1. Pengaruh etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa etika profesi berpengaruh secara sigifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada auditor Badan Pemeriksa keuangan (BPK) perwakilan Sumsel menunjukan bahwa auditor telah memiliki etika profesi yang baik. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai etika profesi bahwa indikator tanggungjawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian professional, kerahasiaan dan perilaku professional sudah dilaksanakan dengan baik.
Pengaruh etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas didukung oleh indikator tanggungjawab profesi, dimana tanggungjawab profesi baik terhadap hasil dan dampak pada pelaksanaan pekerjaan yang di lakukan dengan menjalankan pekerjaan dengan tanggungjawab profesi sepenuhnya. Pada indikator kepentingan publik, saat melakukan audit dapat tampak bebas dan bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan pelayanan kepada publik. Pada indikator integritas, dalam melakukan audit selalu menerapkan integritas dan memelihara sikap jujur, lurus dan ikhlas.
Pada indikator Objektivitas, dalam menjalankan kewajiban menerapkan dan mempertahankan sikap adil dan objektif. Pada Indikator kompetensi dan
kehati-hatian profesional, auditor melaksanakan audit dengan kehati-hatian professional dan kompetensi yang memadai. Pada indikator kerahasiaan, dimana dalam menjalankan tugas sangat menjaga kerahasiaan informasi dan tidak mengungkapkannya. Pada indikator perilaku professional, menjaga sikap perilaku professional bagi profesi, pekerjaan dan diluar pekerjaan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang di kemukakan Hambali (2021 :42) menyatakan etika profesi berperan sebagai sistem norma nilai dan aturan profesional tertulis yang dengan tegas menyatakan apa yang benar atau baik dan apa yang tidak benar atau tidak baik bagi seorang profesional dengan kata lain etika profesi dibuat agar seseorang profesional bertindak sesuai dengan aturan dan menghindari tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip yang berlaku atau membuat pernyataan yang salah sehingga tidak sesuai prinsip dengan etika profesi.
Hasil penelitian ini juga didukung penelitian yang dikemukakan oleh Budi dan umar (2019), Fitra dan Hendranto (2022), dan Theopani dan Rafki (2020) maka, dapat disimpulkan bahwa Etika Profesi mempunyai pengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas dikarenakan terdapat auditor masih mengutamakan kepentingan pribadi sehingga tidak bertindak sesuai dengan aturan dan tidak sesuai dengan prinsip yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat menjawab fenomena yang ada pada variabel etika profesi yaitu dengan adanya etika profesi, membuat auditor dapat bertindak dengan professional sehingga sesuai dengan prinsip dalam etika profesi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan semakin beretika
seorang auditor dalam melakukan penugasan laporan audit maka, semakin baik hasil tingkat material secara professional. Sebaliknya juga semakin buruk etika profesi suatu auditor makan, akan berpengaruh buruk juga terhadap tingkat material yang di kerjakan. Hasil akhir menunjukkan bahwa etika profesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan
2. Pengaruh kompetensi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada auditor Badan Pemeriksa keuangan (BPK) RI perwakilan Sumsel menunjukan bahwa auditor memilki kompetensi yang baik. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai kompetensi auditor bahwa indikator Keahlian dan pengalaman sudah diterapkan dengan baik.
Pengaruh kompetensi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas didukung oleh indikator keahlian, keahlian dalam menguasai dan mampu melaksanakan tugas audit yang dilakukan. Pada indikator pengalaman, dalam melakukan proses audit sudah memiliki pengalaman yang memadai sehingga adanya kemudahan dalam proses audit
Hasil penelitian ini mendukung dengan teori yang di kemukakan oleh Mulyadi (2009 : 58) menyatakan kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan pengetahuan yang
memungkinkan seseorang anggota memberi jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Penugasan profesional melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten. Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing – masing atau menilai apakah pendidikan, pengalaman dan pertimbangan yang diperlukan memadai untuk tanggung jawab yang harus dipenuhi kehati-hatian professional menghasut anggota untuk merencanakan dan mengawasi secara Saksama setiap kegiatan profesional yang menjadi tanggung jawabnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini juga di dukung oleh penelitian Naufal dan Novita (2021), Shinta, dkk (2017) dan Sukariani, dkk (2021). Maka, dapat disimpulkan bahwa kompetensi Auditor berpengaruh positif terhadap tingkat materialitas dikarenakan masih banyaknya auditor yang kurang berpengalaman sehingga menyebabkan keahlian menurun dengan tahun pengalaman yang masih sedikit.
Hasil penelitian ini telah menjawab fenomena yang ada pada variabel kompetensi auditor yaitu kompetensi auditor pada BPK RI perwakilan Sumatera Selatan belum sepenuhnya memiliki pengalaman yang cukup memadai karena kurangnya tahun pengalaman atau tahun pengalaman kerja yang kurang dari 5 tahun. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak pengalaman semakin meningkatkan kompetensi auditor pada keahlian dalam melakukan penugasan tingkat material pada audit. Begitu juga sebaliknya semakin sedikit pengalaman auditor maka, semakin
menurunnya kompetensi auditor pada keahlian dalam penugasan tingkat material pada audit. Hasil akhir menunjukkan bahwa kompetensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan.
3. Pengaruh pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada auditor Badan Pemeriksa keuangan (BPK) RI perwakilan Sumsel menunjukan bahwa auditor memilki kompetensi yang baik. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai pengalaman auditor bahwa indikator lamanya bekerja auditor dan pelatihan – pelatihan yang pernah diikuti sudah dilakukan dengan baik.
Pengaruh pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas didukung oleh indikator lamanya bekerja auditor, dimana lamanya bekerja auditor membuat semakin lama pengalaman kerja akan memberikan banyak pengalaman dikarenakan keterbiasaan auditor dalam melakukan proses audit.
Pelatihan – pelatihan yang pernah diikuti dapat meningkatkan pengembangan pengalaman auditor dalam pelaksanaan penugasan auditnya.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Wardah (2019 : 20) Mengatakan Pengalaman bagi para auditor merupakan
unsur penting dalam menjalankan tugasnya auditor yang profesional harus mempunyai pengalaman yang cukup tentang tugas dan tanggung jawabnya pengalaman auditor dapat menentukan profesionalisme kinerja komitmen terhadap organisasi serta kualitas auditor melalui pengetahuan yang diperolehnya dari pengalaman melakukan audit. Thian (2021 : 160 ) terkait dengan tingkat materialitas, pada dasarnya tidak ada jawaban yang pasti mengenai besarnya jumlah salah saji yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan. Pengalaman auditor akan sangat berpengaruh terhadap penetuan jumlah yang dipandang material sesuai dengan keadaan yang di hadapi.
Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan hasil penelitian oleh Leriza
& Melinda (2021) , Reana (2018), dan Sukariani, dkk (2021) mengemukakan bahwa Pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan positif terhadap Pertimbangan tingkat materialitas. Namun penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dikemukakan oleh Ariska, dkk (2020) dan Wijaya, dkk (2016) menyatakan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Maka, dapat disimpulkan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dikarenakan lamanya pengalaman auditor atau tahun pengalaman auditor belum tentu minim kesalahan terhadap salah saji laporan keuangan.
Hasil penelitian ini telah menjawab fenomena yang ada pada variabel pengalaman auditor yaitu semua auditor telah mengikuti pelatihan atau diklat,
sehingga membuat maksimalnya auditor dalam memaparkan hasil audit.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin banyak dan sedikitnya auditor BPK RI perwakilan Sumatera Selatan mengikuti pelatihan atau diklat maka, tidak mempengaruhi pertimbangan tingkat materiaitas. Hasil akhir menunjukkan bahwa pengalaman auditor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan
4. Pengaruh Pertimbangan tingkat materialitas terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pertimbangan tingkat materialitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada auditor Badan Pemeriksa keuangan (BPK) RI perwakilan Sumsel menunjukan bahwa auditor memilki materialitas yang baik. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai pertimbangan tingkat materialitas bahwa indikator tingkat laporan keuangan dan tingkat saldo akun sudah dijalankan dengan baik.
Hasil penelitian ini tidak mendukung dengan teori yang dikemukakan oleh Efrizal (2022: 5) mengungkapkan tingkat materialitas menunjukkan kemampuan auditor dalam mendeteksi dan pelaporan adanya fraud serta salah saji material yang terkandung pada laporan keuangan. Tingkat kualitas audit terdapat peran bagaimana untuk dapat mendeteksi kesalahan laporan keuangan tetapi tidak hanya menjadi salah saji material saja namun bagaimana sikap awal dalam melakukan pekerjaan dengan baik titik dengan begitu jika
auditor membuat kegagalan untuk mengungkap salah saji material dapat menurunkan tingkat kualitas audit.
Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian oleh penelitian oleh Jasmadeti, dkk (2018), mengemukakan bahwa Pertimbangan tingkat materialitas berpengaruh secara signifikan positif terhadap Kualitas Audit.
Namun penelitian ini di dukung oleh penelitian Ridho (2022) menyatakan bahwa Pertimbangan tingkat materialitas tidak berpengaruh secara signifikan positif terhadap kualitas audit dikarenakan semakin banyak kesalahan salah saji laporan keuangan yang sehingga membuat adanya keputusan berbeda atau tidak sesuai maka, berdampak pada menurunnya kualitas pada audit. Hasil penelitian ini telah menjawab fenomena yang ada pada variabel pertimbangan tingkat materialitas yaitu salah saji material pada BPK RI perwakilan Sumatera Selatan dalam tingkat materialitas sudah sangat minim terjadi sehingga adanya peningkatan kualitas audit pada BPK RI perwakilan Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin minim dan banyak terjadinya salah saji material maka, tidak mempengaruhi kualitas pada audit tersebut. Hasil akhir menunjukkan bahwa pertimbangan tingkat materialitas tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan
5. Pengaruh Etika Profesi terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa etika profesi berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil
penelitian yang telah dilakukan pada auditor Badan Pemeriksa keuangan (BPK) perwakilan Sumsel menunjukan bahwa auditor telah memiliki etika profesi yang baik. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai etika profesi bahwa indikator tanggungjawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian professional, kerahasiaan dan perilaku professional sudah dilaksanakan dengan baik.
Pengaruh etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas didukung oleh indikator tanggungjawab profesi, dimana tanggungjawab profesi baik terhadap hasil dan dampak pada pelaksanaan pekerjaan yang di lakukan dengan menjalankan pekerjaan dengan tanggungjawab profesi sepenuhnya. Pada indikator kepentingan publik, saat melakukan audit dapat tampak bebas dan bertindak dengan mendahulukan kepentingan dan pelayanan kepada publik. Pada indikator integritas, dalam melakukan audit selalu menerapkan integritas dan memelihara sikap jujur, lurus dan ikhlas.
Pada indikator Objektivitas, dalam menjalankan kewajiban menerapkan dan mempertahankan sikap adil dan objektif. Pada Indikator kompetensi dan kehati-hatian profesional, auditor melaksanakan audit dengan kehati-hatian professional dan kompetensi yang memadai. Pada indikator kerahasiaan, dimana dalam menjalankan tugas sangat menjaga kerahasiaan informasi dan tidak mengungkapkannya. Pada indikator perilaku professional, menjaga sikap perilaku professional bagi profesi, pekerjaan dan diluar pekerjaan.
Sukarman (2020 : 10) menyatakan etika profesi muncul dalam rangka penyempurnaan perilaku kerja ke arah yang lebih baik paling tidak sesuai
dengan yang diharapkan etika profesi yang dipahami sebagai rambu-rambu yang disepakati bersama bagi sekelompok pekerja dalam menyelesaikan tugas-tugasnya jika berjalan sesuai dengan rambu-rambu yang ada dan terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Adji,dkk (2021) , Sri &
Suryanawa (2020), dan Risma, dkk (2015) mengemukakan bahwa etika Profesi berpengaruh secara signifikan positif terhadap Kualitas Audit. Semakin banyak prinsip etika profesi yang dilanggar menunjukkan semakin berkurangnya kualitas audit pada auditor.
Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil penelitian ini dapat menjawab fenomena yang ada dan hasil akhir menunjukkan bahwa etika profesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan
6. Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada auditor Badan Pemeriksa keuangan (BPK) RI perwakilan Sumsel menunjukan bahwa auditor memilki kompetensi yang baik. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai kompetensi auditor bahwa indikator Keahlian dan pengalaman sudah diterapkan dengan baik.
Pengaruh kompetensi auditor terhadap kualitas audit didukung oleh indikator keahlian, keahlian dalam menguasai dan mampu melaksanakan tugas audit yang dilakukan sehingga meningkat kualitas daripada seorang auditor
tersebut.. Pada indikator pengalaman, dalam melakukan proses audit sudah memiliki pengalaman yang memadai sehingga adanya kemudahan baik dalam proses audit maupun temuan-temuan yang tidak khas.
Hasil penelitian ini mendukung dengan teori yang dikemukakan oleh Junaidi dan Nurdiono (2016 : 1) menyatakan Dua konsep penting dalam mewujudkan kualitas auditor yaitu kompetensi dan independensi kompetensi menunjukkan kemampuan profesionalisme seorang auditor. Artinya kita harus memiliki kemampuan yang cukup dalam bidangnya sedangkan independensi merupakan sikap mental yang harus dimiliki auditor dalam menjalankan profesinya.
Abdul ( 2020 : 222) menyatakan pengetahuan dapat pula meningkatkan kualitas audit, sebab jika seorang auditor mempunyai pengetahuan yang luas dalam bidang auditan maka auditor dapat lebih mudah menemukan adanya penyimpangan pada laporan keuangan serta dapat membuat laporan hasil audit Sesuai dengan standar audit yang ditentukan dapat diartikan bahwa semakin tinggi kompetensi seorang auditor maka semakin baik pula kualitas audit yang dihasilkan
Hasil penelitian ini mendukung dengan Didik (2020), Kalsum (2021) mengemukakan bahwa Kompetensi Auditor berpengaruh secara signifikan positif terhadap Kualitas Audit. Sehingga, semakin kurang pengalaman maka, semakin tidak berkompeten auditor sehingga menurunkan kualitas yang ada pada auditor dan sulit dalam pelaksanaan penugasan auditnya.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat menjawab fenomena yang ada dan hasil akhir menunjukkan bahwa kompetensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor BPK RI Perwakilan Provinsi Sumatra Selatan.
7. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada auditor Badan Pemeriksa keuangan (BPK) RI perwakilan Sumatera selatan menunjukan bahwa auditor memilki pengalaman yang baik. Hal ini dilihat dari tanggapan responden mengenai pengalaman auditor bahwa indikator lamanya bekerja auditor dan pelatihan – pelatihan yang pernah diikuti sudah dilakukan dengan baik.
Pengaruh pengalaman auditor terhadap kualitas audit didukung oleh indikator lamanya bekerja auditor, dimana lamanya bekerja auditor membuat semakin lama pengalaman kerja akan memberikan banyak pengalaman sehingga meningkatkan kualitas audit tersebut. Pelatihan – pelatihan yang pernah diikuti dapat meningkatkan kualitas pengalaman auditor dalam pelaksanaan penugasan audit nya.
Hal ini juga tidak mendukung dengan teori oleh Desak, dkk (2022 : 17–
18) mengemukakan Semakin tinggi pengalaman auditor maka semakin mampu dan auditor menguasai tugasnya sendiri maupun aktivitas yang diaudit nya dan berpengaruh terhadap kualitas audit tersebut. Pengalaman juga membentuk auditor mampu menghadapi dan menyelesaikan hambatan
maupun persoalan Dalam pelaksanaan tugasnya serta mampu mengendalikan kecenderungan emosional terhadap pihak yang diperiksa. Hamdan (2022 : 719) Auditor Experience show an indicator of high quality as rises , whether a client business will switch to a more experienced auditor to improve audit quality.” Pengalaman Auditor menunjukkan indikator kualitas yang tinggi seiring dengan naiknya, apakah bisnis klien akan beralih ke auditor yang lebih berpengalaman untuk meningkatkan kualitas audit”. Abdul (2020 : 223) menyatakan Pengalaman dapat meningkatkan kualitas audit karena seorang auditor yang mempunyai banyak pengalaman dalam melaksanakan kegiatan audit akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan, serta keputusan yang diambil lebih akurat
Hasil penelitian ini juga tidak mendukung dengan hasil penelitian oleh Nurlitas dan Agustin (2019), Ermayanti (2017), mengemukakan bahwa Pengalaman Auditor berpengaruh secara signifikan positif terhadap Kualitas Audit. Sedangkan penelitian ini di dukung oleh penelitian yang dikemukakan oleh Sari dan Ramantha (2015) dan Widjaya , dkk (2016) berpendapat bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh secara signifikan pada kualitas audit dikarenakan lamanya pengalaman auditor atau tahun pengalaman auditor belum tentu menentukan kualitas pada penugasan auditnya.
Hasil penelitian ini telah menjawab fenomena yang ada pada variabel pengalaman auditor yaitu semua auditor telah mengikuti pelatihan atau diklat untuk meningkatkan kualitas, sehingga membuat maksimalnya auditor dalam memaparkan hasil audit dalam meningkatkan kualitas auditnya. Berdasarkan