• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar diatas menunjukkan, bahwa hasil dari kuesioner menunjukkan bahwa lebih banyak masyarakat yang lebih memilih uang dari pada barang atau perbaikan infrastruktur tersebut karana masyarakat menurut mereka uang dapat membeli barang yang mereka ingankan sedangka kalau barang belum tentu masyarakat lainnya mau menerimanya karana kebanyakan anak muda lebih mementingkan tentang apa yang mereka mau dapa barang kaya sembako dan untuk infrastruktus masyarakat tidak bbegitu tertarik bagaimana tidak kadang calon kandidat yang di pilih tidak melaksanakan tugasnya atau apa yang mereka janjiankan kepada rakyat maka dari itu masyarakat lebih memilih yang pasti saja seperti uang dan sembako.

meyakinkan serta mempunyai visi dan misi yang jelas kepada calon pemilih.

rakyat Indonesia sangat berharap kepada para pemimpin untuk memperketat jalannya Pemilihan Umum agar Politik Uang ini tidak terjadi. Karena sudah ada Undang Undang yang mengatur yaitu :

Undang-undang 10 tahun 2016 pasal 73 berbunyi sebagai berikut :

6) Calon dan/atau tim Kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi penyelenggara Pemilihan dan/atau Pemilih.

7) Calon yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan Bawaslu Provinsi). dapat dikenai sanksi administrasi pembatalan sebagai pasangan calon oleh KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota.

8) Tim Kampanye yang terbukti melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dikenai sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

9) Selain Calon atau Pasangan Calon, anggota Partai Politik, tim kampanye, dan relawan, atau pihak lain juga dilarang dengan sengaja melakukan perbuatan melawan hukum menjanjikan atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada warga negara Indonesia baik secara langsung ataupun tidak langsung untuk:

a. mempengaruhi Pemilih untuk tidak menggunakan hak pilih;

b. menggunakan hak pilih dengan cara tertentu sehingga mengakibatkan suara tidak sah; dan

c. mempengaruhi untuk memilih calon tertentu atau tidak memilih calon tertentu.

10) Pemberian sanksi administrasi terhadap pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menggugurkan sanksi pidana.

Berdasarkan engertian di atas secara umum yaitu ada kesamaan dengan pemberian uang atau barang kepada seseorang karna memiliki maksud tersebunyi di balik pemberian itu. Maka pemimpin yang sengaja membagikan uang kepada masyarakat tersebut dengan tujuan menyuap masyakat sangat tidak baik karna

sudah ada undang-udang yang melarang hal tersebut jikalau para pemimpin tersebut melakukan hal seperti penyogokan dan di ketahui oleh BAWASLU maka pemimpin tersebut akan di hokum Ancaman pidana 6 tahun dan denda Rp 1 Milyar berdasarkan pasal 187 A UU No.10 tahun 2016, dapat dikenakan pada pemberi maupun penerima.

Pada tahap pemilihan tersebut seharusnya dapat menggunakan yang namanya asas LUBER dan JURDIL maka tidak ada lagi yang namanya penyogokan untuk masyarakat maka karna adanya yang namanya Luber dan Jurdil, guna terciptanya sebuah demokrasi serta pesta demokrasi yang sehat dan sesuai dengan amanat UUD 1945 dan juga sesuai dengan amanat rakyat dalam penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dari praktek KKN.

Dalam pilkada yang ada maupun pemilu secara umum maka asas ini(JURDIL serta LUBER) hanyalah sebuah slogan belaka, karena pada dasarnya Money Politics merupakan sebuah sistem yang tidak akan pernah hilang dalam proses demokrasi Indonesia dan hal ini akan terus menerus terjadi dan dilakukan oleh para calon dan Juru kampaye serta Tim seksus masing-masing calon dalam pilkada dan pemilu guna mencari perhatian serta suaradari para calon pemilih untuk memenangkan mereka dalam PILKADA (Pemilihan Kepala Daerah) dan PEMILU (Pemilihan Umum).

Walau pun adanya partai politik yang berasaskan Islam akan tetapi praktek Money Politics ini tetap ada walau dikemas dalam agenda yang sangat rapi. Akan tetapi juga ada juga partai politik yang memang benar-benar mereka tidak melakukan politik uang (Money Politics). Serta merambaknya Money Politics

yang berakit langsung dan sangat berbahaya bagi demokrasi dan penguatan negara bangsa. Melalui Money Politics kedaulatan bukan ada pada tangan rakyat akan tetapi kedaulatan berada ditangan “uang”.

1. Dampak Yang Melatarbelakangi Masyarakat Desa Meneri Money Politics Kegiatan Money Politics pada pemilu kini sudah menjadi fenomena yang sering terjadi dimana Money Politic menjadi tolak ukur dari seorang kandidat dalam meraih simpati dari msyarakat guna memenagkan pemilu, namun tidak semua juga kandidat menmpuh jalur Money politic dalam memenagkan pemilu walaupun dalam hal tersebut kemungkinannya sangat kecil, hal tersebut sebabkan karena politik yang dipahami saat ini oleh masyaraka, yang minim terhadap pengetahuan dan arti dari politik itu sendiri justru hanya mengartikan pemilu sebagai sesuatu hal yang mendatangkan keuntungkan bagi pemilih dan yang dipilih bukan memandang pemilu sebagai jalur yang digunakan dalam mengerakkan Indonesia kearah yang lebih baik. Pendidikan dan kebiasaan masyarakat ketika menjadi pemilih maupun yang dipilih justru saling menyempitkan pemikiran akan arti dari pemilu yang dimana kandidat hanya mengfokuskan mengejar kekuasaan dari proses pemilu sedangkan pemilih yang hanya menanti pemberian uang sebagai alat terhadap partisipasinya dalam pemilu.

Pengaruh Money politics terhadap partisipasi politik masyarakt di Desa Batulappa memang disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya yaitu;

a. Kebiasaan dalam pemilu

Kebiasaan dari masyarakat yang menjadikan pemilu adalah sebuah kondisi dimana mereka dan para elit politik saling berbagi dan bantu membantu dalam mencapai kesepakatan bersama dari keuntungan yang sama-sama pula mereka dapatkan. Situasi ini telah mendasar lamadalam system pola pikir masyarakat ketika terjadi pemilu dan hal tersedut diwariskan pada jaman sekarang.

Akibatnya situasi korupsi yang telah menjadi kultur budaya, inilah yang menyebabkan Money Politics kini dilakukan secara terang- terangan.

Money Politics bukan lagi suatu hal baru di desa Batulappa namun masyarakat Batulappa lebih memahami Money Politics jika di artikan dalam bentuk pemberian uang dan barang yang dilakukan oleh calon kandidat atau tim sukse suntuk meminta suara mereka pada saat pemilu.

b. Pengaruh Kemiskinan

Kemiskinan adalah keadaa dimana terjadi ketidakmampua untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.

Kondisi miskin tersebut seperti memaksakan menekan sebagian masyarakat untuk segera mendapatkan uang, Money Politics pun menjadi ajang para rakyat untuk berebut uang. Mereka yang

menerima uang tampa memikirkan konsekuensi yang akan diterima yaitu tindakan jual beli suara merupakan tindakan pelanggaran hokum. Yang terpenting bagi masyarakat adalah bahwa mereka mendapat uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. Pendidikan Poltik Yang Rendah

Tidak semua orang tau apa itu politik, bagaimana bentuknya, serta apa yang ditimbulkan dari politik, hal itu semua bias disebabkan karena kurangnya pembelajaran tentang poitik di sekolah-sekolah secara mendalam atau masyarakat sendiri yang memang acuh terhadap politik di Indonesia sehingga ketika ada pesta politik seperti pemilu, masyarakat tersebut akan bersikap acuh dengan pemilu. Tidak mengenal partai, tidak masalah tidak mengetahui calon kepala daerah tidakmasalah bahkan tidak datang ke pemlihan umum sekalipun juga tidak menjadi masalah.

d. Kepercayaan terhadap calon pemimpin

Pada zaman sekarang memang sangat sulit menemukan calon pemimpin yang betul-betul maju untuk membangun daerahnya dan mensejah terakan seluruh masyarakatnya melainkan pemimpin yang hanya ingin mengejar kekuasaan dan mencapai ambisi mereka dalam mensejahterakan diri mereka dengan kelompok- kelompok tertentu saja tampa mempedulikan kepentingan mayoritas dari masyarakat. Para calon kandidat terkadang hanya melakukan pencitraan guname raup simpati masyarakat ketika

pemilu dan akan berubah setelah mereka dudukdan menjabat sebagai pemimpin, Sejalan dengan kekuasaan.

e. Kesepakatan kerja

Money Politics yang identik dengan pemberian keuntugan kepada pemilih guna mendapatkan suara. Bukan hanya dalam bentuk barang atau uang cash aja , melainkan kandidat juga menggunakan patronase berbentuk dana aspirasi seperti perbaikan jalan dan perbaikan saluran perairan dan hal lain di beberapa dusun yang dimana hal tersebut biasa dilakukan oleh anggota legislative atau aparat pemerintah. Melalui dana aspirasi ini jelas telah menargetkan kelompok pemilih yang akan menerima dana aspirasi mereka. Selain itu, jelas pula bahwa merekajuga membangun tim kampanye menggunakan dana aspirasi. Tidak jarang parakandidat menjanjikan tokoh masyarakat yang mendukung di tim kandidat untukdapat mengakses dana aspirasi.

Dari berbagi faktor-faktor yang pengaruh Money politics tumbuh suburdan sangat sulit untuk di bendung karena hal tersebut seperti sudah seolah-olahdilegalkan oleh pemilih dan yang dipilih sehingga setiap pemilihan selalu saja diwarnai oleh Money politics baik dari tingkatan tertinggi hingga terendah dalam pemilu. Pengaruh yang ditimbulkan oleh Money Politics memang selalu ada terhadap partisipasi masyarakat dalam pemilu hal ini disebabkan kebutuhan akan uang, barang dan pemberian lainya

sangat membuat masyrakat terlenan dan dapat membantu masyrakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Walaupun pada kenyataanya dengan adanya Money Politics, akan membawa dampak buruk terhadap suat kekuasaan.

Karena secara akal, si calon maupun Partai Politik pendukungnya pada saat pemilihannsudah mengeluarkan sekian rupiah demibeliau berkuasa. Sudah barang tentu setelah beliau berkuasa akan mencari celahuntuk mengganti yang sudah beliau keluarkan.Akhirnya tentu akan timbulkorupsi (penggelapan uang/barang berharga).

BAB V

Dokumen terkait