III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
38
39 terlihat dari gelombang yang dihasilkan masih berbentuk statis dan masih terdapat gelombang yang tidak berarturan sehingga belum dapat membentuk kemenerusan yang membuat penampang ini sulit untuk di interpretasi.
Pada hasil QC Offset 3 trace menunjukan bahwa hasil penampang seismic settelah dilakukan Quality Control(QC) menunjukkan kulaitas data yang lebih baik dimana pada proses pencarian parameter optimumnya. Adapaun parameter yang disebut antara lain adalah Offset Amplitude Recovery, True Amplitude Recovery, Decon, dan lainnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil preprocessing yang lebih baik sebelum dimasukkan pada proses processing. Pada hasil QC dengan 3 trace, yaitu pada offsetoriginal_jessica_160, offset1_jessica_160 dan offset2_jessica_160 menunjukan informasi dan gambar yang berbeda dimana dalam melihat kelengkungan reflector trace terbaik, diamana kita bisa lihat perbedaan dari ketiga trace tersebut. Dari namanya yaitu original, dimana data pada ataupun hasil dari trace itu kemungkinan benar, belum dilakukan pengolahannya secara langsung. Kemudian yang kita bandingankan antara ketiga trace tersebut adalah kita dapat melihat terlebih dahulu dari perbedaan gambar , kemudian kita lihat dari persebaran noise ataupun gangguan, pada data tersbut. Dari hasil yang saya amati itu dimana trace yang paling bagus itu adalah trace offset2_jessica_160, dimana kita lihat hasil yang didapatkan tergolong smooth, karena penampang seismik yang diperoleh tidak banyak menunjukkan keberadaan noise atau ground roll, sehingga trace yang diberikan akan menunjukkan bentuk kelengkungannya atau gelombang refleksi yang terbaik. Surface QC pada akusisi pengolahan data seismik refleksi merupakan kontrol kualitas terkait dengan kenampakan permukaan yang diukur. Hal ini penting dalam pengolahan data seismik refleksi karena surface QC menentukan kualitas data yang dihasilkan. Dalam proses pengolahan data seismik refleksi, surface QC mengacu pada kualitas data yang diukur dari permukaan bumi. Hal ini penting karena kualitas data yang rendah akan menyebabkan kesalahan dalam interpretasi data. Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan tahap quality control (QC) yang baik, yaitu surface QC. Surface QC merupakan langkah yang penting dalam pengolahan data seismik refleksi, karena hal ini menentukan kualitas data yang dihasilkan. Dengan melakukan surface QC yang baik, kualitas data yang dihasilkan akan lebih akurat dan dapat digunakan
40 untuk interpretasi data seismik refleksi. Spiking QC pada akusisi pengolahan data seismik refleksi adalah tahapan pengolahan data yang melibatkan penerapan dekonvolusi spiking. Dekonvolusi spiking merupakan proses pemisahan gelombang seismik yang direkam dari gelombang refleksi yang diinginkan. Dalam proses spiking QC, data seismik yang dihasilkan dari akuisisi dilakukan penerapan dekonvolusi spiking. Dekonvolusi spiking merupakan proses pemisahan gelombang seismik yang direkam dari gelombang refleksi yang diinginkan. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil interpretasi yang akurat dan handal mengenai struktur bawah permukaan. Dengan melakukan spiking QC, kualitas data yang dihasilkan akan lebih baik dan dapat digunakan untuk interpretasi data seismik refleksi. Hal ini penting untuk mendapatkan hasil interpretasi yang akurat dan handal mengenai struktur bawah permukaan. True Amplitude Recovery QC adalah proses pemeriksaan dan evaluasi kualitas pemulihan amplitudo seismik yang benar (true amplitude recovery) selama proses pengolahan data seismik refleksi. Tujuan dari True Amplitude Recovery QC adalah untuk memastikan bahwa amplitudo sinyal seismik yang direkam mencerminkan dengan akurat amplitudo sinyal asli yang dihasilkan dari sumber seismik, tanpa distorsi atau penurunan yang signifikan.
True Amplitude Recovery QC pada akuisisi pengolahan data seismik refleksi adalah suatu metode yang bertujuan untuk memperoleh amplitudo gelombang seismik yang seharusnya terdapat dalam data seismik. Metode ini digunakan untuk memastikan bahwa amplitudo gelombang seismik yang diamati sesuai dengan nilai yang seharusnya ada, sehingga memungkinkan interpretasi yang lebih akurat.
Stacking prepro offset amplitude recovery pada akuisisi pengolahan data seismik refleksi adalah proses yang melibatkan langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas data seismik. Langkah ini mencakup stacking, preprocessing, offset, dan amplitude recovery. Stacking merupakan teknik untuk menggabungkan sinyal seismik dari berbagai sumur atau titik pengukuran untuk meningkatkan sinyal terhadap noise. Preprocessing melibatkan serangkaian langkah untuk membersihkan dan memperbaiki data seismik sebelum analisis lebih lanjut. Offset adalah jarak antara sumber getaran dan penerima gelombang seismik yang mempengaruhi resolusi dan kualitas data. Amplitude recovery bertujuan untuk memperoleh amplitudo gelombang seismik yang sesuai dengan nilai yang
41 seharusnya ada dalam data seismik. Proses ini penting untuk memastikan representasi yang akurat dari sifat fisik bawah permukaan bumi dalam data seismik refleksi . CDP prepro sebelum dilakukan picking decon, pada hasil sebelum decon data seismik yang ada masih ditemui banyak noise oleh karena itu dilakukan picking setiap noise-noise yang ada disekitar penampang seismic agar hasil yang diperoleh setelah decon akan lebih smooth dan lebih sedikit noise disekitarnya.
CDP preprocessing sebelum dilakukan picking decon melibatkan beberapa langkah yang diperlukan untuk mengatur data seismik refleksi sebelum melakukan pengolahan deconvolution (decon). Picking decon merupakan langkah terakhir dalam pengolahan data seismik yang memungkinkan untuk menentukan posisi refleksi yang benar-benar tepat. Picking decon dapat memperbaiki ketepatan dari hasil analisa kecepatan, sehingga menghasilkan fungsi kecepatan yang benar-benar tepat dan akurat. Jika masih ada lengkungan hiperbola yang mengalami overcorrection atau undercorrection, maka proses picking decon memungkinkan untuk mengubah titik-titik picking yang dianggap salah. Setelah dilakukan decon menunjukkan distribusi frekuensi dalam data seismik lebih konsisten. Penampang seismik akhir adalah hasil dari proses pengolahan data seismik, yang menunjukkan posisi refleksi yang benar-benar tepat. etelah decon, kualitas data seismik akan lebih baik, karena noise yang ada dalam data seismik akan lebih dikurangi, dan akan muncul keseimbangan data seismik yang lebih baik, yang menunjukkan hubungan antara refleksi dan lapisan batuan bawah permukaan bumi. Pada Hasil Stacking dengan input PreproDecon menunjukan hasil stacking berbentuk bentuk belah ketupat yang dimana hasil ini sesuai dengan picking yang telah dilakukan sebelumnya. Pada Hasil Stacking dengan input PreproDecon menunjukan hasil stacking berbentuk bentuk belah ketupat yang dimana hasil ini sesuai dengan picking yang telah dilakukan sebelumnya. Proses stacking dilakukan dengan cara menjumlahkan setiap trace dalam satu CDP yang sama, dari hasil stacking juga sudah memperlihatkan proses dekonvolusi yang dilakukan sudah benar karena jika proses dekonvolusi tidak benar maka akan terjadi kekosongan data yang akan tampak pada hasil stacking.
42