• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pembahasan

telah dilakukan peneliti pada siklus I. Pada siklus II siswa menunjukkan peningkatan perhatian terhadap penyampaian materi dan pemahaman siswa dalam penerapan metode yang digunakan.

Dari hasil nilai peningkatan yang diperoleh siswa pada siklus II dengan persentase 93% atau 28 siswa yang tuntas dari 30 siswa.

siswa dan berkurangnya siswa yang memperoleh angka yang rendah. Skor rata-rata hasil keterampilan berbicara siswa jika dikonversikan ke dalam kategorisasi skala empat berada dalam kategori sangat baik yang pada mulanya berada pada kategori cukup.

Nangoi (via Santoso, 2015) menjelaskan bahwa metode integratif dalam pelaksanaanya selalu mengaitkan keempat aspek keterampilan berbahasa sebagai suatu kesatuan, karena antara satu dengan keterampilan yang lain mempunyai hubungan yang erat serta mempunyai hubungan timbale balik.

Metode integratif ini merupakan suatu rancangan kebijaksanaan pembelajaran dengan menyajikan bahan-bahan pelajran secara terpadu, yaitu dengan menyatukan, menghubungkan, atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak ada yang beridiri sendiri atau terpisah-pisah.

Pada siklus I keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Bontoramba masih tergolong rendah. Hal tersebut ditandai dari minat dan motivasi siswa yang rendah saat mengikuti pembelajaran. Siswa kurang memperhatikan saat peneliti menjelaskan materi materi pembelajaran. siswa tidak bersemangat ketika diberi tugas keterampilan berbicara. Sebagian besar siswa kurang percaya diri. Beberapa siswa tidak menyelesaikan tugas keterampilan berbicara sampai waktu habis. Hal tersebut dapat dibuktikan pada hasil keterampilan berbicara yang menunjukkan bahwa pada siklus I yang tuntas secara individual dari 30 siswa hanya 20 siswa atau 67% yang memenuhi ketuntasan minimal (KKM). Dan hasil nilai yang diperoleh siswa

pada siklus I masih ada 33% yang tidak tuntas. Ini menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan siklus I, apabila dikriteriakan berdasarkan pada pendapat Suharsimi Arikunto (2008: 208) maka hasil rata-rata pada siklus I masih pada kriteria kurang baik. Maka peneliti kembali melanjutkan pada tahap siklus II.

Dari hasil refleksi siklus I maka langkah selanjutnya adalah menentukan solusi perbaikan untuk tindakan pada siklus berikutnya agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai keberhasilan yang telah ditetapkan.

siklus II dilaksanakan dengan menerapkan metode integratif dalam proses pembelajaran. dengan memberikan bimbingan secara praktik, praktik penampilan setiap siswa serta pembagian lembar kerja kepada siswa. Siswa mencari informasi dari proses mencari informasi yang telah dilakukan siswa kembali mengingat informasi yang didapatkan kemudian mengerjakan lembar kerja siswa. Pada siklus II siswa menunjukkan peningkatan perhatian terhadap penyampaian materi dan pemahaman siswa dalam penerapan pendekatan yang digunakan. Dari hasil nilai peningkatan yang diperoleh siswa pada siklus II 93% atau 28 siswa yang tuntas dari 30 siswa.

Berdasarkan hasil peningkatan siklus I ke siklus II dari hasil pengamatan pada saat proses pembelajaran yaitu 90% siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran siklus I menjadi 97% siklus II. Siswa yang memperhatikan proses pembelajaran 67% siklus I menjadi 84% siklus II.

Siswa yang aktif dalam proses pertukaran informasi 60% siklus I menjadi 84% siklus II. Siswa yang tidak aktif dalam proses pertukaran informasi 40%

siklus I menjadi 17% siklus II dan Siswa yang melakukan aktivitas negatif selama proses pembelajaran 30% siklus I menjadi 17% siklus II.

Dari beberapa pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan antara lain, Indriana (2011), yang menunjukkan hasil penelitian tersebut mengalami peningkatkan, dengan hasil belajar siswa pada keterampilan berbicara dengan penerapan metode integratif. Sedangkan Desi Andriani (2011), yang menunjukkan hasil bahwa terdapat peningkatan melalui pemanfaatan metode integratif pada hasil belajar siswa pada keterampilan mendengar. Dan Sriwahyuni (2011) dengan hasil penelitian setelah dilakukan refleksi dengan menggunakan metode integratif terbukti bahwa siswa peningkatan keterampilan mendengarkan pada siswa mengalami peningkatan.

Berdasarkan pembahasan di atas tentang penerapan metode integratif hal ini membuat penulis menjadikannya sebagai suatu acuan sehingga diharapkan hasil penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis berhasil seperti halnya dengan penelitian sebelumnya. Jadi sapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode integratif dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Bontoramba Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah dilakukan pada siswa sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode integratif dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa di kelas IV SD Negeri Bontoramba Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Hal ini dibuktikan oleh hasil peningkatan nilai dari skor rata-rata 80 pada siklis I dan rata-rata 91 pada siklus II, dengan nilai ketuntasan pada siklus I yaitu dengan nilai presentase 67% menjadi 93% pada siklus II.

B. Saran

Adapun saran yang diajukan dalam penelitian yang berkaitan dengan penerapan metode integratif yang telah dilaksanakan sebagai berikut:

1. Hendaknya guru harus pandai-pandai dalam menghubungkan atau mengaitkan beberapa aspek dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, supaya siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran.

2. Hendaknya dalam pembelajaran sebaiknya guru mengatur waktu dengan baik lagi, agar siswa dalam mengerjakan tugas tidak ada waktu yang terbuang untuk bercerita dan bermain-main.

3. Hendaknya guru memberikan bimbingan khusus kepada siswa yang rendah kemampuan berbicara di depan umum, karena siswa itu pada dasarnya tidak ada yang bodoh, hanya saja kemampuan siswa dalam

59

menerima pelajaran tidak sama, ada yang cepat dan ada yang lambat bahkan ada yang sangat lambat.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi 6.

Jakarta: Rineka Cipta.

Desi, Andriani. 2011. Peningkatan Keterampilan Mendengarkan Melalui Pemanfaatan Metode Integratif Pada Siswa Kelas II Pontiku II Kecamatan Bontoala Kota Makassar. Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) untuk Sekolah Dasar/MI. Jakarta: Terbitan Depdiknas.

Haryadi, Zamzani. 1997. Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Jakarta: Depdikbud Direj Dikti.

Indriana. 2011. Penerapan Metode Integratif Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca dan Menulis Wacana Siswa Kelas IV SD Negeri 004 Sail Pekanbaru. Universitas Riau Pekanbaru

Kurniawan. 2015. Pembelajaran Terpadu Tematik. Bandung. Alfabeta.

Prabowo. 2002. Pembelajaran Teamati Terpadu. Gaya Media. Malang.

Rofi’uddin, Ahmad & Zuhdi, Darmiyati. 1998. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Depdikbud

Santoso, Iman. 2015. Makalah Model Pembelajaran Keterampilan Membaca Berdasarkan Metode Integratif Sebuah Alternatif.

http://www.academia.edu/5542303/Model_Pembelajaran_Keterampilan_

Membaca_Berdasarkan_Metode_Integratif. Diunduh pada tanggal 19 Agustus 2015.

Saddhono, Kundharu dan St. Y Slamet. 2014. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa. Bandung: Karya Putra Darwati.

Sriwahyuni. 2011. Peningkatan Keterampilan Mendengarkan Melalui Pendekatan Integratif pada Siswa Kelas II SD 178 Tanalle Kabupaten Soppeng..Skripsi. Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Sudijono. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

61

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugihastusti. 2014. Bahasa Laporan Penelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, H.G. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa.

Tarigan, H.G. 2014. Keterampilan Berbicara. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G. 2015. Berbicara Sebagai Satuan Keterampilan. Bandung: Angkasa.

Underwood, Mary. 1990. Mengajar Mendengarkan. London: Logman.

Umi, Faizah. 2015. Keterampilan Berbicara Berbasis Cooperative Learning.

Bandung: Yuma Pustaka.

Dokumen terkait