• Tidak ada hasil yang ditemukan

pemanfaatan metode inside outside circle dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "pemanfaatan metode inside outside circle dalam"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan Aliem Bahri, S.Pd., M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar serta Bapak dan Ibu Dosen Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan penulis dengan berbagai ilmu yang bermanfaat. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Nur Jannah, S.P., M.M., Kepala SD Negeri 8 Kalimbaung yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut, dan Burhanuddin, S.P., guru Kelas V yang telah membantu dalam melakukan penelitian. peneliti, dan Bapak dan Ibu guru, staf, karyawan SD Negeri 8 Kalimbaung.

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan Penulisan

Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan keterampilan menulis ekspositori menggunakan metode Inside Outside Circle pada siswa kelas V SD Negeri 8 Kalimbaung Kabupaten Bantaeng. Dengan menggunakan metode Inside Outside Circle siswa dapat lebih aktif dalam berbicara, dan dari aktif berbicara siswa dapat mengungkapkannya dalam bentuk tulisan.

Kajian Pustaka

  • Hasil Penelitian Relevan
  • Hakikat Pembelajaran
  • Keterampilan Berbahasa
  • Eksplanasi
  • Model Pembelajaran Kooperatif
  • Metode Pembelajaran
  • Metode Inside Outside Circle

Hal ini dibuktikan dengan siswa yang memiliki kemampuan berbicara rendah sebanyak 4 siswa (20%), siswa yang memiliki kemampuan berbicara tinggi sebanyak 16 siswa (80%), ketepatan siswa dalam menyampaikan kata (85%), ketepatan siswa dalam memilih kata-kata sebanyak 16 siswa (80%), lancar berbicara di depan kelas sebanyak 16 siswa (80%) dan setuju dengan materi sebanyak 18 siswa (90%). Kemudian siswa yang berada di lingkaran besar (lingkaran luar) diajak untuk berbagi informasi d) Kemudian siswa yang berada di lingkaran kecil diam di tempatnya, sedangkan siswa yang berada di lingkaran besar berpindah langkah. atau dua langkah searah jarum jam. Dengan cara ini, setiap siswa mendapat pasangan baru untuk berbagi informasi lagi. e) Sekarang giliran siswa yang berada dalam lingkaran besar untuk berbagi informasi a) Salah satu kelompok berdiri dalam lingkaran kecil dan menghadap ke luar.

Gambar 2.1 Stuktur Teks Eksplanasi  Sumber: Kemendikbud (2014:145-146)
Gambar 2.1 Stuktur Teks Eksplanasi Sumber: Kemendikbud (2014:145-146)

Kerangka Pikir

Informasi ini tergantung pada guru: apakah mereka diminta untuk menanyakan beberapa pertanyaan penting yang berkaitan dengan hobi, cita-cita atau hal-hal lain yang berkaitan dengan tugas belajar). Menulis teks ekspositori merupakan kompetensi dasar yang ingin dicapai dalam pembelajaran siswa kelas V SD Negeri 8 Kalimbaung. Hal yang perlu diperhatikan dalam menulis teks eksplanasi adalah kelengkapan dan keakuratan informasi serta keterampilan dalam menyajikan informasi dalam bentuk peta pikiran.

Selain itu, sekolah tidak menggunakan metode yang berbeda-beda dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi. Salah satu cara yang digunakan peneliti untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menggunakan metode pembelajaran inside-out Circle untuk meningkatkan keterampilan menulis ekspositori. Inside Outside Circle dikembangkan oleh Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbagi informasi satu sama lain pada waktu yang bersamaan.

Hipotesis Tindakan

  • Waktu Penelitian
  • Subjek Penelitian

Penelitian tindakan diartikan sebagai penelitian yang berorientasi pada pelaksanaan tindakan dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas atau pemecahan masalah sekelompok subjek yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat dari tindakan tersebut, kemudian memberikan tindakan lebih lanjut berupa penyempurnaan. tindakannya atau menyesuaikannya dengan kondisi dan situasi agar tercapai hasil yang lebih baik. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan McTaggart yang menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam beberapa siklus yaitu proses siklus I, siklus II dan siklus tersebut akan selesai bila ada peningkatan tindakan.

Penelitian ini akan dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri 8 Kalimbaung, Jalan Sungai Calendu, Desa Malilingi, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng dan Provinsi Sulawesi Selatan. Waktu pelaksanaan penelitian ini kurang lebih satu bulan, dengan pelaksanaan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2019. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri 8 Kalimbaung Kabupaten Bantaeng yang berjumlah 30 siswa.

Faktor yang Diselidiki

Prosedur Penelitian

Langkah-langkah pada fase ini menjelaskan apa, mengapa, kapan, dimana, siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Siklus berikutnya n dilakukan apabila siklus I dan siklus II belum berhasil sampai peneliti merasa puas. Pada tahap ini peneliti menentukan titik atau fokus yang memerlukan perhatian khusus, kemudian membuat instrumen observasi yang membantunya mendapatkan fakta-fakta yang terjadi selama penelitian.

Guru berpegang teguh pada apa yang dirumuskan dalam rencana, namun tindakan tersebut wajar dan tidak dibuat-buat. Penelitian mencatat apa yang terjadi sedikit demi sedikit untuk memperoleh data yang akurat untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Refleksi terjadi ketika guru telah selesai melaksanakan tindakan, setelah itu guru menghadapi penelitian untuk membahas pelaksanaan rencana tindakan pada siklus berikutnya.

Gambar 3.1 Daur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Gambar 3.1 Daur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Instrumen Penelitian

Kemudian untuk mendapatkan nilai akhirnya, jumlahkan hasilnya lalu kalikan dengan seratus untuk mendapatkan nilai keseluruhan.

Teknik Pengumpulan Data

Aspek observasi tersebut adalah 1) Kelengkapan dan keakuratan informasi, dan 2) Keterampilan menyajikan informasi dalam bentuk peta pikiran.

Teknik Analisis Data

Hasil yang dicapai siswa nantinya akan dikelompokkan menjadi lima kategori, yaitu sangat baik, baik, cukup, buruk, dan sangat buruk. Siswa yang mendapat nilai antara 91 hingga 100 dikategorikan sangat baik, siswa yang mendapat nilai antara 81 hingga 90 dikategorikan baik, siswa yang mendapat nilai antara 74 hingga 80 dikategorikan baik, sedangkan siswa yang mendapat nilai antara 0-73 dikategorikan kurang baik. .

Indikator Keberhasilan

Hasil penghitungan nilai siswa dari masing-masing tes tersebut kemudian dibandingkan, antara Siklus I dan Siklus II. Hasil tersebut akan memberikan gambaran persentase peningkatan kompetensi siswa dalam menulis teks ekspositori dengan menggunakan metode Inside Outside Circle. Bab ini membahas tentang hasil penelitian yang menunjukkan bahwa hasil belajar menulis ekspositori siswa kelas V SD Negeri 8 Kalimbaung Kabupaten Bantaeng meningkat setelah diterapkan metode Inside Outside Circle.

Pelaksanaan tindakan penelitian ini berlangsung dalam beberapa tahapan, yaitu perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (refleksi). Kampanye ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu siklus I dan siklus II dengan 3 kali pertemuan pada setiap siklusnya.

  • Siklus II

Selama kegiatan observasi, guru mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, seperti terlihat pada tabel 4.1 di bawah ini. Hasil analisis skor siswa pada penjelasan tertulis dengan metode Inside Outside Circle dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini. Dari Tabel 4.3 terlihat bahwa hasil keterampilan menulis eksplanasi berada pada kategori sangat baik sebanyak 5 orang atau 17%, baik sebanyak 12 orang atau 40%, cukup sebanyak 3 orang atau 10% dan kurang dari 10 orang atau 33%.

Untuk melihat persentase ketuntasan keterampilan menulis ekspositori siswa dengan menggunakan metode Inside Outside Circle pada Siklus I lihat Tabel 4.4 berikut. Selama kegiatan observasi, guru mengetahui keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, seperti terlihat pada tabel 4.5 di bawah ini. Hasil analisis skor siswa pada penjelasan tertulis dengan metode Inside Outside Circle dapat dilihat pada Tabel 4.6 di bawah ini.

Berdasarkan tabel 4.7 terlihat hasil keterampilan menulis eksplanasi masuk dalam kategori sangat baik sebanyak 19 orang atau 63%, baik 6 orang atau 20%, cukup 3 orang atau 10% dan kurang dari 2 orang atau 7%. Untuk melihat persentase ketuntasan keterampilan menulis ekspositori siswa dengan metode Inside Outside Circle pada Siklus I lihat Tabel 4.8 berikut.

Tabel  4.1  Rekapitulasi  Hasil  Observasi  Aktivitas  Siswa  pada  Siklus I
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I

Pembahasan

Pada siklus II siswa menunjukkan perhatian yang lebih besar terhadap penyampaian materi dan pemahaman siswa dalam penerapan metode yang digunakan. Dari hasil peningkatan nilai yang dicapai siswa pada siklus II sebesar 93% atau 28 siswa tuntas dari 30 siswa. Hasil penerapan metode Inside Outside Circle terlihat dari rata-rata nilai yang dicapai siswa yaitu 80 pada siklus I dan 91 pada siklus II.

Peningkatan yang terjadi dari Siklus I ke Siklus II menunjukkan bahwa metode yang diterapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis ekspositori siswa dan mengurangi siswa yang memperoleh nilai rendah. Berdasarkan hasil pertumbuhan dari siklus I ke siklus II dari observasi selama proses pembelajaran, 89% siswa hadir saat kegiatan pembelajaran pada siklus I menjadi 97% pada siklus II. Rata-rata hasil yang diperoleh pada siklus I sebesar 80 (kategori cukup) meningkat menjadi 91 (kategori sangat baik) pada siklus II dari hasil ideal sebesar 100 dan terdapat perubahan sikap siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan metode lingkaran dalam luar. . Hasil belajar siswa pada siklus I dengan jumlah siswa kelas V sebanyak 30 orang.

89% siswa hadir pada saat kegiatan pembelajaran, 68% siswa memperhatikan proses pembelajaran, 60% siswa aktif dalam proses pertukaran informasi, 30% siswa tidak aktif dalam proses pertukaran informasi, dan 30% siswa aktif dalam proses pertukaran informasi. siswa yang melakukan aktivitas negatif selama proses pembelajaran (bertindak, membuat keributan dan keluar masuk kelas) 23%. 97% siswa hadir pada saat kegiatan pembelajaran, 84% siswa memperhatikan proses pembelajaran, 82% siswa aktif dalam proses pertukaran informasi, 18% siswa tidak aktif dalam proses pertukaran informasi, dan 18% siswa aktif dalam proses pertukaran informasi. siswa yang melakukan aktivitas negatif selama proses pembelajaran (bertindak, membuat keributan dan keluar masuk kelas) sebanyak 17%.

Saran

Penerapan metode pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) dalam meningkatkan hasil belajar dan kelengkapan siswa pada mata pelajaran ICT siswa Kelas VIII SMP N 2 Batang. Peningkatan keterampilan menyusun teks ekspositori tertulis menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada siswa kelas VII A SMP Negeri 19 Tegal. Keefektifan Metode Pembelajaran Inside-Outside Circle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Garis dan Sudut Kelas VII MTS Al-Ma'arif Gembong.

Pengaruh model pembelajaran kooperatif team game tournament (TGT) terhadap prestasi belajar mata pelajaran teknik pengelasan. Meningkatkan Keterampilan Menulis Ekspositori melalui Model Problem Based Learning Menggunakan Media Video Peristiwa Alam pada Siswa Kelas VII F SMP Negeri 1 Blora. Efektivitas strategi Qulp (paragraf pertanyaan) dalam pembelajaran menulis teks ekspositori bagi siswa kelas VII. kelas SMP N 1 Imogiri DIY.

Panas dan Perpindahannya Sub tema 1 : Suhu dan Kalor

  • KOMPETENSI INTI
  • KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR Bahasa Indonesia
  • TUJUAN PEMBELAJARAN
  • MATERI PEMBELAJARAN Perpindahan panas dan kalor
  • MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN Model : Cooperatif Learning
  • MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
  • LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
  • PENILAIAN
    • Contoh perpindahan kalor secara konduksi

Saat memasak sayuran, panas dari api kompor berpindah ke dalam panci dan kemudian panas tersebut berpindah ke dalam air, sehingga membuat air menjadi panas dan memasak sayuran di dalamnya. Panas dari wajan berakhir di dalam air, membuatnya panas dan memasak sayuran. Kemudian panas tersebut berpindah ke dalam air, sehingga air menjadi panas dan sayuran yang ada di dalamnya matang.

Perpindahan panas secara konduksi disebut juga perpindahan panas konduktif, yaitu perpindahan panas tanpa menggerakkan zat perantara. Jika Anda membuat teh dan salah satu ujung sendok dimasukkan ke dalam air panas, apa yang terjadi? Pada perpindahan panas konduksi, kalor akan berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah.

Saat Anda membuat teh dan menahan salah satu ujung sendok di dalam air panas. Konveksi adalah perpindahan panas melalui suatu zat penghantar yang disertai dengan pergerakan bagian-bagian zat tersebut.

Gambar 1.1 Contoh peristiwa konduksi
Gambar 1.1 Contoh peristiwa konduksi

I Ket

Gambar

Gambar 2.1 Stuktur Teks Eksplanasi  Sumber: Kemendikbud (2014:145-146)
Gambar 3.1 Daur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Tabel 3.1 Kriteria Penilaian Keterampilan Menulis Eksplanasi
Tabel 3.4 Kategori Penilaian Keterampilan Menulis Eksplanasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kata kunci: Inside Outside Circle, Keterampilan Berbicara, Deskriptif Teks Studi ini adalah untuk melihat respon keterampilan berbicara siswa pada teks deskripsi untuk kursus bahasa