• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyajian Data dan Analisis

Dalam dokumen peran guru pendidikan agama islam (Halaman 69-78)

BAB III METODE PENELITIAN

D. Penyajian Data dan Analisis

Pernyataan kepala sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo juga diperkuat oleh Nurul Mu’alifah selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Beliau menyatakan bahwa;

“Kita membiasakan kepada untuk membaca asmaul husna setiap hari atau sebelum memulai pelajaran. Hal tersebut kita lakukan supaya anak-anak terbiasa dan hafal dalam membaca asmaul husna. Dalam asmaul itu kan ada banyak kandungan doa-doa mbak jadi kita membiasakan agar siswa selalu berdoa setiap akan memulai pelajaran, tentunya dengan harapan dalam proses menuntul ilmu ini dipermudah oleh Allah SWT.”57

Hal yang hampir sama juga di ungkapkapkan oleh Roiatul Jannah, selaku guru Pendidikan Agama Islam. Beliau menyatakan bahwa pihak mengajarkan akan pentingnya doa sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.

“Saya selalu menyampaikan kepada siswa untuk selalu berdoa dalam setiap kali akan melaksanakan akativitas apapun. Terlebih dalam dalam memulai pelajaran. Hal yang baik ini seperti itu yang kita harapkan keberkahan dan kemanfaatan ilmu yang di peroleh toh mbak. Oleh karena itu doa menjadai sangat penting, sebagai wujud penghambaan kita kepada Allah. Kita tanpa Allah tidak ada apa- apanya, itulah yang selalu saya sampaikan kepada murid-murid saya mbak.”58

Guna untuk memperkuat data, peneliti melakukan observasi untuk membuktikan apa yang telah disampaikan oleh para informan di atas. Dalam pengamatan peneliti ketika datang kelembaga pendidikan sekolah Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo. Di sekolah tersebut sudah membiasakan diri diri untuk membaca doa dan asmaul husna sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.59 Selanjutnya peneliti melakukan

57 Nurul Mu’alifah, wawancara, Jember, 5 April 2018

58 Roitul Jannah, wawancara, Jember, 8 April 2018

59 Observasi 10 April 2018

penelitian terkait dengan proses pembelajaran siswa di sekolah Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo.

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh kepala sekolah, tugas guru PAI sebagai pengajar dalam membentuk keperibadian siswa, dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan melalui perangkat pembelajaran atau RPP guru, dan juga dengan praktik secara langsung artinya siswa dapat mengaplikasikan dalam ranah kehidupan yang nyata.

Berikut ini penjelasan dari kepala sekolah Sekolah Menengah Pertama Al- Maufi Tempurejo.

“Yang pertama saya lakukan dalam membentuk kepribadian siswa disini adalah dengan meperhatikan perangakat atau RPP guru terdahulu. Selajutnya memperhatikan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru di kelas. Selain itu saya selalu menekankan kepada guru untuk memberikan uswah atau perilaku yang baik di depan siswa, karena saya yakin perilaku yang baik seorang guru akan memberikan dapat yang positif kepada siswa karena siswa itu cenderung mengikuti apa yang dilakukan oleh guru. Sebalikanya jika guru berbuat tidak baik, maka ketidak baikan itu akan di ikuti juga oleh siswa.”60

Pernyataan kepala sekolah tersebut juga diperkuat oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau menyatakan bahwa;

“Dalam membentuk keperibadain siswa, kami memulai dengan memperhatikan dan mengecek RPP yang dibuat guru, karena RPP yang di buat oleh guru harus terinteraksi pada pembentukan karakter atau kepribadian siswa mbak. Yah mau tidak mau kita harus mengikuti regulasi itu, proses pembelajaran itu kan sangat penting dalam hal proses pendidikan. Pendidikan yang baik tidak terlepas dari proses pembelajaran, untuk mendapkan pembelajaran yang kualitas harus berangkat dari kesiapan guru dan perangkat pembelajaran yang baik pula. Jika semuanya telah singkron maka pembetukan kepribadian siswa akan mudah di lihat hasinya. Dan

60 Abdul Munaim, wawancara, Jember, 10 April 2018

yang tak kalah pentingnya adalah guru harus memberikan contok yang baik kepada para siswa.61

Guna mendapatkan informasi yang lebih mendalam peneliti melakukan wawancara langsung dengan guru PAI selaku pendidik yang bersinggungan langsung dengan siswa. Pernyataan hampir sama dengan pernyataan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum, beliau menyatakan bahwa

“Secara regulasi perangkat yang saya buat harus berkaitan dengan pembentukan karakter siswa apa lagi ini berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, maka secara tidak langsung PAI menjadi salah satu pelajaran yang mengarah pada pembentukan kepribadian itu sendiri. Sebanarnya semua pelajaran memang mengarah pada pembentukan kepribadian siswa. Semua pelajaran harus terintegrasi pada pembentukan krpibadian tersebut. Dan kebetulan kepala sekolah disini terus melakukan pemantauab terhadap RPP yang di buat oleh masing-masing guru terlebih kepada saya sendiri selaku guru Pendidikan Agama Islam.”62

Lebih lenjut peneliti melakukan observasi terkait dengan data yang telah disampaikan oleh para informan di atas. Dalam kesempatan ini peneliti melihat proses pembelajaran guru PAI yang dilaksanakan di dalam kelas.

Saat guru PAI melakukan proses pembelajaran peneliti melihat ada kerjasama antar satu siswa dengan siswa lainnya.63

Selain itu penliti memperhatikan proses berlangsunya pembelajaran Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo. Dalam pengamatan peneliti guru Pendidikan Agama Islam menggunakan berbagai metode, hal tersebut dimaksudkan agar siswa tidak merasa bosan dan proses

61 Nurul Mu’Alifah, wawancara, Jember, 10 April 2018 62 Roikhatul Jannah, wawancara, Jember, 11 April 2018 63 Observasi 10 April 2018

pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak terkesan monoton.64 Lebih lanjut peneliti melakukan wawancara dengan guru PAI guna mendapatkan informasi yang lebih dalam.

“Dalam proses pembelajaran ini saya menggunakan berbagai metode. Kadang saya menggunakan metode ceramah, praktek, card marc, menonton video yang sesuai materi, diskusi dan lain sebagainya. Varian metode itu saya lakukan guna mengantisipasi kebosanan yang mungkin dirasakn oleh siswa. Sehingga variasi meteode menurut saya penting dan tentu dapat menyesusaikan dengan materi pembelajaran. Sebenarnya tidak hanya PAI saja yang harus melakukan variasi pembelajaran, semua mata pelajaran lainnya harus memiliki metode yang update agar tidak monoton dan menjenuhkan.”65

Pernyataan guru Pendidikan Agama Islam tersebut juga di perkuat oleh penyartaan wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Beliau menyatakan bahwa:

”Dalam setiap proses pembelajaran di sekolah, apapun mata pelajarannya, guru harus mampu untuk mentukan metode yang tepat untuk dipraktekkan kepada siswa. Karena metode yang digunakan oleh guru akan berpengaruh terhadap pemahaman dan pengetahuan siswa. Untuk pembeljaran Pendidikan Agama Islam, dalam pantauan saya selaku waka kurikulum, Bu Jannah banyak melakukan variasi metode dalam proses pembelajaran di kelas. Tentunya tidak hanya guru PAI saja yang harus memmiliki variasi metode tapi guru yang lainpun juga harus memiliki kretivitas yang sama dalam hal penggunaan metode pembelajaran”66

Berdasarkan paparan di atas dalam proses pembelajaran tentu harus menggunakan RPP yang menjadi pondasi dasar atau patokan guru dalam memberikan pembelajaran. Dalam pembelajaran yang baik perlu adanya

64 Observasi 11 April 2018

65 Roikhatul Jannah, wawancara, Jember, 11 Januari 2018 66 Nurul Mu’Alifah, wawancara, Jember, 12 April 2018

penggunaan metode yang tepat terhadap perkembangan pemberlajaran siswa di kelas.

Selain itu peneliti melihat adanya praktik sholat dhuha sebagai wujud dari pembelajaran PAI yang diajarkan oleh guru di kelas. Dalam pengamatan peneliti, setiap hari para siswa Sekolah Menengah Pertama Al- Maufi Tempurejo melakukan sholat sunnah dhuha dan sholat duhur berjamaah.67 Wujud dari pelaksanaan sholat dhuha dan duhur sebagai bentuk pembentukan kepribadian siswa yang ada di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo yang telah di ajarkan di dalam kelas. Dengan adanya praktek nyata dalam kehidupan siswa akan menjadikan siswa semakin kuat dalam membentuk kepribadian siswa itu sendiri.

2. Peran Guru PAI sebagai Pembimbing dalam Pembentukan Kepribadian Siswa di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo Tahun Ajaran 2017/2018 .

Peran guru sebagai pembimbing dalam proses pembentukan kepribadian siswa menjadi sangat sentral, mengingat guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Dalam memberikan bimbingan guru merupakan orang yang paling dekat dengan siswa setelah orang tua. Bahkan guru dapat dikatakan sebagai orang tua yang memberikan bimbingan kepada anaknya/siswanya, sehingga tidak heran apabila guru menjadi tokoh sentral dalam membina siswa di sekolah dalam upaya membentuk kepribadian siswa sehingga menjadi pribadi yang berkarakter.

67 Observasi 16 April 2018

Dalam konteks pembinaan kepribadian siswa di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo, melalui berbagai cara yang telah dilakukan oleh guru terlebih oleh guru Pendidikan Agama Islam. Guru pendidikan Agama Islam dirasa adalah guru yang memiliki kelebihan dalam membina para siswa dalam mengarahkan siswa pada posisi karakter yang diharapkan sekolah. Berikut ini wawancara peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo.

“Seperti yang telah saya sampaikan di awal mbak dalam proses pembinaan kepribadian siswa, tentu harus dimulai dari proses materi dan teori dulu, baru setelah itu aplikasi. Artinya siswa mempraktekkan apa yang telah didapatkan didalam kelas dalam kehidupan sehari-hari. Yang paling nampak untuk kita lakukan pembinaan dan pengarahan siswa adalah dengan mejaga sholatnya.

Dan kebetulan disini para siswa melakukan sholat dhuha dan dhuhur secara berjamaah. Mengapa kita harus melakukan sholat dhuha dan dhuhur disekolah ini alasannya adalah: Pertama, para siswa masih bersih otak dan prilakunya sehingga perlu kita tanamkan nilai-nilai keagamaan dalam hati dan perilakunya. Kedua, para siswa adalah tanggung jawab kita semua selaku pendidik, karena baik dan buruknya prilaku siswa bergantung pada pendidikan yang didapat oleh siswa di sekolah. Oleh karena itu kami para guru disini berupaya untuk memberikan pendidikan agama sebaik mungkin kepada siswa, agar para siswa memiliki kepribadian yang dapat diandalkan dalam kehidupan di kemudian hari.”68

Kemudian peneliti melakukan pengecekan kepada kepala sekolah untuk mencari informasi sekaligus untuk memperkuat paparan data yang talah di paparkan oleh wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Ketika peneliti menemui kepala sekolah di ruang kerjanya, beliau menyatakan bahwa;

“Program sholat berjamaah (dhuha dan dhuhur) memang merupakan program sekolah dengan pelaksana di lapangan adalah guru

68 Nurul Mu’Alifah, wawancara, Jember, 19 April 2018

Pendidikan Agama Islam. Dengan melibatkan guru-guru yang lain agar kerja dan pengawasan terhadap siswa dapat optimal. Program sholat berjamaah ini merupakan wujud dari pelajaran PAI dikelas mbak. Untuk prakteknya kita manfaatkan fasilitas masjid yang ada mbak. Ini kita lakukan untuk memberikan penanaman nilai-nilai keagamaan kepda siswa. Dan yang terpenting adalah membentuk kepribadian siswa mbak.”69

Guna untuk menggali informasi yang lebih mendalam peneliti melakukan observasi untuk memperkuat paparan data di atas. Dalam pengamatan peneliti, para siswa Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo beserta dengan para guru, melaksanakan sholat dhuha dan sholat duhur berjamaah. Peneliti ikut malaksanakan sholat berjamaah bersama dengang para guru dan siswa.70

Berdasarkan paparan di atas, dalam hemat peneliti bimbingan dalam mendidik siswa dapat menggunakan berbagai macam cara. Seperti halnya yang dilakukan oleh Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo, penanaman nilai-nilai spritual kepada siswa menjadi satu aktivitas yang wajib diberikan oleh guru kepada siswa. Dengan adanya penanaman spritual keagamaan akan memberikan pengalaman beragama yang baik dalam kehidupan siswa.

Selain sholat jamaah Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo juga membiasakan istighotsah kepada siswa pada hari Jumat.

Dalam pengamatan peneliti para siswa melakukan pembacaan istigotsah di Masjid.71 Istigotsah tersebut diberikan kepada siswa sebagai wujud dari

69 Abdul Munaim, wawancara, Jember, 19 April 2018 70 Observasi pada 22 April 2018

71 Observasi pada 26 April 2018

pembinaan kepribadian siswa agar siswa memiliki semangat dalam melaksanakan aktivitas keberagaannya.

Pelaksaan istigotsah di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo dilaksanakan dibawah bimbingan guru Pendidikan Agama Islam. Berikut ini pemaparan dari guru Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo.

“Istigotsah ini kita lakukan pada hari Jumat mbak, pelaksanaan ini atas persetujuan kepala sekolah juga. Alhamdulillah samapai saat ini tetap berjalan, yang terpenting adalah penanaman sikap istiqomah dalam menjalan ibadah mbak. Inilah yang kita upayakan untuk membiasakan diri kepada siswa, hal ini sudah menjadi tanggung jawab kita semua dalam membimbing peserta didik terlebih di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo.”72

Pernyataan guru Pendidikan Agama Islam tersebut juga di perkuat oleh pemaparan yang disampaikan oleh kepala Islam Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo. Beliau menyatakan bahwa;

“Program istigotsah di sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo ini sengaja kita adakan, supaya siswa memiliki pengalaman yang kuat akan hakikat beragama dan istiqomah dalam menjalani agama yang telah di yakininya. Dalam menjalankan program ini tentunya saya tidak sendiri, saya dibantu oleh semua guru termasuk guru pendidikan agama islam mbak.”73

Berdasarkan paparan di atas, aktivitas bimbingan oleh guru pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Al-Maufi Tempurejo, dilakukan dalam rangka membimbing dan mengarahkan para siswa untuk memiliki karakter yang berlandaskan pada ajaran agama Islam.

Dengan adanya pembinanya yang konsisten dan terprogram akan

72 Roikhatul Jannah, wawancara, Jember, 26 April 2018 73 Abdul Munaim wawancara, Jember, 27 April 2018

memungkin aktivitas siswa akan semakin baik dan terarah sesuai dengan keinginan visi misi sekolah itu sendiri.

Dalam dokumen peran guru pendidikan agama islam (Halaman 69-78)

Dokumen terkait