BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
dengan 2 rakaat, 8 rakaat dengan 2 rakaat, 6 rakaat dengan 4 rakaat, 8 rakaat dengan 4 rakaat dan 8 rakaat dengan 6 rakaat.
31
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
simpul sinus yang menjalar dari dinding lateral atrium hingga ventrikel. Hal tersebut membuat ventrikel memompa darah ke sistem pembuluh darah.6
Secara umum, fisiologi kardiovaskular pada orang dewasa yang lebih tua dipengaruhi oleh : (1) disfungsi endotel, (2) peningkatan kekakuan arteri, (3) peningkatan kekakuan ventrikel kiri, (4) perubahan hubungan antara ventrikel kiri dan kekakuan dari fungsi arteri, (5) pelemahan refleks barorefleks dan refleks otonom, dan (6) perubahan degeneratif sistem konduksi. Perubahan-perubahan ini menghasilkan sistem kardiovaskular yang mengalami penurunan fungsi maksimal dibandingkan dengan orang yang lebih muda dan kapasitas cadangan lebih sedikit, serta dapat gagal memenuhi kebutuhan saat mengalami stres.29
Hal yang penting diketahui adalah bahwa denyut nadi merupakan cerminan kontraksi ventrikel namun tidak pada pasien dengan takiaritmia. Denyut jantung merupakan cerminan dari kontrol simpatis dan parasimpatis. Secara umum denyut jantung maksimal menurun seiring dengan bertambahnya usia karena peningkatan neurotransmitter simpatis interstisial dan regulasi aktivitas reseptor beta-1 yang dihasilkan, yang menurunkan sinyal dan daya tanggap intraseluler sistem saraf simpatis. Denyut jantung istirahat, sebaliknya sering kali terlihat meningkat seiring dengan bertambahnya usia karena dekondisi dan disregulasi otonom.29
Gerakan shalat disebut Namaz menurut Haque dan Ghosh yang merupakan bentuk latihan fisik intensitas ringan (mild exercise) dan latihan baik terhadap jantung. Gerakan shalat melibatkan seluruh bagian tubuh yang dilakukan 5 kali sehari untuk shalat wajib dengan tambahan shalat sunnah nya sehingga mampu menjaga tubuh sepanjang waktu tanpa menyebabkan kekakuan atau kelelahan.
Selain itu menurut penelitian lain shalat termasuk aktivitas fisik low intensity yang dapat membuat relaksasi, menurunkan stres, memperlancar aliran darah, serta memperkuat otot maupun persendian.30
Sebuah penelitian menjelaskan bahwa ketika seseorang melaksanakan shalat dhuha maka akan merasakan dan mengakui Allah yang Maha Besar yang patut untuk disembah. Dengan melaksanakan shalat dhuha hati menjadi tenang, sesuai dengan firman Allah :
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
ُبْﻮُﻠُﻘْﻟا ﱡﻦِٕﯩَﻤْﻄَﺗ ِّٰﻟﻠﻪا ِﺮْﻛِﺬِﺑ َﻻَا ۗ ِّٰﻟﻠﻪا ِﺮْﻛِﺬِﺑ ْﻢُُﺑﻬْﻮُﻠُـﻗ ﱡﻦِٕﯩَﻤْﻄَﺗَو اْﻮُـﻨَﻣٰا َﻦْﻳِﺬﱠﻟا
Artinya: “ Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-Lah hati menjadi tentram.” (Qs. Ar-ra’du : 28).31
Shalat dhuha yang dilakukan dengan niat dan hati yang ikhlas akan memperbaiki emosional positif yang akan tercermin dikehidupan yang sehat. Shalat dhuha berpengaruh pada fisiologi tekanan darah dan denyut nadi karena rileks yang dirasakan ketika melakukan shalat dhuha dapat mengaktivasi sistem saraf parasimpatis. Pada saat kondisi tubuh sedang rileks tubuh akan mempengaruhi kelenjar pituitari yang akan menghasilkan hormon endorphin. Hormon endorphin merupakan neuromodulator yang bekerja secara tidak langsung dengan menurunkan efek partikuler neurotransmitter katekolamin. Penurunan kadar katekolamin dalam pembuluh darah, dapat mengakibatkan denyut jantung berkurang dan tekanan darah menjadi turun.32
Berdasarkan hasil pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat perbandingan terhadap detak jantung pada setiap jumlah rakaat shalat dhuha dengan nilai p<0,001 (p<0,05). Penelitian sebelumnya mengenai hubungan jumlah rakaat shalat dhuha terhadap peningkatan detak jantung menjelaskan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada denyut jantung disetiap intensitas atau jumlah rakaat shalat dhuha dengan nilai p=0,001 (p<0,05).6
Penelitian lain menemukan bahwa manuver shalat setara dengan olahraga ringan dalam hal nilai latihan fisik. Shalat juga berkontribusi terhadap peningkatan kemampuan sistem kardiovaskular. Rendahnya nilai denyut jantung pada posisi sujud menurunkan tekanan darah sistolik baik pada salat yang sebenarnya maupun pada peniruan gerakan shalat. Shalat dalam hal ini, dapat digunakan sebagai terapi untuk pasien yang memiliki masalah jantung seperti hipertensi atau masalah pada sistem muskuloskeletal. Denyut jantung pada shalat yang sebenarnya sedikit lebih tinggi daripada peniruan gerakan shalat, karena aktivitas pelafalannya, memberikan manfaat fisiologis tambahan yang baik bagi tubuh.9
33
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Intensitas latihan atau aktivitas fisik yang sesuai dapat bermanfaat terhadap kebugaran jasmani yaitu daya tahan kardiorespirasi sebagai fungsi kesanggupan jantung dan paru saat istirahat atau beraktivitas untuk mengambil oksiden dan menyebarkannya keseluruh tubuh. Adaptasi tubuh terhadap latihan kebugaran jasmani dapat mempengaruhi efisiensi kerja jantung, peningkatan isi sekuncup dan kontraksi jantung lebih kuat. Sehingga denyut jantung saat instirahat mengalami penurunan atau dibawah orang normal.33 Manfaat latihan fisik intensitas ringan dibuktikan dalam beberapa penelitian dengan menerapkan latihan intensitas rendah selama 3 bulan pada peserta usia dewasa yang lebih tua menunjukkan hasil perbaikan di semua domain fisik serta meningkatkan rasa kenikamatan dan peningkatan kinerja fisik. Selain itu penelitian lain mengenai intervensi latihan fisik terhadap depresi pada usia dewasa tua menunjukkan penurunan depresi yang signifikan setelah intervensi 6 bulan serta pengecekan lanjutan dalam 12 dan 60 bulan.6 Shalat sebagai aktivitas fisik intensitas ringan ampu meningkatkan koordinasi, sirkulasi, keseimbangan, kapasitas aerobik, serta menurunkan risiko strok perdarahan.29
Studi terdahulu menjelaskan bahwa intensitas latihan atau aktivitas fisik memiliki hubungan linier dengan denyut jantung. Apabila intensitas ditambah maka akan terjadi peningkatan denyut jantung, begitu pula sebaliknya. Namun pada kondisi tertentu, denyut jantung memiliki titik ambang batas, sehingga tidak terjadi peningkatan linier atau menjadi melengkung yang berarti saat aktivitas fisik tersebut mencapai titik maksimal maka perubahan denyut jantung tidak mengikuti peningkatan intensitasnya.6
Sebuah penelitian menemukan bahwa shalat sebagai aktivitas fisik dengan intensitas ringan-sedang dapat mengurangi fragmentasi elastin pada dinding aorta melalui peurunan ekspresi matrix metalloproteins (MMP) 2 dan 9 yang bertanggungjawab atas degradasi serat elastis di pembuluh darah. Studi lainnya juga menjelaskan bahwa kecepatan darah berhubungan dengan remodelling vaskular.
Adaptasi fungsional dan struktural arteri manusia karena pergerakan darah yang dihasilkan dari paparan episodik berulang aktivitas fisik dapat meningkatkan hemodinamik manusia yang terbentuk dari aliran darah, tekanan geser luminal,
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
tekanan arteri dan tekanan dinding tangensial yang semuanya merubah fungsi arteri, diameter dan ketebalan dinding pembuluh darah.25,34
Salat dhuha ialah suatu aktivitas fisik yang intensitasnya sangat ringan dan dapat meningkatkan sirkulasi, koordinasi maupun kapasitas aerobic. Pada saat melakukan gerakan shalat yang diawali takbir dan akan diakhiri oleh salam. Pada beberapa penelitian bahwa didapatkan detak jantung tertinggi pada saat shalat ialah sewaktu melakukan gerakan berdiri dan detak jantung terendah ialah pada saat sujud.6 Pelaksanaan shalat dhuha pada seseorang akan mendapat semangat yang diberikan oleh Allah SWT dan merasa ada kedekatan kepada sang pencipta. Ketika seseorang bersandar kepada Allah SWT maka jiwanya akan mempu menjalani kehidupan yang penuh ujian dan cobaan. Seseorang yang sering melaksanakan shalat akan memiliki jiwa yang kokoh walaupun banyak tantangan dalam kehidupan. Waktu untuk melakukan shalat dhuha yaitu pada setiap awal hari sebelum beraktivitas.35
Ketika matahari mulai terbit maka hormon kortisol mulai berproduksi dan berfungsi untuk memicu organ tubuh untuk beraktivitas. Hal ini sesuai dengan hadist yang artinya : “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR.
Muslim no. 720.).17,27
Shalat dhuha akan mempengaruhi kinerja kelenjar-kelenjar pada tubuh kita dikarenakan pada saat shalat Allah telah menetapkan gerakan-gerakan yang memang di sesuaikan dengan tubuh manusia. Pada saat melakukan rukuk berfungsi untuk meningkatkan tiga kelenjar yaitu kelenjar seksual, kelenjar pencernaan maupun kelenjar tulang ekor. Pada saat melakukan sujud akan berfungsi pada tiga kelenjar juga, yaitu kelenjar tiroid dileher, kelenjar hipofisis dan kelenjar pituitari.
Pada ketiga kelenjar inilah yang akan mendapat asupan darah pada saat sujud,
35
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
dikarenakan pada sujud letaknya yang lebih tinggi daripada jantung maka dari itu aliran darah sulit untuk mencapainya, sehingga pada sujud ini ialah gerakan yang sangat dimuliakan karena bentuk sujud syukur kepada sang pencipta yaitu Allah SWT.27,36
Shalat dhuha memiliki banyak manfaat yaitu dapat memotivasi seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan, shalat dhuha dapat meningkatkan rejeki dan memiliki nilai amal sedekah. Seseorang yang melakukan shalat dhuha akan menumbuhkan kekuatan fisik. Allah SWT telah berjanji bahwa ketika melakukan shalat dhuha akan meraih keuntungan dengan cepat dan memberikan ganjaran rumah yang indah terbuat dari emas kelak di akhirat, dan akan mengugurkan dosa- dosa walaupun dosanya sebanyak buih dilautan. Shalat dhuha akan menjadi pelindung dari panasnya api neraka. Shalat yang dilakukan dengan rutin dapat memiliki efek positif terhadap kualitas hidup dan tingkat kesegaran jasmani seperti kekuatan, ketahanan, fleksibiliti, keseimbangan dan koordinasi pada lansia.35,36
36
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah :
1. Distribusi frekuensi detak jantung pada lansia di UPTD. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai pada jumlah shalat dhuha 2 rakaat adalah 91 kali per menit, 4 rakaat sebesar 97 kali per menit, 6 rakaat sebesar 101 kali per menit dan 8 rakaat sebesar 105 kali per menit.
2. Terdapat pengaruh jumlah rakaat shalat dhuha terhadap detak jantung lansia di UPTD. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai dengan nilai p<0,001 dan nilai korelasi (r) 0,767 yang berarti korelasinya kuat dengan arah yang positif.
3. Terdapat perbandingan perubahan detak jantung yang bermakna pada setiap jumlah rakaat shalat dhuha (nilai p<0,001)
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan pada penelitian maka didapatkan beberapa saran yang diharapkan untuk semua pihak yaitu :
1. Untuk semua umat muslim terutama muslimah lansia disarankan untuk rutin melakukan shalat dhuha karena memiliki banyak manfaat seperti kebugaran fisik, ketenangan hati dan lainnya yang akan berpengaruh tehadap kualitas hidup lansia dan kualitas ibadah.
2. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan studi prospektif yang lebih lama untuk melihat pengaruh shalat dhuha serta menggunakan sampel yang lebih banyak.
3. Diharapkan penelitian di masa depan dapat mempertimbangkan pengaruh shalat dhuha dengan menggunakan parameter elektroensefalografi (EEG), elektromiografi (EMG), dan laju respirasi (RSP) dalam kaitannya dengan detak jantung dan tekanan darah.
37
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiyasihati SI, Setiawan HK, Rejeki PS, Herawati L. Optimalisasi Peran Kader Kesehatan dalam Edukasi dan Implementasi Gaya Hidup Sehat Lansia. Warta LPM. Published online April 5, 2023:227-234.
doi:10.23917/warta.v26i2.1443
2. Sherwood L. Fisiologi Manusia Dari Sel Ke Sistem. Vol 1. 9th ed. EGC;
2018.
3. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Vol 1. 13th ed. Elsevier ; 2016.
4. WF Ganong. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Vol 2. 22nd ed. EGC; 2008.
5. Al-Quran dan Terjemahannya. Surah Al-Baqarah Ayat 110. KEMENAG RI; 2022.
6. Prasetya MochA, Hasan M, Sofiana KD. Hubungan Jumlah Rakaat Salat Dhuha terhadap Peningkatan Detak Jantung. Journal of Islamic Medicine.
2021;5(2):106-113. doi:10.18860/jim.v5i2.12326
7. Saniotis A. Understanding Mind/Body Medicine from Muslim Religious Practices of Salat and Dhikr. J Relig Health. 2018;57(3):849-857.
doi:10.1007/s10943-014-9992-2
8. Rosad WS. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr.Pelaksanaan Shalat Dhuha Dalam Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas 3 Maderasah Ibtidaiyah Ma’Arif Nuajibarang Wetan.Vol 9.; 2020.
http://ejournal.iainpurwokerto.ac.id/index.php/raushanfikr
9. Doufesh H, Ismail A, Azman W, Ahmad W. Assessment of Heart Rates and Blood Pressure in Different Salat Positions.; 2013.
10. Sumarta Hanifah Norma. Hubungan Aktivitas Fisik Sehari-Hari Dengan Derajat Hipertensi Pada Lansia di Kota Batu Skripsi.; 2020.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
11. Misnaniarti. Analisis Situasi Penduduk Lanjut Usia dan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial di Indonesia. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.
2017;8(2):67-73. doi:10.26553/jikm.2016.8.2.67-73
12. Mahassa AR, Akbar MR, Sari SYI. The Effect of Routine Gymnastics toward Post-Exercise Heart Rate Recovery in Elderly. Indonesian Journal of Cardiology. Published online May 28, 2020. doi:10.30701/ijc.1025 13. WHO Guidelines on Physical Activity and Sedentary Behaviour at a
Glance.; 2020.
14. Alexander J, Sovakova M, Rena G. Factors affecting resting heart rate in free-living healthy humans. Digit Health. 2022;8.
doi:10.1177/20552076221129075
15. Ilyas M. Hadis tentang Keutamaan Shalat Berjamaah. Jurnal Riset Agama.
2021;1(2):247-258. doi:10.15575/jra.v1i2.14526
16. Koubaa A, Ammar A, Benjdira B, et al. Activity Monitoring of Islamic Prayer (Salat) Postures using Deep Learning. In: Proceedings - 2020 6th Conference on Data Science and Machine Learning Applications, CDMA 2020. Institute of Electrical and Electronics Engineers Inc.; 2020:106-111.
doi:10.1109/CDMA47397.2020.00024
17. Muhammad Fu’ad Abdul Baqi. Shahih Bukhari Muslim. Vol 1. 1st ed.
(Taqiy Bassam Firly Abu, ed.). PT. Elex Media Komputindo; 2017.
18. Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal. Musnad Imam Ahmad. 2nd ed.
Islam Rahmatan; 2015.
19. Siregar VV, Aflah N, Fadilah R, et al. Implementasi Kegiatan Shalat Dhuha dan Tahsin Al-Qur’an dalam Membentuk Karater Siswa. MIMBAR PGSD Undiksha. 2022;10(1):39-45. doi:10.23887/jjpgsd.v10i1.39501 20. Al-Albani Nashiruddin Muhammad. Shahih Sunan Tirmidzi. Vol 1. 1st ed.
Pustaka Azzam; 2013.
39
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
21. Siregar M. Ibadah Menurut Sunnah. PSIM UMSU; 2016.
22. Al-Qur’an dan Terjemehannya. Surah Al-Fatihah Ayat 1-7. KEMENAG RI; 2022.
23. Chamsi-Pasha M, Chamsi-Pasha H. A Review of the Literature on the Health Benefits of Salat (Islamic Prayer).; 2021.
24. Fikri M, Boy E. Literature Review Pengaruh Gerakan Sholat Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia. Vol 6.; 2019.
25. Boy E, Lelo A, Permatasari Tarigan A, et al. Salat Dhuha Improves Blood Pressure : A Randomized Controlled Trial. Media Ilmu Keolahragaan Indonesia. 2021;11. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki
26. Dahlan M. Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, Dan Multivariat Dilengkapi Aplikasi Menggunakan SPSS. 6th ed.
Epidemiologi Indonesia; 2016.
27. Rizqi Sihaloho S, Boy E. Pengaruh Posisi Gerakan Shalat Dhuha 8 Rakaat Terhadap Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Serta Detak Jantung Pada Muslimah Lansia di Panti Bina Lansia Kota Binjai Tahun 2021. Published online 2023.
28. Nazish N, Kalra N. Muslim Prayer-A New Form of Physical Activity: A Narrative Review. International Journal of Health Sciences & Research (www.ijhsr.org). 2018;8(7):337. www.ijhsr.org
29. Dai X, Hummel SL, Salazar JB, Taffet GE, Zieman S, Schwartz JB.
Cardiovascular physiology in the older adults. Journal of Geriatric Cardiology. 2015;12(3):196-201. doi:10.11909/j.issn.1671-
5411.2015.03.015
30. Noorbhai H. The Utilization and Benefits of Salaah (Muslim Prayer) as a Means of Functional Rehabilitation and Low-Intensity Physical
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Activity.The Batting Backlift Technique in Cricket View Project.; 2013.
www.experimentjournal.com
31. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surah Ar-Ra’du Ayat 28. KEMENAG RI;
2022.
32. Istiana D. Pengaruh terapi shalat dhuha terhadap penurunan tekanan darah pada lansia di panti sosial tresna werdha provinsi Nusa Tenggara Barat.
Jurnal Ilmiah STIKES Yarsi Mataram. 2021;11(1).
http://Journal.stikesyarsimataram.ac.id
33. Purwanti R, Firranda FN, Pemkab Jombang Stik. Pengaruh Frekuensi Latihan Kebugaran Jasmani Dengan Denyut Nadi di Desa Sentul Tembelang Jombang.; 2020.
34. Green DJ, E Hopman MT, Padilla J, et al. Vascular Adaptation to Exercise in Humans: Role of Hemodynamic Stimuli. Physiol Rev. 2017;97:495-528.
doi:10.1152/physrev.00014.2016.-On
35. Yüksek S. The Effects of Performing Prayer on the Physical Fitness Levels of Men Over 60 Years Old. J Educ Train Stud. 2017;5(11):56.
doi:10.11114/jets.v5i11.2641
36. Romadhon YA. The Correlation Between Cognitive Activity During Islamic Prayer and Heart Rate Variability. 1) Family as Determinant Factor for Health View Project.; 2019.
https://www.researchgate.net/publication/333005166
41
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Lampiran 1. Lembar Penjelasan
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN PENELITIAN Assalamu’alaikum Wr.Wb
Nama saya Hadid Fachriansyah Ansari, sedang menjalankan Program Studi S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Saya sedang melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jumlah Rakaat Shalat Dhuha Terhadap Detak Jantung Maksimal Lansia Muslimah Di UPTD. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai 2023”. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk melihat apakah terjadi pengaruh setelah dilakukan gerakan shalat dhuha terhadap detak jantung pada muslimah lansia di UPTD. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.
Partisipasi dari Muslimah lansia bersifat sukarela dan tanpa adanya paksaan.
Untuk penelitian ini tidak dikenakan biaya apapun. Bila muslimah lansia membutuhkan penjelasan maka dapat hubungi saya :
Nama : Hadid Fachriansyah Ansari
Alamat : Jl. Suka Pura No. 9H Kel. Suka Maju Kec. Medan Johor Kota Medan
No. Hp : 082274383513
Terima kasih saya ucapkan kepada muslimah lansia di UPTD. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai yang telah ikut berpartisipasi pada penelitian ini.
Keikutsertaan dalam penelitian ini akan menyumbangkan sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Setelah memahami berbagai hal menyangkut penelitian ini diharapkan para muslimah lansia bersedia mengisi lembar persetujuan yang telah kami persiapkan
Peneliti
Hadid Fachriansyah Ansari Lampiran 2. Lembar Persetujuan (Inform Consent)
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan dibawah : Nama :
Umur : No. Telp/HP :
Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian yang berjudul “PENGARUH JUMLAH RAKAAT SHALAT DHUHA TERHADAP DETAK JANTUNG MAKSIMAL LANSIA MUSLIMAH DI UPTD. PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA BINJAI 2023”. Dan setelah mengetahui dan menyadari sepenuhnya resiko yang mungkin terjadi, dengan ini saya menyatakan bahwasanya bersedia dengan sukarela menjadi subjek penelitian tersebut. Jika sewaktu-waktu ingin berhenti, saya berhak untuk tidak melanjutkan keikutsertaan saya terhadap penelitian ini tanpa adanya sanksi apapun.
Responden
( )
Lampiran 3. Surat Ethical Clearance
43
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Lampiran 4. Data Responden
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Nama Usia D.J. 2
Rakaat
D.J. 4 Rakaat
D.J. 6 Rakaat
D.J. 8 Rakaat
SM 70 82 90 92 93
YS 67 90 94 97 103
ZR 68 86 89 93 97
SF 77 71 80 84 87
SB 67 81 88 94 98
A 63 80 82 87 91
J 60 80 85 90 94
NB 74 84 86 93 94
P 65 88 93 97 102
YL 69 91 97 101 105
RB 73 70 77 85 91
MS 67 81 88 95 101
SR 70 86 88 93 97
L 61 81 84 89 94
RH 69 91 95 98 105
Y 78 82 86 89 93
T 67 81 84 88 90
SZ 70 82 86 90 97
ZN 68 85 89 94 98
F 64 83 86 91 96
MT 74 85 90 97 104
R 70 86 89 94 98
ZN 70 79 84 88 93
RL 68 85 90 93 97
SB 72 82 86 92 98
NP 63 90 94 98 105
SY 72 82 85 91 96
NL 68 83 86 89 91
45
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
WL 69 86 91 95 98
M 73 81 87 94 101
NB 72 83 89 94 97
WT 65 81 85 89 93
RN 72 85 90 97 104
RH 60 88 91 97 102
Lampiran 5. Surat Izin Penelitian
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Lampiran 6. Data Statistik Penelitian
47
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Analisis Univariat
Statistics
Usia
Denyut Jantung 2 Rakaat
Denyut Jantung 4 Rakaat
Denyut Jantung 6 Rakaat
Denyut Jantung 8 Rakaat
N Valid 34 34 34 34 34
Missing 0 0 0 0 0
Mean 68,94 83,26 87,76 92,59 97,15
Std. Error of Mean ,708 ,791 ,722 ,684 ,824
Median 69,00 83,00 88,00 93,00 97,00
Mode 70 81 86 94a 97a
Std. Deviation 4,126 4,614 4,207 3,986 4,806
Variance 17,027 21,291 17,701 15,886 23,099
Range 18 21 20 17 18
Minimum 60 70 77 84 87
Maximum 78 91 97 101 105
Sum 2344 2831 2984 3148 3303
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Uji normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Denyut Jantung 2 Rakaat ,165 34 ,050 ,908 34 ,075
Denyut Jantung 4 Rakaat ,104 34 ,200* ,979 34 ,741
Denyut Jantung 6 Rakaat ,101 34 ,200* ,979 34 ,729
Denyut Jantung 8 Rakaat ,135 34 ,117 ,959 34 ,222
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Analisis bivariat
Analisis dan perbandingan perubahan detak jantung pada setiap rakaat shalat dhuha
Test of Homogeneity of Variances
Denyut Jantung
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,341 3 132 ,796
ANOVA
Denyut Jantung
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3671,794 3 1223,931 62,784 ,000
Within Groups 2573,235 132 19,494
Total 6245,029 135
Post Hoc Bonferroni
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Denyut Jantung Bonferroni
(I) Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
(J) Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
Mean Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
2 Rakaat 4 Rakaat -4,500* 1,071 ,000 -7,37 -1,63
6 Rakaat -9,324* 1,071 ,000 -12,19 -6,46
8 Rakaat -13,882* 1,071 ,000 -16,75 -11,01
4 Rakaat 2 Rakaat 4,500* 1,071 ,000 1,63 7,37
6 Rakaat -4,824* 1,071 ,000 -7,69 -1,96
8 Rakaat -9,382* 1,071 ,000 -12,25 -6,51
6 Rakaat 2 Rakaat 9,324* 1,071 ,000 6,46 12,19
4 Rakaat 4,824* 1,071 ,000 1,96 7,69
8 Rakaat -4,559* 1,071 ,000 -7,43 -1,69
8 Rakaat 2 Rakaat 13,882* 1,071 ,000 11,01 16,75
4 Rakaat 9,382* 1,071 ,000 6,51 12,25
6 Rakaat 4,559* 1,071 ,000 1,69 7,43
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
Hubungan jumlah rakaat shalat dhuha dengan denyut jantung
Correlations
Jumlah Rakaat
Shalat Dhuha Denyut Jantung
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha Pearson Correlation 1 ,767**
Sig. (2-tailed) ,000
N 136 136
49
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Denyut Jantung Pearson Correlation ,767** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 136 136
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Lampiran 7. Dokumentasi Penelitian
52
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2020-2021 : Kepala Divisi Dana dan Usaha TBM FK UMSU periode 2020-2021
2021-2022 : Ketua Komisi Aspirasi DPM FK UMSU periode 2021-2022
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Lampiran 9. Artikel Publikasi
PENGARUH JUMLAH RAKAAT SHALAT DHUHA TERHADAP DETAK JANTUNG LANSIA MUSLIMAH DI UPTD. PELAYANAN SOSIAL
LANJUT USIA BINJAI TAHUN 2023 Hadid Fachriansyah Ansari1), Elman Boy2)
1Faculty of Medicine, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2Department of Public Health, Faculty of Medicine Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Correspending Author : Elman Boy Muhammadiyah University of Sumatera Utara [email protected], [email protected]
ABSTRAK
Pendahuluan: Shalat dhuha merupakan aktivitas fisik dengan intensitas ringan- sedang yang dapat menginduksi aktivitas dari saraf parasimpatis dan menekan aktivitas saraf simpatis melalui pelepasan gelombang alfa otak. Intensitas latihan atau aktivitas fisik dengan denyut jantung memiliki hubungan linear. Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimental pada one group community pada seluruh lansia muslimah yang berusia 60-80 tahun di UPTD. Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.
Sampel akan melaksanakan shalat dhuha sebanyak 2-8 rakaat dan setelah selesai 2 rakaat akan diukur denyut jantung menggunakan Pulse Oxymeter. Hasil: Hasil uji Korelasi Pearson terdapat pengaruh atau korelasi yang bermakna antara jumlah rakaat shalat dhuha terhadap detak jantung (p=0,76). Hasil uji One Way ANOVA terdapat perubahan detak jantung yang bermakna pada setiap jumlah rakaat shalat dhuha dengan nilai p<0,001. Kesimpulan: Terdapat pengaruh jumlah rakaat shalat dhuha terhadap detak jantung lansia dan perubahan detak jantung yang bermakna pada setiap jumlah rakaat shalat dhuha.
Kata kunci : Aktivitas Fisik, Detak Jantung, Jumlah Rakaat, Lansia, Shalat Dhuha
Abstract
Introduction: Dhuha prayer is a physical activity with mild-moderate intensity that can induce activity from parasympathetic nerves and suppress sympathetic nerve activity through the release of brain alpha waves. The intensity of exercise or physical activity with heart rate has a linear relationship. Methods: This research uses experimental in one group community on all elderly Muslim women aged 60- 80 years at UPTD. Binjai Elderly Social Services. The sample will perform dhuha prayer for 2-8 rakaat and after completing 2 rakaat, the heart rate will be measured using a Pulse Oxymeter. Results: The results of the Pearson Correlation test showed a significant correlation between the number of rakats of dhuha prayer on heart rate (p=0.76). The results of the One Way ANOVA test showed a significant