G. Definisi Operasional Variabel
4. Pembelajaran Berbasis Web
a. Konsep Pembelajaran Berbasis Web
Pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegaiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa diakses melalui jaringan internet.
Pembelajaran berbasis web atau yang dikenal juga dengan “web based learning”
merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning).
Dalam salah satu publikasinya di situs about e-learning.com (dalam Rusman, 2009:115), Himpunan Masyarakat Amerika untuk Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan (The American Society for training and Development/ASTD) (2009), mengemukakan definisi e-learning sebagai berikut.
E-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web (web-based learning), pembelajaran berbasis computer (computer based learning), kelas virtual (virtual classrooms) dan /atau kelas digital (digital classrooms). Materi-materi dalam kegiatan pembelajaran elektronik tersebut kebanyakan dihantarkan melalui media internet, intranet, tape video atau audio,
penyiaran melalui satelit, televisi interaktif serta CD-ROM. Definisi ini juga menyatakan bahwa definisi e-learning itu bisa bervariasi tergantung dari penyelenggara kegiatan e-learning tersebut dan bagaimana cara penggunaanya, termasuk juga apa tujuan penggunaannya.
Definisi ini juga menyiratkan simpulan yang menyatakan bahwa e-learning pada dasarnya adalah pengaplikasian kegiatan komunikasi, pendidikan dan pelatihan secara elektronik. Definisi dari ACTD inilah yang banyak digunakan/dijadikan pedoman oleh institusi-institusi pendidikan/penyedia layanan/perangkat lunak e-learning, atau aplikasi Content Management System (CMS) e-learning MOODLE yang banyak digunakan oleh institusi pendidikan konvensional dalam kegiatan blended learning-nya.
E-learning tidaklah sama dengan pembelajaran konvensional. E-learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.
a) Interactivity (Interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchrounus), seperti chatting atau messenger atau tidak langsung (asyncrounus), seperti forum, mailing list atau buku tamu.
b) Independency (Kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa (student centered learning).
c) Accessibility (Aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah diakses melalui pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
17
d) Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming simulasi dan animasi.
Keempat karakteristik diatas merupakan hal yang membedakan e-learning dari kegiatan pembelajaran secara konvensional. Dalam e-learning, daya tangkap siswa terhadap materi pembelajaran tidak lagi tergantung kepada instruktur/guru, karena siswa mengonstruk sendiri ilmu pengetahuannya melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui interface situs web. Dalam e-learning pula, sumber ilmu pengetahuan tersebar di mana-mana serta dapat diakses dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat media internet yang mengglobal dan bisa diakses oleh siapa pun yang terkoneksi ke dalamnya. Terakhir, dalam e-learning pengajar/lembaga pendidikan berfungsi sebagai salah satu sumber ilmu pengetahuan.
E-learning adalah segala aktivitas belajar yang menggunakan bantuan teknologi elektronik. E-learning juga dapat diaplikasikan dalam pendidikan konvensional dan pendidikan jarak jauh. Web-based learning merupakan salah satu bentuk e-learning yang materi (content) maupun cara penyampaiannya (delivery method) melalui internet (web). Berikut adalah beberapa definisi pembelajaran berbasis web:
a) Menyatakan bahwa “setiap pengalaman atau lingkungan belajar yang bertumpu kepada internet/word wide web sebagai sarana penyampaian komunikasi dan presentasi”.(http://www/usd.edu).
b) Bahwa e-learning melalui internet dibandingkan jaringan lainnya.
(http://www.onlinedegreezone.com).
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis web adalah sebuah pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajaran.
Web dapat menciptakan sebuah lingkungan belajar maya (Virtual Learning Environment). Lingkungan belajar yang disediakan oleh web dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang dapat kita kombinasikan penggunaannya untuk mendukung proses pembelajaran, antara lain forum diskusi, chat, penilaian online, dan sistem administrasi. Lingkungan belajar maya yang disediakan oleh web berfungsi sebagaimana lingkungan belajar konvensional yang dapat menyampaikan informasi kepada pembelajar. Sebagai contohnya, pembelajar dapat berkolaborasi dan berbagai informasi antara satu dengan lainnya. Namun perlu diingat sebagaimana pun hebatnya web dalam memfasilitasi pembelajaran, fokus utama yang perlu diperhatikan adalah diri pembelajar itu sendiri, karena teknologi itu sendiri hanya merupakan sebuah sarana bagi kita untuk mempermudah proses pembelajaran.
Salah satu nilai penting dari penggunaan web sebagai media web dilengkapi dengan hyperlink yang memungkinkan untuk mengakses informasi secara acak (non linear) yang berdampak pada kecepatan kita untuk memperoleh informasi yang ada di dalam web.
19
b. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Berbasis Web
Kruse (dalam Rusman, 2009:117) dalam salah satu tulisannya yang berjudul
“using the web for learning” yang dimuat dalam situs www.elearningguru.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web sering kali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi pembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsur interaktivitas yang tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran (contohnya uang jajan/biaya transportasi sekolah).
Dikarenakan sifatnya yang maya/virtual, pembelajaran berbasis web dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan pengaksesan materi pembelajaran. Penghantaran materi pembelajaran kini tidak lagi tergantung pada medium fisik seperti buku pelajaran cetak atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini berbentuk data digital yang bisa dicode (diuraikan) melalui perngkat elektronik seperti komputer, smartphone, telepon seluler atau piranti elektronik lainnya.
Disamping beberapa keunggulan tersebut, pembelajaran berbasis web juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya interaksi langsung antara siswa dan guru yang disebabkan oleh banyak faktor teknis. Menyikapi hal tersebut, kruse berpandangan, dengan semakin majunya teknologi internet dan jaringan, dengan semakin lebarnya bandwith dan semakin cepatnya koneksi internet beberapa tahun belakangan ini, maka kelemahan terbesar dari pembelajaran berbasis web ini bisa diminimalisasi.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
Sebagaimana media pembelajaran pada umunya, pembelajaran berbasis web pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.
1) Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web
a) Memungkinkan setiap orang di mana pun, kapan pun, untuk mempelajari apa pun.
b) Pembelajar dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual.
c) Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga pembelajar dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan belajar.
d) Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pembelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.
e) Dapat mendorong pembelajar untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar
f) Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunkan untuk memperkaya materi pembelajaran.
g) Menyediakan mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.
h) Isi dari materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.
Sedangkan menurut Rusman (2009:118), ada lima kelebihan pembelajaran berbasis web yaitu:
21
a) Access is available anytime, anyware, around the globe (Akses tersedia kapan pun, di mana pun, di seluruh dunia)
b) Per-student equipment costs are affordable (Biaya operasional setiap siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran menjadi lebih terjangkau) c) Student tracking is made easy (Pengawasan terhadap perkembangan
siswa jadi lebih mudah)
d) Possible “learning object” architecture supports on demand personalized learning (Rancangan pembelajaran berbasis web memungkinkan dilakukannya kegiatan pembelajaran yang sudah terpersonalisasi)
e) Contentisealy update (Materi pembelajaran bisa diperbarui secara lebih mudah)
2) Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
a) Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemandirian dan motivasi pembelajar
b) Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi pembelajar
c) Pembelajar dapat cepat merasa bosan dan jenuh jika mereka tidak dapat mengakses inormasi, dikarenankan tidak terdapatnya peralatan yang memadai dan bandwith yang cukup.
d) Dibutuhkannya panduan bagi pembelajar untuk mencari informasi yang relevan, karena informasi yang terdapat di dalam web sangat beragam.
e) Dengan menggunakan pembelajaran berbasis web, pembelajar terkadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dalam fasilitas komunikasi.
Sedangkan menurut Rusman (2009:122) kelemahan pembelajaran berbasis web diuraikan sebagai berikut. Seperti telah disebutkan secara singkat di atas, satu kelemahan terbesar dari pembelajaran berbasis web adalah amat kurangnya interaksi langsung antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa.
Hal ini berdampak besar kepada siswa, karena walaupun mereka bisa berkomunikasi secara synchoronous melalui live chat atau asynchoronous melalui e-mail/forum diskusi, tetap saja interaksi antarmanusia secara langsung tidak dapat tergantikan.
Satu jalan komunikasi synchoronous yang dipercaya nantinya akan bisa meminimalisir kelemahan pembelajaran berbasis web adalah teknologi videoconferencing. Melalui videoconferencing, siswa dan guru serta siswa dan siswa bisa bertatap muka secara langsung dan berkomunikasi melalui gambar dan suara. Hanya saja dikarenakan kurangnya sarana dan infrastruktur internet yang memadai (terutama di Indonesia), menyebabkan fitur videoconferencing ini tidak dapat terlaksana secara optimal. Audiovisual yang dikirimkan sering kali tidak berkualitas baik. Selain itu terkadang terjadi delay/penundaan yang menyebabkan komunikasi tidak berjalan mulus. Hal-hal seperti inilah yang menyebabkan videoconferencing sama sekali belum bisa menggantikan proses komunikasi langsung antar manusia.
23
Untuk menanggulangi hal tersebut, sudah ada beberapa pihak yang berusaha untuk membuat teknologi videoconferencing menjadi senyata mungkin, di antaranya dengan memperlebar bandwith untuk pertukaran data videoconferencing, atau meningkatkan kualitas hardware pendukung videoconferencing. Cisco system sudah menghadirkan solusi untuk hal ini. Perusahaan komunikasi Internet Skype- pun sudah mencoba untuk menerapkannya secara luas. Hanya tinggal masalah waktu saja (3-5 tahun) agar teknologi ini bisa menjadi lebih sempurna dan diadopsi oleh masyarakat seluruh dunia.