• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN (Halaman 62-69)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2 Pembahasan

53

54 ekosistem, karena sangat mempengaruh proses-proses biologis, kimia, maupun fisik pada ekosistem tersebut.

1. Pembahasan Semai

Pengumpulan data analisis vegetasi dilakukan dengan mengukur diameter pohon, tinggi pohon, tajuk dan basal area dari masing-masing individu tumbuhan yang terdapat di dalam petak ukur. Suatu vegetasi tumbuhan memiliki bentuk yang beranekaragam dan juga jumlah yang banyak karena hidup berkoloni/berkelompok sehingga memiliki keanekaragaman dan nilai penting. Pada praktikum yang dilaksanakan di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Pendidikan dan Pelatihan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman dengan pembuatan plot 20x20x5 m didapatkan semai berjumlah 89 pada sub-plot 2x2 dan terdapat jenis terbanyak pada semai Litsea garciae S.Vidal dengan jumlah 21, pada sub-plot 5x5 pengukuran pancang didapatkan pancang berjumlah 23 dengan diameter terbesar pada pancang Pentace laxiflora Merr dengan 9,2 diameter , pada sub-plot 20x20 didapatkan pohon berjumlah 34 dengan diameter terbesar pada pohon Litsea angulata Blume, Bijdr dengan diameter sebesar 53,8. Selanjutnya pada pengolahan data pada Microsoft Excel untuk semain jumlah n didapatkan 89, jumlah f didapatkan 21, untuk perhitungan kerapatan semai menggunakan rumus n/2*2*5 Didapatkan nilai terbesar pada jenis pohon Litsea garciae S.Vidal dengan kerapatan 1.05, jumlah keseluruhan kerapatan semai didapatkan . untuk perhitungan kerapatan/Ha menggunakan rumus k/10000 didapatkan nilai keseluruhan 44.500 , perhitungan frekuensi semai dengan rumus f/5 didapatkan nilai terbesar pada pohon Litsea garciae S.Vidal dengan nilai 0,4 untuk nilai keseluruhan didapatkan 4,2 F. Perhitungan kerapatan relatif menggunakan

55 rumus K/jumlah K *100 dan didapatkan nilai terbesar pada pohon Litsea garciae S.Vidal dengan nilai 23,59550562 nilai KR keseluruhan didapatkan 100. Perhitungan Frekuensi relatif dengan menggunakan rumus F/Jumlah F*100 dan didapatkan nilai terbesar pada pohon Litsea garciae S.Vidal dengan nilai 9,523809524 Selanjutnya pada perhitungan Pi= ni/N pada semai dengan menggunakan rumus n/jumlah n didapatkan nilai terbesar pada pohon Litsea garciae S.Vidal dengan nilai 0,235955056 Perhitungan LN/N menggunakan rumus LN(nlai Pi= ni/N) dan mendapatkan nilai keseluruhan 1.Pada perhitungan N*LN(ni/N) didapatkan nilai keseluruhan - 2,266067387, Perhitungan PI^2 didapatkan nilai keseluruhan 0,135715187.

2. Pembahasan Pancang

Selanjutnya pada pengolahan data pada Microsoft Excel untuk Pancang jumlah n didapatkan 23, jumlah f didapatkan 22, perhitungan LBD pancang menggunakan rumus penambahan lbd tiap jenis yang sama dan mendapatkan nilai terbesar pada jenis pohon Pentace laxiflora Merr dengan nilai 0,00664761 dengan nilai keseluruhan 0,036263404, perhitungan kerapatan pancang menggunakan rumus n/2*2*5 dan mendapatkan hasil kemudiaan untuk nilai keseluruhan kerapatan pancang didapatkan nilai 0,0115, untuk perhitungan kerapatan/Ha menggunakan rumus k/10000 didapatkan nilai keseluruhan 115 Ha, perhitungan frekuensi pancang dengan rumus f/5 didapatkan nilai terbesar pada pohon Artocarpus elasticus Reinw. Ex Blume dengan nilai 0,6 untuk nilai keseluruhan didapatkan 4,4 F. Selanjutnya pada Perhitungan D menggunakan rumus LBD 20*20*5 didapatkan nilai terbesar 0,03323805 dengan nilai keseluruhan 0,18131702 selanjutnya kerapatan relatif menggunakan rumus K/jumlah

56 K*100 dan didapatkan nilai terbesar pada pohon Artocarpus elasticus Reinw. Ex Blume dengan nilai 17,39130435 dan nilai KR keseluruhan didapatkan 100.

Perhitungan Frekuensi relatif dengan menggunakan rumus F/Jumlah F*100 dan didapatkan nilai terbesar pada pancang Artocarpus elasticus Reinw. Ex Blume dengan nilai 13,63636364 dengan nilai keseluruhan 100.Selanjutnya perhitungan DR dengan menggunakan rumus nilai D/jumlah nilai D*100 dan mendapatkan nilai terbesar pada pancang Pentace laxiflora Merr dengan nilai 18,33145629. Selanjutnya pada perhitungan Pi= ni/N pada Pancang dengan menggunakan rumus n/jumlah n didapatkan nilai terbesar pada pohon Artocarpus elasticus Reinw. Ex Blume dengan nilai 0.173193043 dengan nilai keseluruhan 1. Perhitungan LN/N menggunakan rumus LN(nlai Pi= ni/N) dan mendapatkan nilai keseluruhan -38,35174158. Pada perhitungan N*LN(ni/N) didapatkan nilai keseluruhan -2,532757537, Perhitungan PI^2 didapatkan nilai keseluruhan 0,088846881.

3. Pembahasan Pohon

Selanjutnya pada pengolahan data pada Microsoft Excel untuk Pohon jumlah n didapatkan 34, jumlah f didapatkan 22, perhitungan LBD pancang menggunakan rumus penambahan lbd tiap jenis yang sama dan mendapatkan nilai terbesar pada jenis pohon Litsea angulata Blume dengan nilai 0,328195116 dengan nilai keseluruhan 2,12013836 , perhitungan kerapatan pancang menggunakan rumus n/2*2*5 dan mendapatkan nilai terbesar pada pohon Bridelia glauca Blume, Bijdr dengan nilai 0,0055. Kemudiaan untuk nilai keseluruhan kerapatan pancang didapatkan nilai 0,017.

Untuk perhitungan kerapatan/Ha menggunakan rumus k/10000 didapatkan nilai 170 Ha, perhitungan frekuensi pancang dengan rumus f/5 didapatkan nilai terbesar pada

57 pohon Litsea angulata Blume dengan nilai 0,6 untuk nilai keseluruhan didapatkan 4,4 F. selanjutnya pada Perhitungan D menggunakan rumus LBD 20*20*5 didapatkan nilai terbesar 3,271183351 dengan nilai keseluruhan 10,60. selanjutnya kerapatan relatif menggunakan rumus K/jumlah K*100 dan didapatkan nilai terbesar pada pohon Bridelia glauca Blume, Bijdr dengan nilai 32,35294 dan nilai KR keseluruhan didapatkan 100. Perhitungan Frekuensi relatif dengan menggunakan rumus F/Jumlah F*100 dan didapatkan nilai terbesar pada pohon Bridelia glauca Blume, Bijdr dengan nilai 13,63636364 dengan nilai keseluruhan 100.Selanjutnya perhitungan DR dengan menggunakan rumus nilai D/jumlah nilai D*100 dan mendapatkan nilai terbesar pada pohon Bridelia glauca Blume, Bijdr dengan nilai 30,85820636 dan nilai keseluruhan didapatkan 100. Selanjutnya pada perhitungan Pi= ni/N pada Pohon dengan menggunakan rumus n/jumlah n didapatkan nilai terbesar pada pohon Bridelia glauca Blume, Bijdr dengan nilai 0,323529412 dan nilai keseluruhan 1. Perhitungan LN/N menggunakan rumus LN(nlai Pi= ni/N) dan mendapatkan nilai keseluruhan - 38,35174158 .Pada perhitungan N*LN(ni/N) didapatkan nilai keseluruhan - 2,532757537, Perhitungan PI^2 didapatkan nilai keseluruhan 0,088846881.

4. Pembahasan Nilai indeks Penting Semai, Pancang, dan Pohon

Pada praktikum analisis vegetasi pohon bertujuan untuk menghitung indeks nilai penting dari suatu komunitas tumbuhan pohon dan menghitung indeks keanekaragaman jenis tumbuhan pohon di Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Hutan Pendidikan dan Pelatihan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman. Pada tabel pengamatan dapat diketahui nilai kerapatan relatif, frekuensi,

58 frekuensi relatif, dominansi, dominansi relatif (DR) dan Indeks Nilai Penting (INP).

INP didapat dari jumlah dari Dominansi Relatif, Frekuensi Relatif dan Densitas Relatif.

Pada tabel pengamatan tingkat semai didapatkan hasil Nilai Penting Jenis (NJP) tertinggi yaitu pada Litsea garciae S.Vidal dengan nilai sebesar 33,11931514. Pada tingkat pancang didapatkan hasil Indek Nilai Penting (INP) tertinggi yaitu pada Artocarpus elasticus Reinw. Ex Blume dengan nilai sebesar 46,20136633. Dan pada tingkat pohon didapatkan hasil Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi yaitu pada Bridelia glauca Blume, Bijdr dengan nilai sebesar 76,84751117. Dominansi suatu jenis merupakan nilai yang menunjukkan penguasaan suatu jenis terhadap komunitas.

Selanjutnya, diketahui bahwa pada tingkat semai, pancang dan pohon yang memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu spesies Bridelia glauca Blume, Bijdr sebesar 76,84751117, hal itu menunjukkan bahwa Bridelia glauca Blume, Bijdr merupakan jenis yang dominan pada ekosistem tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan yang telahb dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa jenis vegetasi untuk tingkat semai dengan plot ukuran 2×2 m terdapat 16 jenis vegetasi yang memiliki Indeks Keanekaragaman dengan nilai sebesar H^ 2,266067387. Pada tingkat pancang dengan plot ukuran 5×5 m terdapat 14 jenis vegetasi yang memiliki Indeks Keanekaragaman dengan nilai sebesar H^ 2,,532757537. Pada tingkat pohon dengan plot ukuran 20×20 m terdapat 17 jenis vegetasi yang memiliki Indeks Keanekaragaman dengan nilai sebesar H^ 2,391568741.

Pada saat melaksanakan praktikum yang dilakukan di KHDTK Lempake didapatkan pengukuran suhu tiap 30 menit yaitu pada pukul 09.30 WITA suhu

59 mencapai 29,8°C, pukul 10.00 WITA suhu mencapai 30,2°C, pukul 10.30 WITA suhu mencapai 29,4°C, pukul 11.00 WITA suhu mencapai 30,8°C, pukul 11.30 WITA suhu mencapai 30°C, dan pada saat pukul 12.00 WITA suhu mencapai 30,4°C. Dengan jenis tanah liat yang memiliki warna coklat kekuningan, tekstur tanah pada area tersebut lempung berliat dengan kelerengan 4°.

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Komponen abiotik sangat menentukan kelangsungan hidup suatu ekosistem, karena sangat mempengaruhi proses - proses biologis, kimia, maupun fisik pada masing – masing ekosistem tersebut.

2. Yang termasuk dalam komponen abiotik adalah suhu, intensitas cahaya, ketinggian tempat, jenis tanah, pH tanah, kesuburan tanah, kelembaban, kemiringan, curah hujan, dan warna tanah.

3. Komponen ekosistem yang lengkap harus mencakup produsen, konsumen, pengurai, dan komponen abiotik.

5.2 Saran

1. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam pengambilan data seperti pemotretan sampel daun yang jelas agar memudahkan proses identifikasi.

2. Sebaiknya praktikan lebih teliti dalam pengambilan data seperti pemotretan sampel daun yang jelas serta mengetahui nama-nama jenis pohon di KHDTK Lempake agar memudahkan proses identifikasi.

61

DAFTAR PUSTAKA

Barbour, M. G., Burk, J. H., & Pitts, W. D. (1987). Terrestrial Plant Ecology (2nd ed.). CA: The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc.

Fachrul, Melati Feriantina. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Jakarta: Bumi Aksara.

Latuconsina, H. (2019). EKOLOGI PERAIRAN TROPIS: PRINSIP DASAR PENGELOLAAN SUMBER DAYA HAYATI PERAIRAN. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Magurran, A.E. (1988) Ecological Diversity and Its Measurement. Princeton University Press, Princeton.

Makmum. (2017). Buku ekologi full-IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Mukharomah, E. (2021). KONSEP DASAR EKOLOGI TUMBUHAN. Palembang: Bening media Publishing.

Purwanti, E, dkk. (2019). KAJIAN IPA (Untuk Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Putra, A, P, dkk. (2023). HUBUNGAN EKOLOGIS DENGAN PELESTARIAN LINGKUNGAN. Jurnal Pendidikan, Sains Dan Teknologi, Vol. 2 No. 4.

Ziuma. (2021, 6 18). Pengertian Ekologi Hutan dan Kaitannya dengan Ilmu Lain. Retrieved from Ngalih BLOG.

62 LAMPIRAN

Lampiran 1. Daun Pohon 1 Plot 1

Lampiran 2. Batang Pohon 1 Plot 1

Lampiran 3. Daun Pohon 2 Plot 1 Lampiran 4. Batang Pohon 2 Plot1

Lampiran 5. Daun Pohon 3 Plot 1 Lampiran 6. Batang Pohon 3 Plot 1

63 Lampiran 7. Daun Pohon 4 Plot 1 Lampiran 8. Batang Pohon 4 Plot 1

Lampiran 9. Daun Pohon 5 Plot 1 Lampiran 10. Batang Pohon 5 plot 1

64 Lampiran 11. Daun Pohon 6 Plot 1 Lampiran 12. Batang Pohon 6 Plot 1

Lampiran 13. Daun Pohon 7 Plot 1 Lampiran 14. Batang Pohon 7 Plot 1

Lampiran 15. Daun Semai 1 Plot 1 Lampiran 16. Daun Semai 2 Plot 1

65 Lampiran 17. Daun Pohon 1 Plot 2 Lampiran 18. Batang Pohon 1 Plot 2

Lampiran 19. Daun Pohon 2 Plot 2 Lampiran 20. Batang Pohon 2 Plot 2

Lampiran 21. Daun Pohon 3 Plot 2 Lampiran 22. Batang Pohon 3 Plot 2

66 Lampiran 23. Daun Pancang 1 Plot 2 Lampiran 24. Batang Pancang 1 Plot 2

Lampiran 25. Daun Pancang 2 Plot 2 Lampiran 26. Batang Pancang 2 Plot 2

Lampiran 27. Daun Pancang 3 Plot 2 Lampiran 28. Batang Pancang 3 Plot 2

67 Lampiran 29. Daun Pancang 4 Plot 2

Lampiran 30. Batang Pancang $ Plot 2

Lampiran 31. Daun Pancang 5 Plot 2 Lampiran 32. Batang Pancang 5 plot 2

68 Lampiran 33. Daun Pancang 6 Plot 2 Lampiran 34. Batang Pancang 6 Plot 2

Lampiran 35. Daun Pancang 7 Plot 2 Lampiran 36. Batang Pancang 7 Plot 2

Lampiran 37. Daun Pancang 8 Plot 2 Lampiran 38. Batang Pancang 8 Plot 2

69 Lampiran 39. Daun Semai 1 Plot 2 Lampiran 40. Daun Semai 2 Plot 2

Lampiran 41. Daun Semai 3 plot 2 Lampiran 42. Hewan 1

Lampiran 43. Hewan 2 Lampiran 44. Hewan 3

70

Lampiran 45. Hewan 4 Lampiran 46. Hewan 5

Lampiran 47. Hewan 6 Lampiran 48. Hewan 7

Dalam dokumen LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI HUTAN (Halaman 62-69)

Dokumen terkait