Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel IV.3 terlihat nilai korelasi (rhitung) setiap item pernyataan pada variabel Etika Profesi lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,344. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan pada variabel tersebut valid dan dapat digunakan untuk penelitian. 2) Kompetensi auditor (X2). Berdasarkan hasil uji validitas yang dapat diperoleh pada Tabel IV.4 terlihat nilai korelasi (rhitung) setiap item pernyataan pada variabel kompetensi auditor lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,344. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan tentang variabel tersebut valid dan dapat digunakan untuk penelitian. 3) Pengalaman auditor (X3). Berdasarkan hasil uji validitas yang dapat diperoleh dari Tabel IV.5 terlihat nilai korelasi (rhitung) setiap item pernyataan pada variabel pengalaman auditor lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,344. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan tentang variabel tersebut valid dan dapat digunakan untuk penelitian. 4) Pertimbangan tingkat materialitas (Y).
Berdasarkan hasil uji validitas yang dapat dilihat pada tabel IV.6 menunjukkan bahwa nilai korelasi (skor r) setiap item pernyataan pada variabel Pertimbangan tingkat materialitas menunjukkan lebih besar dari nilai r tabel sebesar 0,344 sehingga dapat disimpulkan bahwa item-item pernyataan tentang variabel tersebut valid, dan dapat dijadikan penelitian. 5) Kualitas audit (Z). Berdasarkan hasil pengujian validitas yang dapat dilihat pada tabel IV.7 menunjukkan bahwa nilai korelasi (skor r) setiap item pernyataan tentang variabel kualitas audit lebih besar dari nilai r tabel.
Statistik deskriptif per indikator penelitian
Variabel kompetensi auditor (X2) memberikan nilai rata-rata (mean) sebesar 17,39 dengan standar deviasi sebesar 1694 termasuk kriteria sangat tinggi. Variabel pengalaman auditor (X3) memberikan nilai rata-rata (mean) sebesar 21,90 dengan standar deviasi sebesar 1,548 termasuk kriteria sangat tinggi. Variabel kualitas audit (Y) memberikan nilai rata-rata (mean) sebesar 17,48 dengan standar deviasi sebesar 1641 termasuk kriteria sangat tinggi.
Variabel kompetensi auditor (X2) menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 17,39 dengan standar deviasi sebesar 1,694 termasuk kriteria sangat tinggi. X3) menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 21,90 dengan standar deviasi sebesar 1,548 termasuk kriteria sangat tinggi. Variabel kualitas audit (Y) menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 17,48 dengan standar deviasi sebesar 1,641 termasuk kriteria sangat tinggi.
Statistik deskriptif per indikator penelitian
Pernyataan kedua menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,63 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,488 termasuk kriteria sangat tinggi. Pernyataan kedua menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,39 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,496 termasuk kriteria sangat tinggi. Pernyataan kedua menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,33 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,595 termasuk kriteria sangat tinggi.
Pernyataan kedua menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,30 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,529 yang termasuk sangat tinggi. Pernyataan kedua menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,36 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,488 termasuk kriteria sangat tinggi. b) Variabel Kompetensi Auditor (1) Keahlian. Pernyataan kedua menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,33 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,479 termasuk kriteria sangat tinggi.
Berdasarkan Tabel IV.20 terlihat bahwa indikator pengalaman pada pernyataan pertama menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 4,36 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,489 termasuk kriteria sangat tinggi. Pernyataan kedua menghasilkan nilai rata-rata (mean) sebesar 4,42 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,502 termasuk kriteria tinggi. Berdasarkan Tabel IV.23 terlihat bahwa indikator pengalaman pada pernyataan pertama menghasilkan nilai rata-rata (rata-rata) sebesar 4,36 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,489 termasuk kriteria sangat tinggi.
Berdasarkan Tabel IV.24, indikator pengalaman pada pernyataan pertama menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,36 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,489 termasuk kriteria sangat tinggi. Berdasarkan Tabel IV.25 terlihat dari indikator pengalaman pada pernyataan pertama menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,39 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,496 termasuk kriteria sangat tinggi. Berdasarkan Tabel IV.26 terlihat bahwa indikator pengalaman pada pernyataan pertama menghasilkan nilai mean (rata-rata) sebesar 4,33 dengan nilai standar deviasi sebesar 0,479 termasuk kriteria sangat tinggi.
Analisis Statistik Inferensial 1) Uji asumsi Klasik
Berdasarkan Gambar IV.1 dapat disimpulkan bahwa grafik P-P plot normal menunjukkan titik-titik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, sehingga grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi asumsi normalitas. Berdasarkan uji normalitas pada tabel IV.27 di atas diketahui nilai signifikansi 0,200 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residu berdistribusi normal. Berdasarkan gambar IV.1 dan IV.2 dapat disimpulkan bahwa grafik P-P plot normal menunjukkan bintik-bintik yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, sehingga grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi layak digunakan karena memenuhi dengan asumsi normalitas.
Dari uji normalitas pada tabel IV.28 di atas diketahui nilai signifikan sebesar 0,200 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai residu berdistribusi normal. Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk menguji apakah terdapat korelasi antar variabel independen dalam persamaan regresi. Berdasarkan Tabel IV.29 di atas toleransi masing-masing variabel lebih besar dari 0,10, nilai VIF kurang dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas antar variabel independen dalam penelitian ini.
Berdasarkan Gambar IV.3 terlihat tidak adanya pola yang jelas seperti titik-titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas. Selain penggunaan sampel scatterplot, pengujian heteroskedastisitas didukung dengan analisis statistik menggunakan metode uji Glejser. Berdasarkan tabel IV.31 di atas terlihat bahwa seluruh variabel independen mempunyai nilai probabilitas signifikan lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan Gambar IV.4 terlihat tidak adanya pola yang jelas seperti titik-titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y sehingga tidak terjadi heteroskedastisitas. Berdasarkan Tabel IV.33 di atas diperoleh nilai adjust R square sebesar 0,03 yang menunjukkan bahwa 40,3% pertimbangan tingkat materialitas di BPK RI perwakilan Sumatera Selatan dipengaruhi oleh etika profesi, kualifikasi auditor dan pengalaman audit, sedangkan sisanya sebesar 50,7% dipengaruhi oleh etika profesi, kualifikasi auditor dan pengalaman audit. oleh variabel lain di luar penelitian ini. Berdasarkan Tabel IV.34 di atas diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,691 yang menunjukkan bahwa 69,1% pertimbangan materialitas di BPK RI perwakilan Sumatera Selatan dipengaruhi oleh etika profesi, kualifikasi auditor, pengalaman auditor dan pertimbangan materialitas, sedangkan sisanya sebesar 30,9 % dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Path Analysis ( Analisis path)
Nilai koefisien analisis jalur variabel dengan mempertimbangkan tingkat materialitas (Y) terhadap kualitas audit (Z) adalah sebesar 0,120 yang menunjukkan bahwa setiap peningkatan etika profesi sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 1,20%. Nilai koefisien analisis jalur variabel kompetensi auditor (X2) terhadap kualitas audit (Z) sebesar 0,645 menunjukkan bahwa setiap peningkatan etika profesi sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 6,45%. Nilai koefisien analisis jalur variabel pengalaman auditor (X3) terhadap kualitas audit (Z) sebesar 0,197 menunjukkan bahwa setiap peningkatan etika profesi sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan kualitas audit sebesar 1,97%.
Berdasarkan tabel IV.37 menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung variabel etika profesi (X1) terhadap kualitas audit (Z) sebesar 0,044, pengaruh tidak langsung kompetensi auditor (X2) terhadap kualitas audit (Z) sebesar 0,077. Hasil uji hipotesis pada variabel etika profesi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada Kantor Perwakilan LTD Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini digambarkan dengan H01 ditolak dan Ha1 diterima serta nilai signifikansi
Dengan demikian terdapat pengaruh yang signifikan variabel kompetensi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada Kantor Perwakilan BPK Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu, tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel pengalaman akuntan terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada Kantor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan hasil pengujian terhadap variabel etika profesi yang mempunyai nilai t sebesar 2,666 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis keempat menyatakan H04 ditolak dan Ha4 diterima karena, angka t > ttsbel yaitu 2,666 > 2,048, jadi bahwa terdapat pengaruh yang signifikan variabel etika profesi terhadap kualitas pemeriksaan pada kantor BPK perwakilan provinsi sumatera selatan.
Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan variabel etika profesi terhadap kualitas audit di kantor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Jadi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel pengalaman auditor terhadap kualitas audit di kantor BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Jadi, tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel pertimbangan tingkat materialitas terhadap kualitas pemeriksaan pada Kantor Perwakilan BPK Provinsi Sumatera Selatan.
Pembahasan Hasil Penelitian
- Pengaruh etika profesi terhadap pertimbangan tingkat materialitas Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukan bahwa
- Pengaruh kompetensi auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas
- Pengaruh pengalaman auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas
- Pengaruh Pertimbangan tingkat materialitas terhadap Kualitas Audit Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
- Pengaruh Etika Profesi terhadap Kualitas Audit
- Pengaruh Kompetensi Auditor terhadap Kualitas Audit
- Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hasil akhir menunjukkan bahwa pengalaman auditor tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas pada LTD RI Kantor Perwakilan Provinsi Sumatera Selatan. Pengaruh pertimbangan tingkat materialitas terhadap kualitas audit Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan menunjukkan bahwa pertimbangan tingkat materialitas tidak berpengaruh signifikan terhadap audit. kualitas.
Hasil penelitian ini juga tidak mendukung penelitian Jasmadeti, dkk (2018) yang menyatakan bahwa pertimbangan tingkat materialitas berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini menjawab fenomena yang ada pada variabel pertimbangan tingkat materialitas yaitu salah saji material di BPK RI mewakili Sumatera Selatan berada pada tingkat materialitas yang sangat minimal, sehingga terjadi peningkatan kualitas pemeriksaan di BPK RI mewakili Sumatera Selatan. Hasil akhir menunjukkan bahwa mempertimbangkan tingkat kepentingan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas pemeriksaan pada kantor BPK RI perwakilan provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan terlihat bahwa etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Suryanawa (2020) dan Risma, dkk (2015) menyatakan etika profesi berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian, maka hasil penelitian ini dapat merespon fenomena yang ada dan hasil akhir menunjukkan bahwa etika profesi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas audit pada Kantor Perwakilan BPK RI Provinsi Sumatera Selatan. .
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah selesai menunjukkan bahwa kompetensi auditor berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung Didik (2020), Kalsum (2021) yang menyatakan kompetensi auditor berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan hasil penelitian dapat menjawab fenomena yang ada, dan hasil akhir menunjukkan bahwa kompetensi auditor mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kualitas pemeriksaan kantor perwakilan BPK RI Provinsi Sumatera Selatan.
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan, terlihat bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung hasil penelitian Nurlitas dan Agustin (2019), Ermayanti (2017) yang menyatakan bahwa Pengalaman Auditor berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas audit.