• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Pembahasan

c. Uji Koefisien Determinasi (R-Square)

Uji R-square ditujukan untuk menilai seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Berdasarkan hasil regresi dengan Fixed Effect Model, diketahui bahwa nilai R-square sebesar 0,894199. Hal ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen yaitu ROA secara simultan dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Pengungkapan Risiko, Independensi Anggota Komite Risiko, Kualifikasi Anggota Komite Risiko, dan Ukuran Komite Risiko sebesar 89,41%

sedangkan sisanya 10,59% dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti. Nilai R-squared yang didapat dalam penelitian ini berarti variabel- variabel independen memiliki kemampuan menjelaskan variabel dependen tidak terbatas. Hal ini terjadi karena didalam model penelitian ada dua variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA yaitu variabel Pengungkapan Risiko dan Ukuran Komite Risiko.

Hal ini terjadi karena didalam model penelitian ada dua variabel yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA yaitu variabel Pengungkapan Risiko dan Ukuran Komite Risiko. Berdasarkan hasil uji F yang ditunjukkan pada tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa nilai F-statistik sebesar 235,6710 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0000 yang berarti < 0,05 sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa variabel independen yaitu Pengungkapan Risiko, Independensi Anggota Komite Risiko, Kualifikasi Anggota Komite Risiko, dan Ukuran Komite Risiko secara bersama-sama berpengaruh terhadap ROA. Adapun hasil pengujian secara parsial akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh Pengungkapan Risiko Terhadap ROA.

Pengungkapan risiko adalah suatu upaya perusahaan untuk memberitahukan kepada pengguna laporan tahunan tentang apa yang mengancam perusahaan, sehingga dapat dijadikan faktor pertimbangan dalam pengambilan keputusan.

Semakin tinggi tingkat pengungkapan risiko yang dilakukan suatu perusahaan/suatu bank, semakin besar pula tingkat kinerja keuangan perusahaan tersebut. Berdasarkan hasil uji t, nilai t-statistik Pengungkapan Risiko (Risk Disclosure) sebesar 1.105447 dengan arah positif dan nilai signifikansi Pengungkapan Risiko (Risk Disclosure) yaitu 0,0002 yang berarti < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Pengungkapan Risiko (Risk Disclosure) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

berbagai strategi perusahaan, termasuk pengungkapan sukarela dalam laporan tahunan perusahaan. Menurut Linsley perusahaan yang menjalankan operasi yang lebih berisiko mungkin menggunakan pengungkapan untuk mendukung legitimasi mereka dengan melaporkan lebih banyak informasi terkait risiko untuk menyoroti seberapa efektif mereka mengelola risiko ini. Menurut teori ini, tindakan sebuah institusi harus mempunyai aktivitas dan kinerja yang dapat diterima oleh masyarakat.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Septina Adi Wicaksono yang menyatakan bahwa Pengungkapan Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan.

2. Pengaruh Independensi Anggota Komite Risiko terhadap ROA.

Independensi anggota komite risiko merupakan sebuah kriteria yang harus ada dalam diri anggota komite risiko. Anggota yang independen memainkanperan yang lebih bertanggung jawab dalam meningkatkan pengungkapan sukarela dan kepentingan investor di negara ekonomi berkembang, yang seringkali tidak memiliki tata kelola dan infrastruktur yang baik, dan menjadi sasaran ketidakstabilan ekonomi.

Berdasarkan hasil uji t, nilai t-statistik Independensi Anggota Komite Risiko sebesar -0.206589 dengan arah negatif dan nilai signifikansi Independensi Anggota Komite Risiko yaitu 0,2919 yang berarti > 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Independensi Anggota Komite Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA ditolak .

Maka dapat disimpulkan bahwa Independensi Anggota Komite Risiko berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini terjadi karena tidak adanya pengaruh antara anggota komite risiko yang independen dengan kinerja keuangan.

3. Pengaruh Kualifikasi Anggota Komite Risiko terhadap ROA.

Kualifikasi anggota komite risiko merupakan sebuah kriteria yang harus ada dalam diri anggota komite risiko. Anggota komite risiko yang paham dan mengerti dalam mengelola keuangan atau berpengalaman diharapkan untuk mengamati kekurangan pengungkapan tersebut dan berhati-hati terhadap keputusan. Oleh karena itu, komite risiko yang efektif harus mencakup beberapa anggota yang memenuhi syarat secara profesional untuk memastikan pengungkapan risiko yang informatif.

Berdasarkan hasil uji t, nilai t-statistik Independensi Anggota Komite Risiko sebesar 0.214347 dengan arah positif dan nilai signifikansi Kualifikasi Anggota Komite Risiko yaitu 0,3490 yang berarti > 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa kualifikasi Anggota Komite Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA ditolak.

Maka dapat disimpulkan bahwa Kualifikasi Anggota Komite Risiko berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini terjadi karena tidak adanya signifikansi antara anggota komite risiko yang independen dengan kinerja keuangan.

Ukuran komite risiko adalah ukuran berapa jumlah anggota komite risiko yang ada di dalam perusahaan tersebut. Coles, Daniel, dan Naveen (2008) mendokumentasikan bahwa dampak dari ukuran dewan lebih terasa untuk perusahaan besar dan terdiversifikasi dan perusahaan yang lebih mengandalkan pembiayaan utang. Berdasarkan hasil uji t, nilai t-statistik Ukuran Komite Risiko sebesar 0.758977 dengan arah positif dan nilai signifikansi Ukuran Komite Risiko yaitu 0,0015 yang berarti < 0,05 sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa Ukuran Komite Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA diterima.

Maka dapat disimpulkan bahwa Pengungkapan Risiko (Risk Disclosure) berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.

Hal ini sesuai dengan teori stakeholder, teori ini menggambarkan tentang hubungan antara perusahaan dalam menjalankan kegiatannya dengan para stakeholder nya (pemegang saham, kreditur, pemerintah, masyarakat, konsumen, supplier, analis dan pihak lain). Teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang beroperasi untuk kepentingan sendiri namun memberikan manfaat bagi stakeholder.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Coles, Daniel, dan Naveen (2008) yang menyatakan bahwa Ukuran Komite Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan.

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Berdasarkan uji parsial diperoleh hasil analisis uji t pada Pengungkapan Risiko yang menunjukkan nilai t-statistik sebesar 1.105447 dan nilai signifikansi sebesar 0,0002 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Pengungkapan Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, hal ini dikarenakan pengungkapan risiko dalam suatu perusahaan itu sangat penting dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan tersebut, karena semakin tinggi tingkat pengungkapan yang dilakukan maka semakin meningkat kinerja keuangannya.

2. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh hasil analisis uji tpada Independensi Anggota Komite Risiko yang menunjukkan nilai t- statistik sebesar -0.206589 dengan nilai signifikansi sebesar 0,2919 > 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa Independensi Anggota Komite Risiko berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini dikarenakan dalam meningkatkan kinerja keuangansuatu perusahaan, tingkat Independensi Anggota Komite Risiko tidak menjadi acuan utama. Dalam praktiknya, hal ini bisa saja terjadi karena kinerja keuangan meningkat tidak hanya berasal independen atau tidaknya anggota komite risiko tersebut.

Kualifikasi Anggota Komite Risiko yang menunjukkan nilai t- statistik sebesar 0.214347 dengan nilai signifikansi sebesar 0,3490 > 0,05. Maka hal ini menunjukkan bahwa Kualifikasi Anggota Komite Risiko berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap ROA. Hal ini dikarenakan dalam meningkatkan kinerja keuangan suatu perusahaan, tingkat Kualifikasi Anggota Komite Risiko tidak menjadi acuan utama. Dalam praktiknya, hal ini bisa saja terjadi karena kinerja keuangan meningkat tidak hanya berasal latar belakang kualifikasi anggota komite risiko tersebut.

4. Berdasarkan hasil pengujian secara parsial diperoleh hasil analisis uji tpada Ukuran Komite Risiko yang menunjukkan nilai t-statistik sebesar 0.758977 dengan nilai signifikansi sebesar 0,0015 < 0,05 maka hal ini menunjukkan bahwa Ukuran Komite Risiko berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini disebabkan karena ukuran komite risiko atau seberapa banyak jumlah anggota komite risiko dapat dijadikan sebagai penunjang dalam penggungkapan risiko. Sehingga, ketika tingkat pengungkapan risiko perusahaan tersebut semakin baik karena lengkapnya jumlah anggota komite risiko, maka kinerja keuangan suatu perusahaan akan meningkat.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti memberi saran sebagai berikut:

1. Bagi Bank Umum Syariah untuk lebih memperhatikan tingkat pengungkapan risiko dan kriteria dari anggota komite risiko dalam hal meningkatkan kinerja keuangan Bank tersebut, sehingga investor akan tau apa saja risiko yang akan terjadi kedepannya mengenai perusahaan tersebut.

2. Bagi Masyarakat, Penelitian ini dapat digunakan oleh masyarakat sebagai acuan ketika ingin melakukan investasi khususnya pada tingkat pengungkapan risiko Bank tersebut karena agar dapat mengetahui bagaimana peningkatan kinerja keuangannya, karena pengungkapan risiko berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja keuangan(ROA).

3. Bagi Penelitian Selanjutnya Perlu diadakan penelitian selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini dengan memperpanjang waktu periode penelitian serta menambahkan variabel lain untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan secara signifikan.

A Chariri dan Imam Ghozali. 2007. “Teori Akuntansi”. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Abdullah, W. Amalina Wan, Percy, M., & Stewart, J. (2013). Shari’ah disclosures in Malaysian and Indonesian Islamic banks: The Shari’ah governance system. Journal of Islamic Accounting and Business Research, 4(2),100- 131.

Abbott, L. J., Parker, S., & Peters, G. F. 2004. Audit committee characteristics and restatements. Auditing: A Journal of Practice & Theory, 23: 69–87.

Adhipradana, F., & Daljono, D. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan, dan Coporate Governance Terhadap Pengungkapan Sustainability Report. Diponegoro Journal of Accounting, 3(1), 80-91.

Aljifri, Hussaney 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas dan Perkembangan Usaha Perbankan (Studi pada umum Go Publik yang Listed di Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2008). Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Alijoyo, Antonius dan Subartono Zaini. 2004. Komisaris Independen: Penggerak Praktik GCG di Perusahaan. Jakarta: PT. Indeks.

Aziz, A. 2016. Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Karakteristik perusahaan terhadap tingkat Pengungkapan Risiko (Studi pada Perusahaan Manufaktur 2011-2014). Jurnal Akuntansi Vol. 25 No. 3 pp 35-78.

Badawi, A., & Hidayah, N. (2018). The Effect of Liquidity, Quality of Productive Assets and Company Size on the Operational Risk Disclosure of Sharia Commercial Bank (Study on Sharia Banking in Indonesia). European Journal of Business and Mangement, 10(18), 1–10.

Barako, D. G., Hancock, P., & Izan, H. Y. 2006. Factors influencing voluntary corporate disclosure by Kenyan companies. Corporate Governance: An International Review, 14: 107–125.

Bedard, J., Chtourou, S. M., & Courteau, L. 2004. The effect of audit committee expertise, independence, and activity on aggressive earnings management.

Auditing: A Journal of Practice & Theory, 23: 13–35.

Brown, N. and Deegan, C., “The Public Disclosure of Environmental Performance Information- A Dual Test of Media Agenda Setting Theory and Legitimacy Theory”, Accounting and Business Research, Vol. 29, No. 1.

Carcello, J. V. & Neal, T. L. 2003a. Audit committee characteristics and auditor dismissals following “new” going-concern reports. The Accounting Review, 78: 95–117.

Cham, T. (2018). "Determinants of Islamic banking growth: an empirical analysis".

International Journal of Islamic and Middle Eastern Finance and Management, Vol. 11 No. 1, pp. 18-39.

Cheng, E. & Courtenay, S. M. 2006. Board composition, regulatory regime and voluntary disclosure. International Journal of Accounting, 41: 262–289.

Coles, J. L., Daniel, N. D., & Naveen, L. 2008. Boards: Does one size fit all? Journal of Financial Economics, 87: 329–356.

Deegan, C., Rankin M., „Do Australian Companies Report Environmental News Objectively?‟ An Analysis Of Environmental Disclostires By Firms Prosecuted Successfully by the Environmental Protection Authority Accounting, Auditing and Accountability Journal, Vol-9, No. 2, pp. 52- 69,1996.

Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975. Organizational Legitimacy: Social Values And Organizational Behavior. Pacific Sociological Journal Review, Vol. 18, Page. 122-136.

Elamer et al., (2020). Pengaruh Struktur dan mekanisme CG terhadap keputusan pengungkapan perusahaan pada perbankan syariah.

Ellili, N., & Nobanee, H. (2017). Corporate Risk Disclosure of Islamic and Conventional Banks. Banks and Bank Systems, 12(3), 247–256.

Eng, L. L. & Mak, Y. T. 2003. Corporate governance and voluntary disclosure.

Journal of Accounting and Public Policy, 22: 325–345.

Febrina, IGN Agung Suaryana. 2011. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pengungkapan Tnggungjawab Sosial dan Lingkungan pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia”. SNA XIV Banda Aceh 21-22 Juli 2011.

Gray, et al., 1996, Accounting and Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and Environmental Reporting. Prentice Hall Europe, Hemel Hempstead.

the UK. European Journal of Finance, 15: 385–404.

Handayani, D. L. (2016). Perbandingan Regulasi Manajemen Risiko pada Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia. UIN Sunan Kalijaga.

Haniffa, R. M. & Cooke, T. E. 2002. Culture, corporate governance and disclosure in Malaysian corporations. Abacus, 38: 317–349.

Herfian, I. M. (2018). Studi Komparatif Kinerja Keuangan Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia. Universitas Pendidikan Indonesia.

Hidayati dan Murni. 2009. Pengaruh Pengungkapan Corporate Sosial Responsibility Terhadap Earningss Response Coefficient Pada Perusahaan High Profile. Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol. 11, No, 1, hlmn. 1-18.

Hodder, L., Koonce, L., & McAnally, M. L. 2001. SEC market risk disclosures:

Implications for judgment and decision making. Accounting Horizons, 15:

49–70.

Iqbal, Munawar & Molyneux, Philip, (2005). "Banking and Financial Systems in the Arab World." Palgrave Macmillan Studies in Banking and Financial Institutions. Palgrave Macmillan.

Islamic Finance Development Report. (2019). Shifting Dynamics

Kang, H., Cheng, M., & Gray, S. J. 2007. Corporate governance and board composition: Diversity and independence of Australian boards. Corporate Governance: An International Review, 15: 194–207.

Khalil, A., Maghraby, M., Khalil, A., & Maghraby, M. (2017). The determinants of internet risk disclosure : empirical study of Egyptian listed companies.

Kurniawan Rudi (2018) Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Corporate Governance Terhadap Pengungkapan Risiko Perusahaan (Studi kasus Pada Perusahaan Finansial tahun 2015-2017 yang terdaftar di BEI). Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

Nofitasari, W. A. (2015). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Menggunakan Metode CAMELS (Studi Kasus Perbankan Syariah Indonesia dengan Malaysia Periode 2013-2014). IAIN Salatiga.

Nurdibah, M. (2017). Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aset Produktif dan Total Aset Terhadap Tingkat Pengungkapan Risiko Operasional Bank Umum Syariah Di Indonesia. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Nurdin Pasya (2017). Penerapan Good Coorporate pada manajemen operasional, manajemen risiko kepatuhan syariah dan dampaknya terhadap kinerja bank BTN Syariah. Universitas Islam Negeri Jakarta.

Nurintan, Y. (2019). Perbandingan Tata Kelola Perbankan Syariah Antara Indonesia dan Malaysia. Universitas Lampung

Putu Wahyu Saskara (2018). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas pada Pengungkapan Manajemen Risiko pada BEI Periode 2012-2016.

Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia.

Rahman, R. A., Ibrahim, Z., Tohirin, A., Indonesia, U. I., & Learning, W. B. (2016).

Risk Management Practices in Islamic Banking Intitution: A Comparative Study between Malaysia and Indonesia. International Journal of Science and Research, 72(12).

Rosenstein, S. & Wyatt, J. G. 1990. Outside directors, board independence, and shareholder wealth. Journal of Financial Economics, 26: 175–191.

Rustiarini, Ni Wayan. 2011. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham pada Pengungkapan Corporate Social Responsibility. AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis.Vol. 6 No. 1. Hal 104-119.

Saggar, R., & Singh, B. (2017). Corporate governance and risk reporting: Indian evidence. Managerial Auditing Journal, 32(4–5), 378–405.

https://doi.org/10.1108/MAJ-03-2016-1341.

Septina Adi Wicaksono (2017). Analisis Determinan Pengungkapan Risiko (Studi empiris pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Universitas Diponegoro.

Song, J. & Windram, B. 2004. Benchmarking audit committee effectiveness in financial reporting. International Journal of Auditing, 8: 195–205.

Srairi, S. (2018). Determinants of Corporate Risk Disclosure Practices: the Case of Islamic Banks in Gulf Cooperation Council Region. Journal of Muamlaat and Islamic Finance Research, 15(1), 21-50. Retrieved from https://www.semanticscholar.org/paper/Determinants-ofCorporate-

RiskDisclosurePractice%3ASrairi/8e5639f6852f76e06c2f96ff3351340ef1 e4c1fd.

Tao, N. B. & Hutchinson, M. 2013. Corporate governance and risk management:

The role of risk management and compensation committees. Journal of Contemporary Accounting & Economics, 9: 83–99.

composition on corporate transparency: Evidence based on segment disclosures in Malaysia. International Journal of Accounting, 44: 313–333.

Zuhroh, Diana dan I Putu Pande Heri Sukmawati. 2003. “Analisis Pengaruh Luas Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan terhadap Reaksi Investor”. Simposium Nasional Akuntansi VI.Surabaya.

LAMPIRAN

Kode Tahun ROA Risk

Dislosure Independence Qualifications Size

ACEHS 2018 0,87 2,48 0 1 1,10

ACEHS 2019 0,85 2,48 0 0 1,10

ACEHS 2020 0,55 2,48 0 0 1,10

BCAS 2018 0,18 2,56 0 1 1,10

BCAS 2019 0,18 2,56 1 1 1,39

BCAS 2020 0,10 2,48 1 1 1,39

BJBS 2018 -0,62 2,56 1 0 1,61

BJBS 2019 -0,51 2,56 1 0 1,61

BJBS 2020 -0,89 2,56 1 0 1,61

MEGAS 2018 -0,07 2,30 0 1 1,10

MEGAS 2019 -0,12 2,48 0 1 1,10

MEGAS 2020 0,55 2,48 0 1 1,10

BMI 2018 -2,53 2,56 1 1 1,61

BMI 2019 -3,00 2,56 1 1 1,61

BMI 2020 -3,51 2,56 1 1 1,61

BNIS 2018 0,35 2,40 1 1 1,39

BNIS 2019 0,60 2,40 1 1 1,95

BNIS 2020 0,29 2,40 1 1 1,79

BPDS 2018 -1,35 2,40 0 1 1,10

BPDS 2019 -1,39 2,40 0 1 1,10

BPDS 2020 -2,81 2,40 0 1 1,10

NTBS 2018 0,65 2,56 1 0 1,61

NTBS 2019 0,94 2,56 1 0 1,39

NTBS 2020 0,55 2,56 1 0 1,61

BRIS 2018 -0,84 2,40 1 1 1,39

BRIS 2019 -1,17 2,48 1 1 1,79

BRIS 2020 -0,21 2,40 1 1 1,79

BSB 2018 -3,91 2,48 1 1 0,69

BSB 2019 -3,22 2,48 1 1 1,39

BSB 2020 -3,22 2,40 1 1 1,39

BSM 2018 -0,13 2,64 1 1 1,95

BSM 2019 0,52 2,64 1 1 2,08

BSM 2020 0,52 2,64 1 1 2,30

BTPNS 2018 2,52 2,56 1 1 1,61

BTPNS 2019 2,61 2,56 1 1 1,61

BTPNS 2020 1,97 2,56 1 1 1,39

BVIS 2018 -1,14 2,20 0 0 1,10

BVIS 2019 -3,00 2,20 0 0 1,10

BVIS 2020 -1,83 2,20 1 0 1,10

Lampiran 2. Hasil Regresi Data Panel Common Effect Model (CEM)

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Square Date: 01/05/23 Time: 08:53 Sample: 2018 2020 Periods included: 3

Cross-sections included: 13

Total panel (balanced) observations: 39

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -7.991451 3.112449 -2.567577 0.0148

RISK_DISCLOSURE 2.701962 1.329684 2.032033 0.0500 INDEPENDENCE -0.826808 0.481774 -1.716173 0.0952 QUALIFICATIONS -0.163196 0.311795 -0.523409 0.6041

SIZE 1.080642 0.538671 2.006126 0.0529

R-squared 0.280634 Mean dependent var -0.559975 Adjusted R-squared 0.196002 S.D. dependent var 1.609435 S.E. of regression 1.480365 Sum squared resid 74.51031 F-statistic 3.315954 Durbin-Watson stat 0.554787 Prob(F-statistic) 0.021349

Dependent Variable: ROA Method: Panel Least Squares Date: 01/05/23 Time: 09:07 Sample: 2018 2020 Periods included: 3

Cross-sections included: 13

Total panel (balanced) observations: 39

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -4.358428 0.647158 -6.734723 0.0000

RISK_DISCLOSURE 1.105447 0.250872 4.406418 0.0002 INDEPENDENCE -0.206589 0.191314 -1.079844 0.2919 QUALIFICATIONS 0.214347 0.224002 0.956899 0.3490 SIZE 0.758977 0.208968 3.632025 0.0015

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.894199 Mean dependent var -0.260562 Adjusted R-squared 0.889981 S.D. dependent var 4.407195 S.E. of regression 0.441409 Sum squared resid 4.286530 F-statistic 235.6710 Durbin-Watson stat 3.108730 Prob(F-statistic) 0.000000

Lampiran 4. Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model (REM)

Dependent Variable: ROA

Method: Panel EGLS (Cross-section random effects) Date: 01/05/23 Time: 09:16

Sample: 2018 2020 Periods included: 3

Cross-sections included: 13

Total panel (balanced) observations: 39

Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.661264 2.507371 -1.460201 0.1534

RISK_DISCLOSURE 0.815458 0.951815 0.856740 0.3976 INDEPENDENCE -0.038498 0.401504 -0.095885 0.9242 QUALIFICATIONS 0.092451 0.521381 0.177319 0.8603

SIZE 0.752418 0.528102 1.424757 0.1633

Effects Specification

S.D. Rho

Cross-section random 1.800885 0.9350

Idiosyncratic random 0.474782 0.0650

Weighted Statistics

R-squared 0.089500 Mean dependent var -0.079700 Adjusted R-squared -0.017618 S.D. dependent var 0.451272 S.E. of regression 0.455230 Sum squared resid 7.045955 F-statistic 0.835529 Durbin-Watson stat 2.108681 Prob(F-statistic) 0.512175

Unweighted Statistics

R-squared 0.067996 Mean dependent var -0.529643 Sum squared resid 96.46572 Durbin-Watson stat 0.154020

Dokumen terkait