• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAANPELAKSANAAN

Dalam dokumen pdf pembuatan dem dari citra aster compress (Halaman 37-58)

24 24

BAB II

BAB II

II.4. Alur Penelitian II.4. Alur Penelitian

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam penelitian ini dapat Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam diagram alir berikut :

digambarkan dalam diagram alir berikut :

Gambar II.1. Diagram alir penelitian.

Gambar II.1. Diagram alir penelitian.

Pemilihan dan Pemilihan dan  pengukuran GCP  pengukuran GCP Pemilihan dan

Pemilihan dan  pengukuran titik cek  pengukuran titik cek

ASTER L-1B ASTER L-1B

Ekstraksi band 3N dan 3B Ekstraksi band 3N dan 3B

Pemilihan titik ikat pada Pemilihan titik ikat pada

 band 3N dan 3B  band 3N dan 3B

Visualisasi MPD Visualisasi MPD Evaluasi Ketelitian MPD

Evaluasi Ketelitian MPD Peta Rupabumi

Peta Rupabumi

Pemrograman Pemrograman

Komputer Komputer

Pengujian Program Pengujian Program

Paket Program Komputer Paket Program Komputer

Pengumpulan data Pengumpulan data Pengolahan data Pengolahan data Pembuatan program Pembuatan program Proses otomatis

Proses otomatis  MPD : model permukaan digital MPD : model permukaan digital Georeferensi MPD

Georeferensi MPD Korelasi stereo untuk Korelasi stereo untuk

 pembuatan MPD  pembuatan MPD

 Noise filtering   Noise filtering  MPD MPD

Koreksi elevasi pada Koreksi elevasi pada

MPD MPD

II.4.1. Pemrograman Komputer II.4.1. Pemrograman Komputer  

Pengolahan data secara otomatis dengan menggunakan komputer memer- Pengolahan data secara otomatis dengan menggunakan komputer memer- lukan sebuah program yang harus disusun terlebih dahulu. Sebelum penulisan kode lukan sebuah program yang harus disusun terlebih dahulu. Sebelum penulisan kode  program,

 program, terlebih terlebih dahulu dahulu disusun disusun dasar dasar logika logika dan dan rangkaian rangkaian tahapan tahapan yang yang perluperlu dilakukan. Kerangka logika program ini dituangkan dalam bentuk

dilakukan. Kerangka logika program ini dituangkan dalam bentuk flow  flow chart chart   atau  atau diagram alir untuk mempermudah pemahaman atas cara kerja dari program yang diagram alir untuk mempermudah pemahaman atas cara kerja dari program yang akan disusun. Hal ini sangat membantu dalam memecah program yang kompleks akan disusun. Hal ini sangat membantu dalam memecah program yang kompleks menjadi modul-modul yang lebih sederhana, misalnya

menjadi modul-modul yang lebih sederhana, misalnya flow chart  flow chart  pada lampiran H. pada lampiran H.

II.4.1.1. Perancangan Interface. Pada pemrograman visual, interface adalah II.4.1.1. Perancangan Interface. Pada pemrograman visual, interface adalah  bagian yang

 bagian yang sangat sangat penting dalpenting dalam program, am program, karena karena seolah-olah seolah-olah sebagian sebagian besar besar kodekode  program

 program “menempel” “menempel” pada pada interface. interface. Oleh Oleh karena karena itu itu perlu perlu dilakukan dilakukan perancanganperancangan interface terlebih dahulu supaya dapat direncanakan prioritas modul program yang interface terlebih dahulu supaya dapat direncanakan prioritas modul program yang apa saja yang akan ditulis. Selain harus mudah dimengerti oleh pengguna ( apa saja yang akan ditulis. Selain harus mudah dimengerti oleh pengguna (user-user-  friendly

 friendly), interface juga harus sesuai dengan diagram alir program yang telah), interface juga harus sesuai dengan diagram alir program yang telah direncanakan.

direncanakan.

Delphi adalah bahasa pemrograman visual yang memberikan berbagai Delphi adalah bahasa pemrograman visual yang memberikan berbagai kemudahan dalam merancang tampilan program. Dalam bahasa pemrograman visual kemudahan dalam merancang tampilan program. Dalam bahasa pemrograman visual seperti Delphi,

seperti Delphi,  form form  adalah inti dari antarmuka pemakai (  adalah inti dari antarmuka pemakai (user interfaceuser interface) yang) yang  berperan

 berperan sebagai sebagai sarana sarana komunikasi komunikasi antara antara pemakai pemakai komputer komputer dengan dengan programprogram komputer.

komputer. Form Form merupakan “kanvas” tempat pemrogram dapat meletakkan berbagai merupakan “kanvas” tempat pemrogram dapat meletakkan berbagai komponen dalam konsep

komponen dalam konsep graphical  graphical user user interfaceinterface  (GUI) yang umum digunakan  (GUI) yang umum digunakan dalam berbagai sistem operasi modern, seperti tombol (

dalam berbagai sistem operasi modern, seperti tombol (buttonbutton),), combo-boxcombo-box,, text-boxtext-box,, radio button

radio button,, check-boxcheck-box,, frame frame,, panel  panel , dan lain-lain. Komponen-komponen GUI itu, dan lain-lain. Komponen-komponen GUI itu disebut

disebutcontrolscontrols dalam Delphi. dalam Delphi.

Desain antarmuka pemakai dilakukan dengan melakukan penempatan Desain antarmuka pemakai dilakukan dengan melakukan penempatan controls

controls  pada  pada form form  sedemikian rupa sehingga program menjadi mudah dimengerti  sedemikian rupa sehingga program menjadi mudah dimengerti dan digunakan oleh pemakai program. Baik

dan digunakan oleh pemakai program. Baik form form maupun berbagai maupun berbagai controlscontrols yang ada yang ada  padanya

 padanya memilikimemiliki  properties properties  dan  dan methodsmethods  yang lazim ada dalam pemrograman  yang lazim ada dalam pemrograman  berorientasi

 berorientasi objek.objek. Properties Properties  adalah sekumpulan variabel yang mengatur sifat dari  adalah sekumpulan variabel yang mengatur sifat dari komponen/

komponen/controlscontrols yang bersangkutan, seperti warna komponen, teks yang muncul yang bersangkutan, seperti warna komponen, teks yang muncul  pada

 pada komponen, komponen, tinggi tinggi dan dan lebar lebar komponen komponen dan dan sebagainya.sebagainya.  Methods Methods  adalah  adalah

sekumpulan subrutin program yang digunakan untuk mengoperasikan sekumpulan subrutin program yang digunakan untuk mengoperasikan komponen/

komponen/controlscontrols yang bersangkutan, seperti menampilkan, menyembunyikan, atau yang bersangkutan, seperti menampilkan, menyembunyikan, atau membuang komponen dari memori.

membuang komponen dari memori.

Gambar II.2.

Gambar II.2. Properties Properties dan dan Events Events dalam dalamObject Inspector Object Inspector  Delphi. Delphi.

Setiap komponen

Setiap komponen form form akan membangkitkan kejadian ( akan membangkitkan kejadian (event)event) tertentu apabila tertentu apabila  pemakai

 pemakai melakukan melakukan sesuatu sesuatu terhadap terhadap komponen tkomponen tersebut, ersebut, seperti seperti meng-klik meng-klik mouse,mouse, mengetik sesuatu pada keyboard, menyeret mouse (

mengetik sesuatu pada keyboard, menyeret mouse (dragging dragging ), dan lain-lain. Karena), dan lain-lain. Karena  pemrograman

 pemrograman dalam dalam visual visual umumnya bersifaumumnya bersifatt event-drivenevent-driven, maka untuk, maka untuk event-event event-event    tertentu diberikan

tertentu diberikanevent-handler event-handler , sehingga misalnya saat pemakai program meng-klik, sehingga misalnya saat pemakai program meng-klik sebuah tombol, maka serangkaian instruksi tertentu akan dilaksanakan oleh sebuah tombol, maka serangkaian instruksi tertentu akan dilaksanakan oleh komputer.

komputer. Properties Properties  dan  dan eventsevents  dapat dimanipulasi nilai dan cara penanganannya  dapat dimanipulasi nilai dan cara penanganannya dengan menggunakan fasilitas

dengan menggunakan fasilitasObject Inspector Object Inspector  pada Delphi (gambar II.2). pada Delphi (gambar II.2).

II.4.1.2. Penulisan kode program. Penulisan kode dimulai dengan membagi II.4.1.2. Penulisan kode program. Penulisan kode dimulai dengan membagi  program menjadi beberapa

 program menjadi beberapa modul utama berdasarkan logika modul utama berdasarkan logika daridari flow chart  flow chart . Masing-. Masing- masing modul tersebut disusun dan diuji secara terpisah untuk memastikan bahwa masing modul tersebut disusun dan diuji secara terpisah untuk memastikan bahwa tiap modul dapat berfungsi dengan benar. Proses penulisan kode dilakukan tiap modul dapat berfungsi dengan benar. Proses penulisan kode dilakukan

menggunakan window

menggunakan window Code EditorCode Editor (gambar II.3). Melalui proses pengujian program(gambar II.3). Melalui proses pengujian program kemungkinan besar akan timbul berbagai kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan kemungkinan besar akan timbul berbagai kesalahan yang disebabkan oleh kesalahan  penulisan

 penulisan kode kode (( syntax  syntax error error ) program maupun kesalahan logika program. Untuk) program maupun kesalahan logika program. Untuk mengatasi masalah tersebut, program perlu diperbaiki dan ditinjau ulang algoritma mengatasi masalah tersebut, program perlu diperbaiki dan ditinjau ulang algoritma serta implementasinya. Setelah diperbaiki, proses pengujian dilakukan lagi sampai serta implementasinya. Setelah diperbaiki, proses pengujian dilakukan lagi sampai modul program yang bersangkutan dapat dipastikan berja

modul program yang bersangkutan dapat dipastikan berjalan dengan baik.lan dengan baik.

Gambar II.3.

Gambar II.3. Code Editor Code Editor  pada Delphi. pada Delphi.

II.4.1.3. Uji Program dan

II.4.1.3. Uji Program dan Debugging  Debugging . Kesalahan penulisan kode program. Kesalahan penulisan kode program akan langsung dapat dideteksi pada proses kompilasi, yaitu proses penerjemahan akan langsung dapat dideteksi pada proses kompilasi, yaitu proses penerjemahan  baris-baris

 baris-baris program program dalam dalam bahasa bahasa tingkat tingkat tinggi tinggi yang yang dimengerti dimengerti manusia manusia menjadimenjadi kode-kode mesin yang dapat dikenali oleh prosesor. Kesalahan

kode-kode mesin yang dapat dikenali oleh prosesor. Kesalahan syntax syntax sangat mudah sangat mudah diperbaiki karena mudah dideteksi. Kesalahan logika adalah kesalahan yang terjadi diperbaiki karena mudah dideteksi. Kesalahan logika adalah kesalahan yang terjadi akibat kesalahan dalam algoritma pemrograman, sehingga program tidak berjalan akibat kesalahan dalam algoritma pemrograman, sehingga program tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan. Kesalahan logika lebih sulit diselesaikan daripada sebagaimana yang diharapkan. Kesalahan logika lebih sulit diselesaikan daripada kesalahan

kesalahan  syntax syntax, karena komputer tidak dapat memberikan petunjuk dimana, karena komputer tidak dapat memberikan petunjuk dimana kesalahan itu terjadi. Proses pelacakan kesalahan logika ini dikenal dengan kesalahan itu terjadi. Proses pelacakan kesalahan logika ini dikenal dengan

debugging 

debugging . Pada proses debugging, program dapat dijalankan baris demi baris untuk. Pada proses debugging, program dapat dijalankan baris demi baris untuk melihat nilai setiap variabel yang ada, serta dapat dilihat pula ke arah baris mana melihat nilai setiap variabel yang ada, serta dapat dilihat pula ke arah baris mana  program berjalan, dengan demikian dapat diketahui pada modul mana program mulai  program berjalan, dengan demikian dapat diketahui pada modul mana program mulai  berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

 berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Setelah semua modul dapat berfungsi dengan benar, maka dilakukan Setelah semua modul dapat berfungsi dengan benar, maka dilakukan  penulisan program penuh dengan menyatukan semua modul, satu demi satu, menurut  penulisan program penuh dengan menyatukan semua modul, satu demi satu, menurut  prioritas

 prioritas pemakaiannya. pemakaiannya. Setelah Setelah program program dapat dapat berjalan berjalan dengan dengan benar, benar, dilakukandilakukan  perbaikan-perbaikan

 perbaikan-perbaikan kecil kecil untuk untuk mempermudah mempermudah pemahaman pemahaman algoritma,algoritma, menanggulangi kesalahan

menanggulangi kesalahan run-timerun-time, dan lain-lain. Program yang telah berjalan sesuai, dan lain-lain. Program yang telah berjalan sesuai yang direncanakan siap digunakan untuk pengolahan data secara otomatis, yaitu pada yang direncanakan siap digunakan untuk pengolahan data secara otomatis, yaitu pada tahap korelasi stereo otomatis,

tahap korelasi stereo otomatis, noise filtering noise filtering , dan koreksi elevasi. Panduan singkat, dan koreksi elevasi. Panduan singkat  penggunaan program terdapat pada lamp

 penggunaan program terdapat pada lampiran G.iran G.

II.4.2. Ekstraksi band 3N dan 3B II.4.2. Ekstraksi band 3N dan 3B

Untuk menghemat tempat di hard disk dan mempercepat waktu pemrosesan, Untuk menghemat tempat di hard disk dan mempercepat waktu pemrosesan,  pengolahan lebih lanjut difokuskan

 pengolahan lebih lanjut difokuskan hanya pada band 3N hanya pada band 3N dan 3B. HDF adalah dan 3B. HDF adalah formatformat data yang kompleks dan berukuran besar, oleh karena itu diperlukan perangkat lunak data yang kompleks dan berukuran besar, oleh karena itu diperlukan perangkat lunak khusus untuk mengekstraksi band yang diperlukan.

khusus untuk mengekstraksi band yang diperlukan.

Gambar II.4. Ukuran citra ASTER Level-1B

Gambar II.4. Ukuran citra ASTER Level-1B full scene full scene (ASTER Science Team, 2001).

(ASTER Science Team, 2001).

Citra ASTER level 1B

Citra ASTER level 1B full-scene full-scene berukuran 4980 x 4200 piksel untuk band berukuran 4980 x 4200 piksel untuk band 3N dan 4980 x 4600 piksel untuk band 3B. Karena daerah yang tercakup pada citra 3N dan 4980 x 4600 piksel untuk band 3B. Karena daerah yang tercakup pada citra ASTER full-scene jauh melebihi cakupan daerah penelitian yang hanya seluas 14 km ASTER full-scene jauh melebihi cakupan daerah penelitian yang hanya seluas 14 km x 14 km, maka dilakukan pemotongan (

x 14 km, maka dilakukan pemotongan (cropping cropping ) pada citra. Proses pemotongan ini) pada citra. Proses pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan ENVI. Ukuran pemotongan pada band 3N adalah dilakukan dengan menggunakan ENVI. Ukuran pemotongan pada band 3N adalah 1000 x 1000 piksel atau setara dengan daerah

1000 x 1000 piksel atau setara dengan daerah seluas 15 km x 15 km. Sedangkan padaseluas 15 km x 15 km. Sedangkan pada  band 3B ukurannya 1000 x 1400 piksel. Diagram ukuran citra ASTER Level 1B  band 3B ukurannya 1000 x 1400 piksel. Diagram ukuran citra ASTER Level 1B full- full-  scene

 scene disajikan pada gambar II.4. disajikan pada gambar II.4.

Daerah yang akan dipotong ditentukan koordinat batasnya (koordinat pojok Daerah yang akan dipotong ditentukan koordinat batasnya (koordinat pojok kiri atas dan kanan bawah) pada citra band 3N, kemudian untuk memperkirakan kiri atas dan kanan bawah) pada citra band 3N, kemudian untuk memperkirakan daerah yang bersesuaian (bertampalan 100%) pada band 3B dilakukan penambahan daerah yang bersesuaian (bertampalan 100%) pada band 3B dilakukan penambahan nilai ordinat

nilai ordinat pada koordinat pojok pada koordinat pojok kanan bawah pada kanan bawah pada band 3N sebesar 40band 3N sebesar 400 piksel,0 piksel, sehingga diperoleh nilai pojok kanan bawah yang baru. Nilai 400 piksel adalah besar sehingga diperoleh nilai pojok kanan bawah yang baru. Nilai 400 piksel adalah besar selisih posisi y untuk titik dengan elevasi 0, pada bidang referensi elipsoid WGS 84 selisih posisi y untuk titik dengan elevasi 0, pada bidang referensi elipsoid WGS 84 ((World Geodetic SystemWorld Geodetic System 1984).1984).

Gambar II.5. Fasilitas New File Builder pada ENVI Gambar II.5. Fasilitas New File Builder pada ENVI

Dalam penelitian ini digunakan perangkat lunak pengolah citra IDL/ENVI Dalam penelitian ini digunakan perangkat lunak pengolah citra IDL/ENVI untuk melakukan ekstraksi dan

untuk melakukan ekstraksi dan cropping cropping . Pemotongan dilakukan dengan. Pemotongan dilakukan dengan menggunakan kotak dialog

menggunakan kotak dialog New  New File File Builder Builder   pada ENVI yang dijelankan dengan  pada ENVI yang dijelankan dengan  perintah

 perintah UtilitiesUtilities File  File UtilitiesUtilitiesCreate New FileCreate New File  Standard Standard . Pada. Pada  New  New FileFile  Builder 

 Builder  pilih pilih Import File Import File, kemudian dipilih citra yang akan dipotong (citra, kemudian dipilih citra yang akan dipotong (citra full-scene full-scene   harus sudah dimuat di memori). Untuk membuat potongan, dipilih

harus sudah dimuat di memori). Untuk membuat potongan, dipilih Spatial Subset Spatial Subset    untuk menentukan batas pemotongan.

untuk menentukan batas pemotongan.

Dalam penelitian ini, untuk band 3N dilakukan subset pada daerah dengan Dalam penelitian ini, untuk band 3N dilakukan subset pada daerah dengan koordinat piksel bagian kiri atas pada kolom 2569 dan baris 2061, serta bagian kanan koordinat piksel bagian kiri atas pada kolom 2569 dan baris 2061, serta bagian kanan  bawah pada

 bawah pada kolom 3568 kolom 3568 dan dan baris baris 3060. Sedangan 3060. Sedangan untuk band untuk band 3B dila3B dilakukan subsetkukan subset  pada

 pada daerah daerah dengan dengan koordinat koordinat piksel piksel bagian bagian kiri kiri atas atas pada pada kolom kolom 2569 2569 dan dan barisbaris 2061, serta bagian kanan bawah pada kolom 3568 dan baris 3460. Citra hasil 2061, serta bagian kanan bawah pada kolom 3568 dan baris 3460. Citra hasil cropping 

cropping  disimpan dalam format raster standar ENVI dan berekstensi *.img. disimpan dalam format raster standar ENVI dan berekstensi *.img.

II.4.3. Pengukuran Koordinat pada Peta Rupabumi II.4.3. Pengukuran Koordinat pada Peta Rupabumi  

Pengukuran koordinat serta elevasi titik cek dapat dilakukan secara langsung Pengukuran koordinat serta elevasi titik cek dapat dilakukan secara langsung  pada

 pada peta peta rupabumi rupabumi dengan dengan menggunakan menggunakan bantuan bantuan mistar mistar ukur. ukur. Namun Namun untukuntuk mempermudah identifikasi dan mempercepat pengukuran koordinat serta elevasi titik mempermudah identifikasi dan mempercepat pengukuran koordinat serta elevasi titik cek, maka pengukuran dilakukan dengan bantuan perangkat

cek, maka pengukuran dilakukan dengan bantuan perangkat lunak komputer.lunak komputer.

Untuk melakukan proses pengukuran dengan menggunakan komputer, peta Untuk melakukan proses pengukuran dengan menggunakan komputer, peta rupabumi di-

rupabumi di- scan scan  sehingga diperoleh versi digitalnya. Versi digital peta rupabumi  sehingga diperoleh versi digitalnya. Versi digital peta rupabumi yang berformat raster ini perlu dikoreksi dengan menggunakan ENVI. Proses koreksi yang berformat raster ini perlu dikoreksi dengan menggunakan ENVI. Proses koreksi  pada

 pada intinya intinya adalah adalah proses proses rektifikasi rektifikasi citra citra hasilhasil scanning  scanning   dengan menggunakan  dengan menggunakan transformasi

transformasi affineaffine, sehingga kesalahan geometrik akibat deformasi kertas peta, sehingga kesalahan geometrik akibat deformasi kertas peta maupun kesalahan akibat tidak tepatnya orientasi kertas peta saat proses

maupun kesalahan akibat tidak tepatnya orientasi kertas peta saat proses scanning  scanning    dapat diminimalisasi.

dapat diminimalisasi.

Citra peta rupabumi yang telah dikoreksi kemudian dimasukkan ke dalam Citra peta rupabumi yang telah dikoreksi kemudian dimasukkan ke dalam dokumen pada AutoCAD sebagai

dokumen pada AutoCAD sebagai raster image object raster image object   dan koordinatnya diatur  dan koordinatnya diatur melalui proses penskalaan dan translasi dengan perintah SCALE dan MOVE melalui proses penskalaan dan translasi dengan perintah SCALE dan MOVE sehingga sesuai dengan koordinat UTM yang ada pada peta. yaitu dengan membuat sehingga sesuai dengan koordinat UTM yang ada pada peta. yaitu dengan membuat sebuah objek titik pada titik yang diinginkan dengan perintah POINT, mengatur sebuah objek titik pada titik yang diinginkan dengan perintah POINT, mengatur elevasi titik tersebut dengan perintah CHANGE, kemudian setelah membuat objek elevasi titik tersebut dengan perintah CHANGE, kemudian setelah membuat objek

titik pada semua titik yang akan diukur, diberikan perintah LIST untuk menampilkan titik pada semua titik yang akan diukur, diberikan perintah LIST untuk menampilkan daftar koordinat dari semua objek titik beserta informasi tambahan lain.

daftar koordinat dari semua objek titik beserta informasi tambahan lain.

Perangkat lunak AutoCAD dipilih karena adanya fasilitas untuk Perangkat lunak AutoCAD dipilih karena adanya fasilitas untuk menampilkan data koordinat, sehingga tidak diperlukan proses

menampilkan data koordinat, sehingga tidak diperlukan proses key-inkey-in data koordinat data koordinat UTM secara manual. Transfer data dari tampilan koordinat AutoCAD hasil perintah UTM secara manual. Transfer data dari tampilan koordinat AutoCAD hasil perintah LIST dapat dilakukan dengan proses

LIST dapat dilakukan dengan proses copycopy  dan  dan paste paste  ke file teks ASCII dengan  ke file teks ASCII dengan editing seperlunya (membuang informasi yang tidak diperlukan). Dengan demikian, editing seperlunya (membuang informasi yang tidak diperlukan). Dengan demikian,  proses penentuan

 proses penentuan koordinat dan koordinat dan elevasi elevasi suatu titik suatu titik dapat dilakukan dapat dilakukan dengan cepat dengan cepat dandan mudah.

mudah.

Gambar II.6. Distribusi titik GCP dan titik ikat yang digunakan.

Gambar II.6. Distribusi titik GCP dan titik ikat yang digunakan.

II.4.3.1. Pengukuran Koordinat Titik Kontrol Tanah. Sebelum dilakukan II.4.3.1. Pengukuran Koordinat Titik Kontrol Tanah. Sebelum dilakukan  pengukuran, terlebih dahulu dilakukan identifikasi titik-titik yang dapat dikenali pada  pengukuran, terlebih dahulu dilakukan identifikasi titik-titik yang dapat dikenali pada citra serta mencocokkannya dengan kenampakan yang ada pada peta rupabumi.

citra serta mencocokkannya dengan kenampakan yang ada pada peta rupabumi.

Titik-titik yang teridentifikasi diukur koordinatnya dalam sistem UTM dengan Titik-titik yang teridentifikasi diukur koordinatnya dalam sistem UTM dengan menginterpolasi grid pada peta menggunakan AutoCAD. Elevasi titik tinggi menginterpolasi grid pada peta menggunakan AutoCAD. Elevasi titik tinggi diperoleh dengan cara menginterpolasi garis kontur secara linier. Untuk keperluan diperoleh dengan cara menginterpolasi garis kontur secara linier. Untuk keperluan registrasi model permukaan digital, digunakan 11 buah titik kontrol tanah yang registrasi model permukaan digital, digunakan 11 buah titik kontrol tanah yang dipilih sedemikian rupa sehingga distribusinya merata di seluruh citra (gambar II.6).

dipilih sedemikian rupa sehingga distribusinya merata di seluruh citra (gambar II.6).

Deskripsi titik kontrol tanah disajikan pada lampiran B.

Deskripsi titik kontrol tanah disajikan pada lampiran B.

Selain koordinat tanahnya, sebuah titik kontrol tanah juga harus diketahui Selain koordinat tanahnya, sebuah titik kontrol tanah juga harus diketahui koordinat pikselnya pada citra, oleh karena itu diperlukan pengukuran koordinat koordinat pikselnya pada citra, oleh karena itu diperlukan pengukuran koordinat  piksel pada citra. Prose

 piksel pada citra. Proses input data titik s input data titik kontrol serta pengukuran koordinat piksel inikontrol serta pengukuran koordinat piksel ini dapat dipermudah dengan menggunakan fasilitas

dapat dipermudah dengan menggunakan fasilitas Register  Register Select GCPsSelect GCPs Image  Image toto  Map

 Map pada ENVI. Data hasil pengukuran disimpan dalam file berkstensi *.pts sesuai pada ENVI. Data hasil pengukuran disimpan dalam file berkstensi *.pts sesuai dengan format yang dijelaskan pada lampiran G, bagian III.1.

dengan format yang dijelaskan pada lampiran G, bagian III.1.

II.4.3.2. Pengukuran Titik Cek. Titik cek diperlukan dalam tahap evaluasi II.4.3.2. Pengukuran Titik Cek. Titik cek diperlukan dalam tahap evaluasi ketelitian model permukaan digital. Cara mengukur titik cek mirip dengan cara ketelitian model permukaan digital. Cara mengukur titik cek mirip dengan cara mengukur koordinat titik kontrol tanah. Titik-titik yang dipilih adalah titik-titik tinggi mengukur koordinat titik kontrol tanah. Titik-titik yang dipilih adalah titik-titik tinggi  pada

 pada peta peta rupabumi rupabumi yang yang tersebar tersebar secara secara merata merata di di seluruh seluruh muka muka peta. peta. UntukUntuk keperluan titik cek, diukur koordinat dan elevasi 150 buah titik tinggi pada peta keperluan titik cek, diukur koordinat dan elevasi 150 buah titik tinggi pada peta rupabumi. Daftar koordinat dan elevasi titik cek disertakan pada lampiran E.

rupabumi. Daftar koordinat dan elevasi titik cek disertakan pada lampiran E.

II.4.4. Pengukuran Koordinat Titik Ikat pada

II.4.4. Pengukuran Koordinat Titik Ikat pada CitraCitra

Titik-titik ikat antara band 3N dan band 3B diukur koordinatnya dengan Titik-titik ikat antara band 3N dan band 3B diukur koordinatnya dengan menggunakan fasilitas

menggunakan fasilitas Ground Control Points SelectionGround Control Points Selection  melalui pilihan menu  melalui pilihan menu  Register 

 Register Select GCPsSelect GCPs Image to Image Image to Image pada ENVI. Hasil pengukuran ini disimpan pada ENVI. Hasil pengukuran ini disimpan ke dalam file teks berekstensi *.pts dengan format seperti yang dijelaskan pada ke dalam file teks berekstensi *.pts dengan format seperti yang dijelaskan pada lampiran G, bagian III.1. Untuk keperluan registrasi dari band 3B ke band 3N (titik lampiran G, bagian III.1. Untuk keperluan registrasi dari band 3B ke band 3N (titik ikat) digunakan 30 buah titik ikat. Diantara 30 buah titik tersebut, 11 buah titik ikat ikat) digunakan 30 buah titik ikat. Diantara 30 buah titik tersebut, 11 buah titik ikat adalah titik yang sama dengan titik yang digunakan sebagai titik kontrol tanah. Titik adalah titik yang sama dengan titik yang digunakan sebagai titik kontrol tanah. Titik ikat dipilih sedemikian rupa sehingga distribusinya merata di seluruh citra.

ikat dipilih sedemikian rupa sehingga distribusinya merata di seluruh citra.

Dalam dokumen pdf pembuatan dem dari citra aster compress (Halaman 37-58)

Dokumen terkait