Pembahasan hasil analisis deskriptif ini yaitu deskriptif aktivitas belajar siswa kelas X MIA 1 dan kelas X MIA 2 serta deskripsi hasil belajar biologi siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada kelas experimen 1 yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Script dan kelas eksperimen 2 yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick.
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Script terhadap hasil belajar
biologi bahwa persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama berada dalam kategori Aktif dimana siswa masih kurang berpartisispasi dapam pembelajaran. Pada pertemuan kedua dan ketiga berada pada kategori sangat Aktif dimana hanya beberapa siswa yang masih belum berpartisipasi selama proses pembelajaran. Persentase aktivitas siswa dari keseluruhan pertemuan berada pada kategori sangat Aktif, hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa di kelas X MIA 1 selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe Script terhadap hasil belajar siswa sangat aktif.
Hasil pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar biologi bahwa persentase aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama berada dalam kategori aktif dimana siswa masih kurang berpartisispasi dalam pembelajaran. Pada pertemuan kedua dan ketiga berada pada kategori sangat aktif dimana hanya beberapa peserta siswa yang masih belum berpartisipasi selama proses pembelajaran. Persentase aktivitas siswa dari keseluruhan pertemuan berada pada kategori sangat aktif, hal ini menunjukkan bahwa aktivits siswa di kelas X MIA 2 selama proses pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe talking stick terhadap hasil belajar siswa sangat aktif.
Hasil belajar biologi siswa pada kelas experimen 1 sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Scrip yang dilaksanakan pada kelas X MIA 1 SMA Negeri 5 Barru dimana kemampuan hasil belajar biologi siswa kelas X MIA 1 sebelum diberi pelakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Script berada pada kategori kurang. Kemudian indikator nilai kriteria kentuntasan
60
hasil pretest kelas X MIA 1, 4 orang siswa berada pada kategori tuntas dan memenuhi kriteria ketuntasan dan 31 orang mendapat nilai dibawah keriteria ketuntasan sedangkan, hasil belajar biologi siswa sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Scrip yang dilaksanakan pada kelas X MIA 1 SMA Negeri 5 Barru dimana kemampuan hasil belajar biologi siswa kelas X MIA 1 sesudah diberi pelakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Script berada pada kategori sangat baik. Kemudian indikator nilai kriteria kentuntasan hasil postest kelas X MIA 1, 1 orang siswa mendapat nilai di bawah keriteria ketuntasan dan 34 orang siswa berada pada kategori tuntas sedangkan.
Hasil belajar biologi siswa pada kelas experimen 2 sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick yang dilaksanakan pada kelas X MIA 2 SMA Negeri 5 Barru dimana kemampuan hasil belajar biologi siswa sebelum diberi pelakuan menggunakan model pembelajaran berada pada kategori kurang. 4 orang siswa berada pada kategori tuntas dan memenuhi kriteria ketuntasan dan 31 orang mendapat nilai dibawah keriteria ketuntasan sedangkan, hasil belajar biologi siswa pada kelas experimen 2 sesudah diberi pelakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick berada pada kategori cukup baik. Kemudian indikator nilai kriteria kentuntasan hasil postest kelas X MIA 2, 3 orang siswa mendapat nilai di bawah keriteria ketuntasan dan 32 orang siswa berada pada kategori tuntas.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS versi 25 data posttest dari hasil belajar biologi pada kelas eksperimen 1 yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Script dan kelas eksperimen 2 yaitu model pembelajaran kooperatif tipe talking stick Pvalue lebih besar dari taraf
signifikansinya. Kriteria pengujiannya adalah data berdistribusi normal jika Pvalue > α sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai posttest kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 termaksud dalam kategori normal.
Kemudian uji homogenitas data posttest analisis data dengan menggunakan Uji Levenen`s test diperoleh hasil perhitungan untuk skor posttest hasil belajar biologi siswa yaitu Pvalue lebih besar dari taraf signigikansinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara kelas eksperimen 1 dan eksperimen 2 atau dikatakan homogen.
Selanjutnya uji hipotesis dianalisis dengan menggunakan uji Anacova.
hasil perhitungan untuk skor posttest pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 setelah diberi perlakuan didapatkan taraf Pvalue lebih kecil dari taraf signifikansinya maka disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap hasil belajar siswa antara kelas experimen 1 yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Script dan kelas experimen 2 diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick siswa kelas X MIA SMA Negeri 5 Barru.
Berdasarkan hasil analisis data hipotesis dengan menggunakan uji Anacova diperoleh nilai signifikasi 0,04. Jika nilai signifikasi lebih kecil dari 0,05 maka terdapat perbandingan antar kelas eksperimen 1 yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe script dan kelas eksperimen 2 yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe talking stick dengan nilai selisih sebesar 3,17.
Hasil penelitian yang diperoleh pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang telah dilakukan Rahayu (2016) Dengan Judul Penelitian
62
“Perbandingan Hasil Belajar siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran cooperative script Dan talking stick Pada Ruang Lingkup Biologi Di Kelas X SMA Negeri 1 Cibatu” Dengan Hasil Hasil pengujian hipotesis melalui uji t sehingga diperoleh interpolasi thitung < ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada Perbedaan yang Signifikan Antara Hasil Belajar siswa. Menggunakan Model Pembelajaran script dengan Model Pembelajaran talking stick pada Materi Ruang Lingkup Biologi di Kelas X SMA Negeri 1 Cibatu Tahun Pembelajaran 2016.
Kesimpulan dari analisis stasistik hasil belajar siswa kelas X MIA 1 SMA Negeri 5 Barru Sesudah diberi perlakuan pada kelas experimen 1 dan kelas experimen 2 bahwa nilai pada kelas experimen 1 yang diberi perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Script lebih tinggi dibandingkan kelas experimen 2 yang diberi perlakuan pembelajaran kooperatif tipe talking stick.
Bedasarkan uraian di atas dapat diketehui bahwa model pembelajaran kooperatif Script merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan konsentrasi, melatih pendengaran, ketelitian/kecermatan dan siswa dapat mengembangkan rasa percaya diri yang tinggi tanpa harus timbul rasa malu.
Model ini mengharuskan siswa berkonsentrasi dalam menyimak materi pembelajaran dan meningkatkan daya ingat siswa.
Pada hakekatnya kedua model pembelajaran kooperatif tipe Script dan talking stick sama-sama meningkatkan hasil belajar siswa dan menambah pemahaman siswa akan materi pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti sewaktu melaksanakan penelitian, pada siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Script terlihat antusias siswa untuk mengikuti pelajaran
selama proses pembelajaran berlangsung, pada model pembelajaran ini setiap kelompok akan diberikan materi pelajaran yang kemudian diringkas dan dipaparkan serta memasukka ide dan gagasannya, model pembelajaran ini juga dapat menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga siswa tidak tegang dan dapat belajar dengan baik. Sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran talking stick ini terlihat siswa dari masing-masing kelompok berdiskusi dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, setiap kelompok akan diberikan materi pelajaran yang kemudian diringkas dan dipaparkan.
Kedua model pembelajaran tersebut memiliki karakteristik masing- masing, sehingga menjadikan model pembelajaran yang bisa digunakan pada semua mata pelajaran dan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Walapun masih terdapat hasil kompetensi pengetahuan siswa yang belum mencapai batas KKM yang diharapkan, akan tetapi hasil tersebut telah mengalami peningkatan dibandingkan dengan nilai sebelumnya.
Anwar (2019), menjelaskan bahwa proses belajar yang menghasilkan hasil belajar yang optimal dipengaruhi oleh aktivitas belajar siswa. Jika aktivitas belajar siswa kurang mendukung dalam kegiatan pembelajaran, maka hasil belajar yang diperoleh juga rendah. Sebaliknya aktivitas siswa bagus maka hasil belajar yang diperoleh siswa juga bagus. Dengan penggunaan model pembelajaran mempengaruhi aktivitas belajar siswa, sehingga terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
64 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN