BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS
C. Pembahasan Temuan
1. Perbedaan pemahaman antara peserta arisan dengan ketua arisan
Pada arisan di Kelurahan Mangli ini terdapat transaksi lain yang telah berkembang yaitu tukar lot. Tukar lot adalah tukar nomor di antara sesama peserta arisan. Maksudnya, seseorang yang belum mendapatkan arisan atau belum keluar lotnya namun ia membutuhkan uang, ia bisa menukarkan lotnya dengan orang yang telah mendapatkan arisan pada pengundian saat itu. Proses tukar lot ini harus melalui ketua arisan agar transaksi ini aman dan tidak ada kesalah pahaman atau bahkan persengketaan nantinya. Namun,, masyarakat pada umumnya memahami bahwa transaksi tersebut adalah jual beli arisan. Perbedaan persepsi ini telah lama terjadi dan masih bertahan sampai sekarang. Perbedaan ini pula yang menyebabkan terjadinya berkembangnya transaksi jual beli arisan di masyarakat, karena mereka menganggap bahwa transaksi tukar lot yag melalui ketua arisan ini adalah jual beli arisan. Sehingga di masyarakat juga berkembang transaksi jual beli arisan yang sebenarnya, bukan tukar lot sebagaimana di atas yang melalui ketua arisan.
Berikut penuturan dari ketua arisan:
“Arisan yang saya bentuk tidak ada yang namanya jual beli.
Karena arisan yang saya bentuk tujuannya adal ah untuk silturrahmi dan gotong-royong antar warga dan saya tidak mengetahui kapan arisan yang dimiliki oleh anggota tersebut dijual, dan kepada siapa serta dengan harga berapapun saya tidak
10 Nyai Nur Na‟imah, Wawancara, Condro, 24 Mei 2015.
mengetahuinya. Munculnya jual beli arisan tersebut hanya dari masyarakat itu sendiri. Ini dikarenakan yang menjual arisan tersebut masih ikut berkumpul pada setiap pengundian dilakukan. Dan tidak mengatakan kepada ketua arisan bahwa arisannya akan dijual atau bahkan sudah dijualnya. Saya tahu bukan dari pemilik arisannya langsung, akan tetapi saya mengetahuinya dari pihak lain. Informasi dari warga inilah yang menjadikan saya mengetahui siapa yang menjual arisan. Arisan yang saya bentuk tidak menganut sistem jual beli arisan. Yang ada hanyalah tukar lot/kartu arisan. Di mana jika salah seorang peserta arisan mendapatkan undian namun tidak membutuhkan uang, maka hasil undian tersebut bisa di ambil peserta lain dengan memberikan uang terima kasih seikhlasnya.” 11
Jika dibandingkan, antara penuturan ketua arisan di atas dengan penuturan salah satu peserta berikut, maka dapat dilihat bahwa transaksi tukar lot tersebut dipahami sebagai jual beli arisan. Berikut penuturannya:
“Orang disini memang kalau ingin menjual arisanya ya kepada ketua arisan. Karena jika arisan itu di jual kepada orang lain tanpa sepengetahuan ketua arisan maka beliau tidak mau tanggung jawab atas arisan tersebut. Misalkan ada orang yang mendapatkan arisan tetapi arisannya dijual kepada orang lain tanpa sepengetahuannya, jika orang tersebut/pemilik arisan tidak mau membayar, beliau tidak mau tanggung jawab, tetapi kalau melalui beliau, beliau bersedia untuk membantu jika ada masalah. Ketika arisannya ingin dijual cara memberitahukannya kepada ketua arisan seperti ini “saya butuh uang untuk keperluan ini...”, nanti ketua arisan menawarkan butuh cepat atau tidak. Jika tidak, maka disuruh menunggu hari selasa atau selasa depannya lagi, karena beliau masih mencari orang yang mau menukarkan arisanya. Jika terburu-buru dan tidak ada yang mau menukarkan arisannya maka akan diambil ketua arisannya sendiri.
Tetapi pastinya ada yang mau menukarkan”.12
Mekanisme penukaran lot berbeda dengan mekanisme jual beli arisan.
Adapun mekanisme penukaran lot tersebut adalah sebagai berikut:
11 H. Hasyim, Wawancara, Mangli, 31 Maret 2015.
12 Ibu Mila, Wawancara, Slompret, 17 Mei 2015.
a. Pengajuan oleh peserta arisan yang butuh uang kepada ketua arisan Setiap peserta arisan yang ingin menukarkan arisannya harus melaporkan dulu kepada ketua arisan untuk dicarikan peserta lain yang mau menukarkan arisannya.
b. Menyerahkan foto copy KTP suami istri
Peserta yang mau menukarkan lot harus memenuhi persyartannya, yaitu menyerahkan foto copy KTP suami istri.
c. Ketua arisan mencari calon penukar nomor
Selanjutnya, setelah persyaratan dipenuhi oleh peserta tesebut maka ketua arisan akan mencarikan peserta lain yang mendapatkan arisan pada pengundian minggu itu untuk ditukarkan dengan lot dari peserta arisan yang mengajukan pertukaran lot tadi.
d. Ketua arisan menukarkan kepada peserta lain
Setelah mendapatkan peserta bersedia menukarkan lotnya, maka ketua arisan akan menukarkan lot arisan dari orang yang mengajukan tadi dengan orang yang mendapatkan arisan. Namun, penukaran lot ini tanpa mempertemukan kedua belah pihak.
e. Peserta menerima uang dari ketua arisan
Setelah lot arisannya ditukarkan, maka peserta yang mengajukan penukaran lot arisan tadi menerima uang dari penukaran lot arisannya melalui ketua arisan bukan dari peserta arisan lain yang menukarkannya secara langsung. Uang tersebut telah dipotong oleh ketua arisan, potongan tersebut adalah sebagai tanda terima kasih
kepada peserta yang mendapatkan arisan dan bersedia untuk menukarkannya.
f. Peserta tetap membayar iuran arisannya
Peserta yang mengajukan penukaran arisan harus tetap membayar sisa cicilan arisannya sampai periode arisan itu selesai.
2. Transparansi transaksi
Dari setiap penuturan anggota arisan menjelaskan bahwa setiap orang yang ingin menukarkan arisannya terlebih dahulu menyampaikan kepada ketua arisan, dan ketua arisan meminta peserta lain yang bersedia menukarkan arisannya. Menunggu dalam waktu satu sampai tiga minggu sampai ada peserta lain yang telah mendapatkan arisan bersedia untuk menukarkan arisannya.
Pada kenyataannya transaksi tukar lot arisan yang terjadi pada masyarakat di Kelurahan Mangli ini tidak transparan, sebab peserta yang menukarkan arisan tidak mendapatkan informasi yang jelas dari ketua arisan bahwa dengan arisan milik siapa lot arisannya telah ditukarkan. Setiap transaksi tukar lot ini harus melalui ketua arisan tanpa mempertemukan antara kedua belah pihak yang menukarkan arisannya, dan penyerahan uangnya pun melalui ketua arisan.
3. Uang tanda terima kasih
Dalam transaksi tukar lot ini ada yang namanya uang tanda terima kasih, dalam pelaksanaannya yaitu berupa potongan langsung terhadap uang yang didapatkan dari arisannya, misalnya si A yang mengajukan
penukaran arisan yang berjumlah Rp 6.000.000,- kemuadian arisannya ditukarkan dengan arisan si B oleh ketua arisan, maka uang yang akan didapatkan oleh si A bukan lagi Rp 6.000.000,- tapi bisa Rp 4.000.000 – Rp 5.500.000,- karena ada potongan yang berupa uang tanda terima kasih tersebut.
Pemotongan ini bukan atas kesepakatan kedua belah pihak antara si A dengan si B, namun ini adalah hasil dari kesepakatan antara si B dan ketua arisan tanpa meminta persetujuan kepada si A, dan si A hanya menerima uang hasil dari kesepakatan tadi dari ketua arisan.
Hal ini sebagaimana penuturan salah seorang peserta arisan yang pernah menukarkan arisannya, sebagaimana berikut:
“Saya pernah menukarkan arisan, waktu itu anak saya ingin beli sepeda motor, maka saya tukarkan arisan saya. Arisan yang saya ikuti adalah yang Rp 30.000,-. Dari penukaran arisan itu saya mendapatkan Rp 4.000.000,- padahal dari arisan itu uang saya yang terkumpul adalah Rp 6.000.000,-. Jadi Rp 4.000.000,- itu memang sudah dari ketua arisan.”13
Jumlah uang selisih yang kurang lebih Rp 2.000.000,- tersebut sebagai uang tanda terima kasih dari orang yang membutuhkan uang kepada orang yang sudah menukarkan lotnya sebenarnya kurang tepat, karena orang yang mau menukarkan lotnya tadi dikarenakan ia memiliki sebuah kebutuhan. Dalam hal ini unsur tolong-menolong sesama warga sebagaimana yang disampaikan oleh ketua arisan tidak ada.
Penentuan selisih tersebut ditentukan oleh kesepakatan antara ketua arisan dengan orang yang mendapatkan arisan. Namun, uang tanda terima kasih
13 Ibu Sarmini, Wawancara, Karang Meluwo, 7 Juni 2015.
tersebut sepenuhnya diterima oleh orang yang telah menukarkan lotnya atau tidak, pihak yang membutuhkan uang tidak mengetahuinya. Sebab tidak ada kejelasan dari ketua arisan siapa orang yang telah bersedia menukarkan lotnya.
A. Kesimpulan
1. Jual beli arisan adalah menjual lot arisan yang belum keluar dari undian kepada orang lain dengan harga yang lebih rendah. Mekanismenya adalah sebagi berikut:
a) Peserta yang ingin menjual arisannya terlebih dahulu mencari calon pembeli;
b) Tawar menawar harga;
c) Kesepakatan transaksi;
d) Peserta tetap membayar angsuran arisannya.
2. Jual beli arisan yang ada di Kelurahan Mangli menurut pandangan Hukum Islam adalah tidak sah dan haram. Transaksi tersebut tidak sah karena tidak terpenuhi syarat dan rukunnya dan dikatakan haram sebab bertentangan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Bahwa dalam transaksi jual beli arisan ini terdapat perbedaan dalam penerimaan uang dalam hal jumlah dan waktu penyerahannya, dan hal itu haram hukumnya dalam transaksi jual beli atau tukar menukar uang. Selain itu, transaksi ini lebih banyak mengandung mudharat daripada manfaatnya Penetapan hukum ini juga diperkuat dengan hasil Bahtsul masail dari beberapa ulama’ tentang hukum jual beli arisan.
B. Saran
1. Bagi ketua arisan
Hendaknya memberikan pemahaman kepada peserta arisannya bahwa transaksi jual beli arisan itu hukumnya haram.
2. Bagi tokoh masyarakat
Hendaknya lebih intens dan maksimal dalam memberikan pengarahan terhadap masyarakat dalam bidang muamalah terkait khususnya jual beli arisan, agar kegiatan muamalah yang ada di masyarakat dapat sesuai dengan tuntunan syar’iat Islam.
3. Bagi masyarakat Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember dan sekitarnya, khususnya para anggota arisan terlebih pelaku trasaksi jual beli arisan.
Dalam bermuamalah hendaknya selalu memperhatikan prinsip-prinsip yang telah diajarkan agama Islam dengan sungguh-sungguh dan lebih berhati-hati dalam melakukan kegiatan muamalah, Supaya tidak terjerumus kepada hal-hal yang dilarang oleh Islam yang ahirnya merugikan diri sendiri dan orang lain. Dan jika tidak mengetahui tentang hukumnya, maka hendaknya bertanya Kyai, Ustadz, tokoh masyarakat atau siapapun yang memiliki pengetahuan tentang hal tersebut.
Ali, Mohammad Daud. 2004. Hukum Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, Al-Jaziri, Abdurrahman. 2001. Fiqh Empat Mazhab. Bandung: Darul Ulum Press.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Teoritik.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Baqi, Muhammad Fu’ad Abdul. 2010. Al-Lu’lu’ wal Marjan Fima Ittafaqa ‘Alaihi Asy-Syaikhani Al-Bukhari Wa Muslis. Solo: Penerbit Insan Kamil.
Djamali, Abdul. 2002. Hukum Islam. Bandung: Mandar Maju.
Djazuli. 2007. Kaidah-kaidah Fikih. Jakarta: Kencana.
Ghazaly, Abdul Rahman dkk. 2012. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Harisudin, M. Noor. 2014. Fiqh Muamalah 1.Surabaya: Pena Salsabila.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007. cet ke-4, ed ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
Kementrian Agama RI. 2011. Al-Qur’an dan Terjemah dilengkapi dengan kajian Usul Fiqih. Bandung: Syaamil Quran.
Khallaf, Abdul Wahhab. 2002. Kaidah-kaidah Hukum Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ma’arif, Syamsul. 2009. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Uang Muka dalam Sewa Menyewa di Famous Transportation Yogyakarta. Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga.
Madani. 2012. Fiqh Ekonomi Syariah. Jakarta: Kencana,
Moleong, Lexy J. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya.
Prihantari, Irma. 2010. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Praktek Arisan Sepeda Motor. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Rasjid, Sulaiman. 2010. Fiqh Islam. Cet 48. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Rusyd, Ibnu. 1997. Bidayatul mujtahid wa Nihayatul Muqtasid, Cet. 1, Jil 2.
Bandung: Trigenda Karya.
Sabiq, Sayyid. 2013. Fiqih Sunnah. Cet. 5, Jil. 5. Jakarta: Pena Pundi Aksara.
Saebani, Beni Ahmad 2009. Ilmu Ushul Fiqh. Bandung: Pustaka Setia.
Sudarsono, Heri. 2003. KonsepEkonomi Islam. cet 1. Yogyakarta: Ekonisia.
Sudarsono. 2001. Pokok-Pokok Hukum Islam. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Syafe’i, Racmat 2004. Fiqh Muamalah. Bandung: Pustaka Setia.
Syarifuddin, Amir. 2011. Ushul Fiqh. Jakarta: Kencana.
http://almanhaj.or.id/content/3818/slash/0/arisan-dalam-pandangan-islam/
http:// al-niver.blogspot.com/2012/02/pengertian-riba.html/
http://hukumjualbelidalamislam.blogspot.com/2013/05/pengertian-dan-dasar- hukum-jual-beli.html
http://multazam-einstein.blogspot.com/2013/01/hukum-jual-beli-hak-arisan.html http://www.ahmadzain.com/read/karya-tulis/166/hukum-arisan-dalam-islam/
SKRIPSI
diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)
Fakultas Syari’ah Program Studi Mu’amalah
Disusun Oleh:
LIA EKA PRISTIANI NIM : 083 112 001
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS SYARI’AH
JULI 2015
SKRIPSI
diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Islam (S.Sy) Fakultas Syari’ah Program Studi Mu’amalah
Oleh:
Lia Eka Pristiani NIM : 083 112 001
Disetujui Oleh:
Pembimbing
DR. H. Sutrisno RS, M. HI NIP. 19590216 198903 1 001
Kabupaten Jember)
SKRIPSI
Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Syari’ah (S.Sy)
Fakultas Syari’ah Program Studi Mu’amalah
Hari : Kamis
Tanggal : 06 Agustus 2015
Tim Penguji
Ketua Sekretaris
Muhaimin, M. HI Inayatul Mukarromah
NIP. 19750620 200501 1 007 NIP. 19760210 200912 02 001
Anggota :
1. Dr. M. Nur Harisudin, M.Fil.I ( ) 2. Dr. H. Sutrisno RS, M.H.I ( )
Menyetujui Dekan Fakultas Syari’ah
Dr. H. Sutrisno Rs, M. HI NIP. 19590216 198903 1 001
...
”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu...”
(QS. An-Nisaa’, 4:29)1
1 Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemah dilengkapi dengan kajian Usul Fiqih.
(Bandung: Syaamil Quran, 2011), 83.
L
antunan kata ku ukir di kertas iniI
majinasiku terkuras hanya sekedar olah kataA
ir mata bahagia membuncah dalam binar mataE
jaan semupun tak lagi membayangiK
asih sayang dan do’a orang tua selalu menemani langkahkuA
palah arti hidupku tanpa ridhamuDo’aku selalu terpanjatkan untukmu Ibu Bapak, Uhibbukuma,.,
Lembaran sederhana ini adalah bagian kecil bukti kasihku untuk engkau,., Semua ini kehebatan dari do’a dan kasih sayangmu,.,
Ketulusan cinta kasihmu kepadaku tak bisa dibandingkan dengan apapun,., Engkau motivator terbesar dalam hidupku,.,
Terimakasih atas semua pengorbanan, kesabaran, dan ketulusan yang tiada hentinya,.,
Untuk seseorang yang selalu menemani dan memberikan semangat, Yang telah menjadi pendamping belajar dan memberikan pengertian atas ketidak pahamanku terhadap beberapa ilmu
Kehadiranmu telah memberikan energi positif dalam menyelesaikan perkuliahanku
Terimakasih kau telah menjadi bagian dari hidupku,.,
Hari-hariku tak mungkin lengkap dan indah tanpa adanya kalian teman,., Kebersamaan kita selama ini tersimpan dalam ingatan
Walaupun waktu menjadi pembeda dan jarak menjadi pemisah Namun semua itu bukan berarti titik terakhir
Kita hanya menjemput impian kita di luar dengan jalan yang berdeda-beda Terimakasih atas kebersamaan yang kita jalani selama ini
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. (Qs. 94:7)
Jual beli adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang maupun masyarakat. Hal ini sudah diterapkan mulai sejak dulu, dengan menggunakan sistem saling tukar-menukar barang yang biasa disebut barter.
Seiring berjalannya waktu jual beli semakin bervariasi dalam transaksinya.
Latar belakang dari penelitian ini yaitu, di Kelurahan Mangli terdapat kegiatan arisan uang. Namun, dalam kelompok arisan mulai berkembang sebuah transaksi jual beli arisan. Jual beli arisan adalah penjualan lot arisan yang belum mendapatkan undian kepada orang lain baik peserta arisan atau bukan, yang menjadi obyeknya adalah uang. Jadi, jual beli ini adalah jual beli atau tukar menukar uang dengan uang. Namun, dalam transaksi jual beli arisan ini penerimaan uangnya tidak sama dalam jumlah dan waktu penyerahannya.
Fokus masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah: 1) Bagaimana praktek jual beli arisan di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember?; 2) Bagaimana pandangan Hukum Islam terhadap praktek jual beli arisan di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember?.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktek jual beli arisan serta memahami pandangan Hukum Islam terhadap praktek jual beli arisan di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.
Untuk mengidentifikasi permasalahan tersebut, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis deskriptif, menganalisis proses pelaksanaan arisan dan jual beli arisan di Kelurahan Mangli Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur, observasi nonpartisipatif, dan dokumentasi.
Penelitian ini memperoleh kesimpulan: (1) Mekanisme jual beli arisan ini yaitu lot yang belum keluar dari undian terlebih dahulu dijual kepada orang lain.
Mekanisme penjualan arisan ini meliputi pencarian calon pembeli oleh peserta yang ingin menjual arisannya, tawar-menawar harga, kesepakatan transaksi dan pembayaran sisa uang arisan yang belum dibayar oleh peserta yang menjual arisannya. (2) Jual beli arisan yang ada di Kelurahan Mangli menurut pandangan Hukum Islam adalah tidak sah dan haram. Transaksi tersebut tidak sah karena tidak terpenuhi syarat dan rukunnya dan dikatakan haram sebab bertentangan dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari.
Bahwa dalam transaksi jual beli arisan ini terdapat perbedaan dalam penerimaan uang dalam hal jumlah dan waktu penyerahannya, dan hal itu haram hukumnya dalam transaksi jual beli atau tukar menukar uang. Selain itu, transaksi ini lebih banyak mengandung mudharat daripada manfaatnya Penetapan hukum ini juga diperkuat dengan hasil Bahtsul masail dari beberapa ulama’ tentang hukum jual beli arisan.
dengan limpahan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan, meskipun masih banyak kekurangan yang harus dibenahi.
Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari ada banyak pihak yang turut membantu dan memperlancar dalam proses penyusunan skripsi ini, baik dari awal hingga akhir.
Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., selaku Rektor IAIN Jember;
2. Bapak Dr. H. Sutrisno RS, M.HI., selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan Dosen Pembimbing yang telah berkenan membimbing dengan penuh kesabaran dan keikhlasan dalam penyusunan skripsi ini;
3. Ibu Mahmudah, S.Ag., M.EI., selaku Ketua Jurusan Mu’amalah;
4. Seluruh Dosen IAIN Jember, yang telah membimbing dan mengajarkan kepada penulis berbagai macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat;
5. Kedua orang Tuaku, Ibu dan Bapak motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jenuh selalu mendo’akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan, kesabaran dan ketulusan yang tiada hentinya;
6. Teman-teman seperjuangan di IAIN Jember, khususnya kelas C Mu’amalah, motivasi, canda, tawa kita bersama akan tetap indah terukir hingga nanti;
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
persembahkan karya sederhana ini dengan harapan semoga yang sedikit ini dapat memberi mafaat kepada semuanya. Aamiin,.,
Jember, 07 Juli 2015 penulis
Lia Eka Pristiani