BAB III METODE PENELITIAN
F. Pembahasan Temuan
Pembahasan hasil temuan penelitian berdasarkan fokus utama penelitian yaitu Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Pembentukan Kepribadian Siswa Di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo Tahun Ajaran 2018/2018. Dalam pembahasan ini dapat di klasifikasikan menjadi dua pokok tema besar, yaitu dari kedua fokus penelitian tersebut akan dibahas sebagai berikut secara sistematis
1. Peran Guru PAI sebagai Pengajar dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo Tahun Ajaran 2018/2019 .
Guru merupakan salah satu komponen yang dapat memberikan implaksi positif kepda peserta didik. Secara garis besar tugas guru adalah mengajar siswanya, dalam proses pembelajaran ini guru memiliki peran yang segnifikan dalam membentuk kepribadian siswa. Secara kalkulasi waktu, guru memiliki banyak ruang untuk memberikan pemahaman yang posistif kepada siswa. Kurang lebih tujuh jam, siswa dan guru melakukan interaksi secara akdemis, oleh karena itu sangat memungkinkan bagi guru atau pendidik dalam upaya membina, mengajar dan membentuk kepribadian siswa. Seperti halnya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo, guru PAI melakukan berbagai upaya dalam proses pembelajaran agar siswa dapat tumbuh dan berkembang pola kepribadiannya. Berikut pola yang dilakukan oleh guru PAI di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo dalam mengajar kepada para siswa-siswanya.
a. Pelajaran Di Mulai Dengan Pembacaan Asmaul Husna
Proses pembalajaran merupakan aktivitas yang mulia bahkan dapat dikatakan suci, karena adanya proses transformasi ilmu dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi paham, dari malas menjadi semangat. Oleh karena aktivitas tersebut mulia maka harus dimulai dengan kalimat yang mulia pula. Seperti halnya yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo. Sebelum memulai proses pembalajaran di awali dengan pembacaan doa, hal tersebut dimadsukan agar proses pembelajaran dan pembentukan kepribadian siswa dapat terbentuk dengan baik.
Islam mengajarkan kita untuk selalu mengingat Allah SWT dalam hal apapun dan kapanpun, salah satunya melalui sebuah doa. Doa adalah suatu rangkaian ibadah yang mempunyai kerterkaitan dengan kesempuraan iman dan islam seseorang. Oleh karena itu, berdoa sangat dianjurkan oleh agama, walaupun doa tidak memerlukan suatu syarat dan rukun yang ketat, seperti halnya ibadah shalat, zakat dan puasa. Dengan berdoa terlihat jelas penghambaan manusia kepada Allah sebagai tempat meminta, tempat memohon, sedang si hamba adalah makhluk yang hina dan selalu dalam kekurangan. Banyak firman Allah SWT dan hadist Rasulullah SAW yang menerangkan tentang pentingnya berdoa, salah satunya terdapat di dalam surat Al Baqarah ayat 186 yang berbunyi :
...
Artinya;Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi
(segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada- Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.74
Dalam ayat tersebut terlihat jelas bahwa Allah SWT memerintahkan hambanya untuk berdoa kepadaNya dan memberikan janji bahwa setiap doa yang dipanjatkan niscaya akan dikabulkan olehNya. Doa dikatakan sebagai otak perkara karena dua perkara. Perkara pertama bahwa berdoa itu berarti melaksanakan perintah Allah SWT, maka ia merupakan otak ibadah dan kemurniannya
.
Perkara kedua bahwa dengan berdoa apabila perkaranya sukses dari Allah SWT maka terputuslah angan-angannya dan selain Allah, dan ia berdoa kepadanya karena hajat kebutuhannya dengan mengesakanNya.Tetapi, banyak yang menyangka bahwa berdoa itu adalah suatu ibadah yang ringan, yang bisa dilakukan sesuka hati. Padahal berdoa merupakan salah satu pendorong untuk mencapai harapan dan keinginan untuk hidup yang baik, teratur, dan terhindar dari segala hambatan dan gangguan.75
Pendidikan karakter pada setiap anak sangat diperlukan karena dapat mempengaruhi baik buruknya akhlak dari anak tersebut. Menurut peraturan pemerintah dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3, menyebutkan bahwa,
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
74 Departeman Agama RI. Al Qur’an Terjemah, Aljumantul Ali (Bandung: J-Art, 2005), 28 75 Zakiah Daradjat. Doa Penunjang Semangat Hidup (Jakarta : CV. Ruhana, 1994), 87
Sehingga sudah jelas bahwa karakter beragama sangat dibutuhkan siswa untuk kehidupannya kelak ketika dewasa. Tanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang harus dilaksanakan, terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan.76 Dengan demikian, setiap akvitas yang baik harus diawali dengan yang baik pula. Seperti yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo, dalam melakukan permulaan pelajaran di mulai dengan membaca kalimat asmaul husna yang merupakan bagian dari doa yang dapat memberikan ketenangan hati dan kenyamanan dalam melaksanakan proses belajar-mengajar.
Secara tidak langsung proses penbentukan kepribadian akan terbangun dengan sendirianya apabila dalam setiap aktivitas siswa di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo mulai dengan berdoa kepada yang memberikan ilmu, karena dengan doa segala aktivitas yang dilakukan oleh setiap manusia akan berada dalam pengawasannya, dan doa merupakan otaknya ibadah.
b. Pengecekan dan Menggunakan RPP
Perangkat pembelajaran merupakan panduan yang digunakan oleh tenaga pendidik dalam melakukan proses pembelajaran. Dengan adanya perangkat pembelajaran seperti RPP akan mepermudah guru dalam melakukan proses transfer ilmu kepada siswa. Dalam konteks ini Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo melakukan pengecekan dan menggunak RPP dalam setiap pembalajaran di dalam kelas.
76 Mohamad Mustari. Nilai Karakter (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), 19
Salah satu perencanaan pembelajaran yang penting bagi guru adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Setiap guru dituntut untuk bisa merancang atau merencanakan pembelajaran sebelum proses pembelajaran.
Dengan rencana yang bagus tentunya pembelajaran akan berjalan dengan sistematis dan terprogram.
Pada hakikatnya penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. alasan pentingnya membuat RPP yaitu dapat menolong guru untuk memikirkan pelajaran sebelum pelajaran itu diajarkan sehingga kesulitan belajar dapat diramalkan dan jalan keluarnya dapat dicari. Guru dapat mengorganisasi fasilitas, perlengkapan, alat bantu pengajaran, waktu dan isi dalam rangka untuk mencapai tujuan belajar seefektif mungkin serta menghubungkan tujuan dan prosedur kepada tujuan keseluruhan dari mata pelajaran yang diajarkan.
Menurut Mulyasa, RPP merupakan komponen penting dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dalam pengembangannya harus dilakukan secara Profesional.77
Guru diberikan kewenangan secara leluasa untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan karakteristik dan kondisi sekolah, serta kemampuan guru itu sendiri dalam menjabarkannya menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi siswa.78 Menurut Peraturan Pemerintah No 65 Tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menyatakan perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
77 Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), 212 78 Mulyasa. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), 212- 213
yang mengacu pada Standar Isi.79 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.
Menggunakan RPP menurut pakar pendidikan cukup efektif dalam meningkatkan kualitas anak didik. Menurut Muslich, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas.80 Berdasarkan RPP inilah seorang guru diharapkan dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram. Sebuah RPP harus mempunyai daya terap yang tinggi. Tanpa perencanaan yang matang, target pembelajaran akan sulit tercapai secara maksimal. Oleh karena itu, kemampuan membuat RPP merupakan langkah awal yang harus dimiliki guru dan calon guru, serta sebagai muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang obyek belajar dan situasi pembelajaran.
c. Penggunaan metode pembalajaran yang tepat
Seorang guru dituntut untuk mampu membangun sebuah proses pembelajaran yang menarik dan efektif agar proses pembelajaran menjadi menarik dan peserta didik antusias untuk mengikuti proses pembelajran hingga selesai. Oleh karena itu media digunakan dalam proses pembelajaran agar proses pebelajaran dapat berlangsung secara efektif dan menarik. Oleh karena itu, guru hendaknya mampu
79 Peraturan Pemerintah. 2013. Peraturan mentri pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaNo. 65 Tahun 2013 Tentang Standar Pendidikan Dasar dan Menengah.
80 Masnur Muslich. KTSP (Pembelajaran berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Malang: Bumi Aksara, 2011), 45
mengelola kelas dengan pembelajaran yang efektif dan inovatif agar hasil pembelajaran yang semata-mata berlangsung searah atau hanya dilakukan dengan ceramah, seperti pembelajaran pada umumnya dapat diperbaiki. Pembelajaran hendaknya dibuat menyenangkan, sehingga mampu berinteraksi dengan lingkungan dan mampu mengembangkan diri.
Upaya guru untuk menciptakan suasana pembelajaran kondusif yang dapat menuntun siswa bersifat aktif dan kreatif. Suasana pembelajaran seperti ini, akan memberikan harapan bagi tercapainya hasil belajar siswa secara maksimal, dalam arti tercapainya sejumlah kemampuan dan keterampilan proses. Dengan demikian diharapkan pula siswa mampu memecahkan masalah yang ada di lingkungan belajarnya.
Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang disusun tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk meralisasikan strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian dalam rangkaian system pembelajaran memegang peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada cara guru mengunakan metode pembelajaran
karena suatu strategi pembelajaran hanya mungkin dapat di implementasikan melalui penerapan metode pembelajaran.81
Setiap guru seharusnya dapat mengajar didepan kelas, bahkan mengajar itu dapat dilakukan pula pada kelompok-kelompok siswa diluar kelas atau dimana saja Pembelajaran adalah merupakan salah satu komponen dari kompetensi-kompetensi guru setiap guru harus mengusai serta terampil dalam melaksanakan mengajar itu.82
d. Menanamkan Keteladanan
Dalam melakukan intraksi dalam kehidupan bermasyarakat seperti saat ini diperlukan adanya contoh atau teladan yang nyata dalam bersosial, terlebih dalam melakukan interaksi sosial dengan siswa. Guru menjadi figur yang biasa menjadi contoh bagi siswanya oleh karena sebab itu kehidupan sosial dan beragama dalam menanamkan nilai-nilai demokratis menjadi satu hal yang pastinya menjadi perhatian. Artinya apa, Guru akan menjadi teladan bagi siswanya, seperti yang telah biasa dilakukan oleh para guru Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo telah menjadikan perilakunya sebagai contoh terhadap anak didiknya di sekolah.
Menjadi teladan dalam satu lembaga pendidik wajib dilakukan oleh setiap pendidik atau guru, mengingat siswa akan meniru satu kebiasaan yang dilakukan oleh guru. Dalam dunia pendidikan, guru memiliki berbagai peranan diantaranya adalah sebagai pendidik (peran yang paling utama), sebagai model atau teladan, sebagai pengajar dan pembimbing, sebagai
81 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Yogyakarta : CAPS, 2006), 147
82 Daryanto. Belajar dan Mengajar (Bandung: Yrama Widya, 2010), 159
pelajar, dan lain-lain.83 Sebagai seorang yang memiliki peran sebagai model atau teladan, guru harus bisa menjaga diri dengan tetap mengedepankan profesionalismenya dengan penuh amanah, arif, dan bijaksana sehingga siswa lebih mudah meneladani guru yang berkepribadian baik.84
Keteladanan sendiri dalam pendidikan adalah metode paling ampuh dan efektif dalam membentuk anak secara moral, spiritual dan sosial. Karena guru adalah sosok contoh ideal dalam pandangan anak didiknya, yang tingkah lakunya akan ditiru. Meskipun memiliki potensi untuk mendapatkan sifat-sifat baik dan dasar-dasar pendidikan yang mulia, ia akan jauh dari kenyataan positif atau perbuatan baik tersebut bila ia melihat langsung pendidikan yang tidak bermoral.
Memang yang mudah bagi guru adalah mengajarkan berbagai teori pendidikan kepada siswanya, sedangkan yang sulit bagi siswa adalah mempraktekkan teori tersebut jika orang yang mendidiknya tidak pernah melakukannya atau antara ucapan dan perbuatannya bertentangan.85 Oleh karena itu dalam melaksanakan tugasnya, disamping mendidik dan mengajar, guru juga harus melatih,86 sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan akan dapat tercapai.
Dalam kaitannya dengan pendidikan agama (Islam), keteladanan dikatakan sebagai metode yang paling efektif. Konsep keteladanan yang dapat dijadikan sebagai cermin dan model dalam pembentukan kepribadian seorang muslim sendiri adalah ketauladanan yang di contohkan oleh Rasulullah.
83 Yustista N. Hypnoteaching: Seni Ajar Mengeksplorasi Otak Peserta Didik (Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2012), 36-37
84 Moh Roqib, & Nurfuadi, Kepribadian Guru...,13
85 Abdulloh Nashih Ulwan. Pendidikan Anak Menurut Islam: Kaidah-Kaidah Dasar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992), 1-2.
86 Ngainun Naim. Mejadi Guru Inspiratif: Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup Siswa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), 10
Rasulullah mampu mengekspresikan kebenaran, kebajikan, kelurusan, dan ketinggian pada akhlaknya.87
2. Peran Guru PAI sebagai Pembimbing dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo Tahun Ajaran 2018/2019.
Peran guru dalam memberikan bimbingan kepada peserta didik dalam menumbuhkan kepribadiannya perlu dilakukan secara simultan dan menyeluruh, baik melalu pelajaran maupun secara pembinaan yang melalui kegiatan diluar jam pelajaran. Dalam konteks bimbingan guru PAI di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo menanamkan melalui kegiatan yang berkaitan dengan keagamaan. Berikut ini beberapa aktivitas yang dilakukan oleh Guru Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo.
Yang pertama, penanaman nilai-nilai spritual keagamaan, kedua, mengajarkan makna istiqomah, ketiga, mengadakan kajian keislaman, keempat, Melaksanakan baca tulis Al qur’an.
a. Penanaman nilai-nilai spritual keagamaan (Sholat Dhuha dan Duhur berjamaah)
Pendidikan merupakan aset penting untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, mulai dari kebutuhan individu maupun kelompok untuk mencapai tujuan. Pendidikan juga merupakan suatu kebutuhan mendasar yang membentuk pola fikir dan kepribadian manusia. Seiring dengan perkembangan zaman yang terus mengalami perubahan dan kemajuan ke arah modern, hal ini menjadi pertimbangan dalam mendidik dan membentuk kepribadian anak agar tidak terjerumus ke dalam nilai-nilai yang tidak sesuai
87 Ahmad Umar Hasyim, Menjadi Muslim Kaffah: Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW(Yogjakarta: Mitra Pustaka,2004), 29
dengan ajaran agama Islam. Adanya perubahan-perubahan dunia tersebut sangat berpengaruh terhadap dunia pendidikan, sehingga pendidikan banyak dituntut untuk terlibat secara aktif dalam perubahan-perubahan yang terjadi.
Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo, terus melakukan upaya dalam menanamkan spirit keagamaan ditengah-tengah iklim organisasi sekolah yang di pimpinnya. Dalam konteks ini kepala Sekolah dan guru PAI melaksanakan sholat duhur berjamaah dilingkungan kerjanya, sebagai wujud pembentukan karakter keagamaan kepada guru dan siswa Sekolah Menengah Pertama Al- Maufi Tempurejo. Guru dan Kepala Sekolah Menengah Pertama Al- Maufi Tempurejo, terus melakukan upaya dalam menanamkan spirit keagamaan ditengah-tengah iklim organisasi sekolah yang di pimpinnya. Dalam konteks ini kepala Sekolah melaksanakan sholat duhur berjamaah dilingkungan kerjanya, sebagai wujud pembentukan karakter keagamaan kepada guru dan siswa Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo sendiri.
Penghayatan nilai-nilai religius atau nilai-nilai spritual pada seseorang terwujud karena adanya pengetahuan tentang nilai-nilai tersebut. Kemudian nilai akan dipahami dan dihayati sehingga menjadi keyakinan yang nantinya akan menjadi motor penggerak dalam perilaku kehidupan sehari-hari seseorang. Oleh karena itu, seperti
dikatakan Naim bahwa “Nilai religius merupakan penghayatan dan implementasi dari ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari”88
Agama mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia sebagai pedoman hidup manusia. Oleh karena itu, agama perlu diketahui, dipahami, dan diamalkan oleh manusia agar dapat menjadi dasar kepribadian sebagai bekal menjadi manusia yang utuh. Dalam beragama harus disertai kesadaran diri untuk mengamalkan nilai-nilai agama yang sudah dipegang. Nilai-nilai religius dinternalisasikan melalui kegiatan keagamaan dengan tujuan dapat dihayati serta diharapkan dapat tertanam dalam diri manusia sehingga terbentuk dalam sikap dan perilaku sehari-hari.
Kegiatan keagamaan diartikan sebagai suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah SWT dengan menjalankan syariat Islam sehingga mereka menjadi manusia yang bahagia di dunia dan akhirat. Artinya kegiatan keagamaan adalah keseluruhan aktivitas kegiatan keagamaan yang bertalian dengan agama yang ditunjukkan dengan cara mengadakan hubungan dengan-Nya dalam bentuk ibadah.
Misalnya yaitu kegiatan kajian kitab, shalat berjama’ah dan pembiasaan ibadah sunnah. Dimana dengan kegiatan tersebut dapat membentuk serta melekatkan nilai-nilai religius pada peserta didik baik berupa keteladanan, ketakwaan, maupun pembiasaan perilaku terpuji.
88 Ngainun Naim, Character Building, Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 124.
Penghayatan nilai-nilai religius atau nilai-nilai spritual pada seseorang terwujud karena adanya pengetahuan tentang nilai-nilai tersebut. Kemudian nilai akan dipahami dan dihayati sehingga menjadi keyakinan yang nantinya akan menjadi motor penggerak dalam perilaku kehidupan sehari-hari seseorang. Oleh karena itu, seperti dikatakan Naim bahwa “Nilai religius merupakan penghayatan dan implementasi dari ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari”89
Agama mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia sebagai pedoman hidup manusia. Oleh karena itu, agama perlu diketahui, dipahami, dan diamalkan oleh manusia agar dapat menjadi dasar kepribadian sebagai bekal menjadi manusia yang utuh. Dalam beragama harus disertai kesadaran diri untuk mengamalkan nilai-nilai agama yang sudah dipegang. Nilai-nilai religius dinternalisasikan melalui kegiatan keagamaan dengan tujuan dapat dihayati serta diharapkan dapat tertanam dalam diri manusia sehingga terbentuk dalam sikap dan perilaku sehari-hari.
Kegiatan keagamaan diartikan sebagai suatu usaha mempertahankan, melestarikan dan menyempurnakan umat manusia agar mereka tetap beriman kepada Allah SWT dengan menjalankan syariat Islam sehingga mereka menjadi manusia yang bahagia di dunia dan akhirat. Artinya kegiatan keagamaan adalah keseluruhan aktivitas kegiatan keagamaan yang bertalian dengan agama yang ditunjukkan
89 Ngainun Naim, Character Building, Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu dan Pembentukan Karakter Bangsa (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 124.
dengan cara mengadakan hubungan dengan-Nya dalam bentuk ibadah.
Misalnya yaitu kegiatan kajian kitab, shalat berjama’ah dan pembiasaan ibadah sunnah. Dimana dengan kegiatan tersebut dapat membentuk serta melekatkan nilai-nilai religius pada peserta didik baik berupa keteladanan, ketaqwaan, maupun pembiasaan perilaku terpuji.
BAB V PENUTUP
Penutup sebagai bahan akhir dari penelitian ini mengemukakan kesimpulan dan saran. Penarikan kesimpulan didasarkan pada paparan data dan temuan penelitian. Sasaran-sasaran yang dikemukakan berupa anjuran untuk perbaikan proses kebijakan pada masa-masa yang akan datang.
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terkait dengan permasalahan-permasalahan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Peran Guru PAI sebagai Pengajar dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo Tahun Ajaran 2018/2019.
Peran guru PAI sebagai pengajar dalam pembentukan kepribadian siswa di sekolah menengah pertama Al-Maufi Tempurejo dilakukan melalui : a) Pelajaran di mulai dengan pembacaan asmaul husna, b)Pengecekan RPP, c) Menggunakan RPP, d)Penggunaan metode pembelajaran yang tepat,
d)Menanamkan keteladanan.
2. Peran Guru PAI sebagai Pembimbing dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo Tahun Ajaran 2018/2019.
Peran Guru Pai sebagai pebimbing dalam pembentukan kepribadian siswa di sekolah SMP Al Maufi Tempurejo di lakukan melalui: a)Penanaman nilai-nilai keagamaan 1) sholat dhuha 2) sholat dhuhur
B. Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian, bersama ini kami sarankan kepada:
1. Kepala sekolah Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo senantiasa meningkatkan pembinaan kepribadian siswa Sekolah Menengah Pertama Al- Maufi Tempurejo agar lebih optimal.
2. Dewan guru Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo harus secara kontinu memberikan motivasi, bimbingan, bantuan kepada siswa agar siswa dapat menumbuhkan kepribadiannya dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Abrasyi, Athiyah. 1993. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Daradjat, Zakiah. 1994. Doa Penunjang Semangat Hidup. Jakarta : CV. Ruhana.
Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung: Yrama Widya.
Depag RI. 1996. Al-Qur’an dan Terjemahannya Departemen Agama Republik Indonesia. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Departeman Agama RI. 2005. Al Qur’an Terjemah, Aljumantul Ali. Bandung: J- Art.
Djamarah, Syaful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : Rineka Cipta.
______________. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Guni, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algesindo.
______________. 2004. Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
______________. 2012. Manajemen Pembangunan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Hasyim, Ahmad Umar. 2004. Menjadi Muslim Kaffah: Berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW. Yogjakarta: Mitra Pustaka.
Huberman, Miles. 1992. Analisis Data Kualitatif Buku Sumber tentang Metode- metode Baru. Jakarta : UI Press.
IAIN Jember. 2015. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jember: IAIN Jember Press.
IAIN. 2016. Pedoman Penulisan Karya Ilmiyah. Jember : IAIN Jember.
Mahjuddin. 2000. Konsep Dasar Pendidikan Ahlaq dalam Al Qur’an dan Petunjuk Penerapannya dalam Hadits. Jakarta : Kalam Mulia.