• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden Tabel 12

BAB VI PENUTUP

5.3 Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden Tabel 12

karena banyak mendengar atau tahu dari orang lain. Dari 17 rumah sakit di Medan yang menerima Jamkesmas hampir setengahnya mereka tahu.

5.3 Pelayanan Kesehatan yang Diberikan Kepada Responden

Berdasarkan Tabel 13 di atas sebanyak 44 orang responden atau 46,3 % sudah 3 kali memakai Kartu Peserta Jamkesmasnya di Rumah Sakit Haji, sedangkan responden yang menggunakan kartunya sebanyak 4 – 6 kali hanya berjumlah 22 orang dengan persentase 23,2 %, responden yang memakai ≥10 berjumlah 25 orang dengan persentase 26,3 % dan yang menggunakan kartunya sebanyak 7 – 9 kali hanya 4 orang atau 4,2 %. Dalam penelitian ini, penarikan sampel yang peneliti gunakan adalah purposive sampling artinya penentuan sampel dilakukan dengan sengaja. Untuk bisa seorang pasien menjadi responden dalam penelitian ini, mereka minimal harus sudah 3 kali menggunakan kartu Jamkesmasnya untuk berobat di Rumah Sakit Haji Medan. Oleh sebab itu, peneliti hanya mewawancarai pasien yang minimal sudah 3 kali mendapatkan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan.

Tabel 14.

Yang Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Responden

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

Dokter

Dokter magang (COAS)

95 0

100 % 0

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 14 di atas sebanyak 95 orang atau 100 % menjawab dokterlah yang memeriksa kesehatan mereka, sedangkan dokter magang atau COAS tidak ada. Hal ini dikarenakan dokter adalah sebuah profesi yang sudah memiliki kode etik profesinya sendiri dan untuk menjadi seorang dokter, seseorang terlebih dahulu harus mengucapkan sumpah profesi. Sedangkan dokter magang adalah seorang mahasiswa kedokteran yang menimba ilmu (magang) di sebuah lembaga kesehatan dan mereka belum memiliki kode etik serta belum

dokter saja yang berhak memeriksa dan mengeluarkan resep untuk pasien, sedangkan dokter COAS hanya membantu dokter dalam memeriksa kondisi kesehatan pasien.

Tabel 15.

Intensitas Dokter Melakukan Pemeriksaan Tiap Hari

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

≤ 2 kali 3 – 4 kali

≥ 5 kali

15 0 0

100 % 0 0

J U M L A H 17 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 14 pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden menyatakan bahwa dokter hanya memeriksa ≤ 2 kali dalam sehari berjumlah 15 orang atau 100 %. Menurut mereka, dokter hanya bisa datang ≤ 2 kali dalam sehari karena mereka harus bekerja lagi di poliklinik Rumah Sakit Haji Medan sampai siang, kemudian baru bisa melakukan pemeriksaan ke tiap kamar setelah jam istirahat selesai.

Tabel 16.

Penilaian Responden terhadap Ketepatan Waktu Dokter dalam Melakukan Pemeriksaan Kesehatan

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Sangat Tepat Waktu Tepat Waktu Kurang Tepat Waktu Tidak Tepat Waktu

1 61 30 3

1,1 % 64,2 % 31,6 % 3,1%

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Menurut Dr. BoB Woworutu salah satu kriteria pelayanan kesehatan dikatakan memusakan apabila dapat menyingkat waktu tunggu pasien (Noveniawanata, 2008). Salah satu cara untuk dapat menyingkat waktu tunggu pasien adalah dengan cara dokter harus selalu datang tepat waktu (on time).

Apabila dokter datang tidak tepat waktu sesuai jadwal maka waktu tunggu pasien akan lama dan sebaliknya apabila dokter datang tepat waktu sesuai jadwal maka waktu tunggu yang dihabiskan oleh pasien tidak akan lama.

Berdasarkan Tabel 15 di atas sebanyak 61 orang atau 64,2 % menyatakan bahwa dokter tepat waktu dalam melakukan pemeriksaan kesehatan, sedangkan yang menjawab kurang tepat waktu berjumlah 30 orang dengan persentase 31,6 %, tidak tepat waktu berjumlah 3 orang dengan persentase 3,1 %, sementara yang sangat tepat waktu hanya berjumlah 1 orang atau 1,1 %. Hal ini dikarenakan

Tabel 17.

Penilaian Responden terhadap Kesigapan Dokter atau Perawat

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Sangat Sigap Sigap Kurang Sigap

Tidak Sigap

0 15

2 0

0 88,2 % 11,8 %

0

J U M L A H 17 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Salah satu kriteria pelayanan kesehatan itu di katakan memuaskan apabila dapat memberikan pelayanan yang baik dan salah satu contohnya dapat dilihat dari kesigapan dokter atau perawat dalam melayani pasien. Berdasarkan Tabel 16 penilaian pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan yang menjadi responden menyatakan dokter dan perawat sigap berjumlah 15 orang atau 88,2 %, sedangkan yang menyatakan kurang sigap berjumlah 2 orang atau 11,8 %. Menurut responden yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Haji Medan, dokter maupun perawatnya sangat sigap dan tanggap jika pasien memerlukan bantuannya. Hal ini dilihat dari misalnya ada infus pasien yang bermasalah dan ketika diberitahu kepada perawat

yang sedang jaga maka mereka akan langsung datang untuk segera mengecek infus tersebut.

Tabel 18.

Penilaian Responden terhadap Kemampuan Dokter dalam Menjelaskan Penyakit Responden

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Sangat Mampu Mampu Kurang Mampu

Tidak Mampu

3 79 12 1

3,1 % 83,2 % 12,6 %

1,1

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 17 di atas sebanyak 95 orang pasien yang menjadi responden, setengah dari jumlah responden menyatakan bahwa doketr yang bekerja di Rumah Sakit Haji mampu untuk menjelaskan penyakit yang diderita Responden. Hal ini terlihat dari jumlah responden yang menjawab mampu sebanyak 79 orang atau 83,2 %, sedangkan yang menjawab kurang mampu berjumlah 12 orang dengan persentase sebesar 12,6 %, sangat mampu hanya berjumlah 3 orang dengan persenase 3,8 % dan yang tidak mampu hanya berjumlah 1 orang saja dengan persentase 1,1 %. Sebelum melakukan pemeriksaan dokter terlebih dahulu bertanya mengenai keluahan penyakit yang diderita oleh pasien. Apabila dokter belum bisa memastikan penyakit apa yang diderita pasien, dokter menyarankan pasien untuk melakukan tes pemeriksaan lanjutan seperti tes darah, rontgen, scan, USG dan lain sebagainya. Apabila tes lanjutan sudah dilakukan, maka dokter bisa memastikan dan menjelaskan kepada pasien tentang penyakit tersebut.

Tabel 19.

Penilaian Responden terhadap Sikap Dokter dan Perawat

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Sangat Baik Baik Kurang Baik

Tidak Baik

6 88

1 0

6,3 % 92,6 %

1,1 % 0

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Salah satu kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah mengenai hubungan dokter-pasien (Azwar, 1995).

Disini terbinanya sebuah hubungan yang baik antara dokter-pasien sangat di perlukan. Contoh dari adanya hubungan yang baik antara dokter-pasien dapat dilihat dari sikap dari para dokter maupun perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.

Selama melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi secara langsung ketika dokter dan perawat memberikan pelayanan kesehatan. Disana peneliti melihat secara langsung bagaimana dokter maupun perawat yang bekerja di rumah sakit Haji Medan begitu baik dan ramah terhadap responden yang notabene adalah pasien Jamkesmas. Pendapat ini juga sesuai dengan pendapat para responden. Mereka berpendapat bahwa sikap dari dokter maupun perawat yang bekerja di Rumah Sakit Haji baik. Hal ini terlihat dalam tabel 15.

Beradasarkan Tabel 18 diatas sebanyak 88 orang atau 92,6 %

Sakit Haji Medan baik, sedangkan yang menyatakan sangat baik berjumlah 6 orang dengan persentase 6,3 % dan yang menyatakan kurang baik hanya 1 orang dengan persentase 1,1 % saja.

Tabel 20.

Penilaian Responden terhadap Prosedur Administrasi

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Sangat Mudah Mudah Tidak Terlalu Sulit

Sulit

1 80 10 4

1,1 % 84,2 % 10,5 % 4,2 %

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Salah satu kriteria suatu pelayanan kesehatan dikatakan memuaskan menurut Dr. Bob Woworutu (Noveniawanata, 2008) apabila tidak berbelit-belit.

Contoh dari tidak berbelit-belit ini dapat dilihat dari prosedur administrasi.

Apabila prosedur administrasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di buat berbelit-belit, maka dapat dikatakan pelayanan kesehatan itu kurang memuaskan.

Sebaliknya, apabila prosedur administrasi dibuat mudah dan gampang untuk dilakukan maka dapat dikatakan bahwa pelayanan kesehatan itu memuaskan. Di Rumah Sakit Haji Medan sendiri, prosedur administrasi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan tergolong mudah. Hal ini dapat kita lihat dari tabel jawaban para responden yang menyatakan bahwa prosedur administrasi di Rumah Sakit Haji Medan mudah.

Berdasarkan Tabel 19 di atas terlihat sebanyak 80 orang atau 84,2 % menyatakan bahwa proses administrasi untuk bisa rawat jalan di Rumah Sakit Haji Medan mudah, sedangkan yang menjawab tidak terlalu sulit berjumlah 10

orang dengan persentase 10,5 %, sulit berjumlah 4 orang dengan persentase 4,2,%

dan yang menyatakan sangat mudah hanya berjumlah 1 orang atau 1,1 %.

Untuk bisa berobat rawat jalan seorang pasien pengguna Jamkesmas harus melengkapi beberapa berkas untuk keperluan administrasi. Berkas tersebut adalah:

a. Kartu Jamkesmas (asli)

b. Surat Rujukan dari puskesmas atau Rumah Sakit Umum Daerah jika pasien berasal dari luar Kota Medan yang masih aktif (Asli)

c. Kartu Keluarga (Asli) d. KTP (Asli)

e. Kemudian semua berkas diatas di fotocopy rangkap tiga

Jika semua berkas diatas telah di lengakapi oleh pasien yang ingin rawat inap, maka pihak administrasi akan langsung memproses data-data pasien, apabila belum lengkap maka pihak administrasi tidak dapat memproses data-data pasien.

Karena yang menjadi responden peneliti adalah pasien rawat jalan yang minimal sudah berobat selama tiga kali di Rumah Sakit Haji Medan, maka sebagian besar sudah mengerti dan faham tentang proses administrasi di rumah sakit tersebut.

Tabel 21.

Penilaian Responden tentang Rumah Sakit yang Selalu Memberian Petunjuk atau Informasi yang sebenarnya kepada Responden

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

Selalu Sering Tidak Pernah

8 9 0

47 % 53 %

0

J U M L A H 17 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 20 di atas menyatakan bahwa pasien Rawat Inap

Sakit Haji Medan selalu memberikan petunjuk atau informasi yang sebenarnya kepada responden adalah sering berjumlah 9 orang dengan persentase 54 %, sedangkan yang menyatakan selalu sebanyak 8 orang dengan persentase 47 %.

Hal ini terlihat dari mudahnya para pasien dalam mengurus administrasi untuk rawat inap.

Tabel 22.

Penilaian Responden terhadap Rumah Sakit Haji yang Lebih Mengutamakan Pasien Non-Jamkesmas daripada Pasien Jamkesmas

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Sangat Benar Benar Kurang Benar

Tidak Benar

1 10 79 5

1,1 % 10,5 % 83,2 % 5,2 %

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Salah satu unsur lain dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah kenyamanan pelayanan (Azwar, 1995). Kenyamanan pelayanan disini maksudnya tidak hanya yang menyangkut fasilitas yang disediakan, tetapi yang terpenting lagi adalah yang menyangkut sikap serta tindakan para pelaksana ketika menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Di Rumah Sakit Haji Medan, sikap dan tindakan yang baik di tunjukkan oleh para dokter maupun perawat kepada pasien pengguna kartu Jamkesmas. Hal ini terlihat dari jawaban dari para responden yang menyatakan bahwa tidak benar sikap dan tindakan dari para dokter maupun perawat yang leebih mengutamakan pasien Non Jamkesmas dari pada pasien Jamkesmas.

Berdasarkan Tabel 21 di atas penilaian responden yang menyatakan bahwa tidak benar pihak Rumah Sakit Haji Medan yang lebih mengutamakan pasien Non Jamkesmas dari pada pasien Jamkesmas berjumlah 79 orang atau 83,2

%, sedangkan yang menjawab benar berjumlah 10 orang dengan persentase 10,5

% tidak benar berjumlah 5 orang dengan persentase 5,2 % dan sangat benar hanya 1 orang atau 1,1 %. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada pasien- pasien rawat jalan sebagian dari mereka berpendapat pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan kepada mereka sama saja dengan pasien yang Non Jamkesmas. Hal ini menurut mereka terlihat dari proses administrasi yang mudah, sikap dokter dan perawat yang selalu baik serta ramah pada mereka dan dari segi pelayanan yang lainnya.

Tabel 23.

Penilaian Responden terhadap Kondisi Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

Sangat Nyaman Nyaman Kuarang Nyaman

Tidak Nyaman

0 16

1 0

0 94,1 %

5,9 % 0

J U M L A H 17 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 22 di atas pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden menyatakan kondisi kamar inap nyaman berjumlah 16 orang atau 94,1 %, sedangkan yang menyatakan kurang nyaman hanya 1 orang yaitu 5,9 %. Menurut observasi yang peneliti lakukan kamar inap untuk pasien rawat inap pengguna Jamkesmas termasuk nyaman karena selain bersih ruangan tidak sumpek dan padat karena rumah sakit tidak memperkenankan keluarga pasien menunggu pasien dengan menggelar tikar di kamar sehingga bisa mengakibatkan suasana yang padat dan pengap.

Tabel 24.

Penilaian Responden Terhadap Kebersihan Kamar Inap Rumah Sakit Haji Medan No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

Sangat Bersih Bersih Kurang Bersih

Tidak Bersih

1 16

0 0

5,9 % 94,1 %

0 0

J U M L A H 17 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 23 di atas pasien Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden menyatakan bahwa kebersihan kamar inap Rumah Sakit Haji Medan untuk pengguna Jamkesmas termasuk bersih adalah 16 orang atau 94,1 %, sedangkan yang menyatakan sangat bersih hanya 1 orang atau 5,9 %. Kamar inap untuk pasien Jamkesmas dalam sehari dilakukan penyapuan dan pengepelan sebanyak 2 kali yaitu pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dan 14.00 WIB. Di kamar inap pun pada siang hari keluarga pasien tidak diperkenankan untuk menggelar tikar di samping atau dibawah ranjang pasien.

Tabel 25.

Penilaian Responden terhadap Kelengkapan Obat

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Sangat Lengap Lengap Kurang Lengkap

Tidak Lengkap

2 84

9 0

2,1 % 88,4 %

9,5 % 0

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Salah satu unsur dalam dimensi kepuasan pasien yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode etik profesi adalah kenyamanan pelayanan (Azwar, 1995). Salah satu contoh dari unsur kenyamanan pelayanan ini adalah tersedianya fasilitas dalam menunjang pelaksanaan pelayanan kesehatan. Salah satu fasilitas yang harus tersedia di rumah sakit adalah farmasi atau bagian obat.

Di Rumah Sakit Haji Medan terdapat bagian farmasi. Bagian farmasi ini salah satu tugasnya adalah menyediakan obat-obatan untuk para pasien yang

memerlukan obat-obatan. Obat-obatan yang diberikan kepada pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas adalah jenis obat yang sudah diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan obat- obatan ini lebih dikenal dengan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat ). Obat ini selalu tersedia di rumah sakit karena menurut jawaban yang peneliti terima ketika mewawancarai pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan, setiap mereka ingin menebus obat ke bagian Farmasi Rumah Sakit Haji Medan jarang terjadi kekosongan stok obat sehingga mereka tidak perlu lagi membeli obat dari luar.

Hal ini terlihat dalam tabel 24 diatas.

Berdasarkan Tabel 24 di atas responden yang menilai kelengkapan obat di Rumah Sakit Haji Medan lengkap berjumlah 84 orang atau 88,4 %, sedangkan yang menjawab kurang lengkap sebanyak 9 orang atau 9,5 %, dan sangat lengkap hanya 2 orang saja dengan persentase 2,1 %. Hal ini terungkap ketika peneliti mewawancarai mereka. Setiap mereka ingin menebus obat ke bagian Farmasi Rumah Sakit Haji Medan jarang terjadi kekosongan stok obat sehingga mereka tidak perlu lagi membeli obat dari luar.

Tabel 26.

Penilaian Responden terhadap Kualitas Obat yang Diberikan Rumah Sakit No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

Sangat Berkualitas Berkualitas Kurang Berkualitas

Tidak Berkualitas

2 89

4 0

2,1 % 93,7 %

4,2 % 0

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 25 di atas responden yang menyatakan kualitas obat yang diberikan Rumah Sakit Haji Medan Kepada mereka berkulitas berjumlah 89

orang dengan persentase 4,2 % dan sangat berkualitas berjumlah 2 orang saja atau 2,1 %. Obat-obatan yang diberikan kepada pasien yang menggunakan kartu Jamkesmas adalah jenis obat yang sudah diatur dalam Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan obat-obatan ini lebih dikenal dengan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat ). Walaupun pihak Rumah Sakit Haji Medan hanya memberikan obat DPHO (Daftar Plafon Harga Obat) atau yang biasa di sebut obat generik, tetapi menurut pasien yang menjadi responden obat tersebut cukup berkualitas karena walaupun harganya murah tapi obat tersebut cocok dengan mereka.

Tabel 27.

Penilaian Responden terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

3.

4.

Selalu terjadi peningkatan pelayanan dari tahun ketahun.

Ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya Tidak ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya

Terjadi penurunan pelayanan fari tahun sebelumnya

0 24 71 0

0 25,3 % 74,7 %

0

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 26 di atas, responden yang menyatakan tidak ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya sebanyak 24 orang atau 25,3 %, sedangkan yang menyatakan ada peningkatan pelayanan dari tahun sebelumnya sebanyak2 4 orang atau 25,3 %.

Tabel 28.

Penilaian Responden terhadap Kepuasan Pelayanan yang Diberikan No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. Sangat Puas 6 6,3 %

3.

4.

Kurang Puas Tidak Puas

6 0

6,3 % 0

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 27 di atas, responden yang menyatakan puas terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak Rumah Sakit Haji Medan kepada mereka berjumlah 83 orang atau 87,4 %, sedangkan yang menyatakan sangat puas berjumlah 8 orang dengan persentase 6,3 % dan kurang puas berjumlah 6 orang atau 6,3 %. Hal ini terlihat dari mudahnya para responden dalam melakukan proses administrasi untuk bisa berobat rawat jalan, sikap dari para dokter dan suster yang baik dan ramah pada mereka, fasilitas yang cukup lengkap dan pelayanan lainnya yang cukup memuaskan.

Tabel 29.

Alasan Responden Menggunakan Kartu Jamkesmas di rumah Sakit Haji Medan No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

Pelayanan kesehatan RSHM Lebih bagus

Lebih dekat dari tempat tinggal Rekomendasi dari orang lain Rujukan langsung dari puskesmas atau Rumah Sakit Umum Daerah

Lainnya

17 48 18 8 4

17,9 % 50,5 % 19 % 8,4 % 4,2 %

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Salah satu ukuran kepuasan pasien yang mengacu pada penerapan persyaratan pelayanan kesehatan adalah ketercapaian pelayanan kesehatan (Azwar, 1995). Artinya pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak akan mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien. Sebaliknya, suatu pelayanan kesehatan bermutu apabila pelayanan tersebut dapat dicapai oleh pemakai jasa

pelayanan kesehatan. Di Rumah Sakit Haji Medan, sebagian besar dari pasiennya adalah warga yang tinggal di dekitar daerah Rumah Sakit. Hal ini terlihat dari jawaban mereka atas pertanyaan apa alasan mereka menggunakan kartu Jamkesmasnya di Rumah Sakit Haji Medan.

Berdasarkan Tabel 28 di atas, sebanyak 48 orang atau 50,5 % responden menyatakan alasan mereka menggunakan kartu Jamkesmasnya di rumah Sakit Haji Medan adalah karena lebih dekat dari tempat tinggal mereka, sedangkan yang membuat alasan pelayanan kesehatan dir Rumah Sakit Haji Medan lebih bagus berjumlah 17 orang dengan persentase 17,9 %, rekomendasi dari orang lain berjumlah 18 orang atau 19 %, rujukan langsung dari puskesmas atau Rumah Sakit Umum Daerah berjumlah 8 orang atau 8,4 %, 4 orang atau 4,2 % tergolong alasan lainnya. Menurut mereka jika ada rumah sakit yang lebih dekat dengan rumah mereka maka untuk apa jauh-jauh ke rumah sakit yang lain, dengan begitu mereka bisa menghemat ongkos mereka.

Tabel 30.

Penilaian Responden tentang Ada atau Tidaknya Hal-hal yang Mengganggu Kelancaran dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan

No Jawaban Jumlah (Orang) Persentase (%) 1.

2.

Ada Tidak Ada

15 80

15,8 % 84,2 %

J U M L A H 95 100 %

Sumber : Kuesioner. 2009

Berdasarkan Tabel 29 di atas responden yang menyatakan bahwa tidak ada yang mengganggu kelancaran dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah Sakit Haji sebesar 80 orang atau 84,2 %, sedangkan untuk yang menyatakan ada gangguan dalam mendapatkan pelayanan kesehatan adalah sebesar 15 oarang atau 15,8 %. Menurut mereka yang menyatakan ada hal-hal

yang menggangu kelancaran dalam mendapatkan pelayanan kesehatan adalah karena dokter yang menurut mereka kurang tepat waktu.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

4. 1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi pengguna Jamkesmas terhadap pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan baik itu dari segi fasilitas atau sarana dan prasarana, pelayanan medis maupun pelayanan administrasi adalah positif. Hal ini terlihat dari besarnya jumlah tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan. Tingkat kepuasan pasien Pengguna Jamkesmas yang mendapatkan pelayanan kesehataan di Rumah Sakit Haji Medan adalah sebesar 87,4 %. Artinya hampir seluruh pasien Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) maupun Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL) yang menjadi responden puas akan pelayanan kesehatan yang diberikan pihak Rumah Sakit Hahi Medan.

4. 2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang kiranya dapat bermanfaat bagi semua, yaitu :

1. Bagi rumah sakit harus tetap bisa mempertahankan atau bahkan meningkatkan mutu pelayanan kesehatannya lagi, baik itu dari segi fasilitas, pelayanan medis maupun pelayanan administrasinya.

2. Pihak rumah sakit hendaknya memperbanyak pelatihan-pelatihan dan pendidikan tentang pelayanan bermutu yang berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan sehari-hari.

3. Hendaknya pemerintah melalui instansi-instansi terkait harus lebih mensosialisasikan program Jamkesmas ini kepada masyarakat luas, khususnya kepada mereka yang berhak menerima bantuan.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Azrul. 1995. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi prinsip Lingkaran Pemecahan Masalah. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Nawawi, Hadari. 1990. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Nawawi, Hadari. 1995. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Rukminto, Isbandi. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial Dasar-Dasar Pemikiran. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Singarimbun, Nasri. 1989. Metode Penelitian Survey. LP3S. Jakarta.

Sobur, Alex. 2003. Psikologi Umum Dalam Lintasan Sejarah. CV. Pustaka Setia. Bandung.

Soehartono, Irawan. 2004. Metode Penelitian Sosial. PT. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Walgito, Bimo. 1999. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta. Jakarta.

World Health Organization. 1992. Pendidikan Kesehatan. Penerbit ITB.

Bandung.

Sumber lain :

Keputusan Menteri Kesehatan No.125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 Februari 2008 Tentang Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Masyarakat 2008.

Noveniawanata. 2008. Pelayanan Kesehatan Bagi Pasien Pemegang Surat Kartu Tidak Mampu (SKTM) Di RSUD Dr Abdul Aziz.

Syafei, Chandra. 2008. Jamkesmas & Permasalahan di Sumut.

Pemerintah Kota Medan. 2008. Dinas Kesehatan Kota Medan Tandatangani Mou Dengan 17 Rumah Saikit Rujukan Jamkesmas.

Pemerintah Kota Medan. 2008. Jamkesmas untuk Medan 412.249 Warga.

Anonim. 2008. Bupati/Walikota Diminta Segera Tetapkan Data Peserta Askeskin. http://prapatan.dkk-bpp.com

Badan Pusat Statistik. 2006. Tingkat kemiskinan di Indonesia Tahun 2005-2006.

. Diakses tanggal 18 September 2008.

Anonim. 2008. Karakteristik Pelayanan Kesehatan.

Di akses tanggal 19 Oktober 2008.

www Diakses tanggal 28 Januari 2009.

86

Lampiran-9

Persepsi Pengguna Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS) terhadap Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Haji Medan

DAFTAR KUESIONER

Petunjuk Pengisian

- Mohon angket ini diisi oleh Anda dengan menjawab seluruh pertanyaan yang ada.

- Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan seluruh pilihan jawabannya.

- Pilihlah jawaban yang palinh sesuai menurut Anda dan berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih.

- Jika ada pertanyaan yang kurang dipahami, tanyakan langsung kepada peneliti.

- Mohon semua pertanyaan yang kurang dipahami, tanyakan langsung kepada peneliti.

- Mohon semua pertanyaan diisi dengan jujur, benar dan tidak ada yang terlewatkan kecuali ada pertunjuk untuk melawatinya.

- Atas kesedian Anda dalam membantu peneliti mengisi kuesioner, peneliti mengucapkan terima kasih.

Peneliti

Siti Chotimah Lubis

Dokumen terkait