• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELELANGAN GAGAL DAN PELELANGAN ULANG

Dalam dokumen Pelindo (Halaman 90-93)

BAB VI PELELANGAN UMUM

Q. PELELANGAN GAGAL DAN PELELANGAN ULANG

1. Pelelangan dinyatakan gagal, apabila :

a) Tidak ada Penyedia Barang/Jasa yang melakukan pendaftaran; atau b) Tidak ada penawar yang memasukan penawaran; atau

c) Tidak ada penawaran yang memenuhi syarat sesuai ketentuan Dokumen Pengadaan;

atau

d) Semua harga penawaran di atas HPS/OE yang ditetapkan; atau

e) Sanggahan dari penawar atas kesalahan prosedur yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan ternyata benar; atau

f) Sanggahan dari penawar atas terjadinya KKN dari pemenang lelang ternyata benar;

atau

g) Seluruh penawar mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk; atau

h) Pelaksanaan pelelangan tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan ini secara mendasar.

2. Pelelangan Ulang.

a) Terhadap pelelangan yang gagal karena butir Q.1.a), dilakukan pelelangan ulang dengan cara mengumumkan kembali (pengumuman ulang);

b) Terhadap pelelangan yang gagal karena butir Q.1.b), dilakukan pelelangan ulang dengan cara mengumumkan kembali (pengumuman ulang) dan mengundang calon penawar baru; dan/atau mengundang calon penawar yang telah masuk dalam daftar penawar.

c) Terhadap pelelangan yang gagal karena butir Q.1.c), dilakukan pelelangan ulang dengan mengundang calon penawar yang telah masuk dalam daftar penawar. Bila diperlukan, dapat dilakukan pemberian penjelasan ulang (aanwijzing ulang).

d) Terhadap pelelangan yang gagal karena butir Q.1.d), dilakukan pelelangan ulang dengan mengundang penawar yang memasukan penawaran sebelumnya;

e) Terhadap pelelangan yang gagal karena butir Q.1.e), dilakukan pelelangan ulang dengan cara mengumumkan kembali;

f) Terhadap pelelangan yang gagal karena butir Q.1.f), dilakukan sebagai berikut : 1) Apabila Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan tidak terbukti

terlibat KKN, Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan mengundang ulang semua peserta lelang yang tercantum dalam daftar peserta lelang untuk mengajukan penawaran ulang secara lengkap (administrasi, teknis dan harga). Bilamana dianggap perlu, Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan melakukan pelelangan ulang dengan mengundang calon peserta lelang yang baru. Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan dilarang mengundang peserta lelang yang terbukti terlibat KKN; atau 2) Apabila Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan terbukti KKN,

maka dibentuk Anggota Pengadaan baru untuk melakukan pelelangan ulang, Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan dilarang mengikutsertakan peserta lelang yang terbukti teriibat KKN.

VI - 15 / 16

g) Terhadap pelelangan yang gagal karena butir Q.1.g) dan z/atau Q.1.h), dilakukan pelelangan ulang dengan cara mengumumkan kembali (pengumuman ulang);

h) Pada prinsipnya pengumuman ulang dilakukan 1 (satu) kali dan apabila setelah dilakukan pengumuman ulang terjadi hal berikut :

1) tidak ada Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat mendaftarkan diri;

dan/atau

2) tidak ada Penyedia Barang/Jasa yang memasukan Dokumen Penawaran;

dan/atau

3) tidak ada Dokumen Penawaran yang memenuhi syarat; dan/atau 4) Seluruh peserta lelang mengundurkan diri dan tidak bersedia ditunjuk.

maka Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan dapat mengundang 1 (satu) Penyedia Barang/Jasa yang memenuhi syarat untuk dilakukan proses pelelangan lebih lanjut;

i) Dalam hal Pengguna Barang/Jasa atau Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan menemukan indikasi kuat adanya KKN diantara Penyedia Barang/Jasa, maka :

1) Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan meneliti kewajaran penawaran dengan cara memeriksa koefisien dan harga satuan dasar upah, bahan, dan alat yang dipergunakan dan membandingkan dengan harga satuan pekerjaan sejenis terdekat;

2) Memeriksa dokumentasi yang mendukung adanya KKN;

3) Apabila hasil penelitian pada butir a) dan b) di atas mengarah kepada terjadinya KKN, maka Pengguna Barang/Jasa wajib menghentikan proses pelelangan untuk diperiksa instansi yang berwenang.

j) Apabila dalam pelaksanaan pelelangan ulang terjadi KKN, maka Pengguna Barang/Jasa wajib menghentikan proses pelelangan.

k) Agar pelelangan ulang sebagaimana butir Q.2.d) dapat dilakukan dalam waktu singkat dan efektif, maka pada penawaran ulang tidak perlu diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan terkait Dokumen Pengadaan kecuali ada hal-hal yang perlu diubah atau ditambahkan dan peserta lelang cukup diminta untuk memasukkan dokumen harga penawaran, dengan mekanisme berikut :

1) Sebelum rapat pembukaan penawaran ditutup, Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan mengumumkan adanya pemasukan penawaran harga ulang dan peserta lelang yang tidak memasukkan penawaran tidak diperbolehkan mengikuti pemasukan penawaran harga ulang, yang dituangkan dalam berita acara pembukaan;

2) Dalam surat penawaran harga ulang, peserta lelang membuat pernyataan bahwa semua lampiran Dokumen Penawaran pada penawaran sebelumnya tetap berlaku dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan penawaran ulang kecuali yang berkaitan dengan besarnya harga penawaran.

l) Bila pelelangan dinyatakan gagal karena hal tersebut pada butir Q.1.e), dan/atau Q.1.f), dan/atau Q.1.h), maka Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan melaksanakan pelelangan ulang atas perintah Direktur bidang, sedangkan bila pelelangan dinyatakan gagal karena hal tersebut pada butir Q.1.a), dan/atau Q.1.b),

VI - 16 / 16

dan/atau Q.1.c) dan/atau Q.1.g), maka Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan dapat segera melaksanakan pelelangan ulang tanpa perintah Direktur bidang.

m) Apabila dalam pemasukan penawaran harga ulang seluruh harga penawaran masih berada di atas HPS/OE, maka akan dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

1) Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan melaksanakan klarifikasi dan/atau negosiasi terlebih dahulu kepada penawaran terendah pertama hingga tercapai kesepakatan dengan berpedoman pada harga HPS/OE. Apabila tidak berhasil, dilanjutkan kepada penawaran terendah berikutnya.

2) Bila tidak tercapai kesepakatan dengan terendah pertama sampai terendah berikutnya, maka Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa/Panitia Pengadaan membuat laporan kepada Pemberi Tugas (Direktur Utama / Direktur bidang) dengan merekomendasikan salah satu pilihan:

a) Rencana perubahan lingkup pekerjaan atau spesifikasi teknis sehingga nilainya sarna dengan HPS/OE; atau

b) Lingkup pekerjaan atau spesifikasi teknis tetap, tetapi menaikkan nilai HPS/OE sepanjang dana yang tersedia cukup dan mengusulkan terendah pertama sebagai calon pemenang lelang; atau

c) Mengundang Penyedia Barang/Jasa lainnya yang memenuhi syarat untuk diproses lebih lanjut;

d) Klarifikasi dan/atau negosiasi tidak selalu berakibat pada pengurangan biaya.

VII - 1 / 4

BAB VII

PEMILIHAN TERBATAS

A. PENGERTIAN

Pemilihan Terbatas adalah pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 2 (dua) Penyedia Barang/Jasa, yang tercatat dalam Daftar Rekanan Perusahaan (DRP) dan/atau tercatat dalam master data eproc dan/atau yang masuk dalam Panel Kontraktor (Rekanan Terseleksi Perusahaan/RTP).

Apabila Penyedia Barang/Jasa tidak terpenuhi jumlahnya, maka harus dilakukan Pelelangan Umum, kecuali Jasa keuangan terkait perolehan pendanaan (hutang, arranger, lead manager, pemeringkatan perusahaan/rating dll.) dapat dilanjutkan prosesnya dengan 1 (satu) peserta yang mengikuti.

Dalam dokumen Pelindo (Halaman 90-93)