BAB I PENDAHULUAN
H. Uji Statistik Deskriptif
I. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan Auditor dalam mendeteksi kecurangan pada kantor Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Maka dapat di ambil Pembahasan sebagai berikut:
1. Kompetensi (X1) memiliki nilai Positif dan signifikan terhadap Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan koefisien regresinya 0,430 artinya apabila Kompetensi naik sebesar 1%
maka Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan mengalami penurunan sebesar 0,430. Koefisien bernilai positif artinya ada pengaruh positif antara Kompetensi dengan Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan, semakin baik struktur organisasi, Semakin tinggi nilai kompetensi yang ada maka akan semakin berpengaruh pula terhadap Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Hasil dari Penelitian ini semakin memperkuat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jessica Puji Astuti dan Partogian Sormin (2019) dengan judul Pengaruh independesi, Kompetensi dan profesionalisme auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan yang menggunakan metode kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat di simpulkan bahwa kompetesi seorang auditor internal berpengaruh positif signifikan terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan Hasil penelitian kompetensi terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan mendukung hipotesis ketiga yang menyatakan “Kompetensi berpengaruh terhadap kemampuan
65
auditor dalam mendeteksi dan mencegeah kecurangan (fraud)”.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori atribusi yang menyatakan bahwa sikap atau perilaku seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Dalam penelitian ini variabel komptensi dipengaruhi oleh faktor eksternal. Variabel kompetensi timbul dan muncul dari proses pembelajaran yang meliputi pengetahuan dan pengalaman. Kompetensi adalah pengetahuan dan keahlian yang diperlukan oleh seorang auditor untuk mencapai tugas yang menentukan pekerjaan individual (Tunggal, 2013). Auditor harus memiliki kompetensi yang cukup secara individual meskipun perkerjaan dilakukan secara tim, tetapi secara individual harus mendukung agar pekerjaan tim lebih baik.
Secara individu seorang auditor perlu meningkatkan pengetahuannya agar pelaksanaan audit khusus seperti audit E- Commerce mampu dijalankan dengan optimal.Peningkatan kompetensi auditor tentu sangat berpengaruh menjaga mutu audit, efektivitas kinerja auditor agar menjadi lebih produktif dan diharapkan menjadi auditor kompeten dan profesional. Sehingga akan mendukung penguatan kelembagaan Inspektorat dalam melaksanakan perannya menilai dan melaporkan tingkat efisiensi, efektivitas, keekonomisan, serta memberikan saran kepada manajemen mencakup area tata kelola, manajemen risiko dan pengendalian..
2. Independensi (X2) memiliki nilai Positif dan signifikan terhadap Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan koefisien
66
regresinya 0,392 artinya apabila Kompetensi naik sebesar 1%
maka Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan mengalami penurunan sebesar 0,392. Koefisien bernilai positif artinya ada pengaruh positif antara Independensi dengan Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan, semakin baik struktur organisasi, Semakin tinggi nilai Independensi yang ada maka akan semakin berpengaruh pula terhadap Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Hasil dari Penelitian ini semakin memperkuat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rastina dan Hasinah (2021) dengan judul penelitian Determinan kemampuan auditor internal dalam mendeteksi kecurangan (studi kasus pada auditor internal perguruan tinggi sulawesi selatan) yang menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian pengaruh independensi terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi fraud mendukung hipotesis kedua yang menyatakan “Independensi berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi dan mencegah kecurangan (fraud)”. Hasil penelitian ini didukung oleh teori atribusi yang dimana sikap atau perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Independensi dalam penelitian ini dipengaruhi oleh faktor internal. Independensi terdapat dalam diri seorang auditor yang nantinya akan membantu auditor dalam mengambil sebuah keputusan. Seorang auditor dalam menjalankan tugasnya harus sikap yang teguh pendirian dan tidak terpengaruh oleh pihak lain, sehingga tidak terdapat adanya indikasi atau pengaruh terhadap dalam melakukan sebuah tugas audit.
67
Independensi adalah salah satu karakter dari professionalism.
Kamu tidak akan bisa jadi professional kalau kamu tidak independen. Independen itu susah. Being independen means kita tidak melakuan pekerjaan yang hasilnya itu dipengarui oleh orang lain atau pekerjaan yang lain dari lingkungan kita sikap indpenden sangat penting dimiliki oleh seorang auditor karena seorang auditor yang independen akan terlihat lebih bijaksana dalam meberikan sebuah opini atau asersi terhadap hasil auditnya independensi menjadi penting bagi seorang auditor karena ini semua demi menjaga objektivitas hasil audit dalam laporan keuangan akhir (audited) serta wujud tanggung jawab kepada KAP terkait, klien dan masyarakat, khususnya para pemakai laporan keuangan.
Independensi pada auditor bertujuan untuk menciptakan penugasan audit yang penuh dengan integritas maupun bermanfaat bagi semua stakeholder dan merupakan ruh yang terwujud dalam kewajiban seseorang akuntan publik untuk mempertanggungjawabkan informasi opini yang dia berikan kepada pihak stakeholder atas pengelolaan dan pengendalian sumber daya perusahaan.
pentingnya independensi dalam konteks audit telah menyatu sedemikian rupa sehingga istilah 'independen' dan 'auditor' tidak dapat dipisahkan, independen tampaknya endogen untuk audit.
3. Skeptisme Profesional (X3) memiliki nilai Positif dan signifikan terhadap Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan koefisien regresinya 0,194 artinya apabila Kompetensi naik sebesar 1% maka Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan
68
mengalami penurunan sebesar 0,194. Koefisien bernilai positif artinya ada pengaruh positif antara Skeptisme Profesional dengan Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan, semakin baik struktur organisasi, Semakin tinggi nilai Skeptisme Profesional yang ada maka akan semakin berpengaruh pula terhadap Kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan. Hasil dari Penelitian ini semakin memperkuat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Juli Herdi Peuranda dan Amir Hasan (2019) yang mengunakan metode Kausal. Dalam hal ini skeptisme professional yang berarti sikap atau perilaku yang melatarbelakangi auditor dalam melaksanakan tugasnya. Ketika sikap atau perilaku seseorang dimanfaatkan dengan baik maka akan menghasilkan hasil yang baik pula, sebagai contoh seorang auditor yang skeptis, tidak akan menerima begitu saja penjelasan dari klien, tetapi akan mengajukan pertanyaan- pertanyaan untuk memperoleh alasan, bukti dan konfirmasi mengenai obyek yang dipermasalahkan. skeptisisme profesional adalah kecenderungan auditor untuk tidak menyetujui asersi manajemen tanpa bukti yang menguatkan, atau kecenderungan untuk meminta manajemen memberikan fakta atas asersinya Untuk menerapkan skeptisisme profesional yang efektif, perlu dibentuk persepsi bahwa bahkan sistem pengendalian internal yang paling baik memiliki celah dan memungkinkan terjadinya fraud Hanya saja, dalam menerapkan skeptisisme profesional, auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen klien melakukan praktik yang bersih, namun tidak juga berprasangka bahwa manajemen
69
klien melakukan fraud.Itulah kenapa Skeptisisme profesional sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas audit, karena dengan bersikap skeptis, auditor akan lebih berinisiatif untuk mencari informasi lebih lanjut dari manajemen mengenai keputusan- keputusan akuntansi yang diambil, dan menilai kinerjanya sendiri dalam menggali bukti- bukti.
Hasil dari Penelitian ini semakin memperkuat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jessica Puji Astuti dan Partogian Sormin (2019) dengan judul Pengaruh independesi, Kompetensi dan profesionalisme auditor internal terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan yang menggunakan metode kuantitatif. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat di simpulkan bahwa kompetesi seorang auditor internal berpengaruh positif signifikan terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan, Sedankan independensi dan profesionalisme auditor internal tidak berpengaruh terhadap kemampuan mendeteksi kecurangan dan penelitian yang dilakukan oleh Nurwahyuni dan Atik Isniawati (2021) dengan judul Analisis Faktor-faktor kemampuan auditor mendeteksi kecurangan dengan moderasi etika profesi yang menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor time budget pressure, pengalaman auditor, dan skeptisisme professional berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendeteksian kecurangan laporan keuangan.
Hasil penelitian ini bebeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi Larasati dan windy Puspitasari (2019) dengan judul Pengaruh pengalaman, Indenpendensi, Skeptisme profesional auditor, penerapan etika dan beban kerja terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi
70
kecurangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa :1)Tidak adanya pengaruh independensi terhadap kemampuan auditor internal mendeteksi kecurangan; 2)Terdapat pengaruh kompetensi terhadap kemampuan auditor internal mendeteksi kecurangan;3) Terdapat pengaruh skeptisme profesional yang dimiliki oleh auditor internal berpengaruh terhadap kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan;4) Tidak ada pengaruh pelatihan audit kecurangan terhadap hubungan independensi secara parsial variabel.
71
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN