• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Deskripsi Hasil Telaah Data

2. Pembahasan

Kemudian MR/W.01/F/WK.1 menambahkan : “semua guru memberikan pembinaan kepada siswa apabila terjadi pelanggaran terhadap norma sosial, norma agama atau perilaku menyimpang lainnya siswa selalu di bimbing ke arah yang lebih baik. Ada sangsi yang di berikan guru kepada siswa yang berperilaku menyimpang sangsi yang tidak berupa kekerasan fisik. Misalnya di berikan pekerjaan rumah, misalnya bermasalah harus meminta maaf kepada orang yang di buat salah dengan membuat penyataan, dan paabila pelanggarannya berat siswa di beri sangsi pernyataan di atas materai.”

3 S (SENYUM, SAPA, SALAM) dengan guru maupun dengan teman lainnya, Siswa di terapkan berbusana panjang berrjilbab (bagi perempun) dan terkecuali untuk siswa non muslim.

Pola pembinaan yang dilakukan guru untuk pembentukan akhlak yaitu keteladanan, pembiasaan dan nasehat. Ketiga pola pembinaan itu di lakukan untuk menjadikan siswa agar mempunyai akhlak yang baik. Pola keteladanan yang guru lakukan yakni dengan memberikan contoh tindakan nyata ucapan yang bagus tidak berkata-kata kasar serta bertindak yang baik sesuai etika yang baik. Harapannya dengan guru memberikan contoh keteladanan perilaku yang baik siswa dapat menerapkan perilaku baik dilingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Pola pembiasaan dimana guru membiasakan siswa dengan kegiatan yang bersifat mendidik akhlak seperti mebiasakan siswa berjabatan tangan dengan dewan guru sebelum masuk ke dalam kelas, membaca doa bersama-sama sebelum memulai pelajaran, membiasakan 3 S (senyum,sapa,salam), dan siswa dibiasakan menutup aurat berbusana panjang. serta pola pembinaan Nasehat yaitu guru memberikan nasihat kepada siswa apabila terjadi pelanggaran terhadap norma sosial, norma agama atau perilaku menyimpang lainnya. Siswa selalu di bombing kearah yang lebih baik.

Ada sangsi yang di berikan guru kepada siswa yang berperilaku menyimpang sangsi yang tidak berupa kekerasan fisik. Misalnya di berikan pekerjaan rumah (PR), misalnya bermasalah keharus meminta maaf kepada orang yang dibuat salah dengan membuat pernyataan. Siswa

yang melanggar di bina melalui tingkatan-tingkatan yang pertama dilakukan wali kelas secara umum supaya meraka dapat diatasi secara maksimal dan apabila belum dapat di selesaikan maka di masukkan kepada guru BK yang membinanya tujuan nya adalah perbaikan akhlak siswa yang kurang baik.

Kesadaran siswa mengenai pembelajaran akhlak sudah baik.

Kegiatan sudah berjalan dengan baik, Tetapi masih ada beberapa siswa saja yang belum nengikuti secara penuh semua kegiatan pembelajaran akhlak karena beberapa kendala seperti saat pengajian Al-Qur’an ternyata ada siswa yang belum lancar dalam membaca Al-Qur’an dan terbatasnya sarana untuk ibadah. Dengan kurangnya sarana seperti terbatasnya mukena di masjid menjadi alasan siswa untuk tidak mengikuti sholat dzuhur berjamaah di masjid.

Keterlibatan Guru PAI dan pihak sekolah dalam membentuk akhlak siswa menjadi lebih baik lagi dengan begitu akan menjadi ciri khas atau tabiat peserta didik ketika sudah lulus dari SMA LKMD sesuai dengan Visi dan Misi sekolah yaitu unggul dalam akhlak dan budi pekerti serta Memotivasi siswa agar menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya sebagai landasan dalam bertingkah laku dan berakhklak mulia.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara dapat diambil kesimpulan bahwa penghayatan internalisasi nilai-nilai akhlak di sekolah guru menerapkan beberapa tahap yang mewakili proses terjadinya internalisasi yaitu tahap transformasi nilai , tahap transaksi nilai, dan tahap traninternalisasi nilai. Dima ketiga tahap tersebut digunakan untuk mendidik akhlak siswa agar mempunyai akhlak yang baik.

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pembelajarannya tidak hanya di fokuskan di dalam kelas saja, akan tetapi pembelajaran PAI dilaksanakan diluar kelas seperti pelaksanaan praktik ibadah, pengajian Al- Qur’an, dan praktik ibadah lainnya. Tidak hanya itu siswa dibina untuk membiasakan berbicara dengan santun kepada guru dan sesama teman, menjaga sikap dan perilaku, membiasakan berbusana yang baik (menutup aurat), serta menjaga lingkunagn sekolah tetap bersih dan rapi tidak merusak lingkungan sekolah. Pembiasaan tersebut Tujuannya agar siswa dapat menghayati serta mengamalkan nilai-nilai akhlak.

Pola pembinaan yang dilakukan guru untuk perbaikan ahklak yakni keteladanan, pembiasaan, nasihat. Maksudnya guru memberikan contoh keteladanan perilaku yang baik ucapan yang santun tidak berbicara kasar dengan tindakan-tindakan yang nyata yang dapat dicontoh oleh siswa. dengan

pola keteladanan siswa akan mencontohkan apa yang telah dicontohkan guru.

pola pembiasaan dimana guru membiasakan siswa dengan kegiatan-kegiatan keagamaan seperti berjabatan tangan dengan guru sebelum masuk ke kelas, pengajian Al-Qur’an yang di selenggarakan sebelum pelajaran di mulai dan pengajian Al-Qur’an setiap seminggu sekali, siswa diwajibkan sholat dzuhur berjamaah, siswa di terapkan berbusana panjang berjilbab (bagi perempuan) dan siswa di biasakan untuk bertindak, berbicara yang santun, makan dan minum dengan tidak berdidri. Kemudian guru memberi nasihat kepada siswa

Ada kegiatan yang dilaksanakan bertujuan untuk perbaikan akhlak, ada kegiatan di luar kelas seperti berjabatan tangan dengan guru sebelum masuk ke kelas, pengajian Al-Qur’an yang di selenggarakan sebelum pelajaran di mulai dan pengajian Al-Qur’an setiap seminggu sekali, siswa diwajibkan sholat dzuhur berjamaah, siswa di terapkan berbusana panjang berjilbab (bagi perempuan). Kegiatan tersebut bertujuan untuk membina akhlak siswa. namun masih ada beberapa kendala dalam pelaksanaa kegiatan keagamaan yakni masih ada beberapa siswa yang belum mengikuti semua kegiatan tersebut. Seperti kurangnya sarana ibadah yang ada di masjid sekolah sehingga menjadi alasan anak untuk tidak mengkuti kegiatan yang sudah di terapkan. yang berperilaku kurang baik serta memberi sangsi yang bersifat mendidik kepada siswa yang melanggar aturan sekolah. Sangsi yang diberikan bukan sangsi fisik akan tetapi sangsi yang berupa mendidik speperti di berikan pekerjaan rumah, menghafal ayat-ayat pendek, Dengan pola

pembinaan tersebut akan lebih memaksimalkan kegiatan pembelajaran ahklak di SMA LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara.

B. Saran

1. Guru harus lebih meningkatkan strategi pembelajaran PAI agar pembelajaran akhlak tersampaikan lebih baik lagi.

2. Lingkungan sekolah harus di ciptakan lebih religius agar penerapan akhlak lebih nyata.

3. Semua guru harus ikut berperan serta dalam pembentukan akhlak siswa tidak hanya Guru PAI dan kepala sekolah saja yang berperan dalam pembelajaran agama agar siswa lebih aktif lagi dalam mengikuti kegiatan keagamaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hamid, “Metode Internalisasi Nilai-Nilai Ahklak”, Jurnal Pendidikan Agama Islam, Palu: Ta’lim , Vol 14 No 02.

Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Persepektif Islam, Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2013

Abu Ahmadi dan Noor Salim, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta:

Bumi Aksara, 2004

Abudin Nata, Ahklak Tasawuf dan karakter mulia, Jakarta: Raja Wali Pers, 2017 Aminudin et.al, Membangun Karakter dan Kepribadian Melalui Pendidikan

Agama Islam, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006

Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2011

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Jakarta: Balai Pustaka, 2002.

La Ode Sidu, “ Jurnal Humanika”, Sulawesi Tenggara: La Ode Gusal, Vol.3 No.15 2015

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013.

M Abdul Qadir Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Rineka Cipta, 2008

Mahjudin, Akhlak Tasawuf 1: Mu’jizat Nabi, Karamah Wali dan Marifah Sufi, Jakarta: Kalam Mulia,2009.

---, Akhlak Tasawuf II, Jakarta: Kalam Mulia, 2010

Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008

---, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005

Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011

Muhammad Fauqi Hajjaj, Tasawuf Islam dan Ahklak, Jakarta: Amzah, 2011.

Mustofa, Ahklak Tasawuf, Bandung: CV: Pustaka Setia, 2014 Nasution, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

Nurmadiah, “Kurikulum Pendidikan Agama Islam” dalam Jurnal AL-AFKAR, Vol.3 No.2/ Oktober 2014

Nur Hidayat, Ahklak Tasawuf, Yogyakarta: Ombak, 2013

Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Amzah, 2003 Rosihan Anwar, Akhlak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia, 2010

Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2011

Sri Minarti, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Amzah, 2013

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2016.

Sumadi Suryabarata, Metodologi Penelitian, Jakarta:Rajawali Pres, 2012

Syarifah, “Habibah, Akhlak dan Etika dalam Islam”, dalam Jurnal Pesona Dasar, Jakarta: Universitas Syiah Kuala, Vol. 1 No.4/ Oktober 2015

Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Metro: STAIN JURAI SIWO METRO, 2015

Yatimin Abdullah, Studi Ahklak Dalam Persepektif Al-Qur”An, Jakarta: Amzah, 2007

Zakiah Dradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004

LAMPIRAN

OUTLINE

INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK DALAM

PEMBELAJARAN PAI SMA LKMD SIDOMUKTI ABUNG TIMUR LAMPUNG UTARA TA. 2018/2019

HALAMAN SAMPUL HALAMAN JUDUL NOTA DINAS

PERSETUJUAN PENGESAHAN ABSTRAK

ORISINALITAS PENELITIAN MOTTO

PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian D. Penelitian Relevan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak 1. Pengertian Internalisasi 2. Pengertian Nilai-nilai Akhlak 3. Internalisasi Nilai-nilai Akhlak B. Tujuan dan Manfaat Pendidikan Akhlak

1. Tujuan Pendidikan Akhlak 2. Manfaat Pendidikan Akklak

3. Macam-Macam Akhlak

C. Metode Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak di Sekolah D. Pembelajaran PAI

1. Definisi Pembelajaran PAI 2. Tujuan Pembelajaran PAI 3. Kurikulum PAI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian

B. Sumber Data

1. Sumber Data Primer 2. Sumber Data Sekunder C. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi

D. Teknik Penjamin Keabsahaan Data E. Teknik Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data

1. Profil Lokasi Penelitian

a. Sejarah Berdirinya SMA LKMD Sidomukti Abung Timur b. Visi dan Misi SMA LKMD Sidomukti Abung Timur c. Letak Geografis SMA LKMD Sidomukti Abung Timur

d. Keadaan Guru dan Staf SMA LKMD Sidomukti Abung Timur e. Keadaan Murid SMA LKMD Sidomukti Abung Timur

f. Keadaan Sarana dan Pra Sarana SMA LKMD Sidomukti Abung Timur

KODING WAWANCARA

Guru PAI di SMA LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara Wawancara nomor 1 sampai 10 fous pada Guru PAI Di SMA LKMD Sidomukti

Abung Timur Lampung Utara, Tanggal 20 Mei 2019

Narasi wawancara dengan Guru PAI di SMA LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara menggunakan koding-koding.

Pada tanggal 20 mei 2019 saya telah menemui guru PAI di SMA LKMD Sidomukti dan mengajukan pertanyaan dalam:

IIS/W.01/F/G.1 Keterangan Koding:

IIS Iis Shalihah

W Wawancara

01 Wawancara ke-1

F Fokus

GP.1 Guru PAI sebagai Informan ke-1 di SMA LKMD Sidomukti yang di wawancarai

Peserta Didik di SMA LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara Petikan Wawancara dengan Peserta Didik di SMA LKMD Sidomukti

Tanggal 20 mei 2019

Narasi wawancara dengan Siswa di SMA LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara menggunakan koding-koding.

Pada tanggal 20 mei 2019 saya telah menemui Siswa di SMA LKMD Sidomukti dan mengajukan pertanyaan dalam:

EP/W.01/F/S.1.

EP Edi Purwanto

W Wawancara

01 Wawancara ke-1

F Fokus

S.1 Siswa sebagai Informan ke-1 di SMA LKMD Sidomukti yang di wawancarai

Pada tanggal 20 mei 2019 saya telah menemui Siswa di SMA LKMD Sidomukti dan mengajukan pertanyaan dalam:

AM/W.01/F/S.2

AM Asrul Mukholis

W Wawancara

01 Wawancara ke-1

F Fokus

S.2 Siswa sebagai Informan ke-2 di SMA LKMD Sidomukti yang di wawancarai

Pada tanggal 20 mei 2019 saya menemui Siswa di SMA LKMD Sidomukti dan mengajukan pertanyaan dalam:

MS/W.01/F/S.3

MS Mei Saraswati

W Wawancara

01 Wawancara ke-1

F Fokus

S.3 Siswa sebagai Informan ke-3 di SMA LKMD Sidomukti yang di wawancarai

Pada tanggal 20 mei 2019 saya menemui Siswa di SMA LKMD Sidomukti dan mengajukan pertanyaan dalam:

KW/W.01/F/S.4

KW Kania Wijayanti

W Wawancara

01 Wawancara ke-1

F Fokus

S.4 Siswa sebagai Informan ke-4 di SMA LKMD Sidomukti yang di wawancarai

Pada tanggal 20 mei 2019 saya menemui Siswa di SMA LKMD Sidomukti dan mengajukan pertanyaan dalam:

AH/W.01/F/S.5

AH Arinda Herawati

W Wawancara

01 Wawancara ke-1

F Fokus

S.5 Siswa sebagai Informan ke-5 di SMA LKMD Sidomukti Pada tanggal 20 mei 2019 saya menemui Siswa di SMA LKMD Sidomukti dan mengajukan pertanyaan dalam:

SK/W.01/F/S.6

SK Siti Kholifah

W Wawancara

01 Wawancara ke-1

F Fokus

S.6 Siswa sebagai Informan ke-6 di SMA LKMD Sidomukti yang di wawancarai

Waka Kurikulum SMA LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara Petikan wawancara dengan kepala sekolah SMA LKMD Sidomukti Abung Timur

Lampung Utara Pada tanggal 19 mei 2019

Narasi wawancara dengan Waka Kurikulum di SMA LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara menggunakan koding-koding.

Pada tanggal 20 mei 2019 saya telah menemui Waka Kurikulum SMA LKMD LKMD Sidomukti Abung Timur Lampung Utara dan mengajukan pertanyaan dalam:

MR/W.01/F/WK.1

MR M. Ridho Ari Wibowo

W Wawancara

01 Wawancara ke-1

F Fokus

WK Waka Kurikulum sebagai Informan ke-1 dari waka kurikulum di SMA LKMD Sidomukti yang di wawancarai

HASIL WAWANCARA

NAMA : Iis Shalihah

WAKTU WAWANCARA : 08.10 WIB

HARAI/TANGGAL WAWANCARA : SENIN, 20 MEI 2019

TEMPAT WAWANCARA : Kantor SMA LKMD

KODE : IIS/W.01/F/G.1

No Fokus Pertanyaan Deskripsi Jawaban Wawancara 1 Pemahaman

tentang akhlak dalam

pembelajaran PAI

1. Apakah pengajaran PAI di sekolah sudah diterapkan dengan baik?

saya telah melaksanakan pengajaran PAI dengan baik sesuai dengan kurikulum yang di tetapkan pemerintah.

(W. 01/F1.I1/A1/V) 2. Apa saja upaya

agar pembelajaran akhlak berjalan dengan baik?

Pembelajaran PAI saya berikan tidak hanya pembelajaran di dalam kelas saja akan tetapi pembelajaran juga saya laksanakan di luar kelas seperti praktik ibadah, pengajian Al- Qur’an dan praktik ibadah lainnya saya lakukan bersama siswa di masjid.

(W. 01/F1.I1/A1/V) 2 Internalisasi

nilai akhlak

3. Bagaimana proses penghayatan nilai- nilai akhlak bagi siswa disekolah?

Setelah melalui pembinaan yang diterapkan melalui kegiatan- kegiatan keagamaan di sekolah seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya maka anak-anak dapat menerapkan kehidupan yang baik, baik dilingkungan sekolah rumah maupun di lingkungan masyarakat.

Tidak hanya itu dalam pembinaan guru memberi penjelasan bagaimana pentingnya menutup aurat. Maka hampir semua siswa perempuan yang sudah banyak memakai seragam panjang dan memakai hijab ketika sekolah dan siswa laki-laki mengenakan baju dan celana panjang.

(W.01/F2.I1/A2/V) 4. Bagaimana cara ibu

membimbing siswa agar mempunyai perilaku yang baik?

Siswa selalu di berikan pengarahan, diajak mengikuti kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan. tidak hanya itu juga guru memberikan contoh berperilaku yang baik harapannya agar siswa selalu mempunyai perilaku yang baik.

(W.01/F2.I1/A2/V) 3 Pola

Pembinaan

5. Bagaimana upaya ibu memberikan contoh berakhlak baik kepada siswa?

ada beberapa siswa yang memang masih ber perilaku kurang baik di sekolah. Maka dari itu guru memberikan contoh perilaku yang baik, ucapan yang sopan santun dengan tindakan-tindakan yang nyata yang harusnya dapat dicontoh secara nyata oleh siswa SMA LKMD.

(W.01/F3.I1/A3/V)

6. bagaimana upaya Guru di SMA LKMD selama ini selalu memberikan keteladanan

ibu memberikan teladan dalam berbicara, berbuat dan bersikap kepada siswa.

yang baik kepada siswa baik ucapan guru selalu berusaha memberikan contoh ucapan yang bagus tidak berkata-kata yang buruk, bertindak yang baik sesuai etika yang baik. Harapan nya agar siswa dapat menerapkan perilaku baik yang telah dicontohkan.

(W.01/F3.I1/A3/V) 7. Bagaimana cara

ibu membina siswa agar terbiasa berperilaku baik disekolah?

ada pola pembinaan yang dilakukan untuk pembentukan akhlak siswa yaitu keteladanan, pembiasaan dan nasihat guru memberikan contoh perilaku yang baik kepada siswa, mengajak siswa untuk terbiasa melakukan perilaku baik seta memberikan nasihat kepada siswa yang berkelakuan kurang menyenangkan.

(W.01/F3.I1/A4/V) 8. Pembiasaan apa

saja yang sudah diterapkan di sekolah dalam pembentukan akhlak siswa?

Siswa dibiasakan berperilaku baik sekolah. Seperti diawali pagi hari ketika akan memasuki sekolah siswa berjabatan tangan dengan dewan guru dan staf, sebelum memulai pelajaran siswa diwajibkan membaca doa bersama- sama yang di pimpin oleh ketua kelas. di harapkan agar siswa terbiasa mempunyai sopan santun tidak hanya saat di sekolah saja

tetapi kepada orang tua maupun di lingkungan masyarakat.

(W.01/F3.I1/A4/V) 9. Bagaimana sikap

ibu mengingatkan

siswa yang

berperilaku kurang baik?

apa bila ada siswa yang melanggar norma-norma atau melanggar peraturan sekolah atau keadaan yang tidak baik siswa secara regular dibina oleh melalui tingkatan yang pertama dilakukan oleh wali kelas secara umum supaya mereka dapat di atasi secara maksimal dan apabila belum dapat di selesaikan. Dan apabila belum diselesaikan maka dimasukkan kepada guru BK yang membinanya tujuannnya adalah perbaikan akhlak siswa yang tidak baik, tidak sesuai dengan peraturan yang ada dan yang tidak sesuai dengan akhlakul karimah.

(W.01/F3.I1/A5/V) 10.Apakah ibu

memberi arahan dan nasehat kepada

siswa yang

berperilaku menyimpang?

Iya saya sebagai guru tentu memberikan arahan dan nasehat terutama kepada siswa yang berperilaku yang menyimpang.

Jika di biarkan maka siswa tidak terkontrol perilakunya.

(W.01/F3.I1/A5/V)

HASIL WAWANCARA

NAMA : M. Ridho Ari Wibowo

WAKTU WAWANCARA : 09.00WIB

HARAI/TANGGAL WAWANCARA : SENIN, 20 MEI 2019

TEMPAT WAWANCARA : Kantor SMA LKMD

KODE : MR/W.01/F/WK.1

No Fokus Pertanyaan Deskripsi Jawaban Wawancara 1 Pemahaman

tentang akhlak dalam

pembelajaran PAI

1. Apakah benar pengajaran PAI di sekolah sudah diterapkan dengan baik?

Sudah pembelajaran PAI di SMA LKMD sudah cukup baik dalam penyampaian pembelajarannya.

(W. 02/F1.I2/A1/V)

2. bagaimanakah upaya guru PAI agar pembelajaran akhlak berjalan dengan baik?

ada beberapa langkah yang di lakukan agar pelaksanaan pembelajaran akhlak berjalan dengan baik. Siswa di ajari beberapa kegiatan untuk perbaikan akhlak tidak hanya pembelajaran di dalam kelas saja tetapi ada beberapa kegiatan di luar kelas.

Seperti:

1. siswa di wajibkan sholat dzuhur berjamah.

2. mengikuti pengajian Al- Qur’an yang di adakan setiap sebelum pelajaran dan pengajian Al-Qur’an seminggu sekali.

3. berjabatan tangan dengan guru sebelum memasuki kelas.

4. siswa di ajak untuk terbiasa 3 S (SENYUM, SAPA, SALAM) dengan guru maupun dengan teman lainnya.

5. Siswa di terapkan berbusana panjang berrjilbab (bagi

perempun) dan terkecuali untuk siswa non muslim.

(W. 02/F1.I2/A1/V) 2 Internalisasi

nilai akhlak

3. Bagaimana proses penghayatan nilai- nilai akhlak bagi siswa di sekolah?

Dengan pembinaan melalui kegiatan pembelajaran PAI dan kegiatan ekstrakulikuler siswa dapat menhayati nilai-nilai akhlak dan diharapkan siswa setelah mendapat pembinaan di sekolah siswa dapat menerapkannya di lingkungan sekitarnya.

(W.02/F2.I2/A2/V) 4. Bagaimana cara

guru membimbing

siswa agar

mempunyai

perilaku yang baik?

Dewan guru selalu berusaha membimbing serta memberikan contoh kepada siswa untuk berperilaku, berpakaian dan berbicara sopan. Mengajak siswa mengikuti kegiataan keagamaan.

harapan nya agar siswa yang selama ini masih ada yg berperilaku kurang baik dapat memperbaiki akhlaknya.

(W.02/F2.I2/A2/V) 3 Pola

Pembinaan

5. Apakah benar guru sudah memberikan contoh berakhlak yang baik kepada siswa?

kami segenap kepala sekolah, waka dan dewan guru yang ada di SMA LKMD memberikan contoh perilaku yang baik, ucapan yang sopan santun dengan tindakan- tindakan yang nyata yang harus nya dapat di contoh oleh siswa agar mempunyai mutu akhlakul karimah. Akan tetapi belum semua siswa dapat menerapkan dengan baik apa yang telah di contoh oleh guru.

(W.02/F3.I2/A3/V) 6. Apakah guru di

sekolah sudah memberikan keteladan dalam berbicara, berbuat dan bersikap kepada siswa?

Tentu. Karena guru adalah contoh bagi siswa. siswa akan mencontoh dan meniru setiap perilaku guru mereka. maka dari itu guru memberikan contoh yang baik untuk siswa.

(W.02/F3.I2/A3/V) 7. bagaimana cara

guru di sekolah

Guru untuk membina anak perlu adanya proses yang bertahap yaitu pertama guru mencontohkan

membina siswa agar terbiasa berperilaku baik di sekolah?

perilaku sehari-hari yang baik seperti makan minum tidak boleh berdiri, membiasakan berbicara yang lemah lembut. Dan memberi teguran atau sangsi yang mendidik kepada siswa yang kurang sopan.

(W.02/F3.I2/A4/V) 8. Pembiasaan apa

saja yang sudah diterapkan di sekolah dalam pembentukan akhlak siswa?

Pebiasaan yang sudah diterapakan di sekolah saat ini Seperti diawali pagi hari ketika akan memasuki sekolah siswa berjabatan tangan dengan dewan guru di depan kantor dan sebelum memulai pelajaran siswa diwajibkan membaca doa bersama-sama yang di pimpin oleh ketua kelas. di harapkan agar siswa terbiasa dengan perilaku yang baik.

(W.02/F3.I2/A4/V) 9. Apakah benar guru

di sekolah sudah berupaya

mengingatkan

siswa yang

berperilaku kurang baik?

guru memberikan pembinaan yang sifat nya secara umum berada pada kelas, pada saat upacara bendera hari senin. kemudian yang banyak secara individual di panggil secara bertahap oleh wali kelas, BK, Waka Kurikulum, dan yang terakhir Kepala Sekolah. Gunanya untuk mengingatkan siswa yang berperilaku kurang baik untuk tidak mengulanginya.

(W.02/F3.I2/A5/V) 10.Apakah guru

sudah memberi arahan dan nasehat

tentu, semua guru memberikan pembinaan kepada siswa apabila

kepada siswa yang berperilaku kurang baik?

terjadi pelanggaran terhadap norma sosial, norma agama atau perilaku menyimpang lainnya siswa selalu di bimbing ke arah yang lebih baik. Ada sangsi yang di berikan guru kepada siswa yang berperilaku menyimpang sangsi yang tidak berupa kekerasan fisik.

Misalnya di berikan pekerjaan rumah, misalnya bermasalah harus meminta maaf kepada orang yang di buat salah dengan membuat penyataan, dan paabila pelanggarannya berat siswa di beri sangsi pernyataan di atas materai.

(W.02/F3.I2/A5/V)

Dokumen terkait