• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga barang dan jasa yang diproduksi pun berbeda. Untuk memenuhi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. sehingga barang dan jasa yang diproduksi pun berbeda. Untuk memenuhi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan perdagangan tidak pernah terlepas dari kehidupan masyarakat, terutama dalam pemenuhan akan barang dan jasa. Namun tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan tersedia di dalam negeri. Hal ini disebabkan oleh perbedaan antar negara, ditinjau dari kedudukan geografis masing-masing negara yang mengakibatkan adanya perbedaan pada sumber daya alam, sumber daya manusia, tingkat harga, dan struktur ekonominya, sehingga barang dan jasa yang diproduksi pun berbeda. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang tidak diproduksi sendiri, suatu negara melakukan pembelian barang dan jasa dari negara lain. Realisasi dari pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa tersebut adalah dengan melalui perdagangan luar negeri.

Transaksi perdagangan luar negeri merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor impor. Perdagangan ini merupakan suatu transaksi sederhana, yaitu membeli dan menjual barang antar pengusaha yang masing-masing bertempat tinggal di negara-negara yang berbeda.

Mengingat jual beli merupakan salah satu bentuk perjanjian, maka perjanjian jual beli tunduk pada Hukum Perjanjian pada umumnya. Batasan tentang perjanjian dalam Hukum Perdata terdapat dalam Pasal 1313 KUHPerdata yang menyebutkan:

(2)

2 “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih yang mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”

Ketentuan umum yang secara mutlak harus ditaati dalam suatu perjanjian terdapat dalam Pasal 1320 KUHPerdata tentang syarat-syarat sahnya perjanjian. Dalam pasal tersebut ditentukan bahwa untuk sahnya perjanjian diperlukan empat syarat, yaitu:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Kecakapan untuk membuat suatu perjanjian 3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal

Sesuai dengan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, perjanjian yang telah memenuhi syarat sah, mengakibatkan para pihak terikat. Disebutkan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Perjanjian yang telah disepakati tidak dapat ditarik kembali selain dengan kata sepakat kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang oleh undang-undang dinyatakan cukup untuk itu. Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik.

Pasal 1457 KUHPerdata menyebutkan definisi perjanjian jual beli secara umum, dimana disebutkan jual beli adalah suatu perjanjian timbal balik antara penjual dengan pembeli, dengan mana pihak penjual mengikatkan diri untuk menyerahkan suatu benda, sedangkan pihak pembeli mengikatkan diri untuk membayar harga benda sebagai yang telah diperjanjikan.

Suatu perikatan lahir baik karena undang-undang maupun karena kontrak atau perjanjian. Karena itu sebenarnya kontrak merupakan salah satu

(3)

3 sumber dari perikatan. Adapun yang merupakan contoh perikatan yang tidak berdasarkan atas kontrak, tetapi berdasarkan atas undang-undang adalah sebagai berikut :

1. Perikatan yang menimbulkan kewajiban-kewajiban tertentu diantara penghuni pekarangan yang saling berdampingan.

2. Perikatan yang menimbulkan kewajiban mendidik dan memelihara anak.

3. Perikatan karena adanya perbuatan melawan hukum (Onrecht-matige daad)

4. Perikatan yang timbul karena perbuatan suka rela (Zaakwaarneming) sehingga perbuatan suka rela tersebut haruslah dituntaskan.

5. Perikatan yang timbul dari pembayaran tidak terhutang.

6. Perikatan yang timbul dari perikatan wajar (naturlijke verbintenissen).1

Kegiatan ekspor impor di dasari oleh kondisi bahwa tidak ada suatu negara yang benar-benar mandiri, karena satu sama lain saling membutuhkan. Dapat terjadi hasil produksi suatu negara berlebih, tetapi bisa jadi sebaliknya membutuhkan komoditas lain yang tidak atau belum dapat belum dapat diproduksi di negaranya. Komoditas yang dihasilkan oleh suatu negara mungkin juga belum dapat dipakai secara langsung karena masih berupa bahan mentah. Bahan mentah tersebut selanjutnya mungkin dibutuhkan oleh negara lain sebagai bahan baku pabriknya. Karena kebutuhan yang saling mengisi inilah yang menyebabkan adanya perdagangan internasional.

1 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis (Menata Bisnis Modern di Era Global), Citra Aditya

(4)

4 Hubungan perdagangan luar negeri dalam hal ini ekspor impor sama halnya dengan perdagangan dalam negeri yaitu terdapat pembeli, penjual dan adanya transaksi jual beli. Dalam perdagangan luar negeri, kegiatan jualnya disebut ekspor dan kegiatan belinya disebut impor dan transaksinya adalah transaksi ekspor impor. Hanya saja wilayah atau domisili penjual dan pembeli

melintas batas negara.

Transaksi ekspor rotan dan kayu yang biasa dilakukan di indonesia, umumnya menggunakan sistem purchase order (PO) sebagai dasar melakukan kerjasama antara eksportir dan importir. Sistem ini dimulai ketika ada kebutuhan akan rotan dan kayu dari importir. Maka importir menghubungi eksportir melalui telepon untuk menanyakan ketersediaan dan harga barang yang akan di pesan. Bila jumlah barang tersedia dan barang disepakati, maka akan dilakukan pembuatan purchase order dengan mencatat data eksportir, jumlah dan harga barang yang dipesan.

Permasalahan tersebut muncul ketika eksportir tidak dalam posisi tawar yang seimbang dengan importir. Eksportir merasa bahwa importir sumber keuangan yang perlu dijaga loyalitasnya sehingga barang komoditi eksportir dapat terjual. Ketidakseimbangan posisi tawar tersebut banyak disalahgunakan oleh importir (buyer) dengan melakukan transaksi yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Perdagangan internasional merupakan rangkaian kegiatan dalam perdagangan yang dilaksanakan melalui mekanisme ekspor impor, dikarenakan penjual dan pembeli berada di negara berbeda. Adanya berbagai kendala khususnya yang berhubungan dengan political, economic, socio cultural and

(5)

5 technology mengakibatkan pilihan-pilihan transaksi perdagangan internasional bagi dunia usaha. Hal ini karena setiap negara memiliki karakteristik yang berbeda, baik sumber daya alam, iklim, geografi, demografi, struktur ekonomi dan stuktur sosial. Sehingga menyebabkan perbedaan komoditas yang dihasilkan, komposisi biaya yang diperlukan, kualitas dan kuantitas produk.

Perdagangan internasional terwujud karena adanya kesepakatan antara penjual (eksportir) dan pembeli (importir) untuk melakukan perjanjian jual beli barang yang dituangkan dalam kontrak secara rinci dan tertulis mengenai segala sesuatu yang dianggap penting dalam transaksi ekspor impor. Biasanya dalam kontrak tersebut eksportir dan importir mencantumkan cara, sistem atau klausul pembayarannya.

Sistem pembayaran merupakan salah satu hal yang penting dalam transaksi perdagangan internasional. Hal ini disebabkan umumnya mata uang yang digunakan berbeda dan para pihak terikat hukum dan peraturan negaranya masing-masing. Selain itu, adanya jarak dan tidak saling mengenal secara pribadi dapat menjadi hambatan dalam perdagangan internasional dan akan menimbulkan risiko dan kecurigaan masing-masing pihak yang terlibat.

Untuk menengahi dan mengurangi risiko masing-masing pihak, bank memainkan peranan penting yaitu memberi jaminan kelayakan kredit sebagai jaminan untuk transaksi jual beli barang tersebut. Bank juga telah berupaya mengembangkan sistem pembiayaan dalam perdagangan internasional. Salah satu sistem yang umum digunakan adalah kredit berdokumen Letter of Credit selanjutnya disebut L/C. Hal ini karena L/C lebih banyak digunakan dan telah lama mengalami perkembangan pengaturannya termasuk adanya unsur janji

(6)

6 bayar sebagai jaminan pada sistem ini yang membuatnya disukai pihak-pihak dalam transaksi perdagangan internasional.

Yang dimaksud dengan L/C (letter of credit) adalah suatu kontrak dengan mana suatu bank (issuing bank) bertindak atas permintaan dan perintah dari seorang nasabah (pemohon L/C) yang biasanya berkedudukan sebagai importir untuk melakukan pembayaran kepada pihak pengekspor atau pihak ketiga (beneficiary) atau membayar atau mengaksep wesel-wesel yang ditarik oleh beneficiary, atau memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran atau untuk mengaksep atau mengambil alih (negoisasi wesel-wesel tersebut atas dasar penyerahan dokumen tertentu yang sebelumnya telah

ditentukan, asalkan dengan syarat-syarat yang telah ditentukan.2

Dasar hukum dari suatu L/C adalah klausa dalam kontrak jual beli yang menundukan diri kepada Uniform Customs and Practice for Documentary Credit (disingkat UCP), hukum setempat (di Indonesia termasuk peraturan dibidang perbankan), dan kebiasaan dalam perdagangan (trade usages). Disamping itu, berbagai peraturan perbankan juga dengan tegas memberlakukan UCP tersebut dalam praktek hukum di Indonesia, baik

terhadap L/C internasional maupun terhadap L/C domsetik. 3

Atas latar belakang tersebut maka penulis mengangkat masalah tersebut dengan judul: “Tinjauan Yuridis Terhadap Pelaksanaan Perjanjian Ekspor Dalam Kaitannya Dengan Pemenuhan Prestasi Pada Transaksi Ekspor Rotan Dan Kayu”.

2 Ibid, Hal. 294 3

(7)

7

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan perjanjian ekspor guna pemenuhan prestasi dalam transaksi ekspor?

2. Bagaimanakah masalah-masalah yang terjadi guna pemenuhan prestasi tersebut?

C. Tujuan Penelitian.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prosedur pelaksanaan perjanjian ekspor dalam pemenuhan prestasi dalam transaksi ekspor.

2. Untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi guna pemenuhan prestasi dalam transaksi ekspor.

D. Kegunaan Penelitian.

Adapun kegunaan yang diperoleh atau diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Secara Teoritis.

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam rangka pengembangan ilmu hukum khususnya dalam hal perlindungan hukum pada Pelaksanaan Perjanjian Ekspor Dalam Kaitannya Dengan Pemenuhan

(8)

8 Prestasi Pada Transaksi Ekspor. Selain itu penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian sejenis.

2. Kegunaan Secara Praktis.

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan praktisi, perusahaan ekspor impor serta dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia usaha di Indonesia pada umumnya dan pelaku usaha ekspor impor pada khususnya.

E. Kerangka Pemikiran

Pada era global pembangunan hukum ditandai dengan kecenderungan tuntutan kebutuhan pasar yang dewasa ini semakin mengglobal. Dalam kondisi semacam itu produk-produk hukum yang dibentuk lebih banyak bertumpu pada keinginan pemerintah, karena tuntutan pasar. Tuntutan kebutuhan ekonomi telah mampu menimbulkan perubahan-perubahan yang amat fundamental baik dalam hal fisik maupun sosial politik dan budaya yang mampu melampaui pranata-pranata hukum yang ada. Produk hukum yang ada lebih mengarah pada upaya untuk memberi arahan dalam rangka menyelesaikan konflik yang

berkembang dalam kehidupan ekonomi.4

Pembangunan hukum yang tertuju pada kehidupan perekonomian di era global harus mampu mengarah dan memfokuskan diri pada aturan-aturan hukum yang diharapkan mampu memperlancar roda dinamika ekonomi dan pembangunan yang tidak melepaskan diri dari sistem demokrasi ekonomi

4 Endang Sutrisno, Bunga Rampai Hukum dan Globalisasi, Genta Press, Yogyakarta, 2009, Hal.

(9)

9 dengan mengindahkan akses rakyat untuk mencapai efisiensi dan perlindungan masyarakat golongan kecil.

Arah kebijakan ekspor impor berdasarkan Undang-undang Nomor 25

Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional

(PROPENAS), Presiden Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009 Bab XVII Angka (5) yang menyebutkan: ”Bahwa dalam mendukung perkuatan dan daya saing produk ekspor, arah kebijakan perdagangan luar negeri adalah meningkatkan akses dan perluasan pasar ekspor serta perkuatan kinerja eksportir dan importir”.

Perjanjian menurut Pasal 1313 Kitab Undang-undang Hukum Perdata (selanjutnya dalam penelitian ini akan digunakan istilah KUHPerdata), yaitu: “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih”. Selanjutnya berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata, untuk syarat sahnya suatu perjanjian adalah:

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. 3. Suatu hal tertentu.

4. Suatu sebab yang halal.

Ekspor impor sebagai suatu rangkaian perbuatan perusahaan dalam jual beli barang tertentu senantiasa di awali dengan perjanjian. Perjanjian tersebut merupakan hasil dari kegiatan sebelumnya yang dilakukan oleh eksportir dan importir, yaitu penawaran dan permintaan. Kemudian

(10)

10 kesepakatan tersebut dituangkan ke dalam Sales Contract yang merupakan kesepakatan antara eksportir dan importir untuk melakukan, perdagangan barang sesuai dengan persyaratan yang disepakati bersama dan masing-masing pihak mengikatkan diri untuk melaksanakan semua kewajiban yang ditimbulkannya.

Dalam sales contract tercantum segala sesuatu yang diperjanjikan dan dibuat secara rinci dan tertulis yang menyangkut syarat perjanjian, uraian barang, pelaksanaan penyerahan barang serta cara pembayaran dan hal-hal penting lainnya. Sales contract atau perjanjian jual beli harus mencantumkan cara pembayaran yang dilakukan apakah secara tunai atau kredit, bilamana pembayaran dilakukan dengan cara kredit ditentukan pula dengan atau tanpa letter of credit.

Transaksi pembayaran yang dilakukan oleh importir dan eksportir dalam perdagangan internasional biasanya dilakukan melalui lembaga keuangan, dalam hal ini bank. Bank menurut Pasal 1 Angka (1) UU Perbankan, yaitu: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Usaha bank umum menurut Pasal 1 Angka (2) UU Perbankan adalah “Bank umum adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”. Selanjutnya berdasarkan Pasal 6 UU Perbankan usaha bank umum adalah menghimpun dana dari masyarakat, memberi kredit, menerbitkan surat pengakuan utang, membeli, menjual, atau menjamin, pemindahan uang, menempatkan atau meminjamkan dana, menerima pembayaran dan melakukan perhitungan, menyediakan tempat

(11)

11 penyimpanan, melakukan kegiatan penitipan, penempatan dana dalam bentuk surat berharga, membeli agunan melalui pelelangan, anjak piutang dan kartu kredit, menyediakan pembiayaan bagi nasabah, kegiatan lainnya yang lazim.

Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan istilah ekspor impor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang antara pengusaha-pengusaha yang bertempat di negara-negara yang berbeda. Pengaruh perdagangan ekspor impor secara langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dari negara-negara yang terlibat di dalamnya.

Pembangunan Nasional Indonesia yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, keselarasan, dan kesinambungan berbagai unsur pembangunan, termasuk di bidang ekonomi dan keuangan.

Penjelasan umum Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (selanjutnya dalam penelitian ini akan digunakan istilah UU Perbankan), bahwa sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan penunjang sistem pembayaran merupakan modal

yang sangat menentukan dalam proses penyesuaian yang dimaksud. Peranan

(12)

12 menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu penelitian hukum yang dilakukan berdasarkan norma dan kaidah dari peraturan

perundangan.5

2. Spesifikasi Penelitian.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yang mengungkapkan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan teori-teori hukum yang menjdi objek penelitian dan juga hukum dalam pelaksanakannya di dalam masyarakat yang berkenaan dengan objek penelitian.

3. Sumber Data.

Sumber data adalah tempat di mana ditemukannya data-data penelitian.6

Sumber data yang digunakan oleh peneliti adalah:

a. Sumber Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui wawancara terstruktur yang diperoleh peneliti langsung dari objeknya.

b. Sumber Data Sekunder yaitu data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku yang berhubungan dengan objek penelitian, hasil penelitian dalam bentuk laporan, skripsi, tesis,

disertasi, dan peraturan perundang-undangan.7 Data sekunder terdiri

5

H. Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, 2009, Hal. 30

6 M. Syamsudin, Operasionalisasi Penelitian Hukum, Jakarta, PT Raja Grasindo Persada,

2007, Hal. 98

7

(13)

13 dari 3 (tiga) bahan hukum, yaitu bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang sifatnya mengikat berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ada kaitannya dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini.

2. Bahan hukum sekunder adalah bahan hukum yang terdiri atas buku-buku teks (textbooks) yang ditulis para ahli hukum yang berpengaruh (de herseende leer), jurnal-jurnal hukum, pendapat para sarjana, kasus-kasus hukum, yurisprudensi, dan hasil-hasil simposium mutakhir yang berkaitan dengan topik penelitian.

3. Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan petunjuk atau penjelas terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder seperti kamus, encylopedia, dan lain-lain.

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis, yaitu melalui:8

1. Penelitian Keperpustakaan (Liberary Research).

2. Data Kepustakaan yang diperoleh melalui penelitian kepustakaaan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan, buku-buku, dokumen resmi, publikasi, dan hasil penelitian.

8

(14)

14 3. Wawancara Terstruktur, dalam melakukan bentuk wawancara ini peneliti mempersiapkan permasalahan dan beberapa pertanyaan yang akan diajukan kepada informan.

4. Wawancara Tak Berstruktur, pada jenis wawancara ini peneliti mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan secara lebih bebas dan leluasa, tanpa terikan oleh susunan pertanyaan yang telah di persiapkan sebelumnya.

H. Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian di CV. Hermann Jl. Raya Tegalwangi KM 9 No.188 Kabupaten Cirebon.

I. SISTEMATIKA PENULISAN

Skripsi ini di susun dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri dari beberapa sub-bab. Penyusunan diusahakan dengan cara sistematis antara bab dan sub-bab agar terjalin hubungan sepadan, penyelarasan alur pikir, sehingga tidak sukar untuk melakukan pembahasan dan penguraian dalam permasalahan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini dalam garis besarnya dapat diuraikan sebagai berikut:

BAB I : Dalam Bab ini membahas tentang Pendahuluan yang terdiri dari:

Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Tinjauan Pustaka serta Sistematika Penulisan.

BAB II : Dalam bab ini akan diuraikan tentang Tinjauan Teoritis Terhadap

(15)

15 umumnya, Sah nya Suatu perjanjian, Prestasi dan Wanprestasi dalam Suatu Perjanjian, Resiko Suatu Perjanjian, Asas-asas Perjanjian Perdagangan Internasional, dan Deskripsi Transaksi Ekspor dan Aspek-aspeknya, Cara Perdagangan Luar Negeri, Cara Perdagangan Dua Negara, Perjanjian atau Kontrak Perdagangan Luar Negeri, Perjanjian Perdagangan Dua Negara, Para Pihak Dalam Transaksi Perdagangan Luar Negeri, E-Commerce Dalam Hukum Kontrak.

BAB III : Dalam Bab ini akan membahas tentang Hasil Penelitian Terhadap

Ekspor Rotan Dan Kayu Oleh CV.Herman yang meliputi: Gambaran Umum Perusahaan dan Perkembangannya, Dasar Pendirian, Sejarah Perusahaan, Aspek Kegiatan Usaha Struktur Organisasi dan Fasilitas Yang Dimiliki Perusahaan

BAB IV : Dalam Bab ini akan membahas tentang Pemenuhan Prestasi pada

Transaksi Ekspor Rotan dan Kayu yang meliputi: Realisasi Pelaksanaan Perjanjian Ekspor Rotan dan Kayu dan Permasalahan Yang Terjadi Dalam Perjanjian Ekspor Dalam CV. Hermann

BAB V : Dalam Bab ini akan membahas tentang kesimpulan dan saran

berdasarkan pembahasan dari permasalahan yang ada dan alternatif pemecahan masalah

Referensi

Dokumen terkait

Optimasi dilakukan dengan cara membandingkan jumlah produk yang dapat dihasilkan dari masing- masing bahan baku, sehingga didapat jumlah produk optimal yang akan

Dari ketiga tipe rumah ini terlihat Karsten mempertimbangkan aspek tapak (kondisi alam) dengan tetap memanfaatkan perbedaan kontur dan yang paling utama akses dengan

Penyimpangan dari kesimpulan ini terjadi pada nilai balance nitrogen pada bulan kedua dan ketiga, karena kebutuhan protein yang lebih tinggi untuk metabolisme basal akibat bobot

Pada tabel 1 menunjukkan sampel bukan perokok A dan C memiliki vital capacity yang lebih tinggi dari sampel B dan D hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, yaitu pada sampel B

Akan halnya pada channeling, pada slugging juga terjadi perbedaan yang besar antara local space velocity di dalam bed dengan over all space velocity yang telah

Komponen kriteria pendidikan yang bermutu, antara lain: (1) materi pelajaran dirasakan manfaatnya oleh peserta didik baik dirasakan langsung maupun dikemudian, memberi

Pembicaraan mengenai akuntansi Islam haruslah dipahami sebagai sebuah alat yang memiliki orientasi sosial. Sebab akuntansi Islam tidak hanya sebagai alat untuk

Berdasarkan hasil pengujian terbaik dari masing-masing skenario uji coba, penyelesaian beberapa fungsi dengan algoritma Particle Swarm yang diusulkan oleh Jaberipour telah