ABSTRAK
B. Pembahasan
Hasil test pra tindakan menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas 45.36; nilai maksimal 80; nilai minimal 10. Sementara persentase peserta didik yang telah mencapai KKM baru 35.71%. Hasil tersebut menggambarkan bahwa hasil belajar IPA peserta didik pada materi tata surya masih rendah. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan perbaikan yang harus segera dilakukan oleh peneliti untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Pada saat observasi, peneliti melihat kegiatan pembelajaran IPA kurang menarik perhatian peserta didik. Peneliti melihat pembelajaran cenderung menggunakan metode yang monotony aitu metode ceramah atau hanya menggunakan buku. Peserta didik hanya memperoleh informasi melalui aktifitas-aktifitas mendengarkan, membaca, dan mencatat. Sumber-sumber belajar yang digunakan sebagian besar bersifat tekstual, yaitu bahan ajar cetak yang terancang secara sistematis untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti gambaran dan buku. Oleh karena itu, masih banyak peserta didik yang kurang antusias mengikuti pembelajaran.
Pada pembelajaran Siklus I Nilai rata-rata kelas pembelajaran siklus I menunjukkan peningkatan bila dibanding dengan pra tindakan, yaitu dari 45,36 menjadi 76,43. Nilai maksimal 95 dan nilai minimal 45. Sementara persentase peserta didik yang telah mencapai KKM pada siklus I meningkat 31,07%, dari 42,89% pada pra tindakan menjadi 78,60% pada siklus I. Pada pra tindakan, dari 28 peserta didik dalam satu kelas, terdapat 18 peserta didik yang belum mencapai KKM, setelah mendapatkan metode pembelajaran model virtual education, pada siklus I tinggal 9
peserta didik yang belum memenuhi KKM, atau bisa dikatakan pada siklus I ada kenaikan 9 peserta didik yang telah mencapai KKM.
Peningkatan hasil belajar IPA peserta didik pada siklus I disebabkan model virtual education yang digunakan peneliti untuk di terapkan di materi tata surya. Hal ini sesuai dengan penelitian Abdussalam, Sulthoni, dan Munzil (2018) yang mengatakan bahwa virtual education telah membantu peserta didik dalam belajar dan membantu meningkatkan retensi peserta didik terhadap pemahaman konsep materi tata surya yang lebih baik melalui media pembelajaran yang dapat memberikan kesan kepada peserta didik seperti berada pada lingkungan sebenarnya sehingga peserta didik dapat melihat langsung bentuk konsep yang diajarkan pendidik pada saat kegiatan pembelajaran57
Hal ini sejalan dengan pendapat Muhammad Syuhada Subir (2020) yang mengatakan bahwa Virtual Learning berfungsi untuk mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi pelajaran. Peserta didik dapat saling berbagi informasi atau pendapat mengenal berbagai hal yang menyangkut pelajaran ataupun kebutuhan pengembangan diri peserta didik.58
Pada siklus II, materi tata surya. Proses pembelajaran sama dengan model virtual education dengan melakukan perbaikan-perbaikan sesuai dengan hasil refleksi terhadap pelaksanaan siklus I. Tahap pelaksanaan pembelajaran siklus II tidak jauh beda dengan tahap siklus I namun yang membedakan adalah adanya penambahan alat
57 Abdussalam,ِSulthoni,ِdanِMunzil,ِ‘MediaِVirtualِRealityِTataِSuryaِuntukِMeningkatkanِ
KemampuanِRetensi’,ِJurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan, Vol. 3 No. 9, (2018).
h. 1167.
58 Muhammadِ Syuhadaِ Subir,’ِ Fungsiِ Virtualِ Learningِ Dalamِ Sistemِ Pembelajaran’,ِ
Transformasi: Jurnal Studi Agama Islam, Vol.13, No.1 (2020), h.23.
pembelajaran yaitu virtual reality di mana peserta didik bisa merasakan langsung dan melihat langsung secara virtual tentang sistem tata surya.
Pada siklus II hasil pembelajaran meningkat jika dibandingkan dengan siklus I.
Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai rata-rata kelas dari 76,43 menjadi 85,18.
Persentase peserta didik yang telah mencapai KKM pada siklus II juga meningkat sebesar 14,25%, dari 78,60% pada siklus I menjadi 92,85% pada siklus II.
Dari data tersebut terbukti bahwa penggunaan model virtual education ini efektif di aplikasikan atau diterapkan dalam pembelajaran tata surya. Selain peserta didik lebih aktif dan tertarik dalam belajar peserta didik juga bisa merasakan dan memnafaatkan teknologi dalam belajar. Hal ini sesuai dengan pernyataan Drijvers dalam jurnal Susilahudin Putrawangsa dan Uswatun Hasanah yang menyatakan bahwa Efektivitas teknologi dalam pembelajaran tidak dapat diragukan lagi. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peserta didik dapat belajar lebih kaya, mendalam, dan bermakna ketikaِteknologiِdigunakanِdenganِ‘tepatِguna’ِdalamِpembelajaran.59
Maka dari data yang dihasilkan pada siklus II ternyata sudah memenuhi keberhasilan penelitian, karena penggunaan model virtual education mengalami keberhasilan yang ditandai dengan persentase kelulusan peserta didik yang sesuai dengan KKM adalah 92,85% sehingga penelitian ini tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya.
59SusilahudinِPutawangsaِ&ِUswatunِHasanah,ِ‘IntegrasiِTeknologiِDigitalِdalamِPembelajaranِ
diِEraِIndustriِ4.0ِKajianِdariِPerspektifِMatematika’,ِJurnal Tatsqip: Jurnal Pemikiran dan Penelitian.
Vol. 16. No. 1 (2019) h. 52
69 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Hasil Penelitian yang ditinjau dari observasi pengamatan oleh guru mata pelajaran menunjukkan bahwa penerapan model virtual education membuat peserta didik antusias dimana para peserta didik menikmati dan senang dalam proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran peserta didik juga terlihat sangat aktif dalam proses pembelajaran, bahkan ada yang meminta untuk mengulang proses pembelajaran dengan menggunakan virtual reality dengan materi yang berbeda.
Sedangkan untuk persentase peserta didik yang nilainya di atas KKM pada siklus I mencapai 78,60%, sehingga masih belum dapat mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Pada siklus II, langkah-langkah penerapan model virtual education dilakukan dengan cara pemberian motivasi, menampilkan video menggunakan LCD dan virtual reality, serta memberikan kesempatan melakukan presentasi kelompok atas hasil gambarnya di depan kelas. Persentase nilai peserta didik yang di atas KKM pada siklus II meningkat menjadi 92,85%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penerapan model virtual education mampu membuat peserta didik tertarik dalam belajar sehingga mampu meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap materi tata surya kelas VII G MTsN 1 Sidenreng Rappang.