذكرة لمن يخشى تنزيال ممن خلق األرض والسموات العلى‬ ‫الرحمن على العرش استوى له مافى السموات ومافى األرض وما بينھما وماتحت‬ ‫الثرى وان تجھر بالقول فإنه يعلم السر واخفى ﷲ الاله اال ھو له األسماء الحسنى‬ ‫)‪. (×٣‬‬ ‫اللھم انك تعلم انى بالجھالة معروف وانت بالعلم موصوف وقد وسعت من جھا‬ ‫لتى بعلمك فسع ذلك برحمتك كما وسعته بعلمك واغفرلى انك على كل شيء قدير‪.‬‬ ‫ياﷲ يا مالك ياوھاب ھب لنا من نعماتك ماعلمت لنا فيه رضاك واكسنا كسوة تقينا بھا‬ ‫من اليقين فى جميع عطا ياك وقدسنا بھا عن كل وصف يوجب نقصا مما استأثرت في‬ ‫علمك عمن سواك ياﷲ ياعظيم يا علي ياكبير نسئلك الفقر مما سواك والغنا بك حتى‬ ‫النشھد اال اياك والطف بنا فيھما لطفا علمته يصلح لمن والك واكسنا جالبيب العصمة‬ ‫في األنفاس والحظات واجعلنا عبيدا لك فى جميع الحاالت وعلمنا من لدنك علما نصير‬ ‫به كاملين فى المحيا والممات اللھم انت الحميد الرب المجيد فقال لما تريد تعلم فرحنا‬.

(30) ‫‪127‬‬. ‫بماذا ولماذا وعلى ماذا وتعلم حزننا كذلك وقد اوجبت كون مااردته فينا ومنا وال نسألك‬ ‫دفع ماتريد ولكن نسألك التأييد بروح من عندك فيما نريد كما ايدت انبياءك ورسلك‬ ‫وخاصة الصديقين من خلقك انك على كل شيء قدير‪.‬‬ ‫اللھم فاطر السموات واألرض عالم الغيب والشھادة انت تحكم بين عبادك‬ ‫فھنينا لمن عرفك فرضى بقضائك والويل لمن لم يعرفك بل الويل ثم الويل لمن اقر‬ ‫بوحدانيتك ولم يرض باحكامك اللھم ان القوم قد حكمت عليھم بالذل حتى عزوا‬ ‫وحكمت عليھم بالفقد وحدوا فكل عز يمنع دونك فنسألك بدلة ذال تصحبه لطائف‬ ‫رحمتك وكل وجد يحجب عنك فنسألك عوضة فقدا تصحبه انوار محبتك فإنه قد‬ ‫ظھرت السعادة على من غيرك ملكه فھب لنا من مواھب السعداء واعصمنا من موارد‬ ‫األشقياء اللھم انا قد عجزنا عن دفع الضر عن اننسنا من حيث نعلم بما النعلم وقد‬ ‫امرتنا ونھيتنا والمدح والذم الزمتنا فاخوا الصالح من اصلحته واخوا الفساد من‬ ‫اضللته والسعيد حقا من اغنيته عن السؤال منك والشقى حقا من احرمته مع كثرة‬ ‫السؤال لك فاغننا بفضلك عن سؤالنا منك والتحرمنا من رحمتك مع كثرة سؤالنا‬ ‫واغفرلنا انك على كل شيء قدير‪.‬‬ ‫ياشديد البطش ياجبار ياقھار ياحكيم نعوذبك من شرما خلقت ونعوذبك من‬ ‫ظلمة ما ابدعت ونعوذبك من كيد النفوس فيما قدرت واردت ونعوذبك من شر الحساد‬ ‫على ما انعمت ونسألك عز الدنيا واألخرة كما سألك سيدنا محمد صلى ﷲ عليه وسلم‬ ‫عز الدنيا باإليمان والمعرفة وعز األخرة باللقاء والمشاھدة انك سميع قريب مجيب‬ ‫اللھم انى اقدم اليك بين يدي كل نفس ولحظة ولمحة وطرفة يطرف بھا اھل السموات‬ ‫واھل األرض وكل شيء ھو فى علمك كائن وقد كان اقدم اليك بين يدى ذلك كله ﷲ‬ ‫الاله اال ھو الحي القيوم الخ ‪ .‬اقسمت عليك ببسط يديك وكرم وجھك ونور عينيك‬ ‫وكمال اعينك ان تعطينا خيرما نفذت به مشينتك وتعلقت به قدرتك وجرى به قلمك‬ ‫واحاط به علمك واكفنا شرما ھو ضد ذلك واكمل ديننا واتمم علينا نعميكوھب لنا حكمة‬ ‫الحكمة البالغة مع الحياة الطيبة والموتة الحسنة وتول قبض ارواحنا بيدك وحل بيننا‬ ‫وبين غيرك فى البرزح وما قبله وما بعده بنور ذاتك وعظيم قدرتك رجيل فضلك انك‬ ‫على كل شيء قدير‪.‬‬ ‫ياﷲ ياعلى ياعظيم يا عليم ياحكيم ياكريم ياسميع ياقريب يامجيب ياودود حُلْ‬ ‫بيننا وبين فتنة الدنيا والنساء والغفلة والشھوة والظلم العباد وسوء الخلق واغفرلنا‬ ‫ذنوبنا واقض عنا تبعاتنا واكشف عنا السوء ونجنا من الغم واجعل لنا منه مخرجا انك‬ ‫على كل شيء قدير ياﷲ يالطيف يارزاق ياقوي ياعزيز لم مقاليد السموات واألرض‬ ‫تبسط الرزق لمن تشاء وتقدر وابسط لنا من الرزق وتوصلنا به الى رحمتك ومن‬ ‫رحمتك ماتحول به بيننا وبين نقمك ومن حلمك مايسعنا به عفوك واختم لنا بالسعادة‬ ‫التى ختمت بھا ألوليائك خير ايامنا واسعدھا يوم لقائك وزحزحنا فى الدنيا عن النار‬.

Referensi

Dokumen terkait

menyampaikan kepada umat Yahudi yang telah pulang dari pembuangan bahwa Tuhan tidak senang dengan kelalaian mereka untuk membangun kembali Bait Suci, sekalipun memang..

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan berkat kasih karunia-Nya serta karya Agung-Nya ini, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

memenuhi syarat jual beli, maka transaksi jual beli dinyatakan batal menurut agama. Seperti penjual menjual barang yang tidak suci atau najis. 12) Dan pengambilan hartanya

Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII Dalam Mengikuti

semua negara. Orang yang percaya pada Tuhan mungkin juga harus menyampaikan pesanNYA kepada semua manusia dengan mentranslasikan buku suci dari bahasa sumber ke bahasa

Isa al-Masih atau Yesus kristus adalah, manusia yang dilahirkan dari seorang wanita suci, agama Islam dan Kristen sama-sama menyakini bahwasanya, Tuhan pencipta alam

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat kasih dan karunia-Nya penulis dapat mengikuti pendidikan mulai dari perkuliahan hingga

Siswa melafalkan Surah Al Kafirun secara klasikal, kelompok dan individu mengikuti bacaan guru, serta mengulang- ulang pelafalan Surah Al Kafirun secara kelompok dan individu 1..