• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBAHASAN

Dalam dokumen Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap (Halaman 45-142)

Dalam bab ini ,membahas tentang hasil dari yang sudah diteliti yaitu mengenai bagaimana Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol dalam hal industri penjualan minuman tradisional di desa Bayan dan bagaimana tinjauan hukum ekonomi syariah terhadap Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Utara tentang penjualan minuman tradisional (Brem) di desa Bayan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

BAB IV PENUTUP

Dalam bab ini ,menjelaskan tentang kesimpulan dan saran- saran dari hasil peneliti yang telah diteliti.

J. Rencana Penelitian

No

Kegiatan

Bulan Ke-

1 2 3 4 5 6

1 Pengajuan Judul

Penyusunan Proposal

29 Observasi

Penelitian

2 Seminar Proposal

3 Pelaksanaan Penelitian

4 Analisis Data ✔

5 Penyempurnaan laporan

6 Dan seterusnya disesuaikan kebutuhan

30

31

Selanjutnya Desa Anyar dijabat oleh RADEN SUTASARI sebagai Pemusungan III dari Bayan menggantikan RADEN DEWARAM.48

Dan pada akhir tahun 1950an saat RADEN SUTASARI sebagai Pemasungan/Kepala Desa anyar muncul prakarsa dan keinginan tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama untuk memisahkan diri dari Desa Anyar dan membentuk Desa Bayan dan yang pada akhirnya dikabulkan atau disetujui Deswantra II Lombok Barat dan pejabat kepala Desa Anyar adalah RADEN NYAKRAWAJI dan Pejabat Pemusungan Bayan adalah tetap RADEN SUTASARI. Waktu itu Ibu Kota Desa Bayan terletak di Bayan Timur. Pejabat Pemusungan Bayan/Kepala Desa Bayan adalah RADEN SUTASARI selama dua Periode dari Tahun 1950 sampai dengan tahun 1966.49

Setelah RADEN SUTASARI berhenti masa jabatannya digantikan oleh RADEN SUTAGEDE sebagai Pemasungan/Kepala Desa Bayan 2 (dua) Periode juga dari tahun 1966 sampai dengan tahun 1979. Setelah RADEN SUTAGEDE berakhir masa jabatannya Pemasungan/Kepala Bayan dijabat oleh RADEN GONDA KUSUMA selama 2 dua periode dari tahun 1979 -1998 dan pada masa pemerintahan RADEN GONDA KUSUMA Desa Bayan dimekarkan menjadi 2 dua yaitu Desa Bayan sendiri sebagai Desa Induk dan Desa Senaru sebagai Desa Pemekaran dan ditunjuk RADEN SUTAGEDE sebagai Pejabat Desa Senaru oleh Bapak Camat Bayan. Setelah RADEN GONDA KUSUMA berakhir masa jabatannya diganti oleh RADEN SUGETI sebagai Kepala Desa terpilih menggantikan RADEN GONDA KUSUMA selama dua periode dari tahun 1998 sampai tahun 2012 dan pada masa pemerintahan RADEN SUGETI Desa Bayan dimekarkan kembali dengan mengambil sebagian dari wilayah Desa Senaru menjadi Desa Karang Bajo. Dan sekarang

48 Ibid.,hlm.1

49 Ibid.,hlm.1

32

desa Bayan dipimpin oleh kepala Desa /Pemusungan RADEN MADIKUSUMA untuk Periode 2012 sampai sekarang.50

2. Masyarakat Mulai Bermukim di desa Bayan

Sebelum desa ini bernama Bayan sudah dimukimi oleh penduduk asli Bayan, konon di Bayan berdiri sebuah kedatuan/kerajaan yang mempunyai kekuasaan dari tali balu sampai menanga Reduh.51

3. Gambaran Umum Desa Bayan a. Geografis dan Topografis

Bayan merupakan sebuah desa disekitar hutan yang terletak di sisi barat pulau Lombok, yang terletak dikaki Gunung Rinjani. Batas wilayah desa Bayan yaitu Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Karang Bajo, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kawasan Hutan Taman Nasional ,Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Loloan ,dan Sebelah Baratberbatasan dengan Desa Senaru.

Berdasarkan data tahun 2020 desa Bayan memiliki beberapa luas wilayah menurut penggunaannya diantaranya yaitu52 :

No. Wilayah Luas

1 Luas permukiman 29,00 ha/m2

2 Luas persawahan 1004,00 ha/m2

3 Luas perkebunan 340,00 ha/m2

4 Luas kuburan 70,000 ha/m2

5 Luas pekarangan 290,00 ha/m2

6 Luas taman …..

50Ibid.,hlm.1

51 Ibid.,hlm.1

52 Ibid., hlm.2

33

7 Perkantoran 1,00 ha/m2

8 Luas prasarana umum lainnya 130.00 ha/m2

Total Luas 3.783 ha/m2

Tabel 1.1 Luas Wilayah (Profil Desa Bayan) Dari data tahun 2020 Desa Bayan juga memiliki tanah sawah yaitu sawah irigasi teknis (539,39 are) dan sawah setengah teknis (81.00 ha/m2) dengan total luas 1.004.00 ha/m2, tanah kering yaitu ladang (40,00 ha/m2) dan pekarangan (290,0 ha/m2) dengan total luas 330,00 ha/m2, tanah perkebunan yaitu tanah perkebunan Negara (315,00 ha/m2) dan tanah perkebunan perorangan (25,00 ha/m2), tanah fasilitas umum yaitu perkantoran pemerintah (1.00 ha/m2) dan bangunan sekolah (85,00 are/m2), dan tanah hutan yaitu hutan adat dengan luas 83,00 ha/m2.

Bentangan wilayah di desa Bayan yaitu desa/kelurahannya berbukit-bukit dengan luas 3.716.00 ha/m2 dan letak desa/kawasan perkantoran yaitu 1.400 ha/m2. Kemudian jarak desa Bayan dengan ibu kota kecamatan menempuh 5 km, jarak ke ibu kota/kabupaten menempuh 50 km, dan jarak ke ibu kota provinsi menempuh 85 km.53

53 Ibid.,hlm.2

34

Gambar 2.1 Peta Desa Bayan54 b. Pemerintahan Masyarakat Desa Bayan

Desa Bayan memiliki luas sekitar 3.783 Ha dan merupakan salah satu dari 9 desa yang ada di Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara. Wilayah desa ini membentang dari kaki Gunung Rinjani hingga ke pantai utara dan merupakan rute perjalanan/pendakian ke Gunung Rinjani. Desa Bayan memiliki 13 Dusun yakni Dusun Bayan Timur, Dusun Bayan Barat, Dusun Dasan Tutul, Dusun Nangka Rempek, Dusun Mandala, Dusun Sembalun, Dusun Montong Baru, Dusun Teres Genit, Dusun Padang Mangko, Dusun Otak Desa, Dusun Karang Salah, Dusun Batu Jampang, Dan Dusun Bual.55

54 Gambar peta desa Bayan

55 Dokumentasi Profil Kecamatan Bayan, tahun 2011,

http://digilib.uinsby.ac.id/14964/3/Bab%202.pdf

35

c. Kependudukan Masyarakat Desa Bayan

Jumlah penduduk Desa Bayan berdasarkan data tahun 2020 yaitu jumlah laki-laki 2.543 ,jumlah perempuan 2.712 ,dan jumlah kepala keluarga 1.530 jadi jumlah keseluruhannya yaitu 5.255 orang.56

d. Klimatologi

Keadaan iklim di Desa Bayan yaitu sesuai dengan data pada tahun 2020 sebagai berikut57:

No. Unsur Cuaca Nilai/Suhu

1 Curah hujan 1.000.00-1.500.00

Mm 2 Jumlah bulan hujan 6.00 bulan

3 Kelembapan 0,10 Oc

4 Suhu rata-rata harian 26,00 0c 5 Tinggi tempat dari permukaan

laut

300-700 mdl

Table 1.2 Iklim (Profil Desa Bayan) e. Keadaan Ekonomi Masyarakat Desa Bayan

1) Potensi Ekonomi

Penduduk di Desa Bayan mempunyai mata pencaharian umumnya sebagian besar yaitu berprofesi sebagai petani yang banyak menghasilkan sayuran, buah- buahan, kopi, coklat, dan lain sebagainya. Adapun data warga berdasarkan jenis mata pencahariannya yaitu sebagai berikut58:

56 Ibid., Profil Desa Bayan, hlm.21

57 Ibid.,hlm.4

58 Ibid.,hlm.23

36

No Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan

1 Petani 2.571 651

2 Buru Tani 1.383 349

3 Buru Migran Perempuan 57 39

4 Buruh Migran Laki-Laki 11 2

5 Pegawai Negeri Sipil 27 39

6 Pengrajin Industri Rumah Tangga

9 3

7 Pedagang Keliling 791 51

8 Peternak 0 0

9 Nelayan 9 0

10 Montir 0 0

11 Dokter Swasta 0 0

12 Bidan Swasta 0 3

13 Perawat Swasta 4 3

14 Pembantu Rumah Tangga 0 3

15 TNI 1 0

16 POLRI 1 0

17 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 0 0

18 Pengusaha Kecil Dan 101 211

37 Menengah

19 Pengacara 0 0

20 Notaris 0 0

21 Dukun Kampong Terlatih 0 0

22 Jasa Pengobatan Alternatif 0 0

23 Dosen Swasta 1 0

24 Pengusaha Besar 7 0

25 Arsitektur 5 0

26 Seniman/Artis 0 0

27 Karyawan Perusahaan Swasta 1 0

28 Karyawan Perusahaan Pemerintah

0 0

Tabel 1.3 jumlah warga berdasarkan jenis mata pencaharian (Profil Desa Bayan)

2) Potensi Wisata

Desa Bayan selain terkenal dengan adat dan budayanya desa ini juga memiliki berbagai macam wisata. Adapun data wisata yang terdapat di Desa Bayan yaitu59:

No. Lokasi tempat area wisata

Keberadaan Luas Tingkat pemanfaatan (Aktif/Pasif) 1 Laut(Wisata

Pulau, Taman Laut, Situs

Ada 50 Are Aktif

59 Ibid., hlm.20

38 Sejarah

Bahari, Pantai dll) 2 Danau

(Wisata Air, Hutan Wisata, Situs Purbakala dll)

Ada 50 Are Aktif

3 Gunung (Wisata Hutan, Taman Nasional, Bumi Perkemahan dll)

Ada ……ha Aktif

4 Goa Ada/tidak …..ha Aktif/pasif 5 Cagar

Budaya

Ada 50 Are Aktif

6 Arung Jeram

Ada/tidak …..ha Aktif/pasif

7 Situs Sejarah, Museum

Ada/tidak …..ha Aktif/pasif

8 Air Terjun Ada/tidak …..ha Aktif/pasif 9 Padang

Safana

Ada/tidak …..ha Aktif/pasif

39

Table 1.4 Potensi Wisata (Profil Desa Bayan) f. Agama dan Suku/Etnis Masyarakat Desa Bayan

Mayoritas penduduk desa Bayan menganut agama islam dengan jumlah penduduk yaitu 5.380 penduduk ,sisanya menganut agama hindu dengan jumlah 3 orang.

Untuk menjunjung peribadatan penduduknya desa Bayan memiliki 7 masjid dan 4 mushola.

Sebagian besar penduduk desa Bayan bersuku Sasak asli yaitu dengan jumlah laki-laki 2.552 orang dan jumlah perempuan 2.831 orang.60

g. Pendidikan Masyarakat Desa Bayan

Untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas maka harus disertai dengan fasilitas yang berkualitas namun di desa Bayan tersebut yang diketahui banyak orang bahwa desa ini terletak di kaki Gunung Rinjani dan hanya memiliki 2 buah gedung TK ,2 buah gedung SD, I buah gedung SMP, 2 buah tempat bermain anak ,1 buah lembaga pendidikan agama ,serta memiliki 1 buah perpustakaan keliling.

Berdasarkan data tahun 2020 tingkat pendidikan di Desa Bayan laki-laki maupun perempuan yaitu usia 3-6 tahun yang belum masuk TK berjumlah 140 orang (L) dan 171 orang (P), usia 3-6 tahun yang sedang TK berjumlah 80 orang (L) dan 99 (P) orang, usia 7-18 tahun yang tidak pernah sekolah berjumlah 538 orang (L) dan 568 orang (P), usia 7-18 tahun yang sedang sekolah berjumlah 184 orang (L) dan 278 orang (P), usia 18-56 tahun yang tidak pernah sekolah berjumlah 160 orang (L) dan 215 orang (P), usia 18-56 tahun yang pernah SD tapi tidak tamat berjumlah 1.248 orang (L) dan 1.391 orang (P), usia 12-56 tahun yang tidak tamat berjumlah 739 orang (L) dan 834 orang (P), SLTP berjumlah 312 orang (L) dan 340 orang (P), usia 18- 56 tahun tidak tamat berjumlah 494 orang (L) dan 556

60 Ibid., hlm.24

40

orang (P), SLTA berjumlah 25 orang (L) dan 18 orang (P), tamat SMP/sederajat berjumlah 10 orang (L) dan 8 orang (P), tamat SMA/sederajat berjumlah 7 orang (L) dan 6 orang (P), tamat D1 berjumlah 21 orang (L) dan 15 orang (P), tamat D2 berjumlah 1 orang (L), tamat S1 berjumlah 46 orang (L) dan 7 orang (P), dan tamat S2 berjumlah 1 orang (L).61

h. Keadaan Budaya Masyarakat Desa Bayan

Desa Bayan sudah tidak asing lagi bagi orang-orang dalam maupun luar daerah. Desa yang dikenal masih memegang teguh adat istiadatnya hingga saat ini yaitu diantaranya sebagai berikut :

1) Masjid Kuno Bayan Beleq

Keadaan masyarakat desa Bayan sangat erat kaitannya dengan prinsip yang ditetapkan dalam adat istiadat dan masih dipegang erat hingga saat ini. Desa ini memiliki permukiman dengan beberapa rumah adat yang masih ada hingga saat ini. Masjid kuno Bayan Beleq yang merupakan masjid kuno tertua di pulau Lombok, masjid ini terletak di tengah pemukiman warga tepatnya berada di bagian desa Bayan Timor/Timur. Meskipun bentuknya sederhana masjid Bayan Beleq memiliki keistimewaan tersendiri yaitu sudah menjadi salah satu situs bersejarah yang ada di Indonesia. Masjid ini berdiri pada abad ke-17 yang berarti umurnya sudah lebih dari 300 tahun.62

Bangunan masjid Bayan Beleq memiliki bentuk persegi dengan tinggi dinding sekitar 125 cm, dindingnya terbuat dari anyaman yang berdiri diatas pondasi batu, atapnya yang berbentuk seperti meru dan diatasnya terdapat hiasan kayu yang berbentuk seperti

61 Ibid., hlm.23

62 Humaniora, https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/05/26/5-hal-yang-harus- kamu-tahu-tentang-bayan-lombok-utara, fakta tentang desa Bayan, diakses tanggal 18 Maret 2022, pukul 15.00

41

mahkota. Bentuk bangunan atap menggambarkan pengaruh Hindu-Jawa yang datang sebelum Islam.63 2) Minuman Beralkohol Tradisional (Brem)

Brem ialah bahasa Sasak untuk menyebut nama minuman tradisional yang difermentasi dan dibuat dari ketan putih atau hitam. Sejarah brem ini sudah dikenal manusia sejak berabad-abad lamanya. Masyarakat desa Bayan menunjukkan keramahan dan keakrabannya pada tamu salah satunya dengan cara mengundang siapa saja yang ingin duduk di berugaq rumahnya. Berbincang sambil mencicipi hidangan yang disediakan. Selain minuman berupa kopi, teh dan makanan kecil, lazimnya orang Bayan akan menghidangkan brem. Tetapi apabila tamu menolak karena menganggap brem seperti minuman keras layaknya alkohol dan dilarang oleh agama maka orang Bayan tidak memaksakan dan tidak menghidangkan. Memang dikalangan masyarakat umum, brem itu diharamkan karena dianggap memabukkan sama seperti minuman keras lainnya.64 Selain dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat bayan ,brem juga digunakan untuk acara kepentingan adat ataupun begawe. Dan tentunya juga brem ini diperjualbelikan oleh masyarakat bayan, tetapi konsumennya bukan hanya orang bayan saja melainkan sampai ke luar daerah atau negeri sekalipun.65

i. Jumlah Data Masyarakat Desa Bayan yang Menjual Minuman Beralkohol Tradisional (Brem)

Penjualan minuman beralkohol tradisional (brem) yang ada di desa Bayan yaitu berjumlah 5 (lima) toko pengecer namun yang memproduksi minuman brem tersebut hampir semua masyarakat desa Bayan karena minuman brem bagi mereka yaitu selain digunakan untuk

63 Ibid.,

64 Ibid.,

65 Ibid.,

42

acara kepentingan adat dan budaya, minuman brem juga digunakan untuk minuman kebutuhan sehari-hari yaitu sebagai obat dan stamina. Namun berdasarkan data yang didapatkan peneliti dilapangan bahwa dari penjualan minuman brem di toko pengecer maupun produsen masyarakat di desa Bayan belum pernah sama sekali mendaftarkan usaha mereka ke dinas perdagangan dan tentunya belum memiliki SIUP-MB (Surat Izin Penjualan Minuman Beralkohol) dan ITPMB (Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol) khusus untuk penjualan minuman beralkohol tradisional, meskipun belum bisa mendaftarkan ke dinas terkait para pedagang pengecer juga belum tau kadar alkohol pada Brem tersebut karena mungkin bagi mereka kadar alkoholnya bisa berbeda-beda tergantung masa fermentasi pada Brem.

Berdasarkan hasil data yang didapat masyarakat desa Bayan memproduksi brem untuk usaha atau diperjual belikan minimal 20 kg sampai 25 kg perbulan, sekitar 10 liter atau 15 liter botol besar namun untuk acara begawe66 seperti acara khitanan, masyarakat desa bayan dapat memproduksi brem tersebut sampai 1 ton atau sekitar 1.000 kg.67

B. Temuan Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti akan mendeskripsikan data yang peneliti dapatkan melalui wawancara dengan informan dan narasumber tentang implementasi pada perda KLU tersebut. Dalam wawancara ini peneliti menggunakan atau mengkaitkannya dengan kriteria pengukuran implementasi kebijakan menurut Quade.

Menurut Quade pada proses implementasi yang ideal akan terjadi reaksi dan interaksi dari organisasi pengimplemetasi, kelompok

66 Tradisi begawe dalam istilah bahasa sasak berasal dari dua kata yakni bega dan gawe,

yang dimana bega artinya bodoh dan gawe artinya bermanfaat atau bernilai. Sehingga begawe merupakan suatu moment menghambur-hamburkan harta tetapi memiliki banyak nilai, sementara istilah begawe dapat dikelompokan ke dalam beberapa bentuk yaitu ada yang berbentuk ziarah, syukuran, pesta, dan ada yang berbentuk belasungkawa.

67 Ibu Denda Marni, wawancara di desa Bayan, 26 maret 2022, pukul 10.42

43

sasaran dan faktor lingkungan yang menyebabkan terjadinya tekanan yang diikuti dengan tindakan negoisasi atau transaksi. Dari transaksi tersebut diperoleh umpan balik oleh pengambil kebijakan yang dapat digunakan sebagai bahan masukan pada perumusan kebijakan selanjutnya. Quade memberikan sebuah gambaran yaitu terdapat 4 (empat) variabel yang harus diteliti dalam analisis implementasi kebijakan publik yaitu:68

1. Adanya kebijakan yang diimpikan

Suatu kebijakan yang berusaha untuk mewujudkan tujuan implementasi tersebut, dan dari hasil data yang peneliti dapatkan bahwa masyarakat Bayan, pedagang hingga kepala desa Bayan sangat setuju dengan adanya peraturan tersebut.

Hal ini berdasarkan dalam wawancara langsung mengenai Perda KLU nomor 9 tahun 2015 tentang minuman beralkohol pada minuman beralkohol tradisional (brem) dengan Kepala Desa Bayan bapak Satradi, S.P sebagai berikut:

“Dalam hal ini tentunya Perda KLU saya sangat mengapresiasikan kepada Perda KLU dan mengupayakan adanya atau lahirnya Perda KLU tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol ini, cuman sayangnya itu tidak pernah disosialisaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat paham tentang adanya minuman beralkohol ini dilindungi oleh Perda KLU, maka perlu rasanya dalam kesempatan untuk mensosialisasikan kembali perda tersebut, supaya masyarakat kita saat ini mendapatkan pelayanan yang baik, kemudian apa yang menjadi produksi brem ini agar terdaftar di BPOM ,supaya kita lindungi usaha masyarakat ini yang merupakan meningkatkan perekonomian masyarakat melalui penjualan brem itu.”69

68Haedar Akib,Implementasi

Kebijakan,https://media.neliti.com/media/publications/218199-implementasi-kebijakan- perspektif-model.pdf, Vol. 1, Nomor 1, tahun 2010, hlm.4, diakses tanggal 21 Maret 2022, pukul 08.00

69 Kepala Desa Bayan bapak Satradi,S.P., Wawancara, kantor desa Bayan KLU, 9 Maret

2022, pukul 12.02

44

Kemudian tidak jauh beda yang dikatakan oleh penjual ataupun produsen mengenai adanya Perda ini hal ini terdapat dalam wawancara langsung dengan Ibu Dende Marni sebagai berikut:

“Baguslah itukan kalau sudah ada Perda maka ada aturan istilahnya, supaya anak-anak muda yang berlebihan ini ada batasnya juga. Kita juga kalau dibutuhkan untuk memproduksi itu, misalnya dibutuhkan untuk orang luar tidak apa-apa karena didalam masyarakat kita juga tetap jalan untuk tradisi dan kita akan membicarakan itu juga kalau ada usulan-usulan dan pasti kita akan setuju karena itu memang aturan sama pemerintah. Cuma yang itu tadi untuk orang pariwisata dari luar-luar kalau memang berlebihan itu tentunya kita batasi dan pemerintah juga harus turun tangan sebenarnya. Itu aja si harapannya kita saling menjaga istilahnya bukannya kita saling merugikan, dan aturan pemerintah itu memang bagus, kita harapkan juga biar anak muda ada batasnya.” 70

Dan dilanjutkan oleh produsen brem Ibu Candra Sari dalam wawancara langsung mengenai Perda tersebut sebagai berikut:

“Saran saya kepada pemerintah terhadap Perda KLU ini semoga segera untuk disosialisasikan ke masyarakat desa bayan, mungkin dari sosialisasi tersebut bisa meringankan usaha kami dan mungkin adanya sedikit sumbangan atau bantuan. Tetapi ini belum pernah dari dulu ada sosialisasi.

Saya berharap semoga ada agar usaha kami tetap jalan.”71

70 Penjual Brem ibu Dende Marni, Wawancara, di desa Bayan KLU., 6 Maret 2022, pukul 12.44

71 Produsen Brem ibu Candra Sari, Wawancara, di desa Bayan KLU., 6 Maret 2022, pukul 13.39

45

2. Target group atau kelompok sasaran

Subjek yang diharapkan untuk bisa menerima dan menyesuaikan diri terhadap pola interaksi yang ditentukan oleh kebijakan. Dari hasil data yang didapatkan peneliti bahwa target group disini menyasar pada masyarakat desa Bayan tentu khususnya pada produsen atau pedagang dan konsumen, karena keberhasilan pada perda tentunya mempunyai objek dan sasaran yang dapat menentukan keberhasilan tujuan kebijakan itu sendiri.

a. Produsen

Dalam hal ini peneliti sudah melakukan wawancara langsung dengan salah satu pedagang minuman beralkohol tradisional (brem) yaitu ibu Dende Marni mengenai Surat Izin Penjualan Minuman Beralkohol (SIUP-MB) dan Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (ITPMB) sebagai berikut:

“Tidak ada, karena saya rasa brem ini memang pernah dulu ada yang sampai melarang bahwa Perdanya sudah ada katanya di luar Bayan ini, karena mereka seperti tadi minumnya ada yang ugal-ugalan, tetapi kalau disini sepanjang sejarah dan sepengetahuan ibu belum ada yang berlebihan paling kalau mabuk langsung tidur gitu aja sudah kalau orang asli disini itu, jadi kalau mau menutup atau mentidak bolehkan disini kayaknya susah karena sudah menjadi tradisi. Kita masyarakat Bayan tidak malu kalau orang mengatakan ini kan barang haram, saya juga tidak tau barang haram atau tidaknya karena kita tidak pernah memaksakan. Brem ini yang kita tau fungsinya aja dari dulu. Kita tidak malu dibilang seperti itu sebagai masyarakat adat karena itu sudah menjadi temuan kita yang sudah mendarah daging, dan saya rasa semuanya itu larinya ke kepercayaan saja. Apapun yang kita lakukan apapun yang kita jalani sekarang itu ,yang kita pakai, saya rasa

46

itu kepercayaan. Apapun sebenarnya yang berjenis obat itu ada alkoholnya.” 72

Hal ini hampir sama juga yang dikatakan oleh salah satu produsen minuman beralkohol tradisional (Brem) yaitu ibu Candra Sari dalam wawancara langsung sebagai berikut:

“Belum pernah, dan belum pernah ada yang sosialisasi.

Bahkan anak saya menyuruh untuk daftarkan usaha ini (brem) tetapi saya tidak berani dan takut, kemarin ada surat formulir dari bapak Babinsa tetapi saya isi dengan reket ketan, tidak berani mengisi dengan usaha jamu ketan/brem bahkan orang-orang disini juga tidak berani mengisi izin usahanya dengan kata brem dan saya juga tidak tau mungkin. Misalkan ada dari pemerintah yang sosialisasi, saya mau mendaftarkan usaha ini.”73

Kemudian dalam wawancara tersebut dengan ibu Dende Marni penjual minuman brem mengatakan bahwa orang atau konsumen yang membeli brem bukan hanya orang dalam saja melainkan orang luar juga sudah sering membeli minuman tersebut hal ini dalam wawancara langsung sebagai berikut:

“Ya sepertinya karena promosi dari mulut ke mulut dan yang tau fungsinya itu memang untuk obat. Sengaja juga dipesan untuk obat karena yang tau tentang jamu pasti tau untuk campurannya, entah itu dicampur dengan madu ,dicampur dengan kuning telur.

Sepertinya itu yang mereka rasakan sehingga sampai sekarang orang-orang tetap mau membeli untuk

72 Penjual Brem ibu Dende Marni, Wawancara, di desa Bayan KLU., 6 Maret 2022, pukul

12.44

73 Produsen Brem ibu Candra Sari, Wawancara, di desa Bayan KLU., 6 Maret 2022, pukul 13.39

47

dikonsumsi. Palingan kalau brem yang bening bahkan tua yang berbulan-bulan kita buat label dengan kalimat

“oleh-oleh patung bayan” ,banyak juga yang pesan dari luar daerah bahkan keluar negeri juga yang bule-bule itu biasanya tapikan kalau kita paketkan brem ini atau mau ada pesanan unsur besar itu harus ada izinnya.

Kita kirim menggunakan J&T tapi yang umurnya sudah tua yang berbulan-bulan fermentasinya karena kalau yang bening takutnya meledak di dalam pesawat.

Seharinya laku lima botol besar kalau sabtu dan minggu untuk orang wisatawan tapi kalau orang local biasanya beli malam. Disini (kios) juga kita tetap pajang karena banyak orang wisatawan.”

Lanjutan dari Ibu Dende Marni mengatakan juga bahwa konsumen yang minum brem tersebut selain bukan hanya masyarakat bayan dan luar bayan saja melainkan oknum-oknum penegak hukum juga pernah membeli minuman brem tersebut seperti polisi, tetapi mereka langsung membawa pulang tidak minum ditempat hal ini dalam wawancara langsung sebagai berikut:

“Pernah mereka membeli ,tapikan mereka juga tau aturannya, dan tidak minum disini langsung bawa pulang. Palingan yang minum langsung ditempat orang-orang sini tapi mereka minumnya malam biasanya selesai makan malam”.

Berdasarkan yang dikatakan oleh Ibu Dende Marni sebagai pedagang eceran tidak jauh berbeda juga yang dikatakan oleh Ibu Candra Sari yaitu produsen pada minuman brem dalam wawancara langsung sebagai berikut:

Dalam dokumen Tinjauan Hukum Ekonomi Syariah Terhadap (Halaman 45-142)

Dokumen terkait