• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hipotesis 3: Hipotesis 3: Terdapat hubungan positif antara kemampuan koneksi matematis dengan kemampuan Pemecahan masalah

D. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Metode Saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah Matematis

Pada dasarnya tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara empiris pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa Sekolah Dasar kelas tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan secara statistik dengan menggunakan uji t pada α = 0,05 diperoleh harga thitung = 3,256 lebih besar dari ttabel= 1,67. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak sehingga Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh penggunaan pendekatan pembelajaran saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa SD kelas tinggi se Jakarta Timur.

Pengaruh pendekatan saintifik terhadap kemampuan pemecahan masalah tersebut dapat terlihat dari nilai rata-rata posttest yang diperoleh kedua kelompok siswa.

Rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelas yang menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik yaitu 13,86 sedangkan rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah pada kelas yang menggunakan metode ceramah.

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen terjadi karena pengaruh pendekatan saintifik, khususnya tahap asosiasi. Pada tahap asosiasi, siswa berdiskusi untuk memasangkan pecahan biasa dan persen secara berkelompok, tiap kelompok berusaha menemukan pasangan bilangan pecahan dan persen sebanyak mungkin. Siswa mencoba memasangkan berbagai kemungkinan pasangan yang sesuai dengan beragam cara, mulai dari mencoba- coba hingga merubah tiap pecahan yang ada pada kartu billangan menjadi bentuk pecahan persen ataupun sebaliknya. Suasana berlangsung kondusif dan siswa

terlihat aktif berdiskusi. Pada saat proses pembelajaran, banyak kelompok yang telah mampu menemukan lebih dari lima pasangan bilangan pecahan biasa dan persen dengan diskusi. Kelompok-kelompok tersebut tampak sangat aktif dalam berdiskusi sehingga dapat menyelesaikannya dalam waktu yang diberikan. Selain itu tahap komunikasi juga menunjang kemampuan pemecahan masalah. Pada tahap komunikasi, siswa mempresentasikan temuan kelompok berupa jawaban masalah matematika. Presentasi jawaban masalah dari berbagai kelompok mengembangkan wawasan siswa tentang pemodelan masalah dan strategi penyelesaian masalah.

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pengaruh pembelajaran dengan pendekatan saintifik pada pembelajaran matematika di kelas V SD terhadap kemampuan pemecahan disebabkan oleh pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang melibatkan siswa secara aktif, mengembangkan keterampilan siswa dalam mencari serta mengelola informasi, dan meningkatkan wawasan strategi pemecahan masalah. Dapat dikemukakan bahwa penggunaan pendekatan saintifik dalam pembelajaran akan lebih berpengaruh pada kemampuan pemecahan masalah siswa.

2. Pengaruh Metode Saintifik terhadap kemampuan Koneksi Matematis Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, didapat bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik membuat kemampuan koneksi matematis siswa meningkat lebih baik dibandingkan dengan kemampuan koneksi matematis yang menggunakan pembelajaran dengan metode penugasan dan drill soal, ini karena dalam proses pembelajaran terdapat kegiatan menganalisis dimana siswa dapat menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang didapatkan siswa sebelumnya juga dapat menghubungkan ide yang berkaitan dengan objek tertentu.

Tahap menalar pada pendekatan saitifik mempunyai peran yang besar dalam meningkatkan kemampuan koneksi siswa. Sebagai ilustrasi pada materi penjumlahan pecahan. Konsep penjumlahan pada pecahan sama dengan konsep penjumlahan pada bilangan cacah. Ketika siswa akan menjumlahkan !!+!!!, terlebih dahulu guru mengingatkan siswa dengan penjumlahan bilangan cacah.

Penjumlahan pada bilangan cacah menerapkan konsep penggabungan. Demikian juga halnya pada penjumlahan !!+!!!, siswa menggabungkan !! potongan apel dengan !! potongan apel sehingga diperoleh !! potongan apel.

Selanjutnya sebelum membahas penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama, melalui kegiatan mengamati, menanya dan menalar siswa diajak untuk memahami konsep pecahan senilai. Siswa menggunakan buah-buahan, potongan kertas dan gambar. Kegiatan tersebut juga membuat siswa dapat melihat koneksi konsep pecahan dalam berbagai bentuk alat peraga kongkret, gambar dan simbol.

Pengembangan kemampuan koneksi sangat ditunjang oleh tahap pengamatan dan menanya. Penggunaan alat peraga yang tepat dan menarik akan memancing rasa ingin tahu siswa sehingga siswa mengajukan pertanyaan seputar materi yang akan diberikan. Selain itu melalui kegiatan menanya siswa akan belajar berfikir kritis dan kreatif. Siswa juga belajar untuk berusaha sendiri menemukan persamaan-persamaan, perbedaan-perbedaan, dan hubungan dari data yang mereka temukan dari kegiatan mengamati dan menanya ini.

Langkah selanjutnya adalah membahas penjumlahan dengan penyebut yang tidak sama. Siswa juga disediakan media konkret untuk memahami materi ini berupa potongan kertas. Ketika siswa menjumlahkan !! + !! , siswa mengetahui dua pecahan yang berpenyebut tidak sama tidak bisa langsung digabungkan. Dengan menggunakan pemahaman mengenai pecahan senilai siswa membuat kertas yang awalnya menunjukkan !! dan !! menjadi !! dan !!. Kemudian siswa menggabungkan kertas yang menunjukkan !! dan !!, sehingga diperoleh !! bagian kertas. Melalui kegiatan bernalar siswa akan menyadari untuk memahami penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama selain menggunakan konsep penjumlahan pada bilangan cacah, siswa juga menggunakan konsep pecahan senilai.

Begitulah pembelajaran yang dilakukan melalui kegiatan mengamati, menanya, mencari informasi, menalar, dan mengkomunikasikan, siswa selalu diajak untuk mengingat konsep matematika yang telah mereka pelajari

sebelumnya untuk mempelajari konsep baru. Melalui kegiatan ini siswa akan meyakini bahwa materi matematika yang mereka pelajari dari kelas awal akan selalu berguna disetiap jenjang kelas yang lebih tinggi. Selain mengaitkan materi yang dipelajari dengan materi yang telah dimiliki, kegiatan pembelajaran juga dikaitkan dengan hal-hal yang ada di kehidupan sehari-hari. Guru memperlihatkan bagaimana konsep matematika diterapkan dalam dunia nyata, misalnya penggunaan bilangan persen untuk menunjukkan diskon di brosur harga, bilangan desimal yang biasanya untuk menunjukkan volume air mineral, dan materi lainnya yang bermanfaan dalam kehidupan nyata.

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pendekatan saintifik pada pembelajaran matematika di kelas V SD terhadap kemampuan koneksi matematis siswa, ini disebabkan pendekatan saintifik yang melibatkan siswa secara aktif untuk bernalar dengan cara menghubungkan ide-ide matematika dalam/diluar konteks matematika atau dengan disiplin ilmu lain dalam konteks yang sama atau relevan. Melalui kegiatan ini siswa bisa menemukan, menggunakan, dan membuat koneksi matematis dengan benar.

3. Hubungan kemampuan koneksi Matematis dengan kemampuan pemecahan Masalah matematis

Hasil analisis dan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa hipotesis kerja yang diajukan dalam penelitian ini diterima. Hal ini berarti terdapat hubungan positif antara kemampuan koneksi matematis (X) dengan kemampuan pemecahan masalah matematika(Y).

Kemampuan Koneksi matematis (X) terbukti mempunyai hubungan positif dengan kemampuan Pemecahan masalah matematika (Y) secara signifikan dengan koefisien korelasi 0,560808. Terdapatnya hubungan positif tersebut terkandung makna bahwa makin tinggi kemampuan koneksi matematis maka akan meningkat pula kemampuan pemecahan masalah matematika mereka. Dengan kekuatan hubungan sebesar 0,560808 dan koefisien determinasi 0,3145 dapat dikatakan bahwa 31,45% varians

kemampuan pemecahan masalah matematika dapat dijelaskan oleh kemampuan koneksi matematis siswa. Dengan kata lain kemampuan koneksi matematis siswa memberikan kontribusi sekitar 31,45% terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Dari sini tampak bahwa variabel kemampuan koneksi matematis (X) siswa bukanlah satu-satunya yang berperan dalam kemampuan pemecahan masalah matematika (Y), sehingga ada 68,65% faktor lain yang mempengaruhi yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan dalam mengetahui hubungan antar konsep matematika, maupun hubungan antara konsep matematika dengan konsep diluar matematika. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan mengusahakan pencarian solusi dengan penalaran menggunakan pengetahuan yang dimiliki serta metode-metode guna mencapai tujuan yaitu menyelesaikan persoalan yang sedang dihadapi. Dalam usaha pencarian solusi, seseorang harus memahami konsep-konsep yang ada dalam sebuah soal pemecahan masalah matematika.

Selain memahami konsep-konsep dalam soal pemecahan masalah matematika, siswa juga harus dapat melihat hubungan antara konsep-konsep tersebut.

Tanpa mengetahui hubungan antar konsep dalam soal pemecahan masalah matematika, seorang siswa tidak dapat menemukan solusi. Disinilah terjadi hubungan antara Kemampuan Koneksi Matematis dengan kemampuan pemecahan masalah matematika.

Kemampuan koneksi matematis perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika yang merupakan salah satu acuan keberhasilan dalam proses pembelajaran matematika. Guru memiliki andil dalam menciptakan pembelajaran matematika yang memberi kesempatan siswa untuk mengasah kemampuan koneksi matematis. Salah satu cara yang dapat digunakan guru dalam mengasah kemampuan koneksi matematis siswa adalah dengan memberikan latihan-latihan yang yang memiliki koneksi baik dengan pelajaran lain maupun dengan kehidupan sehari-hari siswa. Dengan demikian kemampuan koneksi matematis siswa

akan meningkat dan diikuti dengan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematika.

4. Pengaruh Metode Saintifik terhadap kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan secara statistik dengan menggunakan uji t pada α = 0,05 diperoleh harga thitung lebih besar dari ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak sehingga H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh penggunaan pendekatan saintifik terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa SD kelas tinggi se Jakarta Timur. Pengaruh kemampuan komunikasi matematis siswa tersebut dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil yang diperoleh kedua kelompok siswa. Rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas yang menggunakan pendekatan saintifik lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas yang menggunakan pendekatan ekspositori.

Dalam pendekatan saintifik, siswa bersemangat untuk melakukan pengamatan atau percobaan karena siswa akan merasa tertantang melakukan kegiatan seperti ini. Pendekatan saintifik dapat melatih siswa merumuskan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. Aktivitas ini sangat penting bagi siswa untuk meningkatkan keingintahuan dalam diri siswa dan mengembangkan kemampuan mereka. Dalam pendekatan saintifik juga melatih siswa untuk selalu membiasakan mengkomunikasikan apa yang telah diperoleh sehingga menimbulkan keberanian, percaya diri serta terbiasa dengan ide tau gagasan matematika yang diberikan oleh guru.

Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pengaruh pendekatan saintifik pada pembelajaran matematika di SD kelas tinggi terhadap kemampuan komunikasi matematis disebabkan pendekatan saintifik melibatkan siswa secara aktif. Pada tahap pengamatan siswa aktif menggunakan alat peraga untuk memahami konsep matematika. Berdasarkan alat peraga siswa membuat simbol matematika. Artinya siswa belajar menyatakan konsep yang disajikan oleh alat peraga dalam bentuk simbol matematika. Dalam hal ini siswa telah melakukan salah satu bentuk komunikasi matematika dari bentuk model alat peraga ke dalam

bentuk simbol atau sebaliknya. Selain itu siswa juga mengembangkan kemampuan komunikasi dengan menyajikan masalah matematika dari bentuk cerita kedalam bentuk simbol matematika.

Dapat dikemukakan bahwa penggunaan pendekatan saintifik akan telah memberi pengaruh positif terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Ini terbukti dengan rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol.

5. Pengaruh Metode Saintifik terhadap kemampuan Penalaran Matematis Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui secara empiris tentang pengaruh pendekatan saintifik terhadap penalaran matematis siswa SD kelas tinggi se Jakarta Timur. Secara lebih lanjut, agar bisa dijadikan referensi ataupun sumber untuk menerapkan berbagai model/ pendekatan yang bervariatif dan inovatif untuk diterapkan dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan secara statistik dengan menggunakan uji t pada α = 0,05 diperoleh harga thitung = 2,678 lebih besar dari ttabel 1,68. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis nol ditolak sehingga H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh pendekatan saintifik terhadap Kemampuan penalaran matematis siswa kelas IV di SD Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur.

Pengaruh pendekatan tersebut dapat terlihat dari nilai rata-rata hasil yang diperoleh kedua kelompok siswa. Rata-rata hasil belajar siswa pada kelas yang menggunakan pendekatan saintifik yaitu 24,13 sedangkan rata-rata nilai hasil belajar pada kelas yang menggunakan pendekatan ekspositori yaitu 21,97.

Perbedaan rata-rata hasil belajar pada kedua kelas dapat disebabkan oleh beberapa hal. Pendekatan saintifik diawali dengan anak mengamati dan mengembangkan proses berpikir yang dilanjutkan untuk proses menanya, pada proses membuat sebuah pertanyaan inilah penalaran siswa mulai dibangun.

Setelah proses menanya, pada tahap pendekatan saintifik ini siswa melakukan sebuah penalaran dengan dihadapkan beberapa masalah sehingga siswa mampu untuk menalar yang kemudian mencoba sesuai dengan apa yang mereka kehendaki.

Pendekatan saintifik ini mengembangkan kemampuan siswa untuk menyusun sendiri suatu konsep sesuai dengan pengalaman yang telah ia dapatkan.

Proses berpikir yang berulang-ulang inilah yang pada akhirnya mampu menimbulkan evidensi-evidensi sehingga anak berpikir secara logis dan nalar.

Pernyataan siswa yang awalnya berupa dugaan pada akhirnya menghasilkan sebuah ide logis dan kreatif. Ide-ide logis inilah yang nantinya akan mendorong siswa untuk bernalar jika dihadapkan dengan masalah-masalah berikutnya.

Pendekatan saintifik ini juga mengajak siswa untuk bertindak secara aktif baik secara individu maupun secara kelompok. Pada kelas eksperimen tampak bahwa di kegiatan awal siswa mengamati apa yang disajikan oleh guru atau sumber lainnya, kemudian siswa diberi kesempatan untuk membuat pertanyaan terkait objek/ materi yang disampaikan. Pada tahap menanya inilah siswa mulai bernalar. Siswa akan mencari kemudian menemukan sendiri apa yang hendak ia kembangkan dan kemudian ketika dihadapkan sebuah suasana atau masalah baru, anak sudah mulai mampu mengaitkan/ mengasosiasikan pengalaman-pengalaman maupun ilmu yang ia peroleh menjadi sebuah gagasan atau ide yang bersifat logis.

Selain itu, menggunakan pendekatan ini, anak menjadi antusias dan bersemangat karena siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru saja akan tetapi siswa diberi kesempatan untuk memgamati hingga mengkomunikasikan hasil/ buah pikir yang ia temukan. Dengan mencoba dan menemukan sendiri, siswa akan lebih paham dibandingkan jika siswa hanya mendengar penjelasan dari guru saja. Hasil penelitian tersebut membuktikan bahwa pengaruh pendekatan saintifik terhadap penalaran matematis siswa SD kelas tinggi bukan hanya terjadi karena faktor kebetulan atau keberuntungan. Hal ini terlihat jelas dari antusias dan adanya usaha berpikir siswa secara aktif pada saat proses pembelajaran matematika dilaksanakan.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait