• Tidak ada hasil yang ditemukan

2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

5.2. Pembahasan

1. Pengaruh Kepuasan Kerja, komitmen Organisasi, dan Pengembangan Kair berpengaruh terhadap Loyalitas kerja pegawai Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Maros

Berdasarkan Hasil penelitian dapat diketahui menunjukkan bahwa variabel kepuasan kerja, komitmen organisasi dan pengembangan karir, secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap loyalitas kerja pegawai Dinas PUPR Kabupaten Maros. Kepuasan kerja dan komitmen organisasi berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas kerja Dinas PUPR Kabupaten Maros, sedangkan pengembangan karir tidak berpengaruh secara parsial terhadap loyalitas kerja pegawai Dinas PUPR Kabupaten Maros. Adapun pembahasannya masing-masing diuraikan sebagai berikut :

a. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Loyalitas Kerja Pegawai

Robbins (2013) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi karakteristiknya. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan negative tentang pekerjaan tersebut.

Definisi lainnya oleh Hasibuan (2014) bahwa kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

81

Sedangkan Rivai (2014) kepuasan kerja merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan sikap senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja.

Kepuasan kerja dalam pekerjaan merupakan kepuasan kerja yang dinikmati dalam pekerjaan dengan memperoleh pujian hasil kerja, penempatan, perlakuan, peralatan dan suasana lingkungan kerja yang baik. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja dalam pekerjaan akan lebih mengutamakan pekerjaannya daripaa balas jasa, walaupun balas jasa itu penting. Sedangkan kepuasan kerja diluar pekerjaan merupakan kepuasan kerja karyawan yang dinikmati di luar pekerjaan dengan besarnya balas jasa yang akan diterima dari hasil kerjanya, sehingga karyawan akan diterima dari hasil kerjanya, sehingga karyawan tersebut dapat membeli kebutuhan-kebutuhannya. Karyawan yang lebih suka menikmati kepuasan kerja di luar pekerjaan akan lebih mempersoalkan balas jasa daripada pelaksanaan tugas-tugasnya.

Berdasarkan hasil analisis peneliti mencermati bahwa kepuasan kerja terbesar terletak pada variabel merasa nyaman bekerja karena banyaknya peluang untuk maju atau mengembangkan potensi.

Pengaruh kepuasan kerja terhadap loyalitas kerja pegawai terbukti signifikan karena hasil analisis menunjukkan hubungan regresi positif yang apabila kepuasan kerja meningkat maka loyalitas kerja pegawai akan mengalami peningkatan pula. Analisis korelasi juga menunjukkan hubungan yang erat dengan loyalitas kerja pegawai, sedangkan secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap loyalitas kerja dengan Thitung > Ttabel.

82

Temuan hasil penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Haryanto (2012) yang mengungkapkan bahwa variabel motivasi kerja karyawan, komitmen organisasi dan kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas kerja pegawai. Temuan penelitian ini juga didukung Nugraheny (2014) yang mengungkapkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap loyalitas kerja pegawai artinya apabila kepuasan kerja semakin baik, maka loyalitas karyawan akan meningkat.

Dengan terbuktinya hipotesis tersebut, maka loyalitas kerja pegawai di Dinas PUPR Kabupaten Maros dapat meningkat jika adanya kepuasan kerja bagi para pegawai..

b. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Loyalitas kerja Pegawai

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui deskripsi dari kedua variabel yang diregresi yaitu variabel Y (loyalitas kerja pegawai) dan variabel X2 (komitmen Organisasi) dimana koefisien korelasi parsial sebesar 0,771 dengan tingkat signifikansi 0,009. Sedangkan koefisien determinasi R² sebesar 0,771 yang merupakan indeks determinasi, yakni persentase yang menyumbangkan pengaruh komitmen organisasi (X2) terhadap loyalitas kerja pegawai Dinas PUPR Kabupaten Maros (Y). R² sebesar 0,594, menunjukkan pengertian bahwa 59,4 persen sumbangan pengaruh komitmen organisasi (X2) terhadap loyalitas kerja pegawai Dinas PUPR Kabupaten Maros (Y) sedangkan sisanya sebasar 40,6 persen dipengaruhi oleh faktor lain.

83

Spector (2010) menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah deskripsi individu yang mengidentifikasikan dirinya dan dilibatkan dengan organisasinya dan tidak ingin meninggalkan organisasinya.

Robbins dan Judge (2012) mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi. Begitu juga dengan Mathis dan Jacson (dalam Sopiah, 2013) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai derajat dimana karyawan percaya dan mau menrima tujuan- tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya.

Nowday (dalam Sopiah, 2013) menyebut komitmen kerya sebagai istilah lain dari komitmen organisasi yaitu imensi perilaku penting yang dapat digunakan untuk menilai kecenderungan karyawan. Komitmen organisasi adalah identifikasi dan keterlibatan seseorang yang relative kuat terhadap organisasi. Koitmen organisasi adalah keinginan anggota organisasi untuk tetap mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia berusaha keras bagi pencapaian tujuan organisasi.

Lincoln (dalam Sopiah, 2013) komitmen organisasi mencakup kebanggaan anggota, kesetiaan anggota dan kemauan anggota pada organisasi. Blau dan Boal (dalam Sopiah, 2013) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai keberpihakan dan loyalitas karyawan terhadap organisasi dan tujuan organisasi.

O’Reilly (dalam Sopiah, 2013) menyatakan komitmen karyawan pada organisasi sebagai ikatan kejiwaan individu terhadap organisasi yang mencakup

84

keterlibatan kerja, kesetiaan, an perasaan percaya terhadap nilai-nilai organisasi.

Selanjutnya Steers dan Porter (dalam Sopiah, 2013) menyatakan bahwa suatu bentuk komitmen yang muncul bukan hanya bersifat loyalitas yang pasif, tetapi juga melibatkan hubungan yang aktif dengan organisasi kerja yang memiliki tujuan memberikan segala usaha demi keberhasilan organisasi yang bersangkutan.

Steers (dalam Sopiah, 2013) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (ketersediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi), dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang karyawan terhadap perusahaannya. Dengan demikian komitmen organisasi merupakan kondisi dimana karyawan sangat tertarik terhadap tujuan, nilai-nilai dan sasaran organisasinya. Komitmen terhadap organisasi artinya lebih dari keanggotaan formal karena meliputi sikap menyukai organisasi dan kesediaan untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentigan organisasi demi pencapaian tujuan.

Luthans (2011) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai : 1. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;

2. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi;

3. Keyakinan tertentu dan penerimaan nilai dan tujuan organisasi.

Dengan kata lain ini merupakan sikap yang merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan dimana anggota organisasi mengekspresikan perhatian terhadap organisasi dan keberhasilan dan kemajuan yang berkelanjutan.

85

Berdasarkan hasil penelitian mencermati bahwa komitmen organisasi terbesar terletak pada yaitu merasa nyaman bekerja karena banyaknya peluang untuk maju atau mengembangkan potensi, dan rasa bangga menjadi bagian dari suatu organisasi.

Pengaruh komitmen organisasi terhadap loyalitas kerja pegawai terbukti signifikan karena hasil analisis menunjukkan hubungan regresi positif yang apabila komitmen organisasi meningkat maka loyalitas kerja pegawai akan mengalami peningkatan pula. Analisis korelasi juga menunjukkan hubungan yang erat dengan loyalitas kerja pegawai, sedangkan secara parsial menunjukkan pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja terhadap loyalitas kerja dengan Thitung > Ttabel.

Temuan penelitian ini didukung dengan hasil penelitian Haryanto (2012) yang mengungkapkan bahwa variabel motivasi kerja karyawan, komitmen organisasi dan kepuasan kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap loyalitas kerja pegawai dan temuan penelitian ini juga didukung hasil penelitian Dewi Eka Putri (2015) yang mengungkapkan pengembangan karir, lingkungan kerja non fisik dan komitmen Organisasi secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Karyawan.

c. Pengaruh Pengembangan Karir terhadap Loylitas Kerja Pegawai

Perubahan cepat dalam tata cara melaksanakan pekerjaan memerlukan keterampilan dan kemampuan baru dari seluruh karyawan di semua tingkat dan bagian. Perubahan-perubahan strategi bisnis dimasa mendatang menuntut dilakukannya pelatihan dan pengembangan untuk meningkatkan kinerja yang ada

86

serta demi mengantisipasi kebutuhan imasa depan. Usaha pengembangan karyawan menjai salah satu faktor penting yang menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi.

Mondy (2013) mendefinisikan pengembangan karir sebagai pendekatan formal yang digunakan organisasi untuk memastikan bahwa orang dengan kualifikasi dan pengalaman yang tepat tersedia jika dibutuhkan . Pengembangan karir formal berperan penting untuk memelihara angkatan kerja yang termotivasi an berkomitmen.

Secara individu setiap karyawan harus megembangkan dirinya dalam rangka karirnya lebih lanjut. Moekijat (2012) menyatakan bahwa kriteria-kriteria yang dijadikan acuan untuk pengembangan karir meliputi : prestasi kerja, penyingkapan, perintaan berhenti, kesetiaan terhadap organisasi, penasihat dan sponsor, orang-orang bawahan yang penting, kesempatan untuk maju.

Berdasarkan hasil analisis peneliti mencermati bahwa komitmen organisasi terbesar terletak pada yaitu merasa nyaman bekerja karena banyaknya peluang untuk maju atau mengembangkan potensi, dan rasa bangga menjadi bagian dari suatu organisasi.

Pengaruh komitmen organisasi terhadap loyalitas kerja pegawai terbukti signifikan karena hasil analisis menunjukkan hubungan regresi positif yang apabila komitmen organisasi meningkat maka loyalitas kerja pegawai akan mengalami peningkatan pula. Analisis korelasi menunjukkan hubungan yang erat dengan loyalitas kerja pegawai, sedangkan secara parsial tidak menunjukkan pengaruh antara kepuasan kerja terhadap loyalitas kerja dengan Thitung < Ttabel.

87

Hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh dengan variabel lain secara bersama-sama diperkuat dengan hasil penelitian Dewi Eka Putri (2015) Pengaruh Pengembangan Karir, Lingkungan Kerja Non Fisik dan Komitmen Organisasi terhadap Loyalitas Karyawan yang menyatakan pengembangan karir, lingkungan kerja non fisik dan komitmen Organisasi secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Loyalitas Karyawan dan Charles Alexander, Riane Johnly Pio, Ventje Tatimu (2019) yang menyatakan secara simultan mempengaruhi variabel loyalitas kerja.

2. Variabel yang Dominan Berpengaruh Terhadap Loyalitas Kerja Pegawai

Dokumen terkait