• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.3. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang merupakan jenis penelitian eksperimen yang membandingkan antara 2 kelas, yaitu kelas seni lukis dan kelas desain komunikasi visual. Pemilihan 2 kelas ini bedasarkan teknik Simple Random Sampling dan dari hasil konsultasi kepada guru produktif jurusan yang bersangkutan. Jumlah kelas X seni lukis sebanyak 32 peserta didik yang terdapat di SMK Negeri 58 Jakarta yaitu berjumlah 2 kelas.

Sedangkan pada jurusan desain komunikasi visual kelas XII sebanyak 27, diambil 2 kelas sebagai responden. Penelitian ini terbagi dalam kelas kontrol dan kelas eksperimen, oleh karena itu peneliti hanya mengambil 2 kelas. Jumlah peserta didik pada kelas kontrol dan eksperimen seni lukis masing-masing sebanyak 32 peserta didik dan kelas desain komunikasi visual sebanyak 27 peserta didik. Penelitian ini dilakukan di kelas X dan kelas XII di SMK Negeri 58 Jakarta pada mata pelajaran seni lukis dan desain komunikasi visual (DKV). Penentuan materi ajar yang digunakan mengacu pada tujuan pembelajaran yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Materi ajar disesuaikan dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari Silabus Pembelajaran Kurikulum 2013. Pada penelitian ini, peneliti menentukan materi seni lukis dan desain komunikasi visual sebagai bahan video tutorial yang dieksperimenkan.

Pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen memiliki perbedaan pada proses pembelajarannya dan penggunaan media pembelajaran video tutorial dan portofolio video e- report skill. Kelas kontrol adalah kelas yang tidak mendapatkan perlakuan dalam penyampaian materi pembelajaran yaitu, pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah seperti pada umumnya. Kelas eksperimen adalah kelas yang mendapatkan perlakuan yaitu, pembelajaran dengan menggunakan media video pembelajaran dalam penyampaian materi pembelajaran.

Kelas X dan XII ditentukan sebagai kelas kontrol, merupakan kelas yang diberikan menggunakan model teaching factory dalam penyampaian materi pembelajarannya. Pada awal pembelajaran peserta didik diberi pretest. Pretest diberikan dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sebelum diberikan materi pembelajaran menggunakan model

41

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

teaching factory. Setelah pembelajaran selesai, peserta didik diberikan posttest untuk mengetahui adakah peningkatan hasil belajar peserta didik menggunakan model teaching factory dalam proses pembelajaran kejuruan. Proses pembelajaran di kelas kontrol dapat dilihat pada gambar 4, berikut ini.

Gambar 8. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol menggunakan model teaching factory (berbasis produksi), Jurusan Seni Lukis

Sumber: Peneliti (2020)

Gambar 9. Proses Pembelajaran Kelas Kontrol menggunakan model teaching factory (berbasis produksi), Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV)

Sumber: Peneliti (2020)

42

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Penelitian ini mengambil kelas X, jurusan seni lukis dan kelas XII, jurusan desain komunikasi visual (DKV) sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang diberi perlakuan yaitu menggunakan media pembelajaran video tutorial dan portofolio video e-report skill dalam penyampaian materi teaching factory. Pretest dan posttest juga diberikan kepada kelas eksperimen untuk mengukur kemampuan awal dan hasil belajar peserta didik setelah mendapatkan materi pembelajaran teaching factory dengan menggunakan media video tutorial dan portofolio video e-report skill. Berdasarkan pengamatan saat pembelajaran berlangsung, suasana kelas kelas X, jurusan seni lukis dan kelas XII, jurusan desain komunikasi visual (DKV) terlihat kondusif. Para peserta didik memperhatikan dengan seksama saat pemutaran video kelas X, jurusan seni lukis dan kelas XII, jurusan desain komunikasi visual (DKV) berlangsung bahkan juga terdapat peserta didik yang langsung mencatat apa yang didapat dari tampilan video pembelajaran yang sedang ditampilkan. Setelah pemutaran video tutorial selesai, peserta didik diberi kesempatan untuk bertanya jawab. Para peserta didik terlihat antusias bertanya mengenai materi teaching factory seni lukis dan desain komunikasi visual (DKV) yang ditayangkan pada video tutorial. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik terlihat bersemangat menerima pembelajaran dan tercapainya aspek afektif dan psikomotorik yang baik dengan menggunakan media video pembelajaran dalam proses pembelajaran. Suasana kelas yang kondusif pada kelas eksperimen jurusan seni lukis dapat dilihat pada gambar 10.

Gambar 10. Proses pembelajaran teaching factory pada kelas eksperimen menggunakan media video tutorial

Sumber: Peneliti (2020)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media pembelajaran video tutorial dan portofolio video e-report skill untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa.

43

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

Data yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu berupa nilai hasil pretest dan posttest yang kemudian diolah dengan menggunakan SPSS. Pengujian hipotesis menggunakan uji Paired Samples Test. Hasil hipotesis menunjukkan ada pengaruh media pembelajaran video tutorial dan portofolio video e-report skill yang digunakan saat proses penelitian terhadap hasil belajar teaching factory pada peserta didik jurusan seni lukis dan desain komunikasi visual (DKV).

Efektivitas pembelajaran meliputi beberapa persyaratan utama keefektifan pengajaran seperti penelitian yang dilakukan oleh (Cvetkova, Andonovska-trajkovska, & Atanasoska, 2010), dalam media pembelajaran video tutorial dan portofolio video e-report skill jurusan seni lukis dan desain komunikasi visual (DKV), yaitu:

1) Strategi pelatihan

Peserta didik diberikan pelatihan keterampilan seni lukis dan desain komunikasi visual (DKV).

2) Strategi pengamatan.

Peserta didik melakukan pengamatan tentang produk desain komunikasi visual (DKV) dan seni lukis menggunakan media video tutorial, kemudian diadakan diskusi kelas.

Strategi penciptaan produk. Peserta didik dilatih untuk menghasilkan produk seni lukis dan desain komunikasi visual (DKV)

3) Strategi pembelajaran dan pengajaran

Peserta didik diberikan strategi pembelajaran dengan metode penelitian dan metode proyek. Peserta didik juga diberi strategi pengajaran dengan metode pengajaran heuristic dengan prinsip percakapan, diskusi, kelompok dan workshop.

Perkembangan pesat dan kemajuan teknologi, seperti komputer dan internet, menciptakan peluang baru untuk pengajaran dan pembelajaran. Ketika kita bergerak melalui informasi umur, kemajuan teknologi yang mengubah organisasi dan operasi sekolah. Pendidikan juga dipengaruhi oleh perubahan ini. Dalam upaya mempersiapkan peserta didik untuk produktif peserta didik dalam masyarakat, sangat penting bahwa pendidik bangkit untuk memenuhi tantangan yang membawa perubahan ini. Kemajuan teknologi dan pendidikan melalui media video tutorial dan portofolio video e-report skill cenderung mengubah cara banyak sekolah terlihat dan beroperasi (Summak, Samancio, & Ba, 2010), peserta didik harus dapat menggunakan teknologi jika sukses diterima di dunia usaha dan industri (DU-DI). Peningkatan hasil belajar siswa, keaktifan siswa yang dikemukakan, dan suasana kondusif dalam proses

44

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

pembelajaran pada kelas eksperimen. Lebih lanjut dikatakan oleh (Summak, Samancio, & Ba, 2010), mengemukakan bahwa suatu pembelajaran dikatakan efektif apabila memenuhi persyaratan utama keefektiitasan pengajaran, yaitu sebagai berikut: 1) presentasi waktu belajar siswa yang tinggi dicurahkan terhadap KBM, 2) rata-rata perilaku melaksankan tugas yang tinggi di antara siswa, 3) ketetapan antara kandungan materi ajar dengan kemampuan siswa (orientasi keberhasilan belajar) diutamakan, dan 4) mengembangkan suasana belajar yang akrab dan positif, mengembangkan struktur kelas yang mendukung.

Menurut penelitian (Christoph & Zanoni, 2018) bahwa pengembangan media video pembelajaran dinyatakan layak dan dapat membantu serta meningkatkan hasil belajar peserta didik. Guru pun dapat terbantu dengan adanya media video pembelajaran diantaranya dapat membantu guru dalam mengelola kelas secara maksimal dan membantu guru memperbaiki pembelajaran di kelasnya. Penelitian yang dilakukan oleh (Azer, 2009) menjelaskan bahwa peserta didik juga perlu bekerja sama dalam kelompok mereka, berkomunikasi secara efektif, dan mengambil peran aktif dalam tutorial. Oleh karena itu, interaksi dalam kelompok antara peserta didik dan Tutor mereka sangat penting untuk memastikan pembelajaran yang mendalam dan hasil yang sukses.

Berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini menunjukkan bahwa menggunakan media pembelajaran video tutorial dan portofolio video e-report skill pada proses pembelajaran lebih efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal tersebut didasarkan pada pengamatan suasana kelas eksperimen yang kondusif saat proses pembelajaran dan antusisme peserta didik saat pembelajaran menggunakan media pembelajaran video tutorial berlangsung.

Nilai rata-rata kelas eksperimen juga menunjukan peningkatan berdasarkan rata-rata nilai pretest dan posttest.

45

Created by Lemlitbang UHAMKA │ simakip.uhamka.ac.id │lemlit.uhamka.ac.id

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait