• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan

Dalam dokumen laporan - SIMAKIP (Halaman 41-66)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Reproduksi Remaja

Pengetahuan tentang reproduksi dalam kehidupan sehari-hari dapat menunjang pola hidup reproduksi yang sehat. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) remaja memiliki rentang usia 10-24 tahun dan belum menikah. Remaja merupakan tahapan usia yang pada umumnya seseorang mengalami kematangan reproduksi secara fisik maupun psikologi.

Pada hasil penelitian diketahui lebih dari separuh sampel populasi atau tepatnya 69,9% remaja pelajar di Bekasi telah mengetahui konsep dasar reproduksi pada remaja. Terdapat 30,1% diantara sampel penelitian yang tidak mengetahui beberapa konsep dasar reproduksi. Misalnya untuk ciri-ciri seks primer dan sekunder pada remaja laki-laki terdapat 14% sampel yang tidak mengetahui sedangkan pada ciri perkembangan seks primer pada remaja perempuan terdapat 8% saja pelajar yang menjawab salah. Hal ini diasumsikan terjadi pada sampel yang menjawab salah pernyataan tersebut

menginginkan kekasih sesama jenis

ya tidak tidak menjawab

42 karena mereka berjenis kelamin perempuan untuk pernyataan ciri seks pada remaja laki-laki dan begitu juga sebaliknya untuk ciri perkembangan seks pada remaja perempuan. Remaja perempuan maupun laki-laki tersebut menjawab salah karena mereka tidak mengalami dalam kehidupan sehari- hari sehingga mereka melupakan konsep tanda-tanda perkembangan seks primer pada laki-laki maupun perempuan.

Pada pernyataan tentang definisi menstruasi dan pengaruh perkembangan organ seksual terhadap minat remaja kepada lawan jenis yang terdapat pada nomor 3 dan 4 hampir seluruh sampel remja menjawab dengan benar yaitu sebanyak 94% dan 92%. Berbeda halnya dengan pernyataan nomer 5 dan 6 hanya 37% remaja yang menjawab benar, lebih dari setengah sampel remaja tidak mengetahui bahwa masturbasi dan onani merupakan salah satu bentuk perilaku seks pranikah yang beresiko. Ketidaktahuan remaja tersebut dapat berpengaruh terhadap perilaku seksual mereka, remaja dapat melakukan kegiatan masturbasi atau onani karena mereka menganggap kegiatan tersebut tidak beresiko bagi kesehatan dan kehidupan mereka. Hal tersebut tidak benar, masturbasi yang dilakukan perpempuan dan laki-laki memiliki resiko kesehatan apalagi bagi yang belum menikah, berupa: a) menimbulkan nyeri pada kelamin luar, b) merusak selaput dara, c) melemahkan syahwat atau hipoten saat telah berumah tangga, d) menganggu ejakulasi secara normal, e) melemahnya kecerdasan otak, baik hard skills maupun soft skills karena akan sering berkhayal atau berpikiran jorok, f) lemahnya daya tahan tubuh jika terlalu banyak keluar sperma, g) kemungkinan terserang kanker prostat di usia senja semakin besar, h) dapat mengalami insomnia, i) pada tahap kronis ketika mereka menahan untuk tidak melakukan onani namun sperma malah keluar dengan sendirinya, hal tersebut akibat dari perintah otak yang sudah tidak mampu menahanya, j) tempramental atau gampang marah, biasanya pelampiasanya dengan onani/masturbasi, dan k) menganggu kehidupan sosial.

Berdasarkan data kuesioner selanjutnya, 67% remaja menganggap bahwa perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan dengan pacar bukan salah satu bentuk perilaku seks pranikah. Selain itu, sebanyak 40% remaja di Bekasi membenarkan jika melakukan hubungan seks hanya sekali tidak menyebabkan kehamilan. Sebanyak 29% remaja pelajar tidak mengetahui

43 HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit akibat perilaku seksual pranikah.

Terdapat 3% remaja tidak remaja mengetahui berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan “pengaman” dapat tertular HIV dan AIDS.

Berdasarkan BKKBN (2006) hal tersebut keliru. Perilaku seksual adalah perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual. Bentuk perilaku seksual bermacam-macam mulai dari bergandengan tangan, berpelukan, bercumbu, bercumbu berat sampai berhubungan seks. Selanjutnya dijelaskan perilaku seks aman (touching) yaitu perilaku seks tanpa mengakibatkan terjadinya pertukaran cairan vagina dengan cairan sperma misalnya dengan bergandengan tangan, berpelukan, dan berciuman. Hubungan seks tanpa menggunakan kondom bukan merupakan perilaku seks aman dari kehamilan dan Penyakit Menular Seksual (PMS) termasuk di dalamnya HIV dan AIDS.

2. Sikap Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi

Data penelitian tentang sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi dapat mencerminkan perilaku seksual mereka dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan KBBI (2017) sikap merupkan perbuatan yang berdasarkan pada pendirian dan keyakinan. Pernyataan sikap yang ditunjukkan remaja pada kuesioner penelitian merupakan pendirian dan keyakinan mereka terhadap suatu peristiwa.

Berdasarkan hasil penelitian pada Tabel 4.1 diketahui terdapat 1,8%

remaja di Bekasi menyatakan sikap sangat setuju jika hubungan seks boleh dilakukan sebelum menikah asalkan suka sama suka. Hal ini sangat memprihatinkan dan harus menjadi perhatian untuk orangtua, keluarga, guru di sekolah, dan masyarakat. Penyebab yang dapat memengaruhi sikap remaja merupakan kompilasi dari keluarga, landasan ajaran agama, dan lingkungan.

Terdapat 2,9% sampel penelitian menyatakan sikap sangat tidak setuju jka perempuan dan laki-laki harus menunggu dewasa dan menikah sebelum melakukan hubungan seksual. Sebanyak 11,5% remaja menyatakan sangat tidak setuju dengan pernyataan tindakan aborsi atau menggugurkan kandungan adalah dosa. Selain itu, 10,5% remaja sangat setuju pendidikan tentang kesehatan reproduksi tidak perlu disampaikan di sekolah secara formal. Sebanyan 5,2%

44 remaja menyatakan sangat setuju pada pernyataan remaja boleh melakukan onani/masturbasi. Sejumlah 3,6% remaja sangat setuju hubungan seks sebelum menikah merupakan pergaulan modern. Terdapat 9,2% remaja menyatakan sangat tidak setuju hubungan seks sebelum menikah adalah dosa bagi agama. Selain itu, 5,7% remaja bersikap sangat setuju jika ciuman, belaian, dan pelukan dari seorang pacar adalah ungkapan sayang. Sedangkan 9,8% remaja menyatakan sangat setuju untuk menjaga keutuhan hubungan, saya tidak akan menghindari bila pacar melakukan perabaan pada daerah erogen/erotis.

Hasil penelitian di atas memperlihatkan telah terkikisnya rasa malu pada diri sebagian remaja. Salah satu penyebab degradasinya moral remaja yaitu pornografi yang dengan mudah dapat diakses. Paparan pornografi telah memberikan pengaruh terhadap jumlah remaja yang teridentifikasi mengalami penyimpangan seksual.

Bangunan moral remaja dapat diluluhlantakkan dengan mudah oleh pornografi.

Menurut Asti (2004;19) nafsu merupakan sumber energy yang mengerakkan manusia kea rah sifat kebinatangan. Namun Allah SWT menciptakan rasa malu dan akal untuk memelihara sifat kemanusiaan. Dengan alaknya, manusia dapat mengendalikan nafsu untuk meningkatkan kualitas hidup.

Penanaman landasan agama kepada remaja sejak mereka kanak-kanak merupakan upaya sungguh-sungguh yang dapat dilakukan orangtua untuk membentengi hati, pikiran dan perilaku remaja dari perilaku seksual yang menyimpang. Menurut Sudarsono (2004; 119) agama merupakan peraturan berdimensi vertikal dan horizontal dari Tuhan Yang Mahaesa yang mampu memberi dorongan terhadap jiwa manusia yang berakal agar berpedoman menurut peraturan Tuhan dengan kehendaknya sendiri tanpa dipengaruhi. Lingkungan sekitar dapat memberikan dampak yang sangat besar terhadap sikap remaja terhadap kesehatan reproduksi. Peran orangtua, masyarakat dan guru sebagai pembimbing sangat dibutuhkan dalam hal ini untuk mencegah perilaku penyimpangan seksual pada remaja.

3. Perilaku Kesehatan Reproduksi Remaja

Pengetahuan tentang perilaku kesehatan reproduksi sangat mempengaruhi perilaku seksual pranikah pada remaja, jika perilaku kesehatan reproduksi pada remaja tidak memiliki pengetahuan yang baik

45 maka akan mengakibatkan dampak yang buruk pada remaja. Kesehatan reproduksi dapat dimulai sejak dini dari diri sendiri tentang kebiasaan- kebiasaan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, karena mulai dari itulah kita dapat terhindar dari perilaku penyimpangan seksual. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh 70% remaja perempuan atau siswi di daerah Bekasi menjaga perilaku kesehatan reproduksinya masing-masing sedangkan 57% siswa laki-laki yang ada di Bekasi memperhatikan perilaku kesehatan reproduksinya. Berdasarkan hasil tersebut maka hasil yang didapatkan mengenai perilaku kesehatan reproduksi siswa-siswi di bekasi sudah baik. Pendidikan perilaku kesehatan reproduksi memang harus diberikan secara akurat dan benar kepada remaja, dapat di mulai dari lingkungan keluarga misalnya orang tua yang memberikan informasi professional dan terbuka atau pun dari sekolah yang memberikan pendidikan seksual berbasis sekolah karena dari hasil penelaahan 35 penelitian di negara maju dan berkembang menyimpulkan, pendidikan seksual berbasis sekolah yang diberikan didalam kurikulum pendidikan maka tidak menyebabkan terjadi hubungan seksual lebih dini dan juga tidak menyebabkan bertambahnya kegian seksual remaja (Notoatmodjo,2007).

4. Perilaku Penyimpangan Seksual Remaja

Pada kehidupan psikis remaja, perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis kelamin. Ketertarikkan antar lawan jenis ini kemudian berkembang ke pola yang lebih serius serta memilih pasangan yang akan ditetapkan sebagai teman hidup. Dalam hal ini berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ternyata remaja-remaja siswa-siswa sekolah menengah atas sudah mempunyai pacar dari usia yang 10 tahun (5,7%) dan sudah beberapa kali mempunyai pacar 44,6% (1 sampai 3 kali bahkan ada yang sudah 16-19 kali punya pacar (1,7%). Mereka mengakui bertemu dengan pacar dapat dimana saja, umumnya lokasi menghabiskan waktu dengan

46 pacar dapat di rumah (51,4%) dan sekolah(18,8%) rata-rata mereka menghabiskan waktu 2 jam (33,1%) dan 1 jam (28,6%).

Hasil tersebut patut kita waspadai karena dalam kehidupan moral, seiringan dengan bekerjanya gonads, tak jarang timbul konflik dalam diri remaja. Masalah yang timbul yaitu akibat adanya dorongan seks dan pertimbangan moral sering kali bertentangan dan hal inilah yang menyebabkan remaja sangat perlu untuk berdiskusi karena apa yang sedang atau dialami seseorang akan mempengaruhi pengahayatan terhadap stimulus sosial (sarwono, 2008).

Hasil perilaku penyimpangan seksual remaja yang paling mengkhawatirkan dari penelitian ini adalah ternyata siswa-siswi 10,9%

pernah melakukan onani atau masturbasi bahkan mereka pun menginginkan mempunyai kekasih yang sesama jenis (5,1%) walaupun hasil tersebut hanya sebagian kecil tapi hal ini sudah merupakan perilaku yang harus kita benahi bersama terutama keluarga dan lingkungan pendidikan. Hal ini dapat dihubungkan menurut WHO dibeberapa negara yang memperlihatkan adanya informasi yang baik dan benar dapat menurunkan permasalahan reproduksi pada remaja. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi pengetahuan remaja maka akan semakin baik perilakunya, karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain adalah pendidikan dan informasi

47 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 69,9% remaja pelajar di Bekasi telah mengetahui konsep dasar reproduksi pada remaja. Terdapat 30,1% diantara sampel penelitian yang tidak mengetahui beberapa konsep dasar reproduksi.

2. Sebanyak 1,8-11,5% remaja menyatakan sikap pro terhadap perilaku seksual pranikah dan penyimpangan seksual.

3. Diperoleh 70% remaja perempuan di Bekasi menjaga perilaku kesehatan reproduksinya masing-masing sedangkan 57% laki-laki memperhatikan perilaku kesehatan reproduksinya.

4. Hasil perilaku penyimpangan seksual remaja yang paling mengkhawatirkan dari penelitian ini adalah ternyata siswa-siswi 10,9% pernah melakukan onani atau masturbasi bahkan mereka pun menginginkan mempunyai kekasih yang sesama jenis (5,1%).

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penelitian ini memiliki beberapa saran berupa:

1. Orang tua dan guru agar lebih meningkatkan kembali perannya dalam program pendidikan kesehatan reproduksi dan pengawasan agar mereka tidak mudah terpengaruh pada hal yang buruk. Caranya dengan memberikan informasi tentang kesehatan reproduksi secara akurat, benar dan terbuka.

2. Penelitian selanjutnya direkomendasikan melalui penelitian lanjut mengenai faktor-faktor lain yang yang dapat mempengaruhi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja.

3. Penelitian selanjutnya dapat memfokuskan pada identifikasi penyimpangan perilaku seksual tertentu seperti pedofilia, LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender) pada remaja dan faktor yang memengaruhinya.

48 DAFTAR PUSTAKA

Al-Hafidz, W. Ahsin. 2010. Fikih Kesehatan. Jakarta: Amzah.

Badan Pusat Statistik. 2013. Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Jakarta:

Badan Pusat Statistika.

BKKBN. 2006. Buku Saku Bagi Petugas Lapangan Program KB Nasional Materi Konseling. Jakarta: BKKBN

BKKBN. 2005. Tumbuh Kembang Remaja. [Serial

Online]. http://hqweb01.bkkbn.go.id/hqweb/ceria/mb2tumbuhkembang.html.

Departemen Kesehatan RI . 2003. Materi Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Jakarta: Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

Hurlock, 2003. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Isti, Badiatul M. 2004. Remaja Dirantai Birahi (Kupas Tuntas Pornografi dalam Perspektif Islam). Bandung: Pustaka Ulumudin.

KBBI. 2017. Sikap. Diakses: 8 Agustustus 2017. https://kbbi.web.id/

Monks. 2009. Tahap Perkembangan Masa Remaja. New Jersey: Medical Journal.

Muagman. 1980. Definisi Remaja. Jakarta: Penerbit Grafindo Jakarta

Notoadmodjo soekidjo. 2003. Pendidikan dan perilaku kesehatan.jakarta : Rineka Cipta.

Notoadmodjo Soekidjo.2007. Konsep Perilaku Dan Perilaku Kesehata dalam promosi kesehatan dan ilmu perilaku. jakarta : rineka cipta,

Politekhnik Kesehatan, 2010. Remaja Cenderung Bebas Dalam Masyarakat.

Modul Kesehatan

Reproduksi Remaja Sarwono, 2003. Pendidikan dan Perilaku Seksual Pranikah.

Edisi Revisi, Jakarta : Penerbit Grafindo Jakarta

Rinawati. 2012. Kesehatan Keluarga. Jakarta: Tugu Publisher.

Sarwono, 2008. Psikologi Remaja. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada.

Sarwono. 2006. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP – SP.

Sudarsono, 2004. Kenakalan Remaja. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Widyastuti, Yani dkk.2009.Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta: Fitramaya.

49 LAMPIRAN

A. Dokumentasi Penelitian

Gambar 1. Remaja pelajar mengisi kuesioner

Gambar 2. Suasana kegiatan pengisian angket

Gambar 3. Remaja pelajar berdiskusi saat mengisi kuesioner

50

Gambar 4. Remaja pelajar berdiskusi saat mengisi kuesioner

Gambar 5. Remaja pelajar mengisi kuesioner

Gambar 6. Remaja perempuan mengisi kuesioner

51 Gambar 7. Suasana kegiatan pengisian angket

Gambar 8. Suasana kegiatan pengisian angket

Gambar 9. Suasana kegiatan pengisian angket

52

Gambar 10. Remaja perempuan mengisi kuesioner

Gambar 11. Remaja perempuan mengisi kuesioner

53 B. Data Penelitian

1. Hasil Kuesioner Tingkat Pengetahuan Reproduksi Remaja

No Pernytaan A B C D E Total Persentase

B S B S B S B S B S B S B S

1. Ciri-ciri seks primer dan sekunder pada remaja laki-laki adalah mimpi basah, petumbuhan rambut di daerah tertentu.

8 15 29 3 40 2 35 5 37 - 149 25 86% 14%

2. Ciri-ciri seks primer pada remaja perempuan adalah mengalami menarche (menstruasi).

21 2 32 - 36 6 35 5 36 1 160 14 92% 8%

3. Menstruasi adalah peristiwa keluarnya cairan darah melalui alat kelamin perempuan karena luruhnya lapisan dinding dalam Rahim

21 2 32 - 39 3 35 5 37 - 164 10 94% 6%

4. Perkembangan organ seksual mempunyai pengaruh kuat dalam minat remaja terhadap lawan jenis.

21 2 30 2 38 4 35 5 36 1 160 14 92% 8%

5. Fungsi seksual remaja laki-laki lebih cepat matang dari pada remaja perempuan.

5 18 - 32 31 11 14 26 15 22 65 109 37% 63%

6. Masturbasi (onani) bukan salah satu bentuk perilaku seks pranikah yang beresiko

8 15 8 24 25 17 10 30 14 23 65 109 37% 63%

7. Perasaan tertarik, berkencan, berpegangan tangan, dengan pacar bukan salah satu bentuk perilaku seks pranikah.

6 17 5 27 28 14 12 28 7 30 58 116 33% 67%

8. Melakukan hubungan seks hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan.

12 11 16 16 28 14 14 26 35 2 105 69 60% 40%

9. HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit akibat dari perilaku seks pranikah.

20 3 18 14 33 9 27 13 26 11 124 50 71% 29%

10. Berganti-ganti pasangan seks tanpa menggunakan “pengaman” dapat tertular HIV dan AIDS

21 2 31 1 40 2 40 - 37 169 5 97% 3%

Keterangan:

A: SMK Kesehatan El-Huriyah D: SMA Negeri 1 Cabangbungin B: SMK Negeri 1 Pebayuran E: SMA Negeri 1 Tambelang C: SMA Negeri 1 Sukakarya

54 2. Hasil Kuesioner Skala Sikap Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi

No Pernyataan A B C D E

sts ts s ss sts ts s ss sts ts s ss sts ts s ss sts ts s ss 1

Hubungan seks boleh dilakukan sebelum menikah asalkan suka sama suka

15 8 0 0 20

10 1 2 25

12 0 2 27

6 4 0

26

10 0 1

2 Setiap orang dapat melakukan

hubungan seks berganti-ganti pasangan 15 8 0 0 20

10 0 0 24

18

0 0 32 5

3 0 26

11

0 0 3

Perempuan dan laki-laki harus menunggu dewasa dan menikah sebelum melakukan hubungan seksual

0 0 10 13 2 1 10 19 2 1 18 20 0 0 14 26 1 0 19 17

4 Tindakan aborsi/menggugurkan

kandungan adalah dosa 3 0 5 15 8 1 9 14 6 8 7 21 0 0 12 28 3 0 8 26

5

Pendidikan tentang kesehatan reproduksi tidak perlu disampaikan di sekolah secara formal

4 12 5 1 1 16 15 0 7 9 22 2 0 3 27 10 3 27 2 5

6 Remaja boleh melakukan

onani/masturbasi 6 13 2 0 12 8 7 3 13 24 8 0 1 25 13 1 13 18 1 5

7 Hubungan seks sebelum menikah

merupakan pergaulan modern 15 8 0 0 14 12 2 16 16 6 3 22 13 3 2 22 12 2 1

8 Hubungan seks sebelum menikah

adalah dosa bagi agama yang kamu anut 1 3 5 14 4 5 23 5 4 8 24 4 0 8 28 2 10 9 16 9 Ciuman, belaian, dan pelukan dari

seorang pacar adalah ungkapan sayang 12 11 0 0 9 13 5 4 5 20 14 3 19 18 0 3 24 10 4 0 10

Untuk menjaga keutuhan hubungan, saya tidak akan menghindari bila pacar melakukan perabaan pada daerah erogen/erotis

15 6 2 0 15 7 6 4 12 16 11 2 30 0 5 5 25 6 6

Keterangan:

A: SMK Kesehatan El-Huriyah D: SMA Negeri 1 Cabangbungin B: SMK Negeri 1 Pebayuran E: SMA Negeri 1 Tambelang C: SMA Negeri 1 Sukakarya

55 3. Hasil Persentase Skala Sikap Remaja terhadap Kesehatan Reproduksi

No Pernyataan Total Jumlah Persentase

sts ts s ss sts ts s ss

1 Hubungan seks boleh dilakukan sebelum menikah asalkan suka sama suka

113 49 5 3 66.5 % 28.8 % 2.9 % 1.8 %

2 Setiap orang dapat melakukan hubungan seks berganti- ganti pasangan

117 52 3 0 68.0 % 30.2 % 1.7 % 0.0 %

3 Perempuan dan laki-laki harus menunggu dewasa dan menikah sebelum melakukan hubungan seksual

5 2 71 95 2.9 % 1.2 % 41.0 % 54.9 %

4 Tindakan aborsi/menggugurkan kandungan adalah dosa

20 9 41 104 11.5 % 5.2 % 23.6 % 59.8 %

5 Pendidikan tentang kesehatan reproduksi tidak perlu

disampaikan di sekolah secara formal 15 67 71 18 8.8 % 39.2 % 41.5 % 10.5 % 6 Remaja boleh melakukan onani/masturbasi 45 88 31 9 26.0 % 50.9% 17.9 % 5.2 % 7 Hubungan seks sebelum menikah merupakan

pergaulan modern

89 61 13 6 52.7 % 36.1 % 7.7 % 3.6 %

8 Hubungan seks sebelum menikah adalah dosa bagi

agama yang kamu anut 16 17 35 105 9.2 % 9.8 % 20.2 % 60.7 %

9 Ciuman, belaian, dan pelukan dari seorang pacar

adalah ungkapan sayang 69 72 23 10 39.7 % 41.4 % 13.2 % 5.7 %

10

Untuk menjaga keutuhan hubungan, saya tidak akan menghindari bila pacar melakukan perabaan pada

daerah erogen/erotis 97 35 24 17 56.1 % 20.2 % 13.9 % 9.8 %

Keterangan:

Sts : Sangat tidak setuju Ts : Tidak setuju S : Setuju Ss : Sangat setuju

56 4. Hasil Kuesioner Perilaku Kesehatan Reproduksi Remaja Perempuan

No.

Pernyataan

A B C D E Total Persentase

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 Saya membersihkan bagian vital

dengan menggunakan sabun ber PH tinggi.

3 18 2 17 10 9 14 11 7 12 36 67 34,6% 64,4%

2 Saya selalu membersihkan alat kelamin setelah buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) dengan air bersih.

21 0 19 0 19 0 25 0 19 0 103 0 99% 1%

3 Pada saat menstruasi, saya mengganti pembalut 4-5 kali dalam sehari.

11 9 5 14 6 13 25 0 7 12 54 48 51,2% 46,2%

4 Saya menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan karet.

5 16 2 18 3 16 10 15 8 11 28 76 26,9% 73,1%

5 Saya menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun.

16 5 19 0 13 6 16 9 19 0 83 20 80,6% 19,4%

6 Saya selalu mengganti pakaian dalam jika basah.

21 0 17 2 16 3 25 0 19 0 98 5 95,1% 4,9%

7 Saya selalu melakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk deteksi dini kanker organ reproduksi.

1 20 3 15 6 13 10 15 9 10 29 73 27,8% 70,2%

8 Saya selalu membersihkan alat kemaluan setelah BAB mulai dari depan ke belakang.

20 1 17 2 18 1 25 0 14 4 94 8 92,2% 7,8%

9 Saya selalu mengeringkan alat kemaluan setelah BAK atau BAB dengan handuk kering dan bersih atau tisu.

15 6 14 5 12 7 25 0 19 0 85 18 81,7% 17,3%

10 Saya selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah BAK atau BAB.

25 - 18 1 18 1 21 0 19 0 101 1 99% 1%

Keterangan:

A: SMK Kesehatan El-Huriyah D: SMA Negeri 1 Cabangbungin B: SMK Negeri 1 Pebayuran E: SMA Negeri 1 Tambelang C: SMA Negeri 1 Sukakarya

57 5. Hasil Kuesioner Perilaku Kesehatan Reproduksi Remaja Laki-laki

No. Pernyataan A B C D E Total Persentase

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak 1 Saya selalu merapiakn rambut kelamin

disekitar penis. 0 2 5 8 4 19 8 7 2 16 19 52

26.7 % 73.3 % 2 Saya selalu menggunakan pakaian dalam

yang ketat untuk menyokong penis. 1 1 8 5 8 15 6 9 3 15 26 45

36.6 % 63.4 % 3

Saya selalu melakukan pemeriksaan ke dokter kulit dan kelamin jika terdapat luka dan lecet pada testis.

0 2 1 12 10 13 8 7 4 14 23 48

32.4 % 67.6 % 4 Saya sering mengobati sendiri apabila di

daerah testis terasa gatal 1 1 11 2 13 10 9 6 13 5 47 24

66.2 % 33.8 % 5

Saya selalu menggunakan pakaian dalam yang tidak ketat untuk melancarkan peredaran darah pada penis.

2 0 10 3 4 19 7 8 18 0 41 30

57.7 % 42.3 % 6

Saya selalu membersihkan alat kemaluan setelah BAB mulai dari depan ke

belakang.

2 0 3 10 19 4 14 1 18 0 56 15

78.9 % 21.1 % 7

Saya selalu mengeringkan alat kemaluan setelah BAK atau BAB dengan handuk kering dan bersih atau tisu.

2 0 10 3 17 6 11 4 17 1 57 14

80.3 % 19.7 % Keterangan:

A: SMK Kesehatan El-Huriyah D: SMA Negeri 1 Cabangbungin B: SMK Negeri 1 Pebayuran E: SMA Negeri 1 Tambelang C: SMA Negeri 1 Sukakarya

58 6. Hasil Kuesioner Perilaku Penyimpangan Seksual Remaja

Pernyataan A B C D E Total Persentase

Usia menstruasi

≥ 14 tahun 6 4 2 3 5 20 19,2%

13 tahun 9 8 6 10 5 38 36,4%

12 tahun 4 3 6 5 3 21 20,2%

11 tahun 2 0 2 4 4 12 11,5%

≤ 10 tahun 2 0 2 3 2 9 8,6%

Usia mimpi basah

≥ 15 tahun 0 2 4 2 2 10 14,1%

14 tahun 0 4 7 4 5 20 28,2%

13 tahun 0 0 3 4 2 9 12,7%

12 tahun 2 1 7 5 5 20 28,2%

≤ 11 tahun 0 1 0 0 4 5 7,1%

Mendapat informasi tentang seks

Media cetak 12 12 6 10 9 49 28%

Media elektronik 2 7 10 5 8 32 18%

Internet 8 18 25 25 20 96 55%

Teman 12 18 21 5 8 44 37%

Lainnya, seperti guru 3 7 1 2 2 15 8,6%

Memiliki pacar

Ya 24 29 36 33 32 154 88%

tidak 1 2 3 7 5 18 10,3%

Usia pertama kali pacaran

10 tahun 1 2 2 1 4 10 5,7%

11 tahun 1 2 1 6 5 15 8,6%

12 tahun 2 1 3 4 4 14 8%

13 tahun 8 2 9 12 10 41 23,4%

14 tahun 9 7 8 8 8 40 22,9%

15 tahun 3 8 11 3 3 28 16%

16 tahun 0 6 2 3 3 14 8%

59 Jumlah berpacaran

1 sampai 3 10 12 18 20 18 78 44,6%

4 sampai 6 9 6 4 15 15 49 28%

7 sampai 9 2 1 1 2 6 3,4%

10 sampai 12 2 2 4 1 2 11 6,3%

13 sampai 15 1 0 3 0 1 5 2,9%

16 sampai 19 0 2 1 0 3 1,7%

Waktu bertemu dengan pacar

1 jam 6 1 8 25 10 50 28,6%

2 jam 13 9 7 12 17 58 33,1%

3 jam 0 3 6 0 6 15 8,6%

4 jam 0 1 0 0 4 5 2,9%

5 jam 2 6 6 0 0 14 8%

6 jam 1 0 0 0 0 1 0,5%

≤ 6 jam 0 3 2 0 0 5 2,9%

Lokasi menghabiskan waktu dengan pacar

Sekolah 5 4 2 12 10 33 18,8%

Rumah 13 22 28 8 19 90 51,4%

Mall, bioskop, kafe 2 0 1 16 7 26 14,8%

Mobil, keliling tanpa tujuan 0 1 2 2 1 6 3,4%

Lainnya 3 1 1 3 0 8 4,6%

Pernah melakukan onani/masturbasi

Ya 1 7 6 0 5 19 10,9%

Tidak 19 24 29 40 32 144 82,3%

Menginginkan kesasih sesama jenis

Ya 1 1 5 0 0 7 5,1%

Tidak 24 31 33 40 32 160 91,4%

Keterangan:

A: SMK Kesehatan El-Huriyah D: SMA Negeri 1 Cabangbungin B: SMK Negeri 1 Pebayuran E: SMA Negeri 1 Tambelang C: SMA Negeri 1 Sukakarya

60 C. Anggaran Penelitian

No. Jenis Pengeluaran Biaya yang

Diusulkan (Rp.) 1. Honorarium untuk pelaksana, pengumpul data, pengolah

data, dan penganalisis data (maksimum 30%- 40% dan dibayarkan sesuai ketentuan)

3.000.000

2. Pembelian bahan habis pakai untuk ATK, fotocopy, surat menyurat, pulsa, internet (maksimum 40%)

3.000.000

3. Biaya perjalanan untuk biaya survei/sampling data, biaya konsumsi (maksimum 20%)

2.000.000

4. Biaya publikasi, seminar, dan penyusunan cetak dan penjilidan laporan (maksimum 10%)

1.000.000

D. Jadwal Penelitian

No. Jenis Kegiatan Bulan

1 2 3 4 5 6

1. Persiapan Pengumpulan Data 2. Pengumpulan Data Penelitian 3. Pengolahan Data Penelitian

4. Persiapan pembuatan laporan Penelitian 5. Menyusun Penulisan Laporan

6. Penyerahan Laporan Penelitian

C. Justifikasi Anggaran Penelitian 1.Honor

Honor Honor/Jam(Rp) Waktu Minggu Total (Enam

Bulan)

Ketua Rp 60.000 5

jam/minggu

7 Minggu Rp 2.100.000

Anggota 1 Rp 40.000 10 jam/

minggu

3 Minggu Rp 1.200.000

Anggota 2 Rp.40.000 10 jam/

minggu

3 Minggu Rp 1.200.000

SUB TOTAL Rp 4.500.000

61 2. Peralatan Penunjang

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Total

Modem

Pembelian pulsa modem untuk mencari data pendukung penelitian

6 bulan Rp 100.000 Rp. 600.000

SUB TOTAL Rp 600.000

3. Bahan Habis pakai

Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Total Pembelian

Kertas

Untuk pengetikan proposal penelitian dan hasil penelitian

6 rim Rp 40.000 Rp 240.000

Pembelian tinta

Untuk proposal dan hasil penelitian

8 botol Rp 30.000 Rp 240.000 Pembelian

Cadtrige

Untuk proposal dan hasil penelitian

2 item Rp 200.000 Rp 400.000 Pembelian

CD

Untuk 10 item Rp 10.000 Rp 100.000

Memperbanya k proposal penelitian

Penyerahan propsal penelitian ke LPPM

3 rangkap Rp 75.000 Rp 225.000

Perbanyak data penelitian

Foto copy data untuk penelitian

1800 Lembar

Rp 300 Rp 540.000

SUB TOTAL Rp 1.745.000

4. Perjalanan

Material Justifikasi Perjalanan Kuantitas Harga Satuan Total Perjalanan ke

sekolah- sekolah

Perjalanan

mengumpulkan data penelitian dari sekolah

10 kali Rp 80.000 Rp 800.000

Perjalanan dinas lain

Pengumpulan bahan penelitian

5 kali Rp 150.000 Rp 750.000

SUB TOTAL (Rp) Rp 1.550.000

5. Lain-lain

Kegiatan Justifikasi Kuantitas Harga Satuan

(Rp) Total

Lain-lain (administrasi, publikasi, seminar, laporan, lainnya sebutkan)

Publikasi

Seminar hasil

Konsumsi

1 rangkap

50 orang

Rp. 500.000

Rp 20.000

Rp. 500.000

Rp 1.000.000

SUB TOTAL Rp 1.500.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN Rp 8..637.000

62 D.Susunan Organisasi Peneliti dan Pembagian Tugas

No. Nama/NIDN Instansi Asal

Bidang Ilmu

Alokasi Waktu

Uraian Tugas 1. Devi Anugrah, M.Pd

NIDN. 0303028702

UHAMKA Pendidikan Biologi

5 Jam/

Minggu

Membuat proposal penelitian

Mengolah data penelitian

Membuat laporan penelitian 2. Maesaroh, M.Pd.

NIDN.0314059001

UHAMKA Pendidikan Biologi

10 Jam/

Minggu

 Menyebarkan Qusioner

 Mengumpulkan bahan-bahan penelitian

 Membuat laporan penelitian

3. Eka Kartikawati, M.Pd

NIDN. 0324088801

UHAMKA Pendidikan Biologi

10 Jam/

Minggu

 Menyebarkan Qusioner

 Mengumpulkan bahan-bahan penelitian

 Membuat laporan penelitian

Dalam dokumen laporan - SIMAKIP (Halaman 41-66)

Dokumen terkait