Berdasarkan tabel dan grafik diatas maka dapat diketahui bahwa pada siklus I dari 22 Peserta Didik yang ada di dalam kelas tersebut Peserta Didik yang termasuk dalam kategori sangat baik dengan rentang 93-100 dan baik dengan rentang 84-92 tidak ada dan hanya 10 Peserta Didik yang nilainya termasuk dalam kategori tuntas dengan rentang 75-83 dengan persentse 45,45% artinya terdapat 12 Peserta Didik yang termasuk dalam kategori sangat kurang dengan rentang nilai <75 dengan persentase 54,54%. Pada siklus II, setelah melakukan tes hasil belajar dapat diketahui bahwa terdapat 2 Peserta Didik yang termasuk dalam kategori sangat baik dengan rentang 93-100 dengan persentase 9% dan pada rentang 84-92 terdapat 8 Peserta Didik dengan kategori baik dengan persentase 36,36% dan terdapat 9 Peserta Didik yang nilainya termasuk dalam kategori tuntas dengan rentang 75-83 dengan persentse 40,90% artinya hanya 3 Peserta Didik yang termasuk dalam kategori sangat kurang dengan rentang nilai <75 dengan persentase 13,63%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar Peserta Didik mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.
56
memecahkan masalah secara terampil, yang selanjutnya dapat mereka gunakan pada saat menghadapi masalah yang sesungguh-sungguhnya di masyarakat kelak.
Pada proses pembelajaran konvensional cenderung berpusat pada guru, dengan kata lain guru lebih mendominasi kegiatan pembelajaran sehingga guru lebih aktif sementara Peserta Didik hanya pasif menerima materi yang disampaikan oleh guru sehingga muncul beberapa masalah. Seperti, kurangnya minat belajar Peserta Didik, ragu untuk mengungkapkan pendapatnya serta Peserta Didik akan cepat bosan dan menganggap pelajaran biologi tidak menarik dan sulit sehingga hasil belajar Peserta Didik rendah.
Dari permasalahan tersebut dapat menunjukan bahwa kualitas pembelajaran perlu ditingkatkan. Perlu dilakukan upaya untuk menciptakan proses pembelajaran yang inovatif dan menuntut Peserta Didik untuk berfikir kreatif sehingga proses pembelajaran lebih optimal serta hasil belajar Peserta Didik meningkat. Berdasarkan masalah tersebut maka model pembelajaran yang cocok yaitu model pembelajaran Problem Based Learning.
Pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar Peserta Didik karena Peserta Didik dituntut untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, mendorong Peserta Didik untuk berpikir kritis dan bisa bekerja sama antara kelompok serta dapat menarik minat Peserta Didik sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan baik.
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Putri bahwa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning, guru mendorong Peserta Didik untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. Peserta Didik lebih mandiri dan bisa
mengarahkan cara belajarnya sendiri namun masih dalam pengawasan guru.
Peserta Didik dilibatkan aktif dengan mengamati, bereksperimen, bertanya dan berhipotesis untuk menganalisis suatu masalah. Selain itu, Peserta Didik juga dituntut untuk bisa bekerja sama dalam kelompok melalui kegiatan percobaan maupun diskusi untuk memecahkan masalah dan mengaplikasikannya dalam dunia nyata. Penelitian ini dimulai dengan observasi awal, dari observasi tersebut maka diketahui bahwa hasil belajar Peserta Didik di kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 4 Soppeng khususnya di mata pelajaran Biologi masih rendah sehingga dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar Peserta Didik. Kemudian langkah selanjutnya yang dilakukan yaitu menyusun perencanaan pembelajaran melalui siklus-siklus penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada kelas XI MIPA 2 SMA Negeri 4 Soppeng setelah menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning diperoleh ketuntasan hasil belajar biologi pada siklus I dapat diketahui bahwa dari 22 Peserta Didik yang ada di dalam kelas tersebut hanya 10 Peserta Didik yang nilainya termasuk dalam kategori tuntas dengan nilai rata-rata 65 dan persentase 45,45%. Ketidak tuntasan hasil belajar Peserta Didik dipengaruhi oleh keaktifan Peserta Didik. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan maka diperoleh data nilai rata-rata hasil observasi pada pertemuan ke-1 yaitu 11, 23 dengan persentase 20%, artinya Peserta Didik kelas XI MIPA 2 pada pertemuan 1 tidak aktif. Namun setelah pertemuan ke-2 rata-rata hasil observasi yaitu 13,30 dengan persentase 60% artinya Peserta Didik pada pertemuan ke-2
58
cukup aktif. Akan tetapi masih banyak Peserta Didik yang tidak memperhatikan materi yang disampaikan oleh peneliti begitu pun dengan keaktifan Peserta Didik dalam bertanya, menyimpulkan materi dan menjawab pertanyaan yang diajukan masih perlu ditingkatkan.
Pada siklus II, setelah melakukan tes hasil belajar dapat diketahui bahwa terdapat 19 Peserta Didik dari 22 Peserta Didik di kelas XI MIPA 2 yang termasuk dalam kategori tuntas dengan nilai rata-rata hasil belajar Peserta Didik yaitu 83,27 persentase 86,36%. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa hasil belajar Peserta Didik mengalami peningkatan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Nuryayu (2017) bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Peserta Didik, hal ini dapat dilihat pada pelaksanaan siklus I dan II. Pada siklus I persentase Peserta Didik yang tuntas yaitu 75 % dan pada siklus II meningkat menjadi 86 %.
Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2014), dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) hasil belajar Peserta Didik dapat meningkat. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata Peserta Didik pada siklus I yaitu 58% meningkat pada siklus II mencapai 81%.
Peningkatan ketuntasan hasil belajar Peserta Didik dipengaruhi oleh keaktifan Peserta Didik selama proses pembelajaran berlangsung. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa semangat Peserta Didik dalam mengikuti proses belajar mengajar meningkat. Dari siklus I
ke siklus II Peserta Didik semakin antusias dalam mengikuti proses belajar mengajar. Hal tersebut dapat dilihat dari rata-rata hasil observasi pada pertemuan ke-3 yaitu 13,57 dengan persentase 61% dan pertemuan ke-4 rata-rata hasil observasi yaitu 17,11 dengan persentase 75% artinya Peserta Didik pada siklus 2 termasuk dalam kategori aktif.
Peningkatan pada nilai ketuntasan belajar Peserta Didik di setiap siklus yang telah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini, membuktikan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar Peserta Didik pada materi sistem ekskresi kelas XI MIPA 2 SMAN 4 Soppeng.
60 BAB V PENUTUP