Pembahasan Kegiatan Pengelolaan Tanaman Perkebunan Tebu RC (Ratoon Cane)
1. BAKAR DADUK : Titik kritis pada kegiatan ini yaitu pengawasan saat pembakaran dilakukan, jika angin terlalu kencang maka kobaran api berpotensi merambat pada petak tanaman tebu lainnya. Guna menghindari hal tersebut terjadi maka perlu menggiring api dengan berlawanan arah hembusan angin guna menghindari potensi merambatnya api.
2. KEPRAS : Titik kritis pada kegiatan ini yaitu panjang hasil keprasan harus sepandas mungkin (5 Cm) guna
3. PUTUS AKAR : Titik kritis pada kegiatan ini pada kedalaman Implement Susoiler, semakin dalam Implement masuk ke dalam tanah maka seluruh akar tanaman tebu akan putus secara maksimal dan optimal. Sebaliknya ketika Implement tidak masuk ke dalam tanah secara optimal sisa akar tanaman tidak akan putus secara keseluruhan.
4. PENYULAMAN (Gaps Filling) : Titik kritis pada kegiatan ini kondisi bibit yang digunakan harus tergolong muda (sesuai dengan umur tanaman pokok), bebas dari serangan hama penyakit guna memaksimalkan pertumbuhan bibit untuk menyetarakan pada tanaman pokok.
5. PEMELIHARAAN GOT : Titik kritis pada kegiatan ini pada kedalaman GOT tersebut, semakin dalam GOT tersebut maka drainase petak kebun tersebut serta suplai air ke dalam kebun juga akan baik sehingga kebutuhan air pada tanaman tercukupi. Sebaliknya ketika GOT pada lahan tersebut dangkal akan menyebabkan lahan tersebut tergenang air sehingga akan menyulitkan kegiatan pemeliharaan serta berpotensi kematian pada tanaman.
6. PEMUPUKAN : Titik kritis pada kegiatan ini terletak pada :
70 a. Dosis : Dosis yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, tidak lebih dan tidak kurang sebab jika berlebih akan toxic bagi tanaman, jika kurang maka asupan kebutuhan unsur hara tanaman juga akan kurang
& menyebabkan pertumbuhan yang kurang baik.
b. Waktu : Pengaplikasian pupuk pada lahan akan lebih baik nya memperhatikan kondisi cuaca, jika kondisi cuaca gerimis/hujan kegiatan pemupukan harus dihentikan karena akan menyebabkan pupuk tercuci oleh air hujan. Untuk menghindari hal tersebut perlunya kesadaran terhadap kondisi cuaca
c. Cara : Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan cara ditabur dengan jarak 5 Cm dari pangkal batang tanaman tebu guna menghindari kontak langsung antara pupuk dengan batang tanaman tebu. Setelah pupuk diaplikasikan harus segera ditutup/ditimbun oleh tanah guna menghindari pupuk menguap karena sinar matahari.
d. Jenis : Jenis pada pupuk juga harus diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Pada tanaman tebu pupuk yang digunakan adalah ZA, KCL & SP-36
7. BUMBUN : Titik kritis pada kegiatan ini adalah ketika melakukan pembumbunan pangkal batang harus benar-benar tertutup/tertimbun oleh tanah, sebab jika tidak maka tanaman tebu akan mudah roboh serta pertumbuhan anakan sedikit.
8. REWOS : Titik kritis pada kegiatan ini adalah daun kering yang menempel pada batang tanaman tebu. Jika tidak dibersihkan maka dampak yang ditimbulkan adalah sulitnya pertumbuhan vegetatif tanaman serta lahan akan menjadi lembab. Untuk menghindari hal tersebut perlunya dilakukan pembersihan daduk (daun kering) secara maksimal guna mendapatkan hasil yang optimal.
9. HERBISIDA POST EMERGENCE : Titik kritis kegiatan ini terletak pada :
71 a. Dosis : Dosis yang digunakan harus sesuai guna menghindari terbuangnya
Herbisida yang digunakan
b. Jenis : Jenis yang digunakan pada kegiatan pengendalian gulma juga harus tepat, artinya harus sesuai dengan kondisi serta jenis gulma pada lahan guna memaksimalkan kegiatan pengendalian gulma. Jenis herbisida yang digunakan adalah Ametrin, Diuron & Dimetil Amina
c. Waktu : Waktu melakukan kegiatan ini ketika pagi hari dengan kondisi angin yang tidak kencang & tidak hujan guna memaksimalkan penyerapan herbisida pada gulma
d. Cara : Guna menghindari kontak langsung antara daun & herbisida adalah dengan cara memposisikan Nozel setinggi lutut & untuk mengoptimalkan penyebaran pada gulma
10. KST (Klentek Sebelum Tebang) : Titik kritis pada kegiatan ini terletak pada daun kering (daduk) yang menempel pada batang tanaman tebu. Jika daun kering tidak disingkirkan maka sinar matahari akan kurang optimal mengenai batang tebu sehingga proses penimbunan gula/sukrosa menjadi kurang optimal.
Guna menghindari hal tersebut perlunya dilakukan pembersihan daduk (daun kering) secara maksimal guna mendapatkan hasil yang optimal.
11. TMA (Tebang Muat Angkut) : Titik kritis pada kegiatan ini adalah kondisi petak kebun yang tidak bersih karena daun kering (daduk) yang tidak dibersihkan, hal tersebut menyebabkan tenaga tebang cenderung tidak memotong batang tebu ketika proses pemanenan akan tetapi mencabut hingga akar tanaman diikut sertakan, hasil tebangan menjadi kotor karena banyak nya daduk (daun kering) yang tidak dibersihkan. Guna menghindari hal tersebut sangat diperlukan petak kebun tersebut dilakukannya klentek terlebih dahulu guna menghindari hasil tebangan yang kotor.
72 Pembahasan Kegiatan Pengelolaan Tanaman Perkebunan Tebu PC (Plant Cane)
1. BAJAK I : Titik kritis pada kegiatan ini terletak pada kedalaman Implemet Dics Plough, ketika Implement tersebut membajak kurang dari (30 Cm) maka sisa-sisa akar, rumpun tanaman tidak terangkat ke permukaan tanah dampaknya akan menyulitkan ketikan proses kair & pembibitan. Guna menghindari hal tersebut diperlukannya pengawasan langsung guna tercapainya target kedalaman yang sesuai dengan standar yaitu (30 Cm) 2. BAJAK II : Titik kritis pada kegiatan ini terletak pada Implement Disc Plough,
ketika Implement tersebut membajak tidak sesuai standar (30 Cm) maka lahan tersebut akan terlihat bergelombang (tidak rata) kemudian tanah pada lahan tersebut menjadi kurang gembur sehingga tanah masih dalam bentuk bongkahan-bongkahan sehingga akan menghambat proses penyerapan air.
Guna menghindari hal tersebut diperlukannya pengawasan langsung guna tercapainya target kedalaman yang sesuai dengan standar yaitu (30 Cm) 3. KAIRAN: Titik kritis pada kegiatan ini terletak pada kedalaman Implement
Furrower, jika kegiatan Kair kurang dari 30 Cm maka dampak yang akan ditimbulkan adalah juringan menjadi dangkal sehingga akan berpotensi bibit tidak tertutup oleh tanah, dampaknya adalah melambatnya proses perkecambahan & penunasan menjadi kurang optimal & persentase kematian bibit menjadi tinggi.
4. PEMBIBITAN : Titik kritis pada kegiatan Pembibitan terletak pada :
a. Pemotongan bagal (ruas) bibit, saat pemotongan bagal (ruas) terkena mata tunas maka kualitas pertumbuhan bibit menjadi tidak baik, guna menghindari hal tersebut memberikan pengetahuan kepada tenaga kerja untuk memotong bibit tebu pas pada tengah-tengah ruas batang guna menghindari kerusakan mata tunas.
b. Pengeceran bibit, ketika pengeceran bibit/penyusunan bibit miring akan berdampak pada miringnya alur tanaman ketika bibit sudah mengeluarkan
73 tunasnya, dampak yang ditimbulkan adalah ketika proses Bumbun menggunakan mekanisasi sangat beresiko tanaman dengan alur rumpun miring terlindas oleh ban traktor. Guna menghindari hal tersebut diperlukan pemberian pengetahuan terhadap tenaga kerja untuk menghindari hal tersebut terjadi.
c. Penimbunan Bibit, ketika melakukan penimbunan terhadap bibit sangat wajibkan bibit hingga benar-benar tertutup oleh tanah, jika tidak tertutup oleh tanah maka bibit akan terkena sinar matahri langsung & menyebabkan bibit menjadi kering hingga mati. Guna menghindari hal tersebut sangat diperlukannya memberikan pengetahuan terhadap pekerja mengenai dampak yang akan ditimbulkan.
5. PEMUPUKAN I : Titik kritis pada kegiatan ini terletak pada :
a. Dosis : Dosis yang digunakan harus sesuai dengan kebutuhan tanaman, tidak lebih dan tidak kurang sebab jika berlebih akan toxic bagi tanaman, jika kurang maka asupan kebutuhan unsur hara tanaman juga akan kurang
& menyebabkan pertumbuhan yang kurang baik.
b. Waktu : Pengaplikasian pupuk pada lahan akan lebih baik nya memperhatikan kondisi cuaca, jika kondisi cuaca gerimis/hujan kegiatan pemupukan harus dihentikan karena akan menyebabkan pupuk tercuci oleh air hujan. Untuk menghindari hal tersebut perlunya kesadaran terhadap kondisi cuaca
c. Cara : Pengaplikasian pupuk dilakukan dengan cara ditabur dengan jarak 5 Cm dari pangkal batang tanaman tebu guna menghindari kontak langsung antara pupuk dengan batang tanaman tebu. Setelah pupuk diaplikasikan harus segera ditutup/ditimbun oleh tanah guna menghindari pupuk menguap karena sinar matahari.
d. Jenis : Jenis pada pupuk juga harus diberikan sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut. Pada kegiatan Pupuk I yang digunakan adalah ZA, & SP- 36
6. PENGAIRAN : Titik kritis saat kegiatan pengairan adalah besarnya volume
74 keluarnya air dari pipa yang menyebabkan juringan menjadi banjir & longsor, guna menghindari hal tersebut tenaga pengairan harus siap siaga ketika juringan tersebut telah tercukupi pengairannya maka segera pipa paralon dipindahkan ke juringan sebelahnya untuk dilakukan pengairan selanjutnya.
7. HERBISIDA PRE EMERGENCE
a. Dosis : Dosis yang digunakan harus sesuai guna menghindari terbuangnya Herbisida yang digunakan
b. Jenis : Jenis yang digunakan pada kegiatan pengendalian gulma juga harus tepat, artinya harus sesuai dengan kondisi serta jenis gulma pada lahan guna memaksimalkan kegiatan pengendalian gulma. Jenis herbisida yang digunakan adalah Ametrin, Diuron & Dimetil Amina
c. Waktu : Waktu melakukan kegiatan ini ketika pagi hari dengan kondisi angin yang tidak kencang & tidak hujan guna memaksimalkan penyerapan herbisida pada gulma
d. Cara : Hal yang sering terjadi ialah posisi Nozel terlalu jauh dari permukaan tanaman sehingga semburan air pada Nozel tertiup angin menjadi menyebar
& terkena helai daun serta tunas bibit, hal tersebut akan berdampak pada keringnya daun akibat terkena hempasan semburan herbisida yang tertiup oleh angin. Guna menghindari hal tersebut maka posisi Nozel harus mendekati permukaan tanah karena gulma masih dikategorikan belum tumbuh tinggi dan lebat.
75