• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

Pendekatan STEM pada dasarnya adalah alat pembelajaran. Pendekatan STEM berfungsi untuk memberikan pembelajaran bagi peserta didik untuk berkolaborasi dengan pemecah masalah sekaligus menjadi pemikir logis yang dapat terlibat dalam empat ilmu: sains, teknologi, teknik dan matematika. Secara teknis, pendekatan STEM dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan, termasuk jenjang menengah.

UPT SMP Negeri 3 Pangsid berperan sebagai lembaga atau satuan pendidikan formal yang berperan dalam penyelenggaraan pembelajaran. Salah satunya 16 peserta didik, Berdasarkan hasil observasi, secara umum, penerapan pembelajaran gerak lurus berbasis STEM dikelas VIII UPT SMP NEGERI 3 PANGSID. Hasil pra tindakan yang diambil dari guru IPA mendapatkan rata-rata kelas 68,68 nilai maksimal 80 nilai minimal 40. Sementara persentase peserta didik yang telah mencapai KKM baru 18,75%.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran gerak lurus sangat sulit dipahami peserta didik, sehingga hasil belajarnya dinilai rendah. Hal ini terjadi karena proses pembelajaran IPA yang masih tradisional/kurangnya inovasi guru dalam menangani media dan metode pembelajaran. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan perbaikan yang harus segera dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan guru IPA UPT SMPN 3 PANGSID, dan nyatanya belum pernah melakukan pembelajaran

67

gerak lurus berbasis STEM, selama ini mereka hanya menggunakan pembelajaran konvensional saja dengan menggunakan metode ceramah. Dan selama pandemi mereka menerapkan aplikasi kelasroom dan aplikasi whatapp sehingga membuat peserta didik ambigu terkait materi yang diajarkan maka dibutuhkan suatu media yang membuat peserta didik paham.

Pada pembelajaran siklus I nilai rata-rata kelas pembelajaran siklus I menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan pra tindakan, yaitu dari 68,68 menjadi 75,68. Nilai maksimal 83 dan nilai minimal 65. Sementara persentase peserta didik yang telah mencapai KKM pada siklus I meningkat 56,25% dari 18,75%. Pada pra tindakan dari 16 peserta didik dalam satu kelas terdapat 13 peserta didik belum mencapai KKM, Setelah mendapatkan pendekatan pembelajaran STEM, pada siklus I tinggal 7 peserta didik belum memenuhi KKM, bisa dikatakan terjadi kenaikan hasil belajar peserta didik dari siklus I.

Peningkatan hasil belajar IPA pada siklus I disebabkan oleh pendekatan STEM yang digunakan peneliti untuk diterapkan dalam pembelajaran gerak lurus.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Permanasari tahun 2016 bahwa pembelajaran berbasis pendidikan STEM dapat dikemas menjadi model pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan akademik, kreativitas, dan keterampilan pemecahan masalah.30 Penelitian Nailul Khoiriyah, dkk tahun 2018 menunjukkan hasil belajar ketika menerapkan pendekatan STEM untuk belajar

30 Permanasari A, “STEM Education: Inovasi Dalam Pembelajaran Sains. Seminar Nasional Pendidikan Sains,” 2016, 23-34.

keterampilan berpikir kritis telah terbukti lebih unggul daripada yang menerapkan pendekatan pembelajaran tradisional.31

Peningkatan Pembelajaran berbasis STEM akan membuat karakter peserta didik yang bisa mengenali sebuah konsep atau pengetahuan (science) dan menerapkan pengetahuan tersebut menggunakan keterampilan (technology) yang dikuasainya untuk membentuk atau merancang suatu cara (engineering) dengan analisa serta berdasarkan perhitungan data matematis (math) dalam rangka memperoleh solusi atas penyelesaian sebuah masalah sehingga pekerjaan manusia menjadi lebih praktis.

Dari hasil penelitian Pamela W Garner tahun 2017, STEM banyak digunakan untuk pembelajaran. Situasi ini telah menunjukkan bahwa penggunaan STEM dapat meningkatkan kinerja akademik dan non-akademik peserta didik.32. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Hapizoh tahun 2019, tentang peningkatan hasil belajar ketika melihat tingkat perubahan nilai di setiap siklus pembelajaran. Peningkatan persentase skor pada setiap siklus menunjukkan bahwa peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan optimal menggunakan pendekatan STEM.33 Menurut Hannover tahun 2017, pendekatan STEM saat ini merupakan

31 N Khoiriyah, “Implementasi Pendekatan Pembelajaran STEM Untuk Meningkatkan Kemampuan Befikir Kritis SIswa Pada Materi Gelombang Bunyi,” Skripsi Universitas Lampung., 2018.

32 Pamela W Garner, “Innovations in Science Education: Infusing Social Emotional Principles into Early STEM Learning,” no. 18 August 2016/Accepted: 23 June 2017 (2017).

33 Hapizoh, “Penerapan Discovery Learning Terintegrasi Stem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 26 Palembang,” Prosıdıng Semınar Nasıonal Pendıdıkan Program Pascasarjana Unıversıtas PGRI Palembang, 2019, 293–304.

69

alternatif pembelajaran saintifik yang dapat membangun generasi yang mampu menghadapi abad 21 yang sulit.34

Selanjutnya pembelajaran gerak lurus berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif. Dilihat berdasarkan indikator menurut treffinger35 yaitu Kelancaran (Fluency), Keluwesan (Flexibility), Keterincian (Elaboration), Keaslian (Originality), metafora (metaphorical thinking). Lembar observasi Berpikir kreatif yang disusun peneliti meliputi indikator yaitu: Keterampilan mengeluarkan ide Kelancaran (Fluency), Keterampilan membuat laporan Gerak lurus Keluwesan (Flexibility), keterampilan membuat media mobil bertenaga balon Keterincian (Elaboration), keterampilan mendesain media Kebaruan/ Keaslian (Originality), keterampilan mempresentasikan media yang dibuat Berpikir metafora (metaphorical thinking) dan disesuaikan kategori sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif, sangat kurang kreatif yang kemudian dijumlahkan berapa peserta didik minimal cukup kreatif pada setiap indikator. Selain itu, juga dilihat berdasarkan laporan peserta didik.

Berdasarkan gambar 4.7 terlihat adanya kecenderungan peningkatan keterampilan berpikir kreatif. Meskipun kurva beberapa kali ada titik menunjukkan penurunan, asumsi yang muncul adalah ini terjadi karena ada beberapa peserta didik belum memenuhi kreteria indikator. Hasil menunjukan pada kondisi awal kondisi awal yang masuk dalam kreteria cukup kreatif ada 5 peserta didik dan Terdapat

34 Hannover, “Successful K-12 STEM Education: Identifying Effective Approaches in Science, Technology, Engineering, and Mathematics. National Academies Press,” 2017.

35 Muliyani, Leny, Suharto, “Pengaruh Model Pembelajaran Treffinger Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Hidrolisis Garam SiswaKelas XI IPA SMA5 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016/2017 Negeri,” Journal OfChemistry and Education Vol. 1, No (2017): 86-92.

beberapa titik penurunan pada kreteria kurang kreatif dan sangat kurang kreatif sebanyak 11 peserta didik. Dan pada kondisi akhir Pembelajaran gerak lurus berbasis STEM mengalami trend peningkatan yang ditandai dengan adanya 16 peserta didik yang masuk dalam kreteria cukup kreatif. hasil dari kelima indikator berpikir kreatif didapatkan data, pada kondisi awal mendapatkan 31% peserta didik yang tuntas dari batas minimal peserta didik cukup kreatif dengan rata-rata 54,86.

Sedangkan untuk kondisi akhir didapatkan data yaitu 100%, yang artinya semua peserta didik dinyatakan tuntas dari batas minimal peserta didik cukup kreatif dengan rata-rata nilai 83,34.

Dan jika dilihat berdasarkan hasil laporan Pada pembelajaran siklus I nilai rata-rata kelas pembelajaran siklus I menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan pra tindakan, yaitu dari 68,68 menjadi 71, 06. Nilai maksimal 89 dan nilai minimal 45. Sementara persentase peserta didik yang telah mencapai KKM pada siklus I meningkat 50% dari 18,75%. Pada pra tindakan dari 16 peserta didik dalam satu kelas terdapat 13 peserta didik belum mencapai KKM, Setelah mendapatkan pendekatan pembelajaran STEM, pada siklus I tinggal 8 peserta didik belum memenuhi KKM, bisa dikatakan terjadi kenaikan hasil belajar peserta didik dari siklus I.

Pada siklus II, pembelajaran gerak lurus berbasis STEM dalam meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dilakukan perbaikan-perbaikan dengan hasil refleksi pada siklus I. Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II tidak jauh berbeda dengan tahap siklus I. Namun yang membedakan adalah mengubah media yang dibuat sehingga memunculkan kreatifitas peserta didik dalam membuat media.

Pada siklus II hasil pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan siklus I. Baik

71

dilihat dari hasil tes maupun laporan peserta didik. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas pada tes 75,68 menjadi 83,81. persentase peserta didik yang telah mencapai KKM pada siklus II juga meningkat sebesar 56,25%

pada siklus I menjadi 93,75% pada siklus II, sedangkan pada laporan nilai rata-rata kelas 71,06 menjadi 81,82. persentase peserta didik yang telah mencapai KKM pada siklus II juga meningkat sebesar 50% pada siklus I menjadi 81,25% pada siklus II.

Dari data tersebut terbukti bahwa pembelajaran gerak lurus berbasis STEM dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik. Hal ini sesuai dengan penelitian Laila Wulandari yang menunjukkan bahwa pendekatan STEM dapat meningkatkan kemampuan berpikir dan berpikir kreatif peserta didik. Dalam penelitiannya, peserta didik dapat melihat nilai kreativitas ketika mereka mencoba menghubungkan konsep matematika yang mereka peroleh dengan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari dan kegunaannya dalam teknologi, sains, dan disiplin ilmu lainnya. Hal ini sejalan dengan penelitian muthmainnah et al., menunjukkan bahwa peserta didik merespon dengan baik pendekatan STEM Hal ini menunjukkan bahwa menggambar dengan pendekatan STEM juga dapat meningkatkan kreativitas peserta didik.36

Dan didukung dengan Capraro dkk mengatakan bahwa pendekatan STEM juga membantu peserta didik mengubah sikap matematis mereka secara emosional dan psikomotorik. Peserta didik dapat belajar lebih aktif, menjadi lebih termotivasi untuk saling membantu, percaya diri, dan menghargai diri sendiri dan orang lain.

36 & Anwar Muthmainnah, Johar, R., “Kemampuan Siswa SMP Membat Denah Melalui Pendekatan Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) Pada Materi Perbandingan.,”

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika 4(1), 73–8 (2019).

STEM cenderung mengajak peserta didik untuk bersikap fleksibel, suportif, dan berkolaborasi dengan orang lain. Hal ini didukung dengan adanya tugas proyek jangka pendek dan jangka panjang yang membutuhkan komunikasi intensif antara peserta didik dengan peserta didik lainnya.37

Maka dari data yang dihasilkan pada siklus II ternyata sudah memenuhi keberhasilan penelitian dan sudah mencapai target dengan Nilai rata-rata hasil belajar

≥ 76 dengan Persentase hasil belajar 80 %. Dengan mendapatkan hasil rata-rata pada tes 83,81 dengan persentase KKM 93,75% sedangkan pada laporan nilai rata-rata 81,82 dengan persentase 81,25% sehingga tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Sehingga dapat disimpulkan Hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti tentang pembelajaran gerak lurus berbasis STEM di UPT SMP Negeri 3 Pangsid berdasarkan nilai hasil pembelajaran yang dilihat dari laporan dan tesnya.

Pembelajaran gerak lurus berbasis STEM ini dapat meningkatkan hasil belajar hal ini dilihat dengan nilai rata-rata sudah mencapai nilai KKM yang ditetapkan disekolah 80% meskipun banyak peserta didik yang mendapat nilai standar / 76 akan tetapi hal ini sudah memenuhi target jika nilai peserta didik dijumlahkan secara keseluruhan.

Selain itu berdasarkan wawancara dengan salah peserta didik baru pembelajaran gerak lurus berbasis STEM cukup sulit dipahami karena mengandung rumus matematika didalamnya namun untuk menambah semangat belajar, maka didalam STEM ini peserta didik dituntut untuk merancang media sehingga menambah

37 J. R Capraro, R. M., Capraro, M. M., & Morgan, “STEM Project-Based Learning: An Integrated Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) Approach.,” 2013, https://doi.org/10.1007/978-94-6209-143-6.

73

ketertarikan belajar peserta didik sehingga nilainya yang dapat nya cukup memuaskan dan mencapai target.

Sedangkan untuk mengetahui apakah keterampilan berpikir kreatif meningkat dilihat berdasarkan kondisi awal dan akhir dalam membuat media mobil yang dibuat semuanya sudah bisa dikatakan bergerak, meskipun ada beberapa media yang dibuat peserta didik bergerak cepat, lambat, dan sedang. Hal ini dikatakan berhasil karena semua media yang dibuat peserta didik semuanya sudah bergerak dan mencapai target yang dilihat dari 5 indikator keterampilan berpikir kreatif yaitu Keterampilan mengeluarkan ide Kelancaran (Fluency), Keterampilan membuat laporan Gerak lurus Keluwesan (Flexibility), keterampilan membuat media mobil bertenaga balon Keterincian (Elaboration), keterampilan mendesain media Kebaruan/ Keaslian (Originality), keterampilan mempresentasikan media yang dibuat Berpikir metafora (metaphorical thinking) dan disesuaikan kategori sangat kreatif, kreatif, cukup kreatif, kurang kreatif, sangat kurang kreatif yang kemudian dijumlahkan berapa peserta didik minimal cukup kreatif pada setiap indikator.

74 BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh oleh peneliti, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Hasil penelitian penerapan pembelajaran gerak lurus berbasis STEM sudah mengalami peningkatan yang dilihat pada nilai rata-rata pada pra tindakan, tes dan laporan peserta didik dalam setiap siklus. Untuk persentase peserta didik yang nilainya diatas KKM pada siklus I mencapai 56,25 % pada tes. Namun, jika dilihat pada laporan mencapai 50 %, sehingga belum mencapai kreteria keberhasilan penelitian. Pada siklus II akan dilakukan perbaikan pada siklus I sehingga persentase nilai peserta didik yang diatas KKM pada siklus II meningkat. Pada tes meningkat menjadi 93,75% dan pada laporan meningkat menjadi 81,25%.

2. Pembelajaran gerak lurus berbasis STEM di Kelas VIII UPT SMP Negeri 3 Pangsid dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik dilihat berdasarkan hasil observasi kondisi awal hingga akhir dari 5 indikator keterampilan berpikir kreatif yaitu keterampilan mengeluarkan ide, keterampilan membuat laporan gerak lurus, keterampilan membuat media mobil, keterampilan mendesain media, dan keterampilan mempresentasikan hasil media yang dibuat. Kemudian disesuaikan dengan kategori sangat kreatif, kreatif, dan cukup kreatif, kurang kreatif, sangat kurang kreatif.

kemudian dijumlahkan peserta didik minimal cukup kreatif pada setiap indikator. Pada kondisi awal mendapatkan 31% peserta didik yang tuntas dari

75

batas minimal peserta didik cukup kreatif dengan rata-rata 54,86. Sedangkan untuk kondisi akhir didapatkan data yaitu 100%, yang artinya semua peserta didik dinyatakan tuntas dari batas minimal peserta didik cukup kreatif dengan rata-rata nilai 83,34. Hasilnya mengalami peningkatan keterampilan berpikir kreatif karena media yang dibuat peserta didik sudah bergerak, meskipun bergerak cepat, lambat, dan sedang. Sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran gerak lurus berbasis STEM di UPT SMP Negeri 3 Pangsid dapat meningkatkan keterampilan berpikir kreatif peserta didik.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dinyatakan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi peserta didik, dituntut lebih kreatif mengembangkan materi.

Oleh karena itu hasil baik yang sudah dicapai dipertahankan.

2. Bagi guru, hendaknya memperhatikan perkembangan Teknologi dalam dunia pendidikan khususnya pembelajaran di kelas dengan penggunaan IPTEK pada proses pembelajaran, dengan begitu akan menambah wawasan serta kemampuan belajar peserta didik.

3. Bagi sekolah, pendekatan STEM merupakan hal yang baru karena belum pernah diterapkan sebelumnya. Sehingga disarankan Memberikan pembinaan bagi para guru untuk menggunakan strategi, pendekatan, model yang variatif dalam pelaksanaan kegiatan belajar.

I

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dessy, Ida Kaniawati, and Irma Rahma Suwarma. “Penerapan Pembelajaran Berbasis STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematics) Untuk Meningkatkan Kemampuan Control of Variable Siswa SMP Pada Hukum Pascal.” In Prosiding Seminar Nasional Fisika (e-Journal), 6:SNF2017-EER, 2017.

Capraro, R. M., Capraro, M. M., & Morgan, J. R. “STEM Project-Based Learning:

An Integrated Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM) Approach.,” 2013. https://doi.org/10.1007/978-94-6209-143-6.

Faisal, Rilwan Maqashshing. “Penerapan Teori Lev Vygotsky Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Muhammadiyah Kalosi Pada Pokok Bahasan Sistem Pencernaan.” Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2019.

Hannover. “Successful K-12 STEM Education: Identifying Effective Approaches in Science, Technology, Engineering, and Mathematics. National Academies Press,” 2017.

Hapizoh. “Penerapan Discovery Learning Terintegrasi Stem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMP Negeri 26 Palembang.” Prosıdıng Semınar Nasıonal Pendıdıkan Program Pascasarjana Unıversıtas PGRI Palembang, 2019, 293–304.

Harisuddin, Muhammad Iqbal, and M Pd ST. Secuil Esensi Berpikir Kreatif &

Motivasi Belajar Siswa. Pantera Publishing, 2019.

Heriani, Andi. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dimensi Tiga Berbasis STEM Dalam Pembelajaran PjBL (Project Based Learning) Di Kelas XII SMA.”

Universitas Negeri Makassar, 2021.

Ismail, Ismail. “Mengembangkan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Pemberian Tugas Inovasi.” Katalog

II Buku Karya Dosen ITATS, 2020, 107–42.

jontarnababan. “Pendekatan Pembelajaran Berbasis STEM.” 05 november 2019, n.d.

https://www.jontarnababan.com/2019/11/pendekatan-pembelajaran-berbasis- stem.html.

Khoiriyah, N. “Implementasi Pendekatan Pembelajaran STEM Untuk Meningkatkan Kemampuan Befikir Kritis SIswa Pada Materi Gelombang Bunyi.” Skripsi Universitas Lampung., 2018.

Lik Nurhikmayati. “’Implementasi STEM Dalam Pembelajaran Matematika’’.” ISSN:

2654-9417. 2019.

Mahanal, Susriyati, and Siti Zubaidah. “Model Pembelajaran Ricosre Yang Berpotensi Memberdayakan Keterampilan Berpikir Kreatif.” Jurnal Pendidikan:

Teori, Penelitian, Dan Pengembangan 2, no. 5 (2017): 676–85.

Mardhiyana, Dewi, and Endah Octaningrum Wahani Sejati. “Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Rasa Ingin Tahu Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah.” PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika 1, no. 1 (2016): 672–88.

masnur muchlich. Melaksanakan PTK Itu Muda. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Muliyani, Leny, Suharto. “Pengaruh Model Pembelajaran Treffinger Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Hasil Belajar Hidrolisis Garam SiswaKelas XI IPA SMA5 Banjarmasin Tahun Pelajaran 2016/2017 Negeri.” Journal OfChemistry and Education Vol. 1, No (2017): 86-92.

Muthmainnah, Johar, R., & Anwar. “Kemampuan Siswa SMP Membat Denah Melalui Pendekatan Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) Pada Materi Perbandingan.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Matematika 4(1), 73–8 (2019).

Novia, Anjarsari. “Kesiapan Guru Terhadap Penerapan Pembelajaran STEM’’.”

2019.

Novianti, Aryani. “Pengaruh Model Pembelajaran Learning Cycle Terhadap

III

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa.” Edusains 6, no. 1 (2014): 109–16.

Nurbayani, Etty. “Penilaian Acuan Patokan (PAP) Di Perguruan Tinggi: Prinsip Dan Operasionalnya.” Dinamika Ilmu: Jurnal Pendidikan 12, no. 1 (2012).

Oktafiani, Zuliana. “Meningkatkan Aktivitas Dan Kemampuan Kognitif Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wedung Tahun Pelajaran 2016/2017.” JP3 (Jurnal Pendidikan Dan Profesi Pendidik) 3, no. 1 (2017).

Oktavia, Rani. “Bahan Ajar Berbasis Science, Technology, Engineering, Mathematics (Stem) Untuk Mendukung Pembelajaran IPA Terpadu.” SEMESTA: Journal of Science Education and Teaching 2, no. 1 (2019): 32–36.

Pamela W Garner. “Innovations in Science Education: Infusing Social Emotional Principles into Early STEM Learning,” no. 18 August 2016/Accepted: 23 June 2017 (2017).

Paramita, Astrid Kinantya, I Wayan Dasna, and Yahmin Yahmin. “Kajian Pustaka:

Integrasi Stem Untuk Keterampilan Argumentasi Dalam Pembelajaran Sains.” J- PEK (Jurnal Pembelajaran Kimia) 4, no. 2 (2019): 92–99.

Pascasarjana, Program, Program Studi, and Pendidikan Ipa. “Penerapan Model Pembelajaran Ipa Terpadu Bervisi Sets Untuk,” 2008.

Permanasari A. “STEM Education: Inovasi Dalam Pembelajaran Sains. Seminar Nasional Pendidikan Sains,” 2016, 23-34.

Rifqah Humairah Amir. “Efektivitas Model Pembelajaran STEM Dalam Pembelajaran IPA Konsep Energy Pada Siswa Kelas IV SD Pertiwi Makassar’’.” Universitas Muhammadiyah, 2019. http:liglibadmin.unismuh.ac.

id.

Rohman, Yusuf Nur, and Puspa Zanuar Asmaranty. “Pembelajaran Berbasis Kehidupan Dengan Muatan Karakter Bangsa Untuk Pembelajaran Bahasa Indonesia Abad 2.” Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahasa 10 (2018).

Septiani, Erlita. “Manajemen Project Based Learning Di SD Bukit Aksara Tembalang

IV Semarang.” FIP, 2018.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualititatif, Dan RnD). Bandung: Alfabeta, 2008.

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta, 2010.

Sukmana, Rika Widya, and Yeti Nurhayati. “Pengabdian Kepada Masyarakat Pembelajaran Berbasis STEM Bagi Guru-Guru Sekolah Dasar Di Kabupaten Bandung.” Jurnal Pengabdian Tri Bhakti, 2019, 1–4.

Suwarma, Irma Rahma, Puji Astuti, and Endah Nur Endah. “‘ Balloon Powered Car ’ Sebagai Media Pembelajaran IPA Berbasis STEM.” 2015, no. Snips (2015):

373–76.

Tekeng, S N. “Promosi Pengembangan Kreativitas Peserta Didik Dalam Pembelajaran.” Lentera Pendidikan 19, no. 1 (2016): 90–99.

Thobroni. Belajar Dan Pembelajaran. yokyakarta: Ar-Ruzz Media, 2015.

Warsita, Bambang. “Teori Belajar Robert m. Gagne Dan Implikasinya Pada Pentingnya Pusat Sumber Belajar.” Jurnal Teknodik, 2008, 64–78.

Zalsalina, Rimtha, and Perangin Angin. “Penerapan STEM Pada Pembelajaran IPA Materi Bioteknologi,” 2020.

Zubaidah, Siti, and Universitas Negeri Malang. “STEAM ( Science , Technology , Engineering , Arts , and Mathematics ): STEAM ( Science , Technology , Engineering , Arts , and Mathematics ): Pembelajaran Untuk Memberdayakan Keterampilan Abad Ke-21 1,” no. September (2019).

V

LAMPIRAN

VI Lampiran 1. RPP Siklus I dan Siklus II.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS 1

Sekolah : UPT SMPN 3 PANGSID

Mata Pelajaran : IPA

Kelas/Semester : VIII / Ganjil Materi Pokok : konsep gerak lurus

Alokasi Waktu : pertemuan 13 dan 14 (2 JP X 45 = 90 menit) + tes 45 menit Tahun ajaran : 2021/2022

A. Kompetensi Inti

KI.1 Menghargai dan Menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab,santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah air.

KI.3 Memahami pengetahuan Faktual dan komseptual dengan cara mengamati, menanya dan mencoba mencari tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda- benda yang dijumpainya di rmah , disekolah dan tempat bermain,

KI.4 Meyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis , dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator

3.2 Menganalisis gerak lurus, pengaruh gaya terhadap gerak berdasarkan hukum Newton, dan penerapannya pada gerak benda.

Melakukan Percobaan Gerak Lurus Beraturan Dan Gerak Lurus Berubah Beraturan

Melakukan Percobaan Mengukur Kecepatan Dan Percepatan

Melakukan Percobaan Hukum Newton Dan Menganalisis Hubungannya Pada Benda Dalam

VII

Kehidupan Sehari-Hari 4.2 Menyajikan hasil penyelidikan

pengaruh gaya terhadap gerak

Benda.

melaporkan/memaparkan hasil penyelidikan pengaruh gaya terhadap gerak benda dalam bentuk tulisan/

laporan.

mengamati dan mengidentifikasi proses gerak dan menjelaskan penerapannya pada benda, seperti pesawat, kapal selam.

C. Tujuan Pembelajaran

Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatann STEM dan model PjBL-STEM 1. Peserta didik mampu menjelaskan konsep Gerak lurus

2. Melalui Pengamatan, peserta didik mampu membedakan macam-macam gerak lurus

3. Setelah melihat video diyoutobe, peserta didik mampu merancang media mobil untuk dapat Melakukan percobaan gerak lurus

4. Dengan mengamati contoh media mobil, peserta didik dapat mencontohkan pembelajaran Gerak lurus berbasis STEM dengan menggunakan media mobil.

5. Setelah Membuat Media, peserta didik mampu Melaporkan/memaparkan hasil penyelidikan.

D. Materi Pembelajaran

Konsep Gerak Lurus

Gerak merupakan perubahan posisi (kedudukan) suatu benda terhadap sebuah acuan tertentu. Perubahan letak benda dilihat dengan membandingkan letak benda tersebut terhadap suatu titik yang diangggap tidak bergerak (titik acuan), sehingga gerak memiliki pengertian yang relative atau nisbi. Studi mengenai gerak benda, konsep- konsep gaya, dan energi yang berhubungan, membentuk suatu bidang, yang disebut mekanika. Mekanika dibagi menjadi dua bagian, yaitu kinematika dan dinamika.

Kinematika adalah ilmu yang mempelajari gerak benda tanpa meninjau gaya penyebabnya. Pada bagian ini, Saudara mulai dengan membahas benda yang bergerak tanpa berotasi (berputar). Gerak seperti ini disebut gerak translasi. Pada bagian ini saudara juga akan membahas penjelasan mengenai benda yang bergerak pada jalur yang lurus, yang merupakan gerak satu dimensi. Hal-hal yang akan dipelajari pada

Dokumen terkait