• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.”

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "“Sesuatu yang belum dikerjakan seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau kita telah berhasil melakukannya dengan baik.” "

Copied!
77
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat berperan penting dalam upaya mencetak generasi mendatang yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi kreatif masa depan sehingga mampu menghasilkan tuturan atau ujaran yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Bahkan, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena mereka diajarkan dan dilatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasi berbicara ketika mereka berbicara.

Rumusan Masalah

Metode integratif adalah metode yang memadukan beberapa ilmu dan beberapa bidang kajian dalam satu mata pelajaran. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (CSR) dengan judul “Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Integratif Pada Siswa Kelas I V Sekolah Dasar Negeri Bontoramba Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar”.

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap teori pembelajaran, khususnya pada pengembangan teori pembelajaran berbicara pada tingkat satuan sekolah dasar. Hasil penelitian ini memberikan kesempatan dan pengalaman menyenangkan dalam mengemukakan pendapat dan meningkatkan keterampilan berbicaranya, serta melatih siswa berkomunikasi dan menerima informasi secara lisan. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan, pengalaman penting dalam mengembangkan keterampilan yang ada.

KAJIAN PUSTAKA

KajianPustaka

  • Aspek Keterampilan Belajar
  • Pengertian Keterampilan Berbicara
  • Hakikat Keterampilan Berbicara
  • Faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara
  • Metode Pengajaran Berbicara
  • Metode Integratif
  • Langkah-langkah Metode Integratif
  • Kelebihandan Kekurangan Metode Integratif

Berbicara secara umum dapat diartikan menyampaikan maksud (gagasan, pemikiran, isi hati) kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksudnya dapat dimengerti oleh orang lain. Keterampilan berbicara merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang harus dimiliki oleh pendidik dan siswa di sekolah. Dalam kurikulum 2013, keterampilan berbicara merupakan aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting karena merupakan keterampilan berbicara.

Untuk melatih keterampilan berbicara siswa agar siswa memiliki keterampilan yang cukup sebagai modal utama dalam berkomunikasi dengan orang lain, maka seorang guru harus mampu merancang suatu proses pembelajaran khususnya pengajaran keterampilan berbicara, sehingga siswa tidak hanya merasa senang dalam pembelajaran. proses, Siswa juga akan memahami materi pelajaran dengan lebih baik dan mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi tuturan secara langsung adalah sebagai berikut: (1) pengucapan, (2) intonasi, (3) pilihan kata, (4) susunan kata dan kalimat, (5) sistematika tuturan, (6) isi tuturan, (7) cara memulai dan mengakhiri pembicaraan, dan (8) penampilan (gestur), pengendalian diri. Dari definisi-definisi tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa kefasihan adalah suatu kegiatan yang dilakukan seseorang ketika berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan.

Adapun hakikat keterampilan berbicara atau konsep berbicara adalah: a) keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang sangat penting untuk berkomunikasi, b) keterampilan berbicara merupakan suatu proses yang efektif, keterampilan berbicara merupakan hasil suatu proses pembelajaran, c) keterampilan berbicara merupakan hasil dari suatu proses pembelajaran. hasil suatu proses pembelajaran, d) keterampilan berbicara dapat dikembangkan sebagai mata pelajaran dan e) keterampilan berbicara sebagai alat untuk memperluas wawasan. Metode integratif merupakan metode yang digunakan dalam pengajaran bahasa dengan menyajikan materi pembelajaran secara terpadu, yaitu dengan menggabungkan, menghubungkan atau mengaitkan materi pembelajaran tersebut sehingga tidak ada yang berdiri sendiri atau terpisah. Nangoi (via Santoso, 2015: 1) menjelaskan bahwa metode integratif dalam pelaksanaannya selalu menghubungkan keempat keterampilan berbahasa sebagai satu kesatuan, karena suatu keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan lainnya dan mempunyai hubungan timbal balik.

Kelemahan metode integratif ini adalah meskipun hubungan antar aspek yang berbeda telah diatur secara eksplisit, namun masih terdapat pemisahan yang terlihat jelas di antara aspek-aspek tersebut.

Penelitian yang Relevan

Menggunakan Metode Integratif Untuk Meningkatkan Keterampilan Literasi Siswa Kelas IV SD Negeri 004 Sail Pekanbaru.” Berdasarkan hasil penelitian Indriana terdapat peningkatan hasil belajar keterampilan literasi wacana dengan menggunakan metode terpadu. yang dilakukan penulis adalah sama-sama menggunakan metode integratif namun kakak Indriana meneliti tiga variabel yaitu metode integratif sebagai variabel X, keterampilan membaca wacana sebagai variabel Y dan keterampilan menulis wacana sebagai variabel Z.

Sedangkan penulis mengkaji dua variabel yaitu metode integratif sebagai variabel kemampuan berbicara. Peningkatan keterampilan berbicara tentunya tidak lepas dari kemampuan guru dan siswa dalam berinteraksi dengan mata pelajaran apa pun yang diajarkan dan diterima siswa.

Metode integratif ini menekankan bahwa siswa dapat meningkatkan keterampilan berbicaranya ketika siswa menerima dan memberikan informasi terkait pembelajaran melalui dialog dengan pasangannya dan berdialog dengan teman lain untuk berbagi informasi yang diperolehnya dari pasangannya. Pelaksanaan refleksi ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berbicara siswa setelah diajar menggunakan metode Integratif, karena dengan melakukan refleksi dapat diketahui dari hasil penerapan metode integratif terhadap keterampilan berbicara siswa apakah ada peningkatan atau tidak ada peningkatan. metode integratif. Apabila pada siklus I tidak terdapat perbaikan, maka dilanjutkan ke siklus II untuk memperoleh hasil peningkatan keterampilan berbicara melalui metode integratif pada siswa kelas IV SD Negeri Bontoramba Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Hipotesis tindakan tersebut dirumuskan sebagai berikut: “Jika diterapkan metode integratif maka keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Bontoramba akan meningkat.”

Gambar  2.1  Bagan  Kerangka  Pikir)
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir)

Jenis Penelitian

Waktu dan Lokasi Penelitian

Prosedur Penelitian

Menurut Arikunt (2009:3), penelitian tindakan kelas adalah studi tentang kegiatan pembelajaran berupa tindakan yang sengaja dibuat dan dilakukan bersama-sama di dalam kelas. Empat tahap penelitian tindakan kelas yang biasa dilakukan adalah 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) observasi, 4) refleksi (Arikunto. Tahapan dalam tahap ini menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana tindakan yang dilakukan Pada tahap ini, peneliti menentukan titik atau fokus yang memerlukan perhatian khusus dalam observasi dan kemudian membuat instrumen observasi yang membantu peneliti untuk memperoleh fakta-fakta yang terjadi selama penelitian.

Guru mengikuti apa yang dirumuskan dalam rencana, namun tindakan tersebut wajar dan tidak dibuat-buat. Penelitian tersebut melibatkan pengamat yang bertugas melihat atau mengamati aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memberikan masukan dan umpan balik terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan sehingga masukan dari pengamat dapat digunakan untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Jika kemampuan berbicara siswa masih belum meningkat, maka hasil observasi dianalisis untuk mengetahui kekurangan dan kelemahan guru dalam proses pengajaran, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto. 2009: 16) Refleksi Awal
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto. 2009: 16) Refleksi Awal

Instrumen Penelitian

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Batasan Kriteria Ketuntasan Kementerian Pendidikan (MoE) Tahun Pelajaran 2020/2021 di SD Negeri Bontoramba khususnya kemampuan berbicara mempunyai nilai MoE 75 dan ketuntasan 85%.

Indikator Keberhasilan

Sedangkan kualitas keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal bahasa Indonesia ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata dengan memperhatikan ketuntasan belajar siswa. Keberhasilan hasil terlihat dari teknik yang digunakan dalam mencari kategori ketuntasan belajar siswa, seorang siswa dikatakan tuntas hasil belajar klasikalnya apabila mencapai 85%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2021, pada pertemuan ini terdapat 24 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2021, pada pertemuan ini terdapat 26 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2021, pada pertemuan ini terdapat 30 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran.

Hasil analisis perolehan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan metode integratif dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Wawasan persentase kesempurnaan keterampilan berbicara siswa dengan pendekatan integratif pada tingkat I dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini. Selama kegiatan observasi, guru memperhatikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, seperti terlihat pada tabel 4.4 di bawah ini.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2021, pada pertemuan ini terdapat 29 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2021, pada pertemuan ini terdapat 30 siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil analisis hasil keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan metode Integratif dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.

Tabel 4.7 di bawah ini menunjukkan persentase ketuntasan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan pendekatan integratif pada siklus II. Selama kegiatan observasi, guru memperhatikan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, seperti terlihat pada tabel 4.8 di bawah ini. Berdasarkan tabel 4.8 di atas ditampilkan hasil belajar siswa pada siklus II dari 30 siswa kelas IV.

Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Keterampilan Berbicara  pada Siklus I  Statistik  Nilai Statistik
Tabel 4.1 Statistik Skor Hasil Keterampilan Berbicara pada Siklus I Statistik Nilai Statistik

Pembahasan

Dalam II. siklusnya, siswa menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap penyajian materi dan pemahaman siswa ketika menggunakan metode yang digunakan. Dari hasil perbaikan yang dilakukan siswa II. Hal ini dibuktikan dengan hasil keterampilan berbicara yang menunjukkan bahwa pada Tingkat I yang diselesaikan secara individu, dari 30 siswa, hanya 20 siswa atau 67% yang mencapai kesempurnaan minimal (KKM).

Pada siklus II siswa menunjukkan peningkatan perhatian terhadap pembagian materi dan pemahaman siswa dalam penerapan pendekatan yang digunakan. Dari hasil peningkatan nilai yang diperoleh siswa pada siklus II sebesar 93% atau 28 siswa yang tuntas dari 30 siswa. Dari beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain Indriana (2011) yang menunjukkan bahwa hasil penelitian mengalami peningkatan, dengan hasil belajar siswa pada keterampilan berbicara dengan menerapkan metode integratif.

Sedangkan Desi Andriani (2011) menunjukkan hasil adanya peningkatan dengan penggunaan metode integratif pada hasil belajar siswa pada bidang keterampilan mendengarkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode integratif dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Bontoramba Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Berdasarkan uraian yang telah dilakukan pada siswa sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode integratif dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri Bontoramba Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.

Meningkatkan keterampilan menyimak melalui penggunaan metode terpadu pada siswa kelas II Pontiku II Kecamatan Bontoala Kota Makassar.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Guru hendaknya pandai menghubungkan atau menghubungkan beberapa aspek pembelajaran bahasa Indonesia agar siswa tidak merasa bosan dalam proses pembelajaran. Dalam mengajar hendaknya guru mengatur waktunya dengan baik agar ketika siswa menyelesaikan tugasnya tidak membuang waktu untuk bercerita dan bermain. Sebaiknya guru memberikan pembelajaran khusus bagi siswa yang mempunyai kemampuan public speaking rendah, karena pada dasarnya tidak ada orang yang bodoh, yang ada hanya kemampuan siswa yang mendalam.

Peningkatan keterampilan menyimak melalui pendekatan integratif pada siswa kelas II SD 178 Tanalle Kabupaten Soppeng.

Gambar

Tabel 3.1 Aspek yang dinilai dalam Keterampilan Berbicara….……......      34     Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan Materi….……………………………….
Gambar  2.1  Bagan  Kerangka  Pikir)
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto. 2009: 16) Refleksi Awal
Tabel 3.1 Aspek yang di nilai dalam keterampilan berbiacara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Siklus I dan II, penerapan metode Word square telah pengaruh yang sangat positif terhadap perubahan aktivitas dan hasil belajar