• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

C. Pembahasan

dan tidak melakukan kecurangan. Jujur juga dapat diartikan berbicara yang benar yang dimana ada kesesuaian antara lisan atau apa yang diucapkannya dengan apa yang ada di dalam hatinya.36 Sedangkan tanggung jawab sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap Allah Swt, diri sendiri, sosial masyarakat, lingkungan sekitar seperti alam, sosial dan Negara.37

Berdasarkan temuan di lapangan, dalam proses penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa. Dengan tujuan untuk membiasakan siswa dalam membentuk karakter yang sesuai dengan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab. Proses penanaman ini, berlangsung

36 Edi Warsidi, Lebih Dekat dengan Karakter Jujur (Jakarta Timur: CV Rizky Aditya, 2019), 2.

37 Abdullah Munir, Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2010), 90.

saat siswa berperan penting dalam mengelola keuangan koperasi siswa, menjaga dan tanggung jawab sepenuhnya diberikan kepada petugas koperasi siswa yang berperan di dalam OSIS bagian kewirausahaan. Dengan demikian, proses penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa yaitu siswa mulai terbiasa dengan berkata dan berbuat dengan perilaku jujur, siswa jujur dalam hal terutama bagi siswa yang memiliki hutang di dalam koperasi siswa dan siswa mulai terbiasa mengaplikasikan nilai kejujuran di dalam koperasi siswa. Sedangkan nilai tanggung jawab siswa ini dilakukan dengan proses menaati peraturan yang ada di dalam koperasi siswa dan siswa bertanggung jawab dalam segala hal.

Menurut data yang diperoleh Ibu Boini Wulandari, cara menanamkan nilai kejujuran di

koperasi siswa ini terdapat 2 petugas setiap harinya yaitu petugas kasir, petugas menata barang sekaligus yang mengawasi jual belinya. Dari pengawasan itu, maka siswa ketika mau mengambil atau mencuri akan berpikir 2 kali karena adanya petugas yang ada di koperasi siswa tersebut. kemudian harus diadakan cctv kedepannya agar mudah mengetahui siswa yang menerapkan nilai kejujuran. Dan cara menanamkan nilai kejujuran siswa di dalam koperasi siswa MAN 3 Madiun yaitu dengan melakukan transaksi pembayaran sesuai dengan barang yang dibeli dan ada juga siswa yang mengebon atau hutang karena tidak ada uang atau uangnya ketinggalan, maka petugas koperasi siswa ini telah menyediakan buku bon atau hutang siswa yang kemudian besoknya dibayar sesuai dengan tagihan hutang yang dibeli kemarin oleh siswa. Sedangkan cara menanamkan

nilai tanggung jawab di dalam koperasi siswa dengan memberikan slogan seperti hanya Allah Swt, yang melihat. Agar lebih memotivasi siswa dalam menanamkan nilai tanggung jawab merupakan salah satu usaha.

Berdasarkan teori dan data tersebut, peneliti menganalisis bahwa proses penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa di MAN 3 Madiun sudah sesuai dengan teori dan diperkuat dengan temuan sekaligus keterangan dari Ibu Boini Wulandari dan Ibu Anis Linawati selaku pembina 1 dan 2 koperasi siswa. Proses penanaman merupakan suatu tindakan dalam menanamkan nilai-nilai. Dengan demikian, dalam proses penanaman ini siswa mampu menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab melalui koperasi siswa dengan berlaku jujur dalam ucapan,

apabila siswa memiliki catatan di buku hutang tanpa diperintah keesokan harinya langsung dibayar dan tanggung jawab siswa ini mencangkup kesadaran, kecintaan dan berani berbuat berani bertanggung jawab.

Menurut Dharma Kesuma, bahwa terkait dengan karakteristik proses penanaman nilai-nilai kejujuran yaitu jika bertekad untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan, tidak pernah berbohong dan kesamaan hati dengan apa yang dilakukannya.38 Sedangkan menurut Burhanudin yang dikutip oleh Sioratna Puspita Sari, Jessica Elfani Bermuli, karakteristik nilai tanggung jawab yaitu kesadaran dalam etika dan hidup jujur dalam melakukan perencanaan dan melaksanakannya secara fleksibel serta sikap

38 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 17.

produktif dalam mengembangkan diri, kecintaan dan kesetiaan memiliki kemampuan sikap empati, bersahabat dalam hubungan interpersonal dan keberanian memiliki kemampuan bertindak independen, mampu melihat perilaku dari segi

konsekuensi atas dasar sistem nilai yang ada.39

Menurut Sudarsono dan Edilius koperasi merupakan suatu organisasi atau lembaga ekonomi modern yang mempunyai tujuan, mempunyai sistem pengelolaan, mempunyai tertib organisasi bahkan mempunyai asas dan sendi-sendi dasar.40 Koperasi merupakan kumpulan orang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi melalui usaha yang dijalankan anggota sebagai pemilik dan sekaligus

39 Sai Ratna Puspita Sari, Jessica Elfani Bermuli,

Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Siswa pada Pembelajaran Daring Melalui Implementasi Pendidikan Karakter,” Pendidikan, 7, 1 (Maret, 2021), 113.

40 Sudarsono., Edilius, Koperasi dalam teori dan Praktik, cet.

5 (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 1.

pengguna koperasi.41 Jadi, koperasi siswa merupakan badan usaha yang beranggotakan siswa, guru, tenaga pendidik dan bentuknya badan usaha yang tidak berbadan hukum serta dikelola langsung oleh siswanya sendiri.

Berdasarkan temuan di lapangan, siswa menanamkan nilai-nilai kejujuran melalui koperasi siswa dengan mengambil dan membayar secara langsung di kasir yang dijaga oleh temannya sendiri, jika belum ada yang menjaga di kasir tersebut siswa langsung mencatat di buku pembayaran dan apabila ada sisa uang dan tidak ada uang kembalian mereka memberi tanda + untuk mempermudah petugas bahwa uang mereka masih tersisa di koperasi siswa dan untuk siswa yang tidak membawa uang mereka mencatat di buku hutang. Sedangkan penanaman

41 Burhanuddin, Koperasi Syariah dan pengaturannya di Indonesia (Malang: UIN Maliki Press, 2012), 1.

nilai tanggung jawab siswa ini ketika siswa merusak barang yang berada di koperasi siswa tanpa disuruh langsung diperbaiki atas yang telah diperbuatnya, kesadaran atas segala sesuatu yang diperbuatnya.

Sejalan dengan temuan di atas, diperkuat dengan data yang diperoleh dari IBu Boini Wulandari bahwa sebelum madrasah koperasi siswa buka untuk menyediakan barang dagangan yang menitipkan. Kemudian, pada saat koperasi siswa buka sebelum masuk madrasah dan apabila siswa ingin membeli mereka langsung mengambil makanan atau minuman dan untuk pembayaran mereka catat sendiri di buku catatan dan apabila siswa tidak punya uang tinggal di catat di buku hutang siswa serta misalnya ada kembalian uang dan uang di koperasi siswa tidak ada kepyar maka uang siswa tersebut juga dicatat di buku dengan tanda + untuk

mengetahui sisa uang mereka masih di koperasi siswa.

Terkait teori dan data yang sudah dijelaskan, peneliti menganalisis bahwa proses penanaman nilai- nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa ini sudah dibiasakan untuk menanamkan nilai-nilai yang telah dicontohkan oleh gurunya. Dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa menjadi terbiasa dalam berbagai hal misalnya: berbuat jujur, berkata jujur, ketika ada catatan di buku hutang siswa langsung mengembalikan dan untuk tanggung jawab siswa mulai terbiasa dengan adanya aturan-aturan di dalam koperasi siswa, siswa bertanggung jawab atas apa yang mereka perbuat dan berani menanggung resiko.

2. Analisis Faktor Pendukung dan Penghambat Penanaman Nilai-nilai Kejujuran dan Tanggung Jawab Siswa Melalui Koperasi Siswa

Setiap proses penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa pasti memiliki beberapa faktor pendukung maupun penghambat untuk membiasakan penanaman nilai- nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa. Dalam penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa di MAN 3 Madiun juga terdapat faktor pendukung yang mendorong siswa untuk menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab juga terdapat faktor penghambat yang mempengaruhi penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab.

Dengan demikian, faktor pendukung adanya nilai kejujuran yaitu iman yang kuat, anak takut dosa dan kesadaran dari diri anak sendiri serta

kepercayaan yang diberikan orang tua serta tidak mengecewakan kepercayaan orang tua.42 Sedangkan faktor penghambat nilai kejujuran yaitu sebagian besar anak takut dimarahi orang tua, terpaksa harus jujur, tergantung situasional, kurang percaya diri, kurangnya pengawasan dari orang tu dan pengaruh lingkungan masyarakat maupun lingkungan sekolah.43

Sejalan dengan teori tersebut, menurut keterangan dari pembina 1 yaitu Ibu Boini Wulandari memberi penjelasan bahwa melalui faktor pendukung penanaman nilai kejujuran dan tanggung jawab melalui koperasi siswa salah satunya didirikan dengan tujuan memenuhi kebutuhan seluruh siswa, siswa menjadi terlatih dalam menanamkan nilai karakter seperti kejujuran dan tanggung jawab,

42 Sumarsih, Pendidikan Karakter Disiplin dan Kejujuran Anak pada Keluarga Polisi tahun 2013, 8.

43 Ibid, 8.

adanya dorongan untuk berbuat baik serta koperasi siswa di MAN 3 Madiun ini dikelola langsung oleh siswanya sendiri dan adanya struktur koperasi siswa.

Sedangkan faktor penghambat penanaman nilai kejujuran yaitu :

Menurut Bapak Drs. Muhson Taufiq selaku kepala sekolah misalnya keikutsertaan siswa dalam mengelola koperasi siswa dengan menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab. Hal ini diperkuat dengan adanya data dari Dedi Apriyanto selaku siswa kelas XII MIPA faktor pendukungnya adalah dikelola langsung oleh siswanya di bawah struktur koperasi siswa dan faktor penghambatnya ialah belum tersedianya alat elektronik seperti cctv dan komputer untuk alat pembayaran elektronik.

Berdasarkan data dan teori di atas, peneliti menganalisis bahwa faktor pendukung dan

penghambat dalam penanaman nilai-nilai kejujuran melalui koperasi siswa ini didukung dengan adanya kebiasaan siswa dalam menjaga keimanan sebagai siswa, kebiasaan siswa yang takut dengan dosa dan kesadaran serta kebiasaan siswa dalam diri sendiri dan kepercayaan yang diberikan orang tua ketika masih dalam pembentukan karakter. Sedangkan faktor penghambat penanaman nilai-nilai kejujuran yaitu siswa yang takut dimarahi kedua orang tuanya dan guru, siswa yang terpaksa harus berbuat dan berbicara dengan jujur, siswa yang bergantung dengan keadaan situasional lingkungan dan adanya siswa yang kurang percaya diri dalam menanamkan nilai-nilai kejujuran.

Definisi tanggung jawab menurut Schiller, Bryan dan Mudjiono yang dikutip oleh Sioratna Puspita Sari, Jessica Elfani Bermuli, mengatakan

bahwa tanggung jawab merupakan perilaku atau sikap yang menentukan bagaimana bereaksi terhadap situasi setiap hari yang berkaitan dengan janji atau tuntutan terhadap hak, tugas, kewajiban yang sesuai dengan aturan, nilai, norma, adat istiadat yang dianut oleh masyarakat.44 Di dalam penanaman nilai-nilai tanggung jawab ini tentu terdapat beberapa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam penanaman nilai-nilai tanggung jawab melalui koperasi siswa.

Menurut Peny Trimawati faktor pendukung yang mempengaruhi siswa dalam menanamkan nilai- nilai tanggung jawab yaitu kebiasaan sikap siswa, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa dalam kehidupan sehari-harinya, kesadaran dan motivasi diri siswa dalam mengikuti kegiatan di

44 Sai Ratna Puspita Sari, Jessica Elfani Bermuli,

Pembentukan Karakter Tanggung Jawab Siswa pada Pembelajaran Daring Melalui Implementasi Pendidikan Karakter,” Pendidikan, 7, 1 (Maret, 2021), 113.

sekolah seperti ekstrakurikuler, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan khususnya dalam melakukan penanaman nilai-nilai tanggung jawab dan dukungan dari orang tua siswa serta dukungan dari masyarakat di sekitar. Sedangkan faktor penghambat dalam penanaman nilai-nilai tanggung jawab melalui koperasi siswa yaitu kurangnya minat siswa dalam mengikuti kegiatan seperti ekstrakurikuler, pengaruh dari teman dan lingkungannya, kebiasaan buruk yang dilakukan seperti tidak membiasakan diri untuk bertanggung jawab, kurangnya kesadaran akan pentingnya melaksanakan hak dan kewajiban yang merupakan bentuk tanggung jawabnya dan kurang memiliki rasa percaya diri terhadap kemampuan yang dimiliki. 45

45 Penny Trianawati, Penanaman Nilai Tanggung Jawab Melalui Ekstrakurikuler Kepramukaan di SMP Negeri 1 Semarang tahun 2013, 9.

Menurut keterangan dari Ibu Boini Wulandari dan Ibu Anis Linawati selaku pembina 1 dan 2 koperasi siswa bahwa faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan penanaman nilai-nilai tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa salah satunya ialah keikutsertaan siswa dalam mengelola koperasi siswa, kebiasaan siswa dalam melakukan kesadaran akan pentingnya penanaman nilai-nilai misalnya tanggung jawab, sarana prasarana yang didukung dari pihak sekolah dan dukungan dari orang tua serta masyarakat sekitar. Sedangkan faktor penghambatnya yaitu belum dilengkapi adanya alat elektronik seperti cctv, alat komputer, kurangnya minat siswa dalam pembiasaan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai tanggung jawab, pengaruh dari teman dan lingkungan serta kurangnya kesadaran siswa.

Menurut data dan teori di atas, peneliti menganalisis bahwa faktor pendukung dan penghambat dalam melakukan penanaman nilai-nilai tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa di MAN 3 Madiun. Faktor pendukungnya adalah siswa terbiasa dalam melakukan berbagai hal dengan bertanggung jawab, pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki siswa dalam mengikuti kegiatan seperti ekstrakurikuler, adanya kesadaran siswa dalam membiasakan tanggung jawab dalam berbagai hal, dukungan dari kedua orang tua serta guru dan keikutsertaan siswa dalam mengelola keuangan dan menjaga koperasi siswa. Sedangkan faktor penghambatnya ialah minat siswa yang kurang, pengaruh temannya, kebiasaan buruk siswa dalam melakukan kebiasaan, adanya ketidaklengkapan alat elektronik seperti cctv dan computer di koperasi

siswa agar mudah untuk mengawasi dan mengelola keuangan secara elektronik.

3. Analisis Dampak Penanaman Nilai-nilai Kejujuran dan Tanggung Jawab Siswa Melalui Koperasi Siswa

Dampak merupakan segala sesuatu yang telah dihasilkan dengan adanya proses perumusan kebijakan. Dengan kata lain implikasi merupakan dampak dan konsekuensi yang ditimbulkan dengan dilaksanakan kebijakan tertentu. Implikasi terjadi karena telah direncanakan seperti suatu keputusan yang diambil oleh seseorang. Keputusan tersebut akan memberikan dampak secara signifikan setelah pelaksanaanya.

Penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab memberi pengaruh cukup besar terhadap karakter siswa. Salah satunya penanaman nilai

kejujuran siswa dapat dilihat dari bertekad untuk melakukan sesuatu, tekadnya adalah kebenaran dan kemaslahatan, berbicara atau berkata tidak berbohong dan kesamaan antara yang dikatakan hatinya dengan apa yang dilakukannya.46 Sedangkan penanaman nilai tanggung jawab akan membentuk siswa tidak lari dari tugas, melaksanakan tugas dengan baik dan bersungguh-sungguh, menghormati dan menepati komitmen, selalu melakukan hal yang terbaik untuk dirinya dan orang lain, berani menanggung konsekuensi dari sikap, perkataan dan tingkah lakunya, tidak bertindak melebihi kode etik yang berlaku, menghargai tugas dan pekerjaan dan menerima resiko.47

46 Dharma Kesuma, Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 17.

47 Abdullah Munir, Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari Rumah (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2010), 90.

Sejalan dengan teori tersebut, berdasarkan keterangan Ibu Boini Wulandari dan Ibu Anis Linawati, selaku pembina 1 dan 2 koperasi siswa menyatakan bahwa dampak yang terjadi dari penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab adalah dampak dari penanaman nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa di MAN 3 Madiun tentu akan berdampak ke suatu hal yang positif antara lain: membangun kepercayaan siswa, menjauhkan rasa curiga dan nilai tanggung jawab dapat mensejahterakan siswa, membangun kepercayaan siswa, kemudian menjauhkan rasa curiga hingga kekhawatiran akan rusaknya sebuah kepercayaan yang dibangun, kemudian melatih siswa dalam berbuat jujur ketika mengambil barang yang ada di koperasi siswa. Sedangkan dampak nilai

tanggung jawab siswa terhadap koperasi siswa yaitu menciptakan kesejahteraan siswa.

Terkait dengan teori dan data tersebut, peneliti menganalisis bahwa setiap penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab yang diterapkan di koperasi siswa MAN 3 Madiun dampak yang diperoleh siswa dari penanaman nilai kejujuran MAN 3 Madiun yaitu siswa menjadi lebih jujur dalam menerapkan nilai kejujuran di koperasi siswa misalnya: apabila siswa belum membayar ataupun sedang ada hutang di buku hutang maka anak tersebut tanpa harus ditagih secara langsung mereka membayar hutangnya sendiri. Dampak selanjutnya siswa dapat dipercaya, dibuktikan dengan kejujuran siswa yang membeli makanan di koperasi siswa yang sesuai dengan makanan yang mereka beli. Dengan demikian, dengan adanya nilai kejujuran siswa dapat

membentuk mental siswa dalam berbuat nilai kejujuran, dapat dipercaya dan jika sudah terbiasa menanamkan nilai kejujuran maka siswa tidak berani untuk berbuat bohong ataupun curang. Oleh sebab itu, adanya koperasi siswa ini justru melatih nilai kejujuran serta menanamkan nilai kejujuran tersebut pada siswa. Sedangkan penanaman nilai tanggung jawab terhadap koperasi siswa, dampak yang diperoleh siswa dari penanaman nilai tanggung jawab MAN 3 Madiun yaitu siswa menjadi terkendali dengan adanya nilai tanggung jawab yang tertanam di koperasi siswa, pengembangan jati diri siswa dalam menanamkan nilai tanggung jawab tersebut, siswa mulai menciptakan persaingan yang sehat dalam koperasi siswa yang ada di MAN 3 Madiun, siswa mulai membentuk sikap saling percaya di dalam koperasi siswa, siswa mulai

memperhatikan kepentingan bersama-sama dan siswa mulai nyaman dalam berbisnis dengan menanamkan nilai tanggung jawab di dalam koperasi siswa MAN 3 Madiun.

Manfaat dengan adanya penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab melalui koperasi siswa salah satunya ialah manfaat penanaman nilai kejujuran yaitu menimbulkan perasaan dan hati tenang, memperoleh pahala, akan dihargai oleh manusia yang lainnya, setiap usaha yang dilakukannya akan memperoleh keberkahan, apabila kita memiliki sikap jujur maka akan diberikan kenikmatan serta keberkahan oleh Allah Swt, dilindungi dari bahaya, memperoleh banyak teman dan mempunyai nama yang baik jika memiliki sifat

jujur, hal tersebut akan membuat orang yang jujur banyak dikenali orang.48

Sedangkan manfaat dari penanaman nilai-nilai tanggung jawab yaitu meningkatkan kedisiplinan siswa, meningkatkan sikap berhati-hati, meningkat- kan sikap bekerja sama dan meningkatkan hasil belajar siswa, siswa menjadi aktif dan meningkatkan kemandirian siswa serta siswa lebih rajin dalam pembelajaran.49 Siswa dimaknai sebagai seseorang yang sedang mencari ilmu pengetahuan baik pendidikan formal maupun non formal.50 Siswa juga dapat diartikan anggota masyarakat yang berupaya untuk mengembangkan segala kemampuan yang

48 Aris Abi Syaifullah, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP atau MTs Kelas IX (Jawa: Insofast Publishing Indonesia, 2021), 44.

49 Abdul Manik, Implementasi Pendidikan Karakter Kejujuran Melalui Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X di MAN Bagil Pesuruan, 82.

50 Izzan, Tafsir Pendidikan Konsep Pendidikan Berbasis Al- Qur’an (Bandung: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan, 2019), 82.

dimiliki dirinya melalui proses belajar mengajar yang telah disediakan pada jenjang, jalur dan jenis pendidikan tertentu.51

Berdasarkan data dari Ibu Boini Wulandari selaku pembina 1 koperasi siswa menyatakan bahwa operasi siswa yang menanamkan nilai kejujuran dan tanggung jawab tentu akan berdampak ke suatu hal yang positif antara lain: membangun kepercayaan siswa, menjauhkan rasa curiga dan nilai tanggung jawab dapat mensejahterakan siswa. Hal ini diperkuat dengan adanya data dari Nabila selaku siswa kelas X menyatakan bahwa manfaatnya membuat kepribadian terutama karakter siswa menjadi terarah atau positif. Dan diperkuat lagi data dari Nayla Tazkia menyatakan bahwa siswa menjadi kepribadian karakter yang baik.

51 Wiji Suwarno, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media, 2017), 36.

Berdasarkan teori dan data di atas, peneliti menganalisis bahwa adanya penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab melalui koperasi siswa memiliki banyak manfaat positif yaitu menimbulkan perasaan hati yang tenang di dalam sekolah, memperoleh pahala, dilindungi dari adanya berbagai pahala, banyak teman, siswa menjadi disiplin, siswa mulai berhati-hati dalam bersikap, siswa menjadi aktif dan meningkatkan kemandirian siswa serta siswa rajin dalam segala hal baik pembelajaran maupun ketika berada di koperasi siswa.

135 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan analisis data dalam penelitian tentang penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab melalui koperasi siswa di MAN 3 Madiun, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Proses penanaman nilai kejujuran dan tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa MAN 3 Madiun dimulai dengan pembiasaan setiap harinya. Guru memberikan kebiasaan atau contoh perilaku yang jujur dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas serta ketika di dalam koperasi siswa. Proses penanaman ini, siswa dalam melakukan kejujuran dilatih untuk terbiasa berbuat jujur, berkata jujur, melaksanakan program koperasi siswa bagi petugas

secara jujur dalam keuangan. Sedangkan proses penanaman nilai tanggung jawab siswa melalui koperasi siswa ini dilatih secara mandiri yaitu berani mengambil dan merusak harus berani bertanggung jawab dan menaati peraturan yang ada di dalam koperasi siswa.

2. Faktor-faktor pendukung penanaman nilai-nilai kejujuran dan tanggung jawab melalui koperasi siswa seperti didukung oleh kepala sekolah, guru serta seluruh siswa, di dalam koperasi siswa ini dikembangkan langsung dan dikelola oleh siswanya sendiri, siswa yang taat dalam peraturan yang ada di koperasi siswa, siswa yang mampu menanamkan nilai-nilai karakter seperti nilai kejujuran dan tanggung jawab dan kelengkapan yang ada di koperasi siswa. Sedangkan faktor penghambat penanaman nilai-niai kejujuran dan tanggung jawab

melalui koperasi siswa adalah keterbatasan di bidang modal, belum adanya pengawasan secara elektronik seperti disediakannya cctv dan alat komputer untuk mempermudah dalam kasir.

3. Dampak dari penanaman nilai kejujuran terhadap koperasi siswa, dampak yang diperoleh siswa dari penanaman nilai kejujuran MAN 3 Madiun yaitu siswa menjadi lebih jujur dalam menerapkan nilai kejujuran di koperasi siswa misalnya: apabila siswa belum membayar ataupun sedang ada hutang di buku hutang maka anak tersebut tanpa harus ditagih secara langsung mereka membayar hutangnya sendiri. Dampak selanjutnya siswa dapat dipercaya, dibuktikan dengan kejujuran siswa yang membeli makanan di koperasi siswa yang sesuai dengan makanan yang mereka beli. Dengan demikian, dengan adanya nilai kejujuran siswa dapat

Dokumen terkait