• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

C. Pembahasan Temuan

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pelanggan UD. Usman Banyuwangi tidak pernah mengalami musibah bencana alam.

Berdasarkan data yang diperoleh bisa dianalisis bahwasanya kondisi piutang setelah dilakukan pengendalian intern pada UD. Usman Banyuwangi berjalan dengan baik setelah dilakukan program cashback kepada pelanggan yang melakukan pembayaran piutang tepat waktu. Faktor-faktor penyebab piutang tak tertagih pada UD. Usman Banyuwangi disebabkan karena faktor intern dan ekstern adapun faktor intern di antaranya analisis yang kurang tepat dan mudah memberikan kelonggaran waktu adapun faktor ekstern di antaranya pelanggan sengaja tidak membayar piutangnya, pelanggan mau membayar piutangnya namun kemampuan pelanggan yang terbatas, dan perusahaan yang tidak mampu bersaing dengan pasar.

Gambar 4.3

Tahapan penjualan kredit pada UD. Usman Banyuwangi

Kasir Pimpinan Kurir

Sumber: diolah hasil wawancara dengan Bapak Wahyudi, Ibu Nadia, dan Heri.

Melalui penjualan kredit perusahaan memperoleh pendapatan secara tidak langsung (piutang) dan pembeli lebih banyak memilih penjualan kredit karena pembayaran pembelian barang dapat ditunda.

Proses penjualan kredit pada UD. Usman Banyuwangi berawal dari karyawan kasir yang menerima pesanan pelanggan berupa pesan WhatsApp ataupun list pesanan yang dikirimkan setelah itu karyawan kasir menyerahkan kepada karyawan gudang untuk mengambil pesanan barang dan menyiapkan pesanan, karyawan gudang akan mengirimkan barang ketika barang telah di check oleh karyawan kasir.

Menerima pesanan pelanggan

Menerbitkan invoice

Menyiapkan pesanan pelanggan

Mengecek dan tanda tangan

invoice

Melakukan proses penagihan

melalui pesan (WhatsApp

)

Mengirim barang

Setelah itu barang dikirimkan dengan becak motor (bentor) atau mobil sesuai dengan banyaknya pesanan pelanggan. Setelah barang sampai pada pelanggan karyawan kasir akan mengirimkan invoice yang telah ditanda tangani oleh pemilik UD. Usman Banyuwangi kepada pelanggan beserta tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Tanggal jatuh tempo tujuh hari setelah barang pesanan diterima oleh pelanggan, karyawan kasir akan mengingatkan pelanggan melalui pesan WhatsApp satu hari sebelum tanggal jatuh tempo guna meminimalisir adanya piutang tak tertagih.

Permasalahan yang terjadi pada UD. Usman Banyuwangi yaitu adanya piutang tak tertagih oleh karena itu, perlu adanya pengendalian intern. Pengendalian intern merupakan organisasi dan semua metode dan kekuatan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk melindungi aset dan menjaga akurasi dan sejauh mana data akuntansi dapat dipercaya serta meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong kepatuhan kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan.

1. Unsur-unsur Pengendalian Intern

Pada tahun 1992 COSO (Committee Of Sponsoring Organization Of The Treadway Commission) mendefinisikan pengendalian intern. COSO mengartikan pengendalian internal sebagai suatu rangkaian kegiatan yang mencakup seluruh organisasi. Perusahaan dapat menyajikan informasi yang dapat diyakini kebenarannya serta semua pihak akan mematuhi semua

peraturan dan kebijakan yang telah ditentukan oleh perusahaan baik peraturan maupun kebijakan perusahaan. Adapun komponen pengendalian internal menurut COSO terdiri dari beberapa macam yakni sebagai berikut:

1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Pada UD. Usman Banyuwangi struktur organisasi setiap karyawan memiliki job description yang telah ditetapkan yang diharapkan karyawan dapat melakukan pekerjaannya sesuai job description yang telah ditetapkan, namun pada UD. Usman Banyuwangi tidak ada pemisahan tugas antara bagian kasir dengan bagian penagihan piutang. Hal ini apabila dibiarkan akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang tidak sebenarnya sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya.

Selain struktur organisasi perlu adanya latar belakang pendidikan yang cukup minimal tingkat SMA/Sederajat untuk mendukung kompetisi individu. Karyawan pada UD. Usman Banyuwangi dinilai cukup memiliki latar belakang pendidikan.

Karyawan kasir memiliki latar belakang pendidikan SMA dan memiliki pengalaman kerja yang selaras dengan job description saat ini, sedangkan karyawan gudang memiliki latar belakang pendidikan SMP namun pemahaman intelektualnya tidak

dikedepankan oleh UD. Usman Banyuwangi karena job description bagian gudang lebih membutuhkan tenaga.

Berdasarkan temuan dari penelitian di atas UD. Usman Banyuwangi menerapkan teori COSO yang menyatakan bahwa lingkungan pengendalian mencakup komponen struktur organisasi yang melibatkan job description dan latar belakang pendidikan.116

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Patricia M. Montororing yang berjudul

“Analisis Penerapan Pengendalian Intern Terhadap Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Penerapan Pengendalian Internal Piutang Usaha Pada Piutang Tak Tertagih di PT. Hasjrat Multifinance Manado” yang menyatakan bahwa PT. Hasjrat Multifinance memiliki job description yang sesuai dengan struktur organisasi serta karyawan PT. Hasjrat Multifinance memiliki latar belakang pendidikan yang selaras dengan job description yang diberikan.117

2. Penaksiran Risiko ( Risk Asessment)

Pada UD. Usman Banyuwangi melakukan beberapa strategi untuk meminimalisir adanya risiko piutang tak tertagih yaitu seperti memberikan kelonggaran waktu dalam pembayaran piutang, namun apabila hal ini tidak dijalankan

116 Ch, Wensen, Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha, 203.

117 Montororing, Analisis Penerapan Pengendalian Intern, 1520.

dengan tegas akan memberikan dampak yang buruk pada UD.

Usman Banyuwangi. Oleh karena itu dibutuhkan keketatan dan penagihan yang lebih agresif kepada pelanggan.

Selain itu UD. Usman Banyuwangi memiliki program cashback kepada pelanggan yang membayar piutangnya tepat waktu hal ini dilakukan agar pelanggan melakukan pembayaran tepat waktu selain itu juga memberikan keloyalitasan kepada pelanggan. Hal tersebut menjadikan daya tarik pelanggan untuk tetap setia kepada UD. Usman Banyuwangi. Selain strategi- strategi di atas untuk meminimalisir kecurangan yang dilakukan oleh karyawan UD. Usman Banyuwangi memberikan penegasan hukuman bagi karyawan yang melakukan kecurangan untuk kepentingan pribadi dengan memotong gaji karyawan bahkan sampai memecat karyawan.

Berdasarkan temuan dari penelitian di atas UD. Usman Banyuwangi menerapkan teori COSO yang menyatakan bahwa penaksiran risiko bertujuan untuk meminimalisir peristiwa dan keadaan internal dan eksternal yang mungkin terjadi dan berdampak negatif bagi perusahaan sehingga manajemen bisa membuat rencana, program, dan tindakan yang dapat meminimalisir risiko tertentu.118

118 Ch, Wensen, Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha, 204.

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Tania Azizah yang berjudul “Analisis Pengendalian Intern Terhadap Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih Pada PT. Warna Agung Surabaya” yang menyatakan bahwa PT. Warna Agung terlalu mudah dalam memberikan kelonggaran waktu kepada pelanggan yang menunggak pembayaran piutangnya sehingga hal ini yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah piutang tak tertagih pada PT. Warna Agung Surabaya.119

3. Aktivitas pengendalian (Control Activities)

Aktivitas pengendalian pada UD. Usman Banyuwangi dengan memberikan “cap lunas” yang ditandatangani oleh Bapak Wahyudi selaku pemilik UD. Usman Banyuwangi hal tersebut dilakukan untuk menghindari kecurangan-kecurangan pelanggan. Namun aturan yang diterapkan UD. Usman Banyuwangi tidak memiliki aturan tertulis, untuk itu perlu adanya aturan-aturan tertulis seperti persyaratan-persyaratan pembelian kredit oleh calon penerima kredit serta aturan yang tegas dan tertulis apabila pelanggan tidak membayar piutang tepat waktu. UD. Usman Banyuwangi dapat menerapkan aturan yang tegas seperti tidak memperbolehkan pelanggan mengorder barang sebelum membayar piutangnya. Hal ini dapat dilakukan

119 Azizah, Analisis Pengendalian Intern Terhadap Piutang, 109.

agar jumlah piutang tak tertagih pada UD. Usman Banyuwangi tidak mengalami peningkatan.

Berdasarkan hasil temuan penelitian di atas UD. Usman Banyuwangi belum menerapkan teori COSO yang menyatakan bahwa aktivitas pengendalian mencakup tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen untuk meminimalisir risiko dalam pencapaian tujuan organisasi dapat dilaksanakan.120 UD. Usman Banyuwangi belum sepenuhnya menerapkan aturan yang tegas dan tertulis dalam melakukan aktivitas pengendalian.

Hasil dari penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Iin Dwi Anugrah yang berjudul “Analisis Pengendalian Piutang Dalam Meminimalkan Piutang Tak Tertagih Pada PT. Koko Pratama” yang menyatakan bahwa PT.

Koko melakukan aktivitas pengendalian dengan mengotorisasi dengan tepat transaksi yang terjadi seperti memberikan tanda tangan manajer penjualan pada setiap surat pesanan yang disetujui dan melampirkan bukti-bukti pendukung pada voucher masuk kepada bagian accounting sebagai keabsahan dan lunasnya piutang.121

120 Ch, Wensen, Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha, 204.

121 Iin dwi, Analisis Pengendalian Piutang Dalam Meminimalkan, 52.

4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication) Pertukaran Informasi antar karyawan pada UD. Usman Banyuwangi berjalan dengan baik dibuktikan dengan pertukaran informasi mengenai kenaikan stok barang, piutang yang mengalami kemacetan, stok barang di gudang dan kerusakan barang yang perlu direturn. Selain pertukaran informasi karyawan UD. Usman Banyuwangi menjaga hubungan komunikasi yang baik dibuktikan dengan setiap karyawan yang saling memberikan informasi dan komunikasi saling terbuka dalam menerima kritik, ide dan saran.

Hal tersebut sesuai dengan teori COSO yang menyatakan bahwa informasi dan komunikasi merupakan bagian penting dari proses manajemen karena informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian penangkapan dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggungjawab.

Perusahaan diharapkan mampu menjaga koordinasi semua pihak baik dari karyawan level bawah hingga level atas sehingga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.122

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nif Atul Maghfiroh yang berjudul “Analisis Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Piutang Pada PT. SID

122 Ch, Wensen, Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha, 205.

Lamongan” yang menyatakan bahwa informasi dan komunikasi pada PT. SID Lamongan berjalan dengan baik yang dibuktikan dengan pemrosesan suatu data transaksi dan informasi dari pelanggan secara komputerisasi.123

5. Pemantauan (Monitoring)

Pemantauan pada UD. Usman Banyuwangi dilakukan dengan baik oleh Bapak Wahyudi dibuktikan dengan pengawasan yang dilakukan setiap hari terhadap karyawan dan apabila terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh karyawan maka Bapak Wahyudi akan menegur dan memberikan solusi.

Pemantauan merupakan kegiatan pengawasan yang dilakukan secara berkala untuk menghindari adanya kegiatan yang tidak biasa sehingga dapat dilaporkan segera untuk mencari solusi kegiatan utama dalam pengawasan mepilupi supervise yang efektif dan akuntansi pertanggungjawaban.124

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Rizkiyannisa Seftiani yang berjudul “Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Dalam Meminimalisir Piutang Tak Tertagih Pada Stasiun XYZ” yang menyatakan bahwa pemantauan yang dilakukan pada Stasiun XYZ berjalan dengan baik.125

123 Maghfiroh, Analisis Efektifitas Sistem Pengendalian Internal, 7.

124 Ch, Wensen, Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha, 205.

125 Seftiani, Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha, 120.

2. Penggolongan piutang

Penggolongan piutang di UD. Usman Banyuwangi termasuk dalam penggolongan piutang usaha yang timbul akibat dari penjualan barang yang dihasilkan oleh UD. Usman Banyuwangi dan piutang tersebut akan dilunasi dalam waktu kurang dari satu bulan sehingga piutang tersebut masuk ke dalam kelompok aset lancar.

Hal tersebut sesuai dengan teori dari Rudianto yang menyatakan bahwa jenis dan asalnya piutang dalam perusahaan dapat diklafikasikan menjadi dua kelompok yaitu piutang usaha dan piutang bukan usaha dan penggolongan piutang bertujuan untuk mempermudah pencatatan laporan transaksi yang mempengaruhinya.126

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Abid Muhtarom yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha Dalam Meminimalkan Piutang Tak Tertagih Pada CV. Sinar Surya Abadi Lamongan”

yang menyatakan bahwa piutang pada CV. Sinar Surya termasuk dalam penggolongan piutang usaha sehingga piutang tersebut masuk ke dalam kelompok aset lancar.127

126 Rudianto, Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik, 129.

127 Muhtarom, Analisis SIstem Pengendalian Internal, 850.

3. Analisis Umur Piutang

Analisa umur piutang pada UD. Usman Banyuwangi dengan melakukan follow up kepada pelanggan melalui pesan WhatsApp dan pelanggan bisa membayar piutangnya secara offline maupun online. Piutang terhitung sejak barang diterima oleh pelanggan dan batas jatuh temponya 7 hari setelah barang diterima oleh pelanggan. Selain itu analisa umur piutang dapat digunakan untuk mengetahui piutang-piutang yang sudah jatuh tempo dan perlu dihapuskan karena sudah tidak dapat ditagih kembali dan UD. Usman Banyuwangi menggunakan metode penghapusan langsung.

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astri Larasati dalam penelitiannya yang berjudul “Perlakuan Akuntansi Dan Piutang Tak Tertagih Pada CV. Kani Goro Indonesia Surabaya” menyatakan bahwa analisa umur piutang adalah suatu bentuk laporan guna mengetahui posisi piutang dengan melakukan pengelompokan piutang pada periode tertentu.

Dengan pengelompokan tersebut manajemen perusahaan dapat mengetahui posisi piutang sehingga perusahaan bisa mengambil kebijakan keuangan yang tepat.128

128 Larasati, Perlakuan Akuntansi Dan Piutang, 22.

4. Pengendalian Piutang

Pengendalian piutang bertujuan untuk menjaga suatu sistem piutang yang sehat dan kontruktif agar praktek prosedur dan juga operasi berjalan dengan layak. Hal ini dapat dicapai apabila sistem pengendalian berjalan dengan baik. secara umum proses pengendalian intern pada transaksi piutang diantaranya sebagai berikut:

a. Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas antara karyawan kasir dengan karyawan penagihan piutang tidak dilakukan di UD. Usman Banyuwangi sehingga seluruh transaksi jual beli dilakukan oleh satu orang yaitu Ibu Nadia selaku karyawan kasir, hal ini dikarenakan Bapak Wahyudi yang beranggapan bahwa usaha yang dijalankannya masih terbilang menengah sehingga tidak diperlukan karyawan yang berbeda. Namun hal ini apabila dibiarkan secara terus menerus tentunya akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang tidak sebenarnya sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya.

Berdasarkan temuan dari penelitian di atas UD. Usman Banyuwangi belum menerapkan teori Mulyadi yang menyatakan bahwa pemisahan tugas perlu dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada satu orang yang memproses

transaksi sendiri secara keseluruhan. Bagian yang mengotorisasi harus terpisahkan dengan bagian yang memproses transaksi, dengan pemisahan tersebut diharapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya.129

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Santi Puspita dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Piutang Dalam Meminimalisir Piutang Tak Tertagih Pada PT. Cakrawala Multi Finance Palembang” yang menyatakan bahwa PT. Cakrawala masih melakukan perangkapan tugas dibagian administrasi, keuangan dan finance.130

b. Keamanan

Keamanan atas perlindungan aset dan dokumen pada UD. Usman Banyuwangi sudah cukup baik dimana setiap karyawan memiliki batas akses untuk ke tempat penyimpanan aset dan dokumen UD. Usman Banyuwangi, selain itu UD.

Usman Banyuwangi memberikan CCTV untuk mengawasi karyawan dan Bapak Wahyudi selaku pemilik UD. Usman Banyuwangi melakukan pengecekan kembali terhadap barang dan aset pada saat jam pulang karyawan.

Berdasarkan temuan dari penelitian di atas UD. Usman Banyuwangi telah menerapkan teori Mulyadi yang menyatakan

129 Mulyadi, Sistem Akuntansi, 129.

130 Puspita, Analisis Sistem Pengendalian, 105.

bahwa keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan data serta informasi perusahaan.131

Namun hasil dari penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ariyati dengan judul “Analisis Pengendalian Internal Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih di PT. XYZ” yang menyatakan bahwa PT. XYZ belum menjalankan keamanan aset dan dokumen perusahaan dengan baik sehingga sering terjadinya kehilangan aset maupun dokumen penting perusahaan.132

c. Pengecekan Kinerja

Pengecekan kinerja belum dilakukan dengan baik oleh UD. Usman Banyuwangi karena Bapak Wahyudi tidak melakukan perbandingan antara laporan keuangan yang dibuat oleh karyawan kasir dengan dokumen fisik, hal ini apabila dibiarkan terus menerus tentunya akan mempermudah karyawan untuk melakukan kecurangan dalam pencatatan laporan keuangan palsu.

Berdasarkan temuan dari penelitian di atas UD. Usman Banyuwangi belum menerapkan teori Mulyadi yang menyatakan bahwa pengecekan independen terhadap kinerja

131 Mulyadi, Sistem Akuntansi, 130.

132 Ariyati, Analisis Pengendalian Internal Piutang, 98.

perlu dilakukan terhadap catatan mengenai aktiva yang harus dibandingkan secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari penyelewengan atau kelalaian pencatatan yang dilakukan oleh karyawan.133

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Hairun Nisa yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian Intern Persetujuan Kredit Dalam Memperkecil Risiko Piutang Tak Tertagih Pada PT. Nusa Surya Ciptadana Cabang Marapura” yang menyatakan bahwa PT. Nusa Surya tidak melakukan pemeriksaan independen atas kinerja, surveyor yang terkadang masih melakukan hal yang buruk apabila tidak ada orang yang meninjau dan mengevaluasi kegiatannya.134

2. Kondisi Piutang Setelah Dilakukan Pengendalian Intern Pada UD.

Usman Banyuwangi

Apabila perusahaan tidak melakukan beberapa strategi dalam menanggulangi piutang maka mengakibatkan adanya piutang tak tertagih yang akan berdampak buruk bagi perusahaan karena perusahaan tidak akan menerima pendapatan dari penjualan secara kredit. Oleh karena itu dibutuhkannya strategi dan keketatan dalam menanggulangi piutang tak tertagih

133 Mulyadi, Sistem Akuntansi, 130.

134 Hairun Nisa, Analisis Sistem Pengendalian Intern, 90.

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang diperoleh, terjadinya piutang tak tertagih pada UD. Usman Banyuwangi disebabkan oleh faktor internal dan eksternal

a. Faktor Internal

1. Analisis kurang tepat

Analisis pemberian kredit kepada calon penerima kredit tidak dilakukan dengan sempurna karena UD. Usman Banyuwangi hanya melakukan beberapa analisis dan UD.

Usman Banyuwangi tidak memiliki persyaratan-persyaratan tertulis hal ini dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap proses penjualan kredit.

Berdasarkan temuan dari penelitian di atas UD. Usman Banyuwangi belum menerapkan teori yang dikemukakan oleh Ismail yang menyatakan bahwa faktor internal terjadinya piutang tak tertagih disebabkan karena adanya analisis yang kurang tepat apabila analisis kurang tepat akan berakibat buruk bagi perusahaan. Perlu adanya keketatan dalam penyeleksian kredit, persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon penerima kredit dan perjanjian tertulis yang disepakati oleh calon penerima kredit.135

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Efriliana Naibaho yang berjudul “Pengendalian

135 Lilianti, Analisis Faktor Internal dan Eksternal, 93.

Intern Piutang Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih KP- RI Jaya Dinas P dan K Kabupaten Simalungun” yang menyatakan bahwa salah satu faktor internal penyebab piutang tak tak tertagih pada KP-RI Jaya Dinas P dan K disebabkan karena analisis yang digunakan untuk mengetahui karakteristik calon peminjam di KR-RI Jaya Dinas P dan K masih belum sempurna dimana koperasi hanya menggunakan beberapa analisis dan koperasi tidak memiliki aturan dan persyaratan tertulis bagi calon peminjam.136

2. Mudah memberikan kelonggaran waktu

Piutang tak tertagih pada UD. Usman Banyuwangi salah satunya disebabkan oleh pemilik UD. Usman Banyuwangi yang mudah memberikan kelonggaran waktu kepada pelanggan hal ini apabila dibiarkan terus menerus jumlah piutang tak tertagih akan semakin meningkat seharusnya UD. Usman Banyuwangi lebih tegas dan agresif dalam melakukan penagihan serta memberikan sanksi kepada pelanggan seperti tidak memperbolehkan pelanggan meminta barang sebelum melakukan pembayaran kewajibannya.

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Emma Lilianti yang berjudul “Analisis Faktor Internal dan Eksternal Penyebab Terjadinya Piutang Tak

136 Efriliana Naibaho, Pengendalian Intern Piutang, 543.

Tertagih Pada PT. PLN (Persero) UP3 Palembang” yang menyatakan bahwa salah satu faktor internal penyebab piutang tak tertagih pada PT. PLN disebabkan karena mudahnya memberikan kelonggaran waktu dan tidak ada sanksi yang tegas kepada pelanggan dimana petugas tidak memberikan sanksi pemutusan sementara kepada pelanggan yang menunggak pembayaran sehingga lampu di rumah pelanggan masih menyala.137

3. Kurangnya pengetahuan staff

Pada UD. Usman Banyuwangi menempatkan karyawan sesuai dengan kemampuan karyawan serta latar belakang pendidikan karyawan UD. Usman Banyuwangi yaitu karyawan kasir yang memiliki latar belakang pendidikan SMA dan memiliki pengelaman kerja yang selaras sehingga mampu melakukan pekerjaannya dengan baik. Begitu pula karyawan gudang walaupun memiliki latar belakang pendidikan SMP pekerjaannya dilakukan dengan baik dan cepat.

Berdasarkan temuan dari penelitian di atas UD. Usman Banyuwangi telah menerapkan teori yang dikemukakan oleh Ismail yang menyatakan bahwa penempatan kerja yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan menyebabkan terjadinya pekerjaan yang tidak efektif, pekerjaan akan

137 Lilianti, Analisis Faktor Internal dan Eksternal, 94.

diselesaikan dengan baik apabila karyawan memiliki kemampuan yang setara dengan bidang pekerjaanya.138

Hasil dari penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Gita Aimbu yang berjudul “Analisis Pengendalian Piutang Untuk Meminimalkan Risiko Piutang Tak Tertagih Pada PT. Samudera Mandiri Sentosa” yang menyatakan bahwa salah satu faktor internal penyebab piutang tak tak tertagih pada PT. Samudera belum menempatkan karyawannya sesuai dengan kemampuan karyawan serta latar belakang pendidikan karyawan.139

b. Faktor Eksternal

1. Pelanggan sengaja tidak membayar piutangnya

Piutang tak tertagih pada UD. Usman Banyuwangi disebabkan oleh pelanggan yang sengaja tidak membayar piutangnya dikarenakan pelanggan tidak memiliki kemauan dalam memenuhi kewajibannya hal ini membuat kenaikan jumlah piutang tak tertagih pada UD. Usman Banyuwangi.

Untuk itu perlunya penegasan dan peraturan yang jelas serta penagihan yang lebih agresif terhadap pelanggan yang sengaja tidak membayar piutangnya. UD. Usman Banyuwangi juga dapat memberikan sanksi kepada

138 Lilianti, 98.

139 Aimbu, Analisis Pengendalian Piutang Untuk Meminimalkan, 366.

pelanggan dengan tidak memperbolehkan mengorder kembali sebelum kewajibannya dibayar terlebih dahulu.

Berdasarkan temuan dari penelitian di atas faktor- faktor eksternal terjadinya piutang tak tertagih pada UD.

Usman Banyuwangi sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Ismail yang menyatakan bahwa faktor eksternal penyebab piutang tak tertagih disebabkan karena unsur kesengajaan pelanggan untuk tidak membayar piutangnya dimana keadaan keuangan pelanggan terlihat baik dan lancar tetapi pelanggan tidak mempunyai keinginan untuk membayar kewajibannya.140

Hasil dari penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Abid Muhtarom yang berjudul

“Analisis Sistem Pengendalian Internal Piutang Usaha Dalam Meminimalkan Piutang Tak Tertagih Pada CV.

Surya Abadi Lamongan” yang menyatakan bahwa faktor eksternal penyebab piutang tak tertagih pada CV. Surya Abadi diakibatkan karena adanya konsumen yang sengaja tidak bertanggungjawab terhadap kewajibannya sehingga menimbulkan piutang tak tertagih pada CV. Surya Abadi Lamongan.141

140 Lilianti, Analisis Faktor Internal dan Eksternal, 95.

141 Muhtarom, Analisis Pengendalian Internal Piutang, 850.

Dokumen terkait