• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATERI TAHARAH PADA SMPN 4 KAHAYAN HILIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATERI TAHARAH PADA SMPN 4 KAHAYAN HILIR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

169 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATERI

TAHARAH PADA SMPN 4 KAHAYAN HILIR

ISTIQAMAH

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya istiqamah0531@gmail.com

ABSTRAK

Proses pembelajaran yang kurang bervariasi dan monoton, guru lebih mendominasi kelas cendrung membuat peserta didik kurang kreatif dalam pembelajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar di kelas. Salah satu alternatif yang dilakukan oleh guru untuk lebih mengaktifkan belajar peserta didik di kelas adalah dengan strategi pembelajaran Snowball Throwing. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas VII B SMPN 4 KAHAYAN HILIR. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing- masing siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Data aktivitas peserta didik digali dengan Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik, data Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru digali dengan Lembar Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran strategi Snowball Throwing, sedangkan data hasil belajar peserta didik digali dengan Tes Hasil Belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil belajar peserta didik kelas VII B SMPN 4 Kahayan Hilir, TA 2022/2023 pada pembelajaran yang mengacu kepada penggunaan strategi pembelajaran Snowball Throwing pada materi Taharah di penelitian tindakan kelas ini berada pada kategori BAIK (2) Penggunaan strategi Snowball Throwing pada pembelajaran oleh guru PAI dan Budi Pekerti dengan materi Taharah di Kelas VII B SMPN 4 Kahayan Hilir Tahun Pelajaran 2022/2023 di penelitian tindakan kelas ini juga berada pada kategori BAIK.

Kata Kunci : Strategi, Snowball, Throwing , Hasil.

(2)

170 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

PENDAHULUAN

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal (Sanjaya, 2014 : 147). Dalam hal ini, metode dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat penting. Metode pembelajaran juga merupakan teknik yang harus dikuasai pendidik atau guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik di kelas, baik secara individu maupun kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh peserta didik dengan baik ( Prasetya dkk, 2015 : 52).

Seringkali dalam proses pembelajaran guru menggunakan strategi yang monoton atau kurang bervariasi sehingga terkesan membosankan seperti dengan metode ceramah saja, dimana peserta didik hanya duduk, mencatat dan mendengarkan apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga sangat minim partisipasi peserta didik untuk ikut mengaktifkan proses pembelajaran yang berlangsung, peserta didik cenderung pasif karena dominasi guru sangat tinggi sehingga peserta didik enggan untuk bertanya dan menyampaikan masukan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang seperti ini membuat peserta didik jenuh dan tidak kondusif dalam mengikuti pelajaran. Dengan demikian, proses pembelajaran yang kurang bervariasi dan monoton menjadikan peserta didik tidak kondusif, apatis dan cenderung pasif, sehingga juga berdampak kepada nilai akhir setelah dilaksanakan evaluasi oleh guru. Demikian pula yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas VII SMP Negeri 4 Kahayan Hilir, dimana hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sebagian besar menunjukkan hasil yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar (KKM).

Proses pembelajaran yang kurang bervariasi dan monoton, dominasi guru masih sangat besar sehingga peserta didik kurang mandiri dan kreatif dalam pembelajaran yang mengakibatkan berpengaruh terhadap hasil belajar di kelas. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh guru untuk lebih mengaktifkan belajar peserta didik di kelas yaitu dengan menggunakan strategi pembelajaran Snowball Throwing. Untuk memahami permasalahan ini perlu kiranya dikaji melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) khususnya dengan menerapkan strategi Snowball Throwing. Strategi Snowball Throwing (melempar bola) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar bola. Metode ini bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua kelompok. Karena berupa permainan, siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar (Suyanto, 2005 : 149). penggunaan strategi Snowball Throwing dimaksudkan

(3)

171 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

agar meningkatkan hasil belajar lebih baik serta melibatkan peran aktif siswa untuk menemukan pengetahuannya sendiri, berdiskusi untuk menyusun pertanyaan, menjawab pertanyaan maupun mengemukakan pendapat (Amiyatun, 2015 : 11).

Berdasarkan deskripsi diatas, peneliti akan melakukan sebuah penelitian mengenai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan di SMPN 4 Kahayan Hilir dengan mengangkat judul “PENERAPAN STRATEGI SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII MATERI TAHARAH PADA SMPN 4 KAHAYAN HILIR”

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas yaitu penelitian tindakan (action researc) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran dikelasnya.

PTK berfokus pada kelas atau berfokus pada proses belajar mengajar yag terjadi dikelas (Arikunto, 2011: 58)

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi aktivitas guru dan observasi aktivitas siswa dianalisis secara kualitatif (deskriptif). Menurut Soedarsono (2001: 26) mengatakan: jika yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut dilakukan melalui tahap:

menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis

Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya(Soedarsono, 2001: 26).

Subjek dalam penelitian adalah peserta didik kelas VII B SMPN-4 Kahayan Hilir tahun pelajaran 2022 / 2023 yang berjumlah 18 orang, 10 laki-laki dan 8 perempuan.

Dalam usaha memperoleh data yang memadai dan akurat, maka ditentukan beberapa teknik. Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis yaitu observasi, tes dan dokumentasi.

Skor pengamatan setiap aspek yang diamati pada lembar observasi guru dan siswa dapat dilhat pada tabel berikut : Pertama, Sangat baik bila mendapatkan nilai 85,0 – 1. Kedua Baik bila mendapatkan nilai 70,0 – 84. Ketiga

(4)

172 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Cukup bila mendapatkan nilai 55,0 - 69,9, dan ke empat Kurang bila mendapatkan nilai 40,0 - 54,9

Model untuk kerja yang dilakukan dalam penelitian proses dalam bentuk dua siklus. Setiap siklus melakukan empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Untuk jelasnya garis besar dapat dipaparkan melalui gambar berikut:

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilaksanakan sejumlah 2 siklus. Setiap minggunya pada masing-masing kelas mendapatkan 1 jam pelajaraan Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Setiap jam pelajaran dengan alokasi waktu 3 X 35 menit karena dengan waktu tersebut cukup untuk melakukan penelitian yang dimulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.

Adapun materi pokok yang digunakan untuk penelitian yaitu “Taharah”

pada kelas VII semester I, dengan indikator yaitu menerangkan tata cara bersuci dari hadas kecil dan hadas besar.

Perencanaan tindakan antara lain: guru menyiapkan RPP dengan materi

“Taharah ”, menyiapkan LKPD, dan menyiapkan materi ajar serta media pembelajaran. Kemudian guru menjelaskan kegiatan yang dilakukan peserta didik. Metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah, tanya jawab, dan strategi Snowball Throwing dalam kelompok. Penilaian yang digunakan adalah lembar keaktifan siswa.Berdasarkan hasil observsi aktivitas siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus pertama yaitu 65,6 % dari hasil observasi aktivitas siswa yang diamati dengan kategori cukup. Maka dapat disimpulkan aktivitas siswa pada siklus I tidak mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan hasil evaluasi setelah pembelajaran dilaksanakan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil kemampuan peserta didik 64,6% dan terdapat 7 peserta didik yang belum mencapai ketuntasan minimal, yaitu yang

(5)

173 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

memperoleh nilai kurang dari 70, sedangkan 8 peserta didik telah mencapai ketuntasan yaitu memperoleh nilai di atas 70 dengan rumus : P= F x 100% =100%

N P= 8 x 100 % = 53.33%

15

Dari hasil evaluasi setelah pembelajaran di atas menunjukkan peserta didik belum mencapai KKM pada sekolah tersebut 70% dan juga belum mencapai ketuntasan klasikal 85% sehingga peneliti harus melanjutkan pada siklus II dan berdasarka hasil evaluasi tersebut setelah pembelajaran dengan menjawab beberapa pertanyaan tertulis, dari 15 orang peserta didik hanya 8 orang yang mendapatkan nilai di atas KKM sedangkan nilai rata-rata hanya 64,4

%. Oleh karena itu peneliti harus melakukan pembelajaran pada siklus II untuk mengetahui kekurangan-kekurangan pada siklus I dan memperbaikinya.

Pelaksanaan tindakan pada siklus peserta didik mampu menguraikan arti taharah dan peserta didik mampu menguraikan hikmah taharah. Guru menyampaikan materi tersebut kurang lebih memakan waktu 10 menit.

selanjutnya, setelah penyampaian materi selesai guru membimbing peserta didik dalam membentuk kelompok dari kelas VII B menjadi 3 kelompok dan meminta salah satu perwakilan kelompok untuk mengambil materi yang akan di bahas dalam kelompok dan guru memberikan sebuah kertas kepada masing-masing perwakilan kelompok tersebut, kemudian memberikan instruksi mengenai pelaksanaan strategi pembelajaran Snowball Throwing, yaitu sebagai berikut:

Pertama : Setiap kelompok membuat satu pertanyaan pada kertas yang telah dibagikan (sesuai materi setiap kelompok), dalam pembuatan soal ini perlu adanya diskusi dengan anggota kelompok agar soal yang dibuat bisa lebih baik.

Kedua, kertas pertanyaan di buat seperti bola, dan di tulis nama kelompok masing-masing pembuat soal. Ketiga, semua peserta didik berdiri dan mendengarkan instruksi guru untuk melakukan Snowball Throwing (melempar bola) antar kelompok . Kertas pertanyaan dioper secara terus menerus selama 1 menit. Setelah guru meminta untuk berhenti, maka setiap kelompok memungut bola yang dilempar ke kelompoknya. Keempat, guru meminta setiap kelompok menjawab pertanyaan yang ada pada bola kertas tersebut dan setelah itu di presentasikan di depan kelas oleh salah satu perwakilan kelompok. Kelima, stelah itu guru meminta setiap kelompok untuk memberikan tanggapan atas jawaban dari kelompok yang lain apabila jawaban yang diberikan kurang tepat atau tidak sesuai.

Berdasarkan hasil observsi yang dilakukan observer terhadap aktivitas guru pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini sudah meningkat. Hasil observasi aktivitas guru yang diamati dari 65% pada siklus I menjadi 93% pada siklus II dan dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil evaluasi setelah

(6)

174 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

pembelajaran dilaksanakan dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil kemampuan peserta didik semuanya mendapatkan ketuntasan nilai.

nilai rata-rata hasil kemampuan peserta didik semuanya mendapatkan ketuntasan nilai. Dengan rumus : P= F x 100% =100%

N

P = 15 x 100 % = 100%

15

Dari hasil evaluasi setelah pembelajaran di atas menunjukkan peserta didik telah mencapai KKM oleh karena itu peneliti tidak melanjutkan lagi untuk siklus berikutnya.

Dalam refleksi, setetelah guru dan peserta didik melaksanakan proses belajar mengajar salam siklus II diperoleh hasil sebagai berikut: Aktivitas guru pada siklus II menunjukkan hasil yang sangat baik, hal ini ditujukkan dengan guru sudah mampu mengelola kelas, guru mampu mengatur kelompok dengan baik sehingga tidak membuat siswa kebingungan dalam mencari anggota kelompoknya. Hal ini ditunjukkan pada hasil aktivitas guru siklus II dengan persentase 93%. Sedangkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran pada siklus II sudah terjadi peningkatan. Hal ini terlihat dari siswa tidak malu bertanya pada guru dan sudah berani menjawab pertanyaan dari temannya.

Selain itu sudah terlihat kerjasama siswa dalam kelompoknya dan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran yang sedang berlangsung dengan diskusi antar kelompok. Hal ini ditunjukkan pada nilai persentase aktivitas siswa siklus II sudah mencapai 100%.

Dalam pembahasan bahwa penelitian ini dilakukan bukan hanya untuk peserta didik, tetapi juga digunakan untuk menilai kinerja guru, apakah guru telah melaksanakan proses pembelajaran sesuai perencanaan atau belum, dan hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki. Berdasarkan analisis terhadap aktivitas guru dalam penerapan metode snowball throwing mengalami peningkatan pada siklus II, pada siklus I dapat dikategorikan kriteria baik dengan persentase 76,6%, dari hasil pengamatan yang dilakukan, akan tetapi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar masih perlu perbaikan, karena guru masih memiliki kekurangan dalam hal mengelola kelas terutama dalam hal mengatur kelompok belajar. Sedangkan pada siklus II aktivitas guru dapat dikategorikan dalam kriteria sangat baik, dengan persentase 93%. Pada siklus ini terjadi peningkatan sebanyak 40% dibandingkan dengan siklus I yang persentasenya 53%. Dari hasil ini menunjukkan guru sudah mampu menerapkan strategi Snowball Throwing dengan baik dalam proses belajar mengajar serta guru sudah mampu dalam mengelola kelas pada saat pembelajaran berlangsung.

(7)

175 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Berdasarkan hasil analisis terhadap aktivitas peserta didik dalam penerapan strategi Snowball Throwing mengalami peningkatan pada siklus II, pada siklus I dapat dikategorikan kriteria cukup, dengan persentase 67,5%. Dari observasi yang dilakukan, bahwa aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar belum menunjukkan hasil yang optimal. Hal ini menunjukkan kemampuan peserta didik dalam bertanya kepada guru masih sangat rendah, peserta didik masih malu menjawab pertanyaan dari temannya sendiri.Selain itu rasa tanggung jawab dalam kelompok masih sangat kurang. Sedangkan pada siklus II aktivitas peserta didik dapat dikategorikan sangat baik dengan persentase 93.75%, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik pengalami peningkatan yang baik dibandingkan siklus sebelumnya. Pada siklus ini terjadi peningkatan sebanyak 26 % dibandingkan dengan siklus I yang persentasenya 67,5%. Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik sudah mulai terbiasa dengan kondisi belajar menggunakan strategi Snowball Throwing. Pada siklus II peserta didik sudah berani bertanya kepada guru mengenai materi Taharah, peserta didik juga sudah berani menjawab pertanyaan dari temannya sendiri, dan rasa tanggung jawab dalam kelompok sudah ada.

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat di lihat dari peneliti menggunakan soal evaluasi sebanyak 5 soal pada setiap siklus di akhir pertemuan. Siswa baru dikatakan tuntas belajar jika memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan pada kelas tersebut yaitu 70 untuk ketuntasan individu.

Sedangkan untuk ketuntasan klasikal mencapai 65%. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa, hasil evaluasi peserta didik kelas VII B SMPN 4 Kahayan Hilir pertama yaitu dari 15 orang peserta didik , 7 orang peserta didik yang tidak tuntas dengan nilai di bawah 70, dan 8 orang peserta didik yang mencapai ketuntasan dengan nilai di atas 70. Sedangkan hasil belajar secara klasikal yaitu 53,% dan belum dikatakan tuntas. Pada siklus II, hasil belajar peserta didik secara individu sudah mengalami peningkatan yaitu dari 15 orang sudah memenuhi ketuntasan nilai dengan presentasi nilai ketuntasan 100%. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, penerapan strategi pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatakn hasil belajar peserta didik, membuat peserta didik lebih termotivasi dalam belajar serta lebih aktif dalam proses pembelajaran. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran Snowball Throwing pada pada materi Thaharah dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa aktivitas guru pada siklus I dapat dikategorikan kriteria baik dengan persentase 72%, akan tetapi aktivitas guru dalam proses belajar mengajar masih perlu

(8)

176 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

perbaikan. Sedangkan pada siklus II aktivitas guru dapat dikategorikan dalam kriteria sangat baik, dengan persentase 93%.

Aktivitas siswa pada siklus I dapat dikategorikan kriteria cukup, dengan persentase 67,5%. Sedangkan pada siklus II aktivitas peserta didik dapat dikategorikan sangat baik dengan persentase 93%, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik pengalami peningkatan yang baik dibandingkan siklus sebelumnya.

Hasil belajar peserta didik kelas VII B SMPN 4 Kahayan Hilir dengan menggunakan strategi pembelajaran Snowball Throwing pada siklus pertama hasil belajar siswa yaitu 67,9% belum mencapai ketuntasan. Pada siklus II hasil belajar siswa dikategorikan sangat baik dengan persentase ketuntasan 100% dan sudah memenuhi kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85%.

DAFTAR PUSTAKA

A, Amiyatun ,2015. Peningkatan motivasi belajar melalui metode Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

A.M, Sardiman, 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:

RajaGrafindo Persada.

Alim, Muhammad, 2011. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Al-Qur’an dan Terjemahnya, 2010. Bandung, Diponegoro.

Asrori.2010. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, Dan Model Pembelajaran. Jakarta, PT Bumi Aksara

Djamaluddin Ahdar, Wardana, 2019. Belajar Dan Pembelajaran 4 Pilar Peningkatan Kompetensi Pedagogis. Sulawesi Selatan, Penerbit CV Kaaffah Learning Center.

Gazali,1984. Ilmu Jiwa. Bandung: Ganeca.

Herliani, Didimus Tanah Boleng, Elsye Theodora Maasawet, 2021. Teori Belajar Dan Pembelajaran (Klaten ; Penerbit Lakeisha.

Istarani, 2001. 58 Model Pembelajaran Inovatif, Medan: Media Persada.

Jasiah, 2006. Pengantar Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta ; Byakta Cendikia.

Jasiah, 2009. Ilmu Pendidikan. Banjarmasin ; Antasari Press.

Jasiah, 2010. Jurnal Harati (Jurnal Sosial, Budaya, Ekonomi dan Politik), Kalimantan Tengah, TEKAD.

Kunandar, 2011. Langkah Mudah Melakukan Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Mulyasa, E, 2005. Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Majid Abdul, Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasi Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004 Bandung ;Rejama Rosdakarya.

(9)

177 Vol. 3, No 1, Januari 2023| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam Tema:

Pohan Rusdian, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan, Banda Aceh: Ar-Rijal institute.

Prasetya A, J.T, Ahmadi. 2015. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV. Pustaka Setia.

Putra, Nusa, Santi, Lisnawati,2012. Penelitian Kualitatif Pendidika Agama Islam.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rumangan, Jemmy dkk, 2013, Statistik Penelitian, Bandung: Citapustaka Media Perintis.

Sanjaya, Wina, 2014. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Kencana Prenada Media

Sudjana, Nana, 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Cet, 10. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana,1982. Metode Statistik, Bandung: Tarsito.

Suyanto, Slamet, 200. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, Yogyakarta:

Hikayat.

Syah, Muhibbin, 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Thobrani, Muhammad, Alif Mustofa, 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:

Ar-Ruzz Media.

Trianto, 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif Konsep, Landasan Dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta, Kencana

(https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/8-metode-pembelajaran-menarik-yang- wajib-guru-tahu

https://idcloudhost.com/metode-pembelajaran-pengertian-macam-macam- fungsi-dan-tujuannya/

Referensi

Dokumen terkait

Mengingat pentingnya acara tersebut, kami harapkan Bapak dapat hadir tepat pada waktunya serta. membawa dokumen seperti tersebut pada lampiran

Berdasarkan hasil penelitian (Lampiran 6) yang dilakukan oleh Widigdo & Pariwono (2000) menunjukan bahwa nilai logam berat Cu yang diperoleh jauh lebih tinggi dibanding dengan

Sebuah karya tulis ilmiah yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pada Departemen Pendidikan Geografi FPIPS. Universitas

You will use the Layers palette (Figure 9) often while creating a docu- ment, so it is crucial to understand what it does and how to use it. A) Layer Visibility -The eye shows that

Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Akibat Abrasi Menggunakan Citra Landsat Di Sempadan Pantai Cibuaya Kabupaten Karawang.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini, yaitu: 1) Alat pendeteksi kerusakan kabel ini menggunakan program aplikasi Microsoft Visual Basic 6.0 sebagai

resiko-resiko yang tidak diinginkan. Sekolah berharap dengan adanya jam pelajaran tambahan akan menjadikan siswa menjadi siap dalam menempuh ujian, baik itu ujian

7 Petugas memeriksa kembali jenis dan jumlah Resep 1 menit Kemasan Obat obat sesuai permintaan pada resep, Obat. lalu memasukkan obat kedalam wadah yang sesuai agar