• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengkajian

Bayi A usia 2 bulan datang ke Puskesmas Tempel II untuk melakukan imunisasi Pentabio dan IPV serta menanyakan perkembangan anaknya sesuai dengan usianya.

Datang pada hari Rabu, 6 Oktober 2021 pada pukul 10.00 WIB. Bayi A masuk ke ruang periksa, kemudian dilakukan anamnesa. Berdasarkan pengkajian riwayat penyakit sekarang ibu mengatakan anak/keluarga tidak pernah menderita penyakit seperti TBC, Hepatitis B, DM, jantung, dll. Riwayat prenatal dan perinatal Bayi A lahir pada usia kehamilan 36 minggu 6 hari secara SC ditolong oleh dokter di RSU Sakinah Idaman, BB lahir 2450 gram, TB lahir 49 cm, LK 32 cm, LILA: 10 cm dengan komplikasi ibu.

Riwayat spasing 18 bulan dengan hasil pengukuran ketebalan lahir 0,9 mm dan ibu merasakan kesakitan diarea abdomen, sehingga dilakukan SC segera.

Imunisasi Pentabio dan IPV diberikan 3 kali dengan rentang waktu pemberian minimal 1 bulan, dapat diberikan saat anak berusia 2 bulan. Pentabio digunakan untuk mencegah difteri, tetanus, pertussis ( batuk reja) hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenza tipe B secara simultan. Imunisasi IPV digunakan untuk mencegah poliomyelitis pada bayi dan anak immunocompromised.11 Berdasarkan Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, imunisasi Pentabio dan IPV termasuk dalam imunisasi rutin. Imunisasi rutin terdiri dari imunisasi dasar dan imunisasi lanjutan. Sementara, Puskesmas Tempel II memiliki kebijakan tersendiri mengenai imunisasi selama masa pandemi Covid-19. Kebijakan tersebut mengatur kedatangan pasien 1 jam untuk 10 pasien, yang sudah diatur pada kunjungan sebelumnya. Selain itu, tetap menjalankan protokol kesehatan seperti mencuci tangan dengan sabun, memakai masker, mengecek suhu tubuh, dan menjaga jarak. Untuk bayi kebijakan selama pandemi Covid-19 memiliki kebijakan tidak mencampur bayi atau anak sehat dengan bayi atau anak sakit. Bayi A telah diberikan imunisasi Pentabio dan IPV pada usia 2 bulan dan sesuai anjuran dari pemerintah.

Bayi A lahir dengan keadaan premature dengan usia gestasi 36 minggu 6 hari termasuk dalam kategori late preterm (LPT 340/7 sampai 366/7). LPT memiliki 50%

peningkatan risiko keterlambatan perkembangan pada usia 2 tahun.6 Prematur menyebabkan belum sempurnanya pembentukan beberapa organ sehingga dalam perkembangannya mengalami keterlambatan.7 Perkembangan otak yang signifikan terjadi pada 4-6 minggu terakhir kehamilan. Bayi yang dilahirkan <37 minggu dan risiko masalah kesehatan yang dihadapi bayi prematur akan meningkatkan risiko gangguan perkembangan dan akademis. Risiko gangguan akan meningkat pada bayi yang dilahirkan dengan usia gestasi lebih muda. Persalinan prematur merupakan penyebab utama neurodevelopmental disabilitiespada anak. Gangguan makin berat pada anak prematur yang lahir dengan usia gestasi lebih muda.

Gangguan yang terjadi termasuk gangguan kognitif, bahasa, motorik, sosial emosional, dan gangguan belajar.8 Penelitian Arifin, 2019 memiliki hasil yang berbeda.

Hasil analisis menunjukan tidak ada hubungan yang signifikan antara umur gestasi dengan gangguan perkembangan aspek motoric kasar (p>0,05), bahasa (p>0,05), motorik halus (p>0,05), dan personal sosial (p>0,05) pada anak premature.9

Riwayat pemberian nutrisi ASI setiap 2 jam lama menyusu 15-30 menit.

Pemeriksaan umum KU: Baik, kesadaran composmentis, N: 140x/menit (normal 120- 140 x/menit), R: 48 x/menit (40-60 x/menit), S: 36,6 0C (36,5-37,50C), BB: 4,6 kg (3,9- 6,7 kg), PB: 55 cm (51-64 cm), LK 38 cm (37-40 cm), LILA: 13, dan skor TDD 3 (tidak terjadi gangguan pendengaran). Peningkatan berat badan pada Bayi A selama 2 bulan sebesar 2150 gram. Dalam KMS kenaikan berat badan minimal sebesar 1700 gram dimana pada bulan 1 kenaikan sebesar 800 gram dan pada bulan ke 2 sebesar 900 gram.

Data tersebut menunjukan kebutuhan nutrisi Bayi A terpenuhi secara optimal. Ditinjau dari peningkatan berat badan saat usia 2 bulan melampaui berat badan minimal yang tertera di buku KIA. Studi penelitian menunjukan kenaikan berat badan bayi premature yang diberkan ASI eksklusif lebih banyak (710,07 gram) dan rerata kenaikan berat badan bayi premaur yang diberikan ASI non eksklusif (647,19 gram).4

Dengan memberikan ASI insiden inflamasi saluran cerna pada bayi premature yang mendapat ASI lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula, risiko inflamasi saluran cerna meningkat 6-10 kali pada bayi yang mendapat susu formula dan meningkat 3 kali pada campuran. ASI mengandung beberapa faktor bioaktif protektif seperti immunoglobulin, enzim, laktofenin, faktor pertumbuhan,

oligosakarida, dan asam lemak yang dapat bermanfaat pada usus. Selain itu ASI juga menstimulasi kolonisasi organisme yang menguntungkan seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus, sehingga akan memberikan keuntungan yaitu mengurangi risiko terjadinya inflamasi saluran cerna.5

Selama masa pandemi Covid-19 ini sesuai panduan dalam Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Balita Pada Masa Tanggap Darurat Covid-19 Bagi Tenaga Kesehatan yang diterbitkan pada 22 April 2020. Menjelaskan stimulasi tumbuh kembang dilakukan keluarga setiap saat dalam suasana menyenangkan, dan pemantauan (deteksi) perkembangan dilakukan keluarga setiap bulan sesuai umur anak, mengacu informasi pada Buku KIA. Tools pemantauan perkembangan dalam Buku KIA tersedia dalam rentang umur 0-3 bulan, 3-6 bulan, 6-12 bulan, 1-2 tahun, 2-3 tahun, 3-5 tahun dan 5-6 tahun. Tindak lanjut hasil deteksi perkembangan jika hasil sesuai umur anak lanjutkan stimulasi sesuai umur anak dan apabila hasil belum sesuai umur anak maka orang tua harus sabar melakukan stimulasi selama 2 minggu jika tetap anak belum dapat melakukan maka telekonsultasi kepada petugas kesehatan.10

B. Analisis

Bayi A umur 2 bulan pertumbuhan sesuai umur dengan imunisasi Pentabio dan IPV.

Masalah:

- Tidak ada Masalah Potensial

- Gangguan tumbuh kembang Kebutuhan segera

- Imunisasi Pentabio dan IPV - Kebutuhan gizi bayi 0-6 bulan - Perkembangan bayi 0-6 bulan C. Penatalaksanaan

No. Tindakan Rasionalisasi

1. Memberitahukan hasil

pemeriksaan Bayi A usia 2 bulan dengan pertumbuhan sesuai umur.

- Ibu Bayi A mengerti hasil pemeriksaan dan tampak tersenyum dan terlihat bahagia.

Hak pasien dalam memperoleh pelayanan kesehatan termasuk perawatan tercantum pada UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 yaitu setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan pengobatan yang telah maupun akan diterimanya dari tenaga kesehatan.

Pemeriksaan pertumbuhan pada usia 2 bulan meliputi BB/TB, LK, dan TDD.1

2. Memberitahukan KIPI imunisasi Pentabio dan IPV.

Ibu menganggukkan kepala dan mengerti penjelasan bidan.

Imunisasi Pentabio memiliki efek samping bengkak, nyeri, dan

kemerahan pada lokasi

penyuntikan, demam, dan rewel dapat terjadi dalam 24 jam.

Imunisasi IPV memiliki efek samping nyeri, kemerahan, indurasi, dan bengkak pada area penyuntikan dalam waktu 48 jam dan bisa bertahan selama 1 atau 2 hari.11

3. Melakukan KIE ASI Eksklusif sesuai buku KIA hal 51.

- Ibu menganggukkan kepala dan bersedia memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan.

Kenaikan berat badan bayi premature yang diberkan ASI eksklusif lebih banyak (710,07 gram) dan rerata kenaikan berat badan bayi premaur yang diberikan ASI non eksklusif (647,19 gram).4 Dengan

memberikan ASI insiden inflamasi saluran cerna pada bayi premature yang mendapat ASI lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan susu formula, risiko inflamasi saluran cerna meningkat 6-10 kali pada bayi yang mendapat susu formula dan meningkat 3 kali pada campuran.5

4. Melakukan KIE perkembangan bayi umur 0-6 bulan sesuai buku KIA hal 52.

-Ibu menganggukkan kepala dan bersedia memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang usia 0-6 bulan.

(Permenkes no.97 tahun 2014 pasal 11) Konsultasi kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) huruf e pemberian komunikasi, informasi, dan edukasi. Bayi dapat menatap keibu, mgeluarkan suara O..O., tersenyum, dan menggerakan tangan dan kaki.1 5. Melakukan penyuntikan imunisasi

Pentabio dan IPV.

-Imunisasi sudah diberikan

Permenkes Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Penyelenggaraan Imunisasi, imunisasi Pentabio dan IPV termasuk dalam imunisasi rutin. Pentabio digunakan untuk mencegah difteri, tetanus, pertussis ( batuk reja) hepatitis B, dan infeksi Haemophilus influenza tipe B secara simultan.

Imunisasi IPV digunakan untuk mencegah poliomyelitis pada bayi dan anak immunocompromised.11 6. Memberikan terapi obat berupa Dosis Paracetamol 15 mg/kg

Paracetamol

- Ibu telah menerima obat yang diberikan oleh bidan.

setiap 3- 4 jam (maksimal 6 kali dalam 24 jam).11

BAB IV

Dokumen terkait