• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran Menggembirakan 1. Pengertian

PEMBELAJARAN MENYENANGKAN DAN MENGGEMBIRAKAN

B. Pembelajaran Menggembirakan 1. Pengertian

35

berbasis peminatan berusaha memotret minat, bakat, dan kemampuan murid, sehingga memiliki kemampuan untuk mengembangkan minat dan bakat yang dimilikinya (Wulandari, 2016).

Demikianlah beberapa teknik yang dapat digunakan agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Mungkin banyak teknik lain yang dapat digunakan namun semuanya terpulang pada pilihan guru berdasarkan pemikiran yang selalu up to date, tidak ketinggalan zaman dan menggunakan teknologi maju.

Pendidikan nonformal diharapkan lebih maju lagi dalam memikirkan teknik yang cocok dengan situasi dan kondisi warga belajar agar menyenangkan. Demikian juga pendidik anak usia dini harus lebih kreatif dalam memikirkan strategi pembelajaran menyenangkan yang memungkinkan semua potensi dan bakat anak berkembang dengan baik. Guru PAUD yang profesional diharapkan lebih mampu lagi untuk berbuat untuk menciptakan suasana yang akrab dan menyenangkan.

B. Pembelajaran Menggembirakan

36

kegembiraan harus dimiliki oleh setiap insan yang belajar agar otak yang terang benderang dapat menerima pelajaran dengan baik.

Jika keadaan ini berlangsung di sekolah maka sekolah tersebut dapat menjadi tempat yang dapat mengubah kesedihan dan ketakutan menjadi menggembirakan. Susanto (2018) menilai sekolah yang menggembirakan dapat dilihat dari proses pembelajaran yang dilakukan mampu menciptakan proses pembelajaran yang interaktif, menantang, dan insipiratif, serta mengembangkan budaya sekolah yang akrab-demokratis. Kondisi ini harus dapat diciptakan oleh guru sehingga murid memiliki keinginan yang tinggi untuk datang ke sekolah.

2. Rasional

Mengapa pembelajaran harus menggembirakan bagi guru dan murid? Ada beberapa alasan yang dapat dikemukakan: Pertama, pembelajaran akan jadi menakutkan jika sosok pedidik tidak menjadi idola bagi murid. Guru idola biasanya selalu ditunggu kehadirannya oleh murid. Murid sangat berharap akan kehadirannya di setiap hari. Sangat rugi rasanya jika suatu ketika gurunya berhalangan hadir atau memiliki urusan sehingga tidak dapat berjumpa dengan murid dalam pembelajaran.

Guru yang seperti ini tentu saja selalu memperhatikan proses pembelajaran.

Karena itu ia selalu merencanakan bagaimana pembelajaran dapat membuat muridnya gembira dalam belajar. Pembelajaran hari ini diciptakan berbeda dengan hari kemaren meskipun dalam tema yang sama. Kegembiraan dalam belajar akan mendatangkan kebahagiaan karena terpenuhinya kebutuhan yang diharapkan murid.

Kedua, Willingham (2009) menilai belajar akan menjadi beban bagi murid dan sekaligus menakutkan bilamana tidak dapat membuat kegembiraan bagi anak.

Akibatnya anak tidak menyenangi sekolah dan bahkan bisa membuat anak tidak mau lagi datang ke sekolah.

37

Ketiga, otak manusia terdiri dari dua belahan yaitu belahan otak kiri dan kanan. Kedua belahan otak perlu dikembangkan secara optimal dan seimbang.

Belajar yang hanya cenderung memanfaatkan otak kiri, misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan rasional akan membuat anak dalam posisi ”kering dan hampa”. Oleh karena itu belajar berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, misalnya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi terutama emosi gembira, yaitu unsur estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan. Belajar yang diharapkan adalah mengembangkan kedua belahan otak secara seimbang. Begitu juga dengan capaian belajar, tujuan menjadi mudah dicapai jika guru dapat menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran menggembirakan adalah pembelajaran yang digunakan guru untuk membuat siswa lebih senang, tertarik, belajar dengan riang gembira, sehingga mudah menerima materi yang disampaikan (Martiningsih, 2007).

3. Ciri-ciri Pembelajaran Menggembirakan

Asmani (2010) menyatakan bahwa ciri pembelajaran menggembirakan adalah: a) Menggunakan multi metode dan multi media, b) Melaksanakan pembelajaran dalam suatu tim, c) Memanfaatkan lingkungan sekitar, d) Dilakukan di dalam dan luar kelas, e) Mengembangan kemampuan secara multi dimensional (kecerdasan jamak).

a. Menggunakan Multi Metode dan Multi Media

Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru harus mampu menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

Mungkin tidak semua metode menjadi fokus utama, akan tetapi ada metode yang dapat menjadikan pembelajaran lebih menggembirakan. Kalau memungkinkan guru dapat membuat pertanyaan yang bernada lucu sehingga

38

membuat murid menjadi tertawa atau tersenyum. Senyum itu dapat mencairkan suasana yang beku, monoton, dan tidak menarik.

Selanjutnya penggunaan media/APE yang bermacam-macam dapat membantu guru menciptakan pembelajaran yang menggembirakan. Media yang dimaksud bukan saja sekedar menjadi peragaan akan tetapi dapat dimanipulasi oleh murid. Setidaknya guru dapat melibatkan murid lebih banyak dalam aktivitas belajar sehingga semua murid dapat menikmatinya.

Ketika seorang guru membawa binatang ayam misalnya ke dalam kelas, lalu guru memperlihatkannya pada murid, dan membiarkan murid yang mau merabanya, maka murid merasa gembira. Mungkin murid lain bisa jadi takut melihat anak ayam, akan tetapi inilah kesempatan guru memberikan penjelasan pada muridnya sehingga tidak ada yang takut ataupun fobia dengan binatang peliharaan.

b. Bermain dalam Suatu Tim

Kegembiraan seseorang tidak dapat tercipta jika tidak ada komunikasi dengan orang lain. Jika murid bekerja sendiri-sendiri memecahkan suatu masalah sulit untuk menciptakan kegembiraan karena tidak ada lawan bicara dan tempat mencurahkan apa yang ada dalam hati dan fikiran murid. Begitu juaga sosial emosi anak tidak akan berkembang dengan baik. Oleh karena itu untuk membuat suasana belajar yang penuh makna dan menggembirakan perlu adanya kerja kelompok dalam suatu tim. Dalam bermain bersama murid lebih sering bertukar fikiran dan mengeluarkan ide serta berimajinasi. Jika anak bermain sendiri-sendiri sering mengalami kendala karena tempat berdisikusi dan bertanya hanya guru. Oleh karena itu tidak semua kegiatan bermain dapat dilakukan dengan baik secara sendiri-sendiri oleh murid. Akan tetapi ada saatnya anak harus bermain bersama dalam kelompok.

39 c. Memanfaatkan Lingkungan Sekitar

Banyak pelajaran yang dapat dipetik dari lingkungan jika kita ingin memanfaatkannya. Bahkan lingkungan dapat membuat pembelajaran menjadi hidup karena murid berada pada dunia sesungguhnya. Dunia usaha dan dunia industri (DUDI) merupakan tempat pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. DUDI inilah tempat yang menjadikan pembelajaran menjadi nyata (real) sesuai dengan apa yang akan dihadapinya kelak. Kondisi ini membuat murid menjadi senang dan gembira dapat belajar langsung dari lingkungan.

Selain dunia industri dan dunia usaha, bagi anak usia dini belajar dapat dilakukan di lingkungan sekitar. Misalnya di halaman sekolah, di taman bunga, di kebun sekolah serta tempat-tempat lain yang dirasa aman bagi anak untuk bereksplorasi dan mengembangan kemampuan sosial emosional anak. Suatu ketika anak perlu diperkenalkan dengan sawah yang barangkali saja ada anak yang belum pernah melihat dan merasakan suasananya. Sensasi bermain di lingkungan alam seperti ini akan dapat memberikan rasa senang dan gembira pada murid.

d. Dilakukan di dalam dan luar kelas

Seyogyanya pembelajaran dapat berlangsung dimana saja, baik dalam kelas, maupun di luar kelas sesuai dengan situasi, kondisi dan tujuan yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Ada materi ajar yang sangat cocok dilakukan di luar kelas dan ada yang cocok dilakukan dalam kelas. Untuk menjadikan suasana pembelajaran yang kondusif, menyegarkan dan menggembirakan pada materi pelajaran tertentu harus dilakukan di luar kelas.

40

Perasaan lega karena keluar dari lingkungan bangunan sempit yang dibatasi oleh dinding yang tinggi, menjadikan murid terhibur dengan kondisi yang baru, apalagi jarang dilakukan guru. Guru lebih cenderung memberikan pembelajaran dalam kelas tanpa memanfaatkan lingkungan yang dimiliki di luar kelas. Pada hal banyak manfaat yang dapat dipetik belajar di luar kelas, seperti ada kesempatan mendapatkan sinar mata hari terutama di pagi hari.

Anak bisa menghirup udara segar karena berada di ruang terbuka.

Mungkin selama ini guru banyak membelajarkan anak di dalam kelas karena memungkinkan dengan fasilitas belajar yang tersedia seperti meja dan kursi untuk melakukan kegiatan menulis, melukis dan permainan lain yang membutuhkan bagian datar untuk melakukannya. Guru yang rajin dan kreatif bisa memikirkan bagaimana agar sesuatu yang dikhawatirkan bisa diatasi misalnya dengan membawa meja kecil atau membawa tikar untuk tempat duduk.

Kembali lagi pada apa yang menjadi pembahasan yaitu melakukan pembelajaran di luar kelas. Memang tidak semua materi ajar cocok untuk pembelajaran di luar kelas. Guru tetap memilih tema, sub tema dan materi pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran di luar kelas. Guru bisa membuat sentra di luar kelas, seperti sentra seni dan kreativitas, sentra bermain peran, sentra bahan alam yang dapat mengembangkan kemampuan anak.

e) Mengembangan Kemampuan Secara Multi Dimensional (Kecerdasan jamak) Manusia memiliki berbagai macam kecerdasan sekaligus (multiple intelligence). Setidaknya ada 8 kecerdasan yang dimiliki manusia, meliputi:

kinestetik, logika matematika, linguistik, intra personal, interpersonal, spasial,

41

naturalistik, musikal, eksistensialis. Semua kecerdasan manusia harus dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

Jika semuanya sudah dikembangkan dengan baik akan dapat diketahui bakat seseorang. Kecerdasan yang menonjol dari delapan kecerdasan tersebut disebut dengan bakat, dengan syarat semua aspek perkembangan anak mendapat perlakuan yang sama dan sesuai dengan kecerdasan yang dikembangkan. Perlakuan sama yang dimaksud disini baik dari sisi frekuensi maupun durasinya sesuai dengan jenis kecerdasan tersebut. Sesuai kecerdasan maksudnya pengembagan yang diberikan misalnya pengembangan seni dengan menggunakan alat dan bahan seni. Pengembangan kinestetik dengan menggunakan alat dan bahan yang dapat mengembangan motorik.

C. Faktor Penunjang Pembelajaran Menyenangkan dan Menggembirakan 1. Niat Ikhlas Guru

Awal dari semua pekerjaan adalah niat yaitu suatu maksud yang ingin dicapai tanpa pamrih. Hal ini harus dimiliki oleh guru ketika akan memulai mempersiapkan pembelajaran. Guru harus meniatkan setiap langkah yang direncanakan dan dilaksanakan menuju pada suatu tujuan yaitu kepentingan dan kemajuan murid. Guru tidak boleh berbuat karena ingin dipuji dan disanjung oleh pimpinan atau ingin mendapatkan prestasi gemilang agar menjadi juara.

Guru harus memandang murid ibarat anak kandung sendiri sehingga semua daya upaya akan dilakukan demi meraih cita-cita dan keberhasilan murid. Guru seperti ini biasanya berani berkorban waktu dan tenaga asalkan muridnya senang dan gembira karena kesenangan dan kegembiraan murid juga menjadi kebahagiaan guru. Guru merasa puas dengan usaha yang dilakukan karena berhasil membuat muridnya senang dan gembira.

42 2. Metode yang Bervariasi

Penggunaan metode yang cenderung tidak mengaktifkan murid sering menimbulkan kebosanan. Apalagi tidak memiliki variasi metode, misalnya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Andaikan ini berlangsung terus menerus setiap hari atau setiap kali pembelajaran membuat kejenuhan. Ibarat riak danau yang cenderung datar dan tidak memiliki gelombang yang besar.

Artinya tidak ada inovasi metode sehingga inovasi pembelajaran juga tidak terjadi.

Andai saja setiap kali pembelajaran atau pada saat-saat dibutuhkan sesuai dengan tujuan pembelajaran guru memvariasikan metode mengajarnya tentu akan menjadi lebih menarik. Apalagi jika guru dapat menggunakan teknik- teknik pembelajaran yang jarang digunakan kebanyakan guru.

3. Menggunakan Multi Media

Media merupakan alat dan sarana penting untuk menyampaikan pembelajaran. Tanpa menggunakan media, pembelajaran hanya akan berlangsung di udara ibarat angin lalu. Guru hanya merasakan sejenak seperti hembusan angin kemudian hilang tanpa bekas, apalagi anginnya berhembus pelan tidak ada rasa sejuk yang tersisa.

Agar pembelajaran menyenangkan, maka media/APE harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. Media pembelajaran harus dapat menyentuh semua

43

indra manusia. Jangan hanya indra pendengaran saja sehingga yang lain tidak mendapat rangsangan. Jika pembelajaran hanya diterima melalui pendengaran, maka indra yang lain tidak aktif. Pembelajaran akan lebih banyak diterima manakala indra yang disentuh banyak. Artinya semakin banyak indra difungsikan maka semakin banyak pintuk masuk pembelajaran. Pembelajaran dapat menjadi menyenangkan dan menggembirakan bilamana media yang digunakan guru dapat menyentuh semua indra tersebut.

4. Bahan Belajar yang Spektakuler (Menarik, Mencolok Mata)

Bahan dan sumber belajar dapat direncanakan sedemikian rupa agar menarik perhatian murid. Sumber belajar yang dimaksud disini adalah sumber materi yang akan dipelajari. Sumber belajar bisa dalam bentuk alamiah (by utilities) sehingga dapat digunakan secara leluasa misalnya dalam mempelajari tema tanaman yang memiliki warna daun yang berbeda-beda. Guru tidak perlu menjelaskan masing-masingnya akan tetapi guru dapat memperlihatkan lalu anak memperhatikan bahkan meraba dan menjelaskannya. Anak bisa belajar secara individu maupun berkelompok. Kalau memungkinkan murid tidak usah belajar di dalam kelas akan tetapi di halam atau di kebun sekolah. Suasana belajar di dalam kelas dengan di luar kelas jauh berbeda. Karena pada umumnya murid belajar lebih banyak di dalam ruang kelas, maka ketika membawa murid keluar kelas sudah memberikan kesan senang dan gembira. Apalagi ketika murid melihat benda nyata dan asli juga menambah kesan senang dan gembira.

Selain sumber belajar alami (utilities), guru juga bisa menggunakan sumber belajar yang dirancang sedemikian rupa (by design) untuk dapat dipelajari dengan baik. Misalnya pembelajaran yang menyangkut dengan keluarga inti (nuclear family) guru bisa membawa foto jadul keluarganya atau murid harus membawa foto jadul dirinya dengan ayah dan ibu ketika masih

44

kecil. Foto saat kecil/bayi dengan saat anak berusia 5/6 tahun sangat jauh berbeda. Biasanya foto-foto ini memiliki kesan lucu apalagi foto saat bayi sangat menggelitik. Kondisi seperti ini dapat membuat murid senang dan gembira dan bisa tertawa terpingkal-pingkal karena foto yang dilihat sangat aneh dan menggemaskan.

5. Memiliki Unsur Bermain Penuh Makna

Bermain bukan saja milik dunia anak-anak, akan tetapi sampai dewasa bahkan sampai tua bermain sangat dibutuhkan. Apalagi dalam pendidikan non formal bermain sangat membantu dalam menghidupkan suasana belajar. Dalam pendidikan nonformal biasanya muridnya adalah orang dewasa yang nota benenya memiliki pengalaman hidup yang sudah banyak sehingga tidak bisa digurui.

Dalam setiap pembelajaran, guru dapat menyelipkan unsur bermain baik sebagai selingan ataupun sebagai sebuah metode yang dapat digunakan agar pembelajaran dapat diserap dengan mudah. Bahkan tidak hanya itu, murid akan menjadi segar karena pembelajaran tidak menakutkan akan tetapi menyenangkan dan menggembirakan.

Bermain penuh makna artinya permainan yang diberikan dalam pembelajaran memiliki kaitan langsung dengan materi yang dipelajari. Artinya penyampaian pembelajaran dilakukan melalui berbagai macam metode termasuk permainan sebagai salah satu metode pembelajaran. Untuk menciptakan kondisi ini guru harus mencari permainan yang cocok dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Misalnya ketika mempelajari tentang kepulauan seribu, guru dapat menciptakan sebuah permainan yang diberi judul “siapa aku”. Masing- masing murid diberi nama dua buah pulau. Nama tersebut ditulis di atas

45

kartas/karton dan diberi tali kemudian digantungkan di dada dan di punggung.

Jika dipanggil pulau Bidadari, maka murid yang memiliki nama punggung/nama dada pulau tersebut harus mempromosikan pulaunya. Promosi dapat dilakukan dengan kata-kata yang menarik atau menyebutkan hasil yang terdapat di pulau tersebut dengan bahasa isyarat.

Demikianlah beberapa faktor penunjang pembelajaran menyenangkan dan menggembirakan yang dapat dilakukan guru dalam pembelajaran. guru sepanjang waktu harus memikirkan bagaimana dalam pembelajaran yang dilakukan selalu menciptakan kondisi yang kondusif. Banyak hal dapat dilakukan oleh guru, namun style dan kemampuan guru sangat berbeda-beda. Masing-masing guru memiliki kelebihan dan kekurangan, maka gunakanlah kelebihan yang dimiliki untuk menutup kekurangan yang dimiliki.

Untuk memperjelas gambaran tentang pembelajaran menggembirakan berikut disajikan contoh pembelajaran menggembirakan yang dapat dilihat dan dicermati pada gambar 10.

46

Gambar 13. Contoh Pembelajaran Menyenangkan dan Menggembirakan Berpedoman pada apa yang sudah dijelaskan terdahulu, kiranya perlu menciptakan budaya pendidikan baik formal maupun nonformal yang menyenangkan dan menggembirakan. Budaya ini akan membantu murid dalam membangun titian ingatan agar pembelajaran terkesan lebih lama dalam fikirannya.

47

BAB IV

KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SOSIAL

Dokumen terkait