• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

28

merumuskan masalah, memberikanargumen, melakukan deduksi, melakukan induksi, melakukan evaluasi, memutuskan dan melaksanakan, dan berinteraksi denganyang lain untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Penerapan langkah-langkah model discovery learning mampu meningkatkan teknik berpikir kritis siswa antara lain: 1) Stimulasi (pemberian rangsangan), 2) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah), 3) Data collecting (pengumpulan data), 4) Data processing (pengolahan data), 5) Verification (pembuktian), 6) Generalization (menarik kesimpulan/

generalisasi).37 Penggunaan model discovery learning dengan langkah tersebut, menjadikan siswa lebih aktif dan meningkatnya kemampuan berpikir kritis siswa. Menurut Amri dan Ahmadi keterampilan berpikir kritis diperlukan agar setiap individu dapat memperoleh, memilih dan mengolah informasi dengan baik dan bijak. Berikut ini data hasil analisis model discovery learning dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis, untuk mendapatkan n-gain berdasarkan jenjang pendidikan peneliti menambahkan hasil n-gain berdasarkan jenjang pendidikan dan mengambil hasil rata-rata dari penjumlahan tersebut, berikut disajikan hasil rata-rata penjumlahan n- gain berdasarkan jenjang pendidikan dibawah ini:

Kode Pustaka Jenjang

Pendidikan n-gain Ket

A1,A9 SD 0,31 Sedang

A6,A7,A8 SMP 0,48 Sedang

A2,A3,A4,A5, SMA 0,35 Sedang

37Sastri Novayani. Pengaruh...,hlm 2338-6480.

Tabel 4.1 Hasil analisis model discovery learning

Secara visual jumlah n-gain menggunakan model discovery learning dalam meningkatkan kemapuan berpikir kritis IPA siswa berdasarkan jenjang pendidikan dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Gambar 3.1 Diagram n-gain berdasarkan jenjang pendidikan

Berdasarkan Tabel 1.2 di atas menunjukkan bahwa model discovery learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis IPA siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Pada jenjang SD jumlah n-gain 0,31 sehingga berada pada kriteria sedang, dan SMP jumlah n-gain 0,48 berada pada tingkat sedang, dan SMA jumlah n-gain 0,35 berada pada tingkat sedang.

Berdasarkan hasil analis diatas terlihat bahwa model discovery learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa mulai dari jenjang SD, SMP, sampai SMA.

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

SD SMP SMA

Hasil n-gain

Jenjang Pendidikan

30

Merujuk hasil penelitian di atas terlihat bahwa model discovery learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis IPA siswa di jenjang SD, SMP, dan SMA dengan cara yang berbeda-beda, Sejalan dengan pendapat Thursan Hakim bahwa keberhasilan berpikir kritis siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan factor eksternal.38

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri, di mana faktor ini yang menyebabkan daya pikir seseorang dalam menerima dan mengolah pengaruh dari luar. Faktor dari dalam diri siswa meliputi: kecerdasan, kemampuan berpikir kritis, motivasi, kesehatan, dan cara belajar serta kemandirian belajar. Tak lepas juga dengan kesehatan yang sangat mempengaruhi tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, proses berpikir kritis siswa akan terganggu jika kesehatan seseorang kurang baik.

Kemudian dorongan sangat berpengaruh terhadap proses belajar, dorongan yang ada pada diri seseorang yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan sehingga terdapat perubahan pada diri siswa.

Kemandirian diri siswa menuntut seseorang untuk memiliki hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya. Hal ini diperkuat oleh Slavin yang mengatakan bahwa seseorang yang memiiki kemandirian yang tinggi akan tumbuh rasa percaya diri yang tinggi pula sehingga rasa keingintahuannya terhadap sesuatu akan meningkat dan proses berpikir kritis akan meningkat.39

38Thursan hakim dalam Sudi Dul Aji. Etnosains Dalam Membentuk Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kerja Ilmiah Siswa. 2017. Hlm 7-11.

39 Slavin dalam asep Rizky Meuthia Karina. Hubungan Antara Minat Belajar Dengan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Pada Kelas V Sd Negeri Garot Geuceu Aceh Besar.

Vol 2. No 1. 2017. Hlm 61-77.

Minat belajar juga sangat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa, Bahan pelajaran yang menarikminat siswa, akan sering dipelajari oleh siswa yang bersangkutan. Sebaliknya bahan pelajaran yang tidak menarik minat siswa tentu akan dikesampingkan oleh siswa. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto bahwa “Minat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar sebaik-baiknya,40 karena tidak ada daya tarik baginya sehingga kemampuan berpikir kritis pada dirinya tidak dapat berkembang disebabkan minat belajar sangat rendah” hal ini juga sangat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa sehingga siswa di dalam proses belajar-mengajar siswa tidak semangat dalam mengikuti pembelajaran, karena disebabkan oleh materi yang diajarkan oleh guru tidak disukai oleh siswa.

Dalam hal ini juga guru sangat mempengaruhi tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, guru juga merupakan salah satu objek yang dapat merangsang dan membangkitkan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, dalam proses belajar guru harus peka terhadap situasi kelas, guru harus mengetahui dan memperhatikan metode-metode mengajar yang cocok dan sesuai dengan tingkat kecerdasan para siswanya. Guru juga tidak harus menggunakan satu strategi dalam proses belajar, guru harus menggunakan banyak strategi untuk membangkitkan semangat siswa untuk melakukan kemampuan berpikir kritis siswa.

40 Slameto dalam Asep Sukenda Egok. Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kemandirian Belajar Dengan Hasil Belajar Matematika. Vol 7. No 2. 2016. Hlm 186-199.

32

Faktor eksternal yaitu faktor yang terdapat dari luar individu yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar siswa seperti lingkungan, teman pergaulan, dan keluarga.41 Melalui pergaulan seseorang akan terpengaruhi kemampuan berpikir kritisnya. Hal ini ditegaskan oleh pendapat CrowandCrow, “ kemampuan berpikir kritisdapat diperoleh dari pengalaman mereka, lingkungan dimana mereka tinggal”.42Maka dari itu, besar pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan kemapuan berpikir kritis siswa. Sejalan dengan pendapat behar-horenstein yang menyatakan bahwa perbaikan dalam berpikir kritis siswa dipengaruhi juga karena adanya faktor-faktor luar seperti lingkungan tempat belajar dapat membuat siswa berpiir kritis.43 Melalui teman pergaulan siswa akan terpengaruhi tingkat kemampuan berpikir kritis oleh teman-temannya, khususnya teman akrabnya.

Bagi siswa, pergaulan teman ini sangat besar pengaruhnya karena dalam pergaulan itulah mereka memupuk pribadi dan melakukan aktivitas bersama- sama untuk mengurangi ketegangan dankeguncangan yang mereka alami.

Penulis menganalisis bahwa perbedaan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti tersebut disebabkan oleh Kemampuan berpikir kritis siswa tidak terlepas dari faktor internal. Salah satu factor yang mempengaruhi kemampuan berpikir kritis siswa adalah kemampuan awal

41 Meila Hayudiyani. Identifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas X Tkj Ditinjau Dari Kemampuan Awal Dan Jenis Kelamin Siswa Di Smkn 1 Kamal. Vol 4. No 1. 2017. Hlm 21- 27.

42 Crowandcrow dalam Zelin Norma Resty. Discovery Learning Berbantuan Schoology:

Upaya Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis. Vol 4. No 2. 2019. Hlm 267-273.

43 Beha-horenstein dalam Muhammad Turmuzi. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Pada Perkuliahan Geometri Bilangan Kompleks Dengan Discovery Learning Dipadukan Dengan Cooperative Learning Tipe NHT (Numbered Head Togethe). Vol 2. No 1. 2017. Hlm 57- 67.

siswa. Menurut Purwandari kemampuan awal adalah pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang telah dikuasai siswa untuk mempelajari tugas baru.44 Kemampuan awal merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mengikuti pembelajaran materi berikutnya. Kemampuan awal siswa mempengaruhi cepat lambatnya siswa dalam memahami materi pembelajaran. Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi memungkinkan tidak mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, sedangkan siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah akan mengalami banyak kesulitan dalam memahami materi pelajaran yang akan mengakibatkan rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa.

Latar belakang tempat penelitian juga mempengaruhi hasil penelitian yang diperoleh karena berasaldari daerah yang berbeda. Tingkatkemampuan siswa juga berbeda sehingga hal itu juga berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Penerapan kurikulum yang berbeda juga bias menjadi dampak kemampuan berpikir kritis. Selain itu proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru meskipun menggunakan jenis model yang sama, ada kemungkinanpenerapannya mengalami perbedaan.

44 Eric Dwi Putra. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Melalui Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Assessment Learning. Vol 1. No 1. 2020. Hlm 57-64.

34 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model discovery learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis IPA siswa baik di tingkat SD, SMP, dan SMA. Hasil analisis menunjukkan bahwa model discovery learning mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis IPA siswa dilihat dari hasil n-gain dengan rata-rata yaitu 0,38 dengan kategori sedang, dengan kriteria tinggi 0% sedang 65% dan rendah 35%. Peningkatan kemampuan berpikir kritis IPA siswa disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya, faktor eksternal dan internal. Faktor internal meliputi kecerdasan, motivasi, kemampuan awal siswa, kesehatan, cara belajar dan kemandirian siswa; sedangkan faktor eksternal meliputi, lingkungan, teman pergaulan, keluarga dan guru yang mengampu mata pelajaran tersebut.

B. Saran

1. Penelitian ini diharapkan sebagai refrensi bagi siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis pada dirinya,

2. Penelitian ini diharapkan sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan dalam penelitian mampu agar lebih ketat dalam menyeleksi dan memilih hasil penelitian yang akan

35

digunakan dalam penelitian, dan penggunaan metode statistik perlu diperhatikan agar hasil dari analisis yang diperoleh lebih akurat.

36

DAFTAR PUSTAKA

Afrizon, R., Ratnawulan, R., & Fauzi, A. (2012). Peningkatan perilaku berkarakter dan keterampilan berpikir kritis siswa Kelas IX MTsN Model Padang pada mata pelajaran IPA-fisika menggunakan model problem based instruction. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika, 1(1), 9-10.

Anisa, E. N. (2017). Pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa pada materi larutan elektrolit dan non elektrolit, 6(2),1-59

Ayadiya, N. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scientific Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang). 10-19.

Dafrita, I. E. (2017). Pengaruh Discovery Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Analitis dalam Menemukan Konsep Keanekaragaman Tumbuhan. Jurnal Pendidikan Informatika dan Sains, 6(1), 32-46.

Dari, F. W., & Ahmad, S. (2020). Model Discovery Learning Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SD. Jurnal Pendidikan Tambusai, 4(2), 1469-1479.

Fitri, M. (2015). Pengaruh model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok suhu dan kalor. INPAFI (Inovasi Pembelajaran Fisika), 3(2).89-96.

Frima, F. K., Gumilar, G. G., & Supriyanti, F. T. (2020). Pengaruh Metode Discovery-Inquiry terhadap Profil Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran Topik Kelarutan. Metode, 219, 220.

Haryanti, N., Widodo, A. T., & Arfiani, Y. (2019). Penerapan Model Discovery Learning pada Materi Pemanasan Global untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Peserta Didik. Jurnal Edukasi Matematika dan Sains, 7(2), 55-64.

Ikalor, A., Jamaluddin, J., & Rasmi, D. A. C. (2019). Efektivitas Penerapan Model Discovery Learning Terhadap Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Penguasaan Konsep Biologi Siswa Kelas VII SMP Negeri 19 Mataram Tahun Ajaran 2015/2016. Jurnal Ilmiah Pendidikan Indonesia, 1(2), 153-161.

IPA, N. K. P., & IPA, V. R. M. P.2019. Discovery Learning: Penerapan dalam pembelajaran IPA berbantuan bahan ajar digital interaktif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, 3(1).47-60.

37

Istiqamah, I., Sugiarti, S., & Wijaya, M. (2019). Perbandingan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis melalui model pembelajaran discovery learning dan direct instruction. Chemistry Education Review (CER), 3(1), 17-30.

Istiqamah, I., Sugiarti, S., & Wijaya, M. (2019). Perbandingan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis melalui model pembelajaran discovery learning dan direct instruction. Chemistry Education Review (CER), 3(1), 17-30.

Kartikasari, D., Medriati, R., & Purwanto, A. (2018). Penerapan Discovery Learning Model dengan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Kalor dan Perpindahan Kalor. Jurnal Kumparan Fisika, 1(2 Agustus), 1-7.

Khofiyah, H. N., & Santoso, A. (2019). Pengaruh model discovery learning berbantuan media benda nyata terhadap kemampuan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(1), 61-67.

Kinasih, M. E., Jalmo, T., & Yolida, B. (2015). Pengaruh Model Discovery Learning terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Jurnal Bioterdidik:

Wahana Ekspresi Ilmiah, 3(10) 50-60.

Kurniati, I. W. dkk (2016). Model pembelajaran discovery learning berbantuan smart sticker untuk meningkatkan disposisi matematik dan kemampuan berpikir kritis (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).109- 118.

Melatiya, P., Rohadi, N., & Hamdani, D. (2020). Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dengan Menerapkan Model Discovery Learning Di Kelas Xi Ipa 3 Sma N 9 Kota Bengkulu.

Jurnal Kumparan Fisika, 3(1 April), 75-82.

Mubarok, C., & Sulistyo, E. (2014). Penerapan model pembelajaran discovery learning terhadap hasil belajar siswa kelas x tav pada standar kompetensi melakukan instalasi sound system di smk negeri 2 surabaya. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, 3(2).215-221.

Muhammad, G. M., & Karso, K. (2018). Penerapan Model Guided Discovery Learning Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematis Mahasiswa. Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), 2(2), 108-115.

Nafiah, Y. N., & Suyanto, W. (2014). Penerapan model problem-based learning untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan hasil belajar siswa.

Jurnal Pendidikan Vokasi, 4(1), 125-143.

38

Novayani, S., Nufida, B. A., & Mashami, R. A. (2015). Pengaruh model discovery learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa SMP pada materi pencemaran lingkungan. Hydrogen: Jurnal Kependidikan Kimia, 3(1), 253-258.

Nugrahaeni, A., Redhana, I. W., & Kartawan, I. M. A. (2017). Penerapan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kimia. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 1(1), 23- 29.

Nugrahaeni, A., Redhana, I. W., & Kartawan, I. M. A. (2017). Penerapan model pembelajaran discovery learning untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar kimia. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia, 1(1), 23-29.

Nurhasanah, N., & Djukri, D. (2019). Keefektifan Model Discovery Learning dengan Brainstorming terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik.

Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, 4(5), 593-599.

Nursyahidah, F., & Saputro, B. A. (2015). Pembelajaran Discovery Learning Menggunakan Tangram GeoGebra untuk Menemukan Luas Persegi.

AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika, 6(1/Maret).

25-36.

Pangaribowo, D. R., Keliat, N. R., Sastrodihardjo, S., & Hutangoal, D. R. (2017).

Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dan Permainan Smart Case untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII C SMP Kristen 2 Salatiga. Bioedukasi UNS, 10(1), 47-57.

Patmawati, H. (2011). Analisis keterampilan berpikir kritis siswa pada pembelajaran larutan elektrolit dan non elektrolit dengan metode praktikum, 22-31.

Pratiwi, Y. P. (2012). Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa pada Pembelajaran Biologi. Skripsi, Universitas Sebelas Maret, 17-28.

Putranto, J. A. A. (2016). Pengaruh Penggunaan Model Discovery Learning terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Pokok Ciri-ciri Makhluk Hidup.

Putrayasa, I. M., Syahruddin, S. P., & Margunayasa, I. G. (2014). Pengaruh model pembelajaran discovery learning dan minat belajar terhadap hasil belajar IPA siswa. Mimbar PGSD Undiksha, 2(1).97-115.

39

Utami, M. L. B. (2017). Penerapan strategi discovery learning (DL) untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemahaman konsep IPA.

JINoP (Jurnal Inovasi Pembelajaran), 3(1), 483-490.

Wulandari, T., Nirwana, N., & Firdaus, M. L. (2019). Implementasi Model Discovery Learning Pada Materi Aplikasi Gelombang Elektromagnetik Analisis Pengotor Berbagai Minyak Goreng Sawit dengan Spektrofotometri UV-Vis. PENDIPA Journal of Science Education, 3(2), 66-71.

40

LAMPIRAN

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

Dokumen terkait