BAB II TINJAUAN PUSTAKA
B. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah Limbung. Proses pembelajaran mengikuti alokasi waktu mata pelajaran yang disediakan. Guru dan peneliti melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan tindakan. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat peneliti untuk melakukan penelitian karena guru agama di sekolah tersebut sangat bersemangat untuk meningkatkan hasil belajar PAI di kelas tempatnya mengajar Sedangkan objek penelitian yaitu guru dan siswa.
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini mengguakan dua variabel yakni variabel bebas dan terikat. Sebagai vaiabel bebasnya model pembelajaran kooperatif tipe group investigation variabel terikatnya yaitu peningkatan hasil belajar PAI.
30
D. defenisi Operasional Variabel
Untuk mengantisipasi dalam penjelasan skripsi selanjutnya maka terlebih dahulu menganalisisis variabel yang ada dalam judul penelitian ini, adapun defenisi operasional variabelnya adalah sebagai berikut:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dimana siswa ditempatkan dalam tim belajar yang beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku.
Guru menyajikan materi pelajaran yang berbeda kemudian siswa bekerja sama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi tanggung jawab utama guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan memikirkan masalah yang berlangsung dalam pembelajaran yang difokuskan pada guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan siswa dalam mengikuti aktivitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigasi.
2. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut dalam konteks ini seseorang dikatakan belajar bilamana terjadi perubahan, dari sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.
Perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat
maupun jenisnya karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.
Hasil belajar yaitu hasil yang diperoleh siswa setelah penerapan model kooperatif tipe group investigation yang berupa tes formatif yang diberikan pada masing- masing siswa
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Pengumpulan data dalam suatu penelitian dapat dilakukan dengan semua objek yang dibutuhkan atau sebagian saja. Keseluruhan dari objek yang akan diteliti dinamakan populasi. Jadi populasi adalah keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Suharsimi Arikunto menguraiakan pengertian populasi sebagai berikut:
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitian merupakan penelitian populasi. (Suharsimi Arikunto, 1998 : 115).
Selanjutnya S. Margono (1997 : 118) menguraiakan bahwa populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkungan dan waktu yang kita tentukan. Sedangkan Sudjana yang dikutip oleh Hadari Nawawi (1998 : 141) mengatakan bahwa:
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengurang, kuantitatif maupun kualitatif daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas.
Menyimak beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulakan bahwa populasi dalam sebuah penelitian adalah keseluruhan elemen atau aspek yang menjadi objek penelitian berupa orang, barang, binatang, hal atau peristiwa sesuai kriteria yang ditentukan oleh penulis. Oleh karena itu, populasi yang penulis maksudkan adalah semua siswa, guru 17 dan 1 orang kepala sekolah, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut:
Tabel 3.1 : Keadaan Populasi Penelitian di SMP Muhammadiyah Limbung Tahun ajaran 2013/2014
No Guru dan Siswa Rombel
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 2 3 4
Siswa kelas VII Siswa kelas VIII Siswa kelas IX Guru PAI
6 6 5
96 74 85 1
180 125 89
276 199 174
Jumlah 17 256 394 649 Sumber data :Kantor tata usaha SMP Muhammadiyah Limbung
2. Sampel
Hakikat penggunaan sampel dalam sutau penelitian disebabkan sulitnya untuk meneliti seluruh populasi, karena terbatasnya kemampuan peneliti baik dari segi waktu, biaya, maupun tenaga. Dengan alasan tersebut sehingga digunakan sampel dalam penelitian yang dapat mewakili seluruh populasi yang ada.
Sampel menurut Suharsimi Arikunto (1998 : 109) adalah sebahagian atau wakil populasi yang diteliti. Dalam menentukan jumlah sampel penulis berpedoman pada pendapat Suharsimi Arikunto (1998 : 112).
Peneliti mengambil kesimpulan bahwa dengan kondisi serta situasi yang akan diteliti, Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Pervosive Sampling yaitu pengambilan 16,3% dari jumlah jumlah siswa kelas VII yaitu 276 X 16.3% = 45.
Sedangakan pengambilan sampel lansung kepada guru dan kepala sekolah yang mengajar di SMP Muhammadiyah Limbung
Tabel 3.2: Keadaan Sampel Penelitian Tiap Kelas Smp Muhammadiyah Limbung Kec. Bajeng Kab. Gowa
No Guru dan Siswa Populasi Sampel
1 Kelas VII 276 45
2 Guru PAI 1 1
Jumlah 277 46
Sumber: Kantor tata usaha SMP Muhammadiyah Limbung F. Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengjkap dan sistematis sehingga lebih mudah dikelola. Dalam pelaksanaan penelitian, langkah penting yang harus dilakukan adalah penelitian instrumen yang akan digunakan. Adapun instrumen penelitian yang penulis gunakan, meliputi:
1. Pedoman wawancara, yaitu sejumlah pertanyaan yang digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan wawancara dengan responden.
Untuk memperjelas masalah yang diangkat sebagai variabel penelitian.
2. Catatan observasi, yaitu beberapa hal yang perlu dicatat setelah mengadakan pengamatan dilapangan, yang berhubungan dengan masalah penelitian ini dengan tujuan mempermudah dalam pengumpulan data.
3. Catatan dokumentasi, merupakan data-data atau arsip yang ada disekolah yang digunakan sebagai sumber data, yang menggambarkan kondisi ideal siswa yang menjadi subjek dalam penelitian. Adapun contoh dari dokumentasi ini adalah buku daftar hadir murid dan buku daftar nilai murid.
G. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dan prosedur pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi dimaksudkan untuk mengamati proses pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation di kelas I SMP Muhammadiyah Limbung dengan menggunakan format observasi yang telah disiapkan. Observasi dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu, observasi terhadap guru yang difokuskan pada proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran PAI dan observasi terhadap siswa yang difokuskan terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran PAI dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
2. Tes Hasil belajar
Soal tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Tes hasil belajar yang dimaksudkan dalam hal ini adalah soal-soal yang dikerjakan setiap akhir siklus dalam bentuk ulangan harian.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data-data atau arsip yang ada disekolah yang digunakan sebagai sumber data, yang menggambarkan kondisi ideal siswa yang menjadi subjek dalam penelitian. Adapaun contoh dari dokumentasi ini adalah buku daftar hadir siswa dan buku daftar nilai siswa juga standar KKM siswa di sekolah tersebut.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif. Data hasil observasi dianalisis secara kualitatif sedangkan data mengenai hasil belajar siswa dianalisis melalui analisis deskriptif.
a. Analisis Tes Hasil Belajar Siswa
Analisis hasil belajar siswa, yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa setelah menggunakan model Group Investigation (GI) selama penelitian berlangsung. Teknik analisis ini menggunakan perhitungan persentase keberhasilan atau ketercapaian siswa dalam menguasai konsep. Perhitungan nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat diketahui melalui dengan membagi jumlah nilai siswa secara keseluruhan kemudian dibagi jumlah siswa.
Sebelum mencari nilai rata-rata siswa, terlebih dahulu mengetahui nilai hasil tes belajar siswa. Lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Untuk mencari nilai hasil tes belajar siswa digunakan rumus:
Nilai siswa (A) =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑜𝑖𝑛 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 x 100
Untuk menentukan nilai rata-rata siswa digunakan rumus:
N M JA
1 Keterangan:
M = mean (nilai rata-rata) JA = jumlah nilai siswa
N = jumlah siswa (Sumber Sukmadinata, 2007: 203)
b. Analisis Data Lembar Observasi Aktivitas Guru dan Siswa
Hasil observasi yang terangkum dalam lembar aktivitas guru dan siswa akan menggambarkan bagaimana aktivitas guru dan siswa. Data tersebut akan dianalisis dengan menggunakan persentase (%) yaitu dengan menghitung banyaknya frekuensi suatu kejadian dibandingkan dengan seluruh kejadian dan kemudian dikalikan 100%.
100 N x P F
Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi (jumlah siswa yang melakukan) N = jumlah siswa keseluruhan (Sumber Sukmadinata, 2007:205)
Data hasil tes penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif untuk menganalisis hasil observasi proses pembelajaran PAI, aktivitas belajar siswa, dan hasil belajar PAI siswa, sekaligus menganalisis peningkatan hasil belajar PAI melalui model Group investigation pada siswa kelas I SMP Muhammadiyah Limbung. Adapun pengkategorian persentase aktivitas belajar siswa dalam skala deskriptif mengacu pada standar Safari (2003: 54) yaitu:
1. Aktivitas belajar dikategorikan sangat baik dengan persentase 85 % – 100 %
2. Aktivitas belajar dikategorikan baik dengan persentase 70 % – 84 %
3. Aktivitas belajar dikategorikan cukup dengan persentase 55 % – 69 %
4. Aktivitas belajar dikategorikan kurang dengan persentase 40 % – 54 %
5. Aktivitas belajar dikategorikan sangat kurang dengan persentase 0 % – 39 %
Untuk mengukur hasil belajar siswa dalam skala deskriftif maka digunakan standar Syah (2000: 153).
BAB IV
HASIL PENELITIAN /PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng
SMP Muhammadiyah Limbung kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adalah salah satu lembaga pendidikan yang ada pada saat sekarang ini mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat.Dalam hal ini
dapaat dilihat dari sejak didirikannya SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa telah mendapat sambutan dari berbagai lapisan masyarakat tentang keberadaanya yg tenang tempatnya yang strategis,sejuk serta jalur transportasinya lancar sehinggga proses belajar mengajar lebih baik.SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa adalah salah satu sekolah yang terletak didaerah gowa, Saat ini memiliki bangunan yang memadai yang terdiri dari 20 kelas,
Identitas sekolah
1. Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Limbung 2. Alamat : Jln.Pendidikan Limbung
3. Telepon/ Fax : (0418)8218152 4. Kabupaten/Kota : Gowa
5. Propinsi : Sulawesi Selatan
1. Visi, Misi Dan Tujuan SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng
a. Visi
Dalam lembaga pendidika tentunya memiliki visi, misi dan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pendidikan dengan demikian visi SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng adalah patuh, disiplin, beriman, berilmu, dan berwawasan lingkungan Maksud dari visi tersebut adalah diharapkan kepada peserta didik memiliki moral
40
yang baik, menjalankan ajaran agama dengan sungguh-sungguh sehingga kelak menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa serta mempunyai komitmen untuk selalu mendorong peserta didik untuk melaksanakan kegiatan agar menumbuhkan sikap kritis terhadap permasalahan yang dihadapai dan mampu menemukan solusi yang terbaik sehingga dapat Memberikan layanan yang terbaik kepada semua peserta didik dan semua komponen yang membutuhkan sesuai atauran yang berlaku. Dan mendorong peserta didik untuk selalu berprestasi, minimal sejajar dengan sekolah lain bahkan lebih unggul.
b. Misi
Adapun misi SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng adalah sebagai berikut :
a. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama islam b. Melaksanakan bimbingan belajar secara intensif
c. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenal potensi dirinya sehingga dapat berkembang secara optimal
d. Menumbuhkan sikap disiplin pada seluruh warga sekolah
Menumbuhkan sikap peduli terhadap lingkungan dan kesehatan sekolah.
c. Tujuan
SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan bajeng bertujuan untuk meningkatkan pencapaian ketuntasan belajar dari tahun
ke tahun sekurang-kurangya 95%, menjadikan peserta didik menjadi insan-insan yang beriman dan bertakwa dan dapat bersaing dalam mencapai prestasi di segala bidang
2. Keadaan Siswa SMP Muhammadiyah Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng
Siswa merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan sekolah, sebab tanpa adanya warga belajar dalam hal ini siswa maka sekolah tersebut tidak dapat terlaksana dalam proses belajar mengajar.
Demikian juga di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng sangat memegang peranan penting dalam memajukan dan mengembangkan sekolah tersebut.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang keadaan siswa di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng akan diuraikan dalam bentuk tabel berikut:
Tabel 4.1 keadaan siswa Keadaan
siswa
Tahun Pelajaran
Kelas VII (orang)
Kelas VIII (orang)
Kelas IX
(orang) Jumlah
Jumlah siswa
2011 /2012 178 185 168 531
2012 / 2013 198 175 178 551
2013 / 2014 276 199 174 649
Jumlah rombel
2011 / 2012 5 6 5 16
2012 / 2013 6 5 6 17
2013 / 2014 6 6 5 17
Sumber data: SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa
Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang ada di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng cukup banyak, hal ini memungkinkan sekolah tersebut bisa lebih maju dan berkembang.Kehadiran SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng telah membawah pengaruh yangan sangat besar ditengah-tengah masyarakat yang mana sekolah tersebut selain mendidik generasi pelanjut sebagai sosok insan yang mulia yang berciri keagamaan dan berfikir kritis,ilmiah,rasional dalam mengantisPAIsi perkembangan iptek dan budaya untuk menyongsong era globalisasi, SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng juga mempunyai lokasi yang tenang,sejuk serta tempatnya yang strategis sehingga banyak siswa yang memilih lanjut di sekolah tersebut
3. Keadaan Guru SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng
Guru dan siswa merupakan faktor yang paling penting dalam sebuah lembaga pendidikan formal termasuk SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng.Guru merupakan ujung tombak keberhasilan suatu lembaga pendidikan, guru sebagai pendidik kedua setelah keluarga yang diberikan tanggung jawab moral untuk mendidik dan membimbing sekaligus memberikan pengetahuan kepada siswa.
Demikianlah pula guru yang ada di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng, dengan melihat guru yang ada di sekolah tersebut akan terlaksana proses belajar mengajar dengan baik sesuai dengan pendidikan yang diharapkan.Untuk mengetahui lebih jauh mengenai keadaan guru di SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 keadaan guru
Ijazah tertinggi Status tenaga pendidik
PNS NON PNS
S.1 13 19
Sarjan muda D.3 - 2
Diploma D.3 2 1
SLTA / SEDERAJAT 1 -
SMP - -
Jumlah 16 22
Sumber data: SMP Muhammadiyah Limbung
4. Keadaan sarana dan prasarana SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng
Dalam suatu lembaga pendidikan sarana dan prasarana merupakan salah satu unsur dalam pendidikan yang sangat dibutuhkan keberadaannya.
Sebab tanpa sarana dan prasarana yang memadai, proses belajar mengajar tidak dapat tercapai atau berjalan dengan lancar, karena itu sarana dan prasarana atau fasilitas yang memadai dibutuhkan pada suatu lembaga pendidikan karena dapat menunjang pencapaian tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan Hal tersebut untuk mengetahui sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP Muhammadiyah Limbung Kabupaten Gowa Kecamatan Bajeng dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3
KEADAAN SARANA DAN PRASANA N
O Jenis Ruangan Jumlah (ruangan)
Kondisi Luas (m2) Baik Rusak
Ringan
Rusak Berat
1 Kelas /Teori 17 7 x 9 14 - 3
2 Kepala Sekolah 1 4.5 x 8 1 - -
3 Guru 1 8 x 18 1 - -
4 Tata Usaha 1 4.5 x 8 1 - -
5 Laboratorium
PAI 1 10.5 x 12 - - 1
Computer 1 9 x 8 1 - -
6 Kurikulum 1 3 x 8 - 1 -
7 UKS 1 2.5 x 8 - 1 -
8 Perpustakaan 1 8 x 12 1 - -
9 Media 1 5 x 8 1 - -
10 Kesenian - - - - -
11 Aula 1 8 x 18 - - -
12 Mushollah 1 12 x 17 - 1 -
13 WC 6 2 x 1.5 4 1 1 14 Olahraga
a. Lapangan Olahraga 1
Volly ball 1 1
Basket ball 1 1
Tennis meja 1
Bulu tangkis/
sepak takrow 1 1
b. Alat
Bola volley 2 2
Bola basket 1 1
Takrow 1 1
Raket - -
Net volly 1 1
Ring basket 1 1 - -
Net tennis meja 1 1
Net bulu tangkis 1 1
Jumlah 46 1008 32 5 8
Sumber data: SMP Muhammadiyah Limbung
B. Peningkatan Hasil Belajar PAI melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation kelas I SMP Muhammadiya
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan pada siswa SMP kelas VII Semester II tahun ajaran 2013 /2014 di SMP Muhammadiyah limbung kab gowa kec.bajeng. metode pelaksanaanya mengikuti prinsip kerja PTK Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada tanggal 8 maret sampai dengan 8 mei 2014. Data penelitian berupa nilai hasil belajar siswa diperoleh dengan melakukan tes hasil belajar,sedangkan data observasi berupa aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru selama pembelajaran berlangsung diperoleh dengan menggunakan lembar observasi model essay. Data yang
diperoleh lalu dihitung nilai frekuensi dan persentasenya sebagai sumber acuan untuk interpretasi dalam analisis deskriptif.
Dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran, yang bertindak sebagai observer adalah peneliti sedangkan guru kelas VII di Sekolah tersebut bertidak sebagai pengawas pelaksana pembelajaran. Pada pelaksanaan materi yang disajikan pada pertemuan pertama adalah tentang sejarah Nabi Muhammad SAW dan Masyarakat Mekah sebelum islam datang dan pada pertemuan kedua adalah materi tentang Misi Nabi Muhammad SAW yaitu Menyempurnakan akhlak manusia dan membangun manusia yang mulia dan bermanfaat serta sebagai rahmat seluruh alam. Sedangkan pada siklus II materi yang disajikan adalah meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW.
Dan para sahabatnya di Mekah yaitu ketabahan dan kesabaranya dalam menyampaikan wahyu Allah walaupun harus menghadapi berbagai macam rintangan dan cobaan. Perincian dari pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
1. Deskriktif Hasil penelitian Siklus I a. Pelaksanaan Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I ini merupakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, obserpasi, dan refleksi.
Masing-masing kegiatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menjelaskan dan mendiskusikan prosedur pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
2) Menelaah kurikulum KTSP SMP Muhammadiyah Limbung kelas VII mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
3) Membuat skenario pembelajaran untuk pelaksanaan tindakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
4) Membuat lembar kerja siswa.
5) Menyusun format observasi proses pembelajaran dan aktivitas belajar guru dan siswa dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation.
6) Mempersiapkan materi/wacana yang akan dibagikan kepada siswa.
7) Menyusun soal tes hasil belajar untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal pada akhir siklus I.
8) Menyusun format penilaian tes hasil belajar.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Pendidika Agama Islam dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
group investigation pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung Kecamatan Bajeng dilaksanakan pada tanggal 8 maret sampai 8 Mei 2014, dengan pembelajaran tatap muka pada siklus I sebanyak 2 kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 Mei 2014 dengan membahas materi tentang Sejarah Nabi Muhammad dan masyarakat Mekah sebelum Islam datang dengan alokasi waktu pembelajaran 2x40 menit dan pertemuan kedua dengan materi tentang Misi Nabi Muhammad Saw serta meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw, dan para sahabat di Mekkah yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 24 Mei 2014 dengan alokasi waktu yang sama pada pertemuan pertama yaitu 2x40 menit, kemudian diakhir pertemuan dilanjutkan dengan tes hasil belajar. Dalam pelaksanaan tindakan siklus I ini guru kelas VII menyajikan materi pelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation . Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam pelaksanaan siklus I ini adalah sebagai berikut:
1) Pada awal kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa dan mengadakan apersepsi, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di capai kemudian menjelaskan materi pelajaran secara klasikal selama kurang lebih 15 menit.
2) Mengelompokkan siswa kedalam 6 kelompok setiap kelompok terdiri atas 7-8 orang siswa.
3) Guru menjelaskan maksud pelajaran dan tugas kelompok tentang sejarah Nabi Muhammad saw dan masyarakat Mekkah sebelum islam datang 4) Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas
satu topik yang berbeda dengan topik dari kelompok lain.
5) Masing-masing kelompok membahas topik secara kooperatif.
6) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.
7) Guru memberikan penjelasan singkat dan bersama-sama siswa menyimpulkan materi pelajaran.
a. Tahap observasi
1) Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru
Pada hasil lembar observasi aktivitas mengajar guru memuat aspek pelaksanaan pemebelajaran kooperatif model Group Investigation.
Pelaksanaan kegiatan pertemuan I siklus I pada hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas mengajar guru di kelas VII SMP Muhammadiyah Limbung menunjukkan bahwa tidak melaksanakan dengan baik aktivitas yang tertuang di RPP dalam proses pembelajaran PAI dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yaitu:
a) Membagi siswa kedalam 6 kelompok secara heterogen dan sudah dilaksanakan dengan kategori baik.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan tugas kelompok dengan baik sehingga masuk dalam kategori baik.
c) Guru memanggil ketua kelompok dari setiap kelompok untuk diberikan satu tugas yang berbeda, tetap tidak memanggil ketua kelompok melainkan guru membagikan langsung materi kepada setiap kelmpok sehingga aspek ini masuk dalam kategori kurang.
d) Guru membimbing siswa dalam membahas materi/tugas yang diberikan tetapi guru kurang membimbing siswa dalam membahas tugas yang diberikan yang berakibat keadaan kelas menjadi gaduh karena siswa yang saling bertanya sehingga aspek ini berda dalam kategori kurang.
e) Guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian tetapi tidak maksimal sehingga aspek ini berada dalam kategori cukup.
f) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran tetapi kurang jelas sehingga aspek ini berada dalam kategori cukup.
Selanjutnya pada pertemuan 2 siklus I menunjukkan peningkatan terhadap penilaian antara lain:
a) Membagi siswa kedalam 6 kelompok dan setiap kelompoknya terdiri atas 7-8 orang siswa dan masuk dalam kategori baik.
b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan tugas kelompok dengan jelas dan berada dalam kategori baik.
c) Guru memanggil ketua kelompok dari setiap kelompok untuk diberikan satu tugas yang berbeda, aspek ini juga berada dalam kategori baik.
d) Guru membimbing siswa dalam membahas matari/tugas yang diberikan tetapi secara sederhana sehingga belum semuanya siswa yang paham dan aspek ini berada dalam kategori cukup.
e) Guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya secara bergantian dan aspek ini juga berada dalam kategori baik.
f) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran aspek ini berada dalam kategori cukup.
2) Hasil Observasi Aktivitas Belajar siswa
Pelaksanaan kegiatan pertemuan 1 siklus I pada hasil observasi yang dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa menunjukkan bahwa:
a) Siswa duduk secara berkelompok terdapat 20 siswa dengan jumlah persentase 44,4% dan berada dalam kategori kurang.
b) Siswa memperhatikan guru pada saat menyampaikan tujuan pembelajaran dan tugas kelompok terdapat 25 siswa dengan persentase 55,6% dan berada dalam kategori kurang.
c) Ketua kelompok mengikuti guru untuk menerima tugas/materi dan anggota kelompok lainnya duduk dengan tenang terdapat 15 siswa dengan persentase 33,3% dan berada dalam kategori kurang.