• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBUKAAN UUD 45 DAN KEDUDUKANNYA DALAM TERTIB

Dalam dokumen Buku Pendidikan Pancasila (Halaman 84-87)

HuKUM INDONESIA

6.2.1 Makna Pembukaan UUD 1945 bagi Pe rjuangan Bangsa Indonesia

Apabila Undang-Undang Dasar itu merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang berlaku di Indonesia, maka Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan baik dalam lingkungan nasional, maupun dalam

hubungan pergaulan bangsa-bangsa di Dunia. Pembukaan yang

cc-lnh dirumuskan secara padat dan khidmat dalam (4) alinea itu,

s c ~ i n p alenia dan kata-katanya mengandung arti dan makna yang s.lllgat dalam, mempunyai nilai-nilai yang universal dan lestari.

I l niversal, karena mengandung nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh bangsa-bangsa beradab di seluruh muka bumi. Lestari, karena ia mampu menampung dinamika masyarakat, akan tetapi menjadi landasan perjuangan bangsa dan negara selama bangsa Indonesia tetap setia kepada Negara Proklamasi 17 Agustus 1945.

6.2.2 Makna Alinea-Alinea Pembukaan UUD 1945.

Aline Pertama dari Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yang berbunyi: "Bahwa sesungguhnya Kemerdehaan itu ialah huh segala bangsa dun oleh sebab itu, maha penjajahan di atas dunia harus dihapushan karena tidah sesuai dengan perihemanusiaan dun periheadilan" menunjukkan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia menghadapi masalah kemerdekaan lawan penjajahan. Dengan pernyataan itu bukan saja Bangsa Indonesia bertekad untuk merdeka, akan tetapi akan tetap berdiri di barisan yang paling depan untuk menentang dan menghapuskan penjajahan di atas dunia.

Alinea tersebut mengungkapkan suatu dalil obyektif, yaitu bahwa penjajahan tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan dan oleh karenanya hams ditentang dan dihapuskan agar semua bangsa di dunia ini dapat menjalankan hak kemerdekaannya yang merupakan hak asasinya. Di situlah letak moral luhur dari pernyatzan kemerdekaan Indonesia. Alenia ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif, yaitu aspirasi bangsa Indonesia sendiri untuk membebaskan diri dari perjuangan. Dalil tersebut di atas meletakkan tugas kewajiban kepada bangsal pemerintah Indonesia untuk senantiasa berjuang melawan setiap bentuk penjajahan dan mendukung kemerdekaan setiap bangsa.

Pendirian yang sedemikian itu yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar tersebut akan tetap menjadi landasan pokok dalam mengendalikan politik Luar Negeri Indonesia. Alasan bangsa Indonesia menentang penjajahan, karena bertentangan dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Ini berarti bahwa setiap ha1 atau sifat yang bertentangan atau tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan juga harus secara sadar ditentang oleh Bangsa Indonesia.

Alenia kedua yang berbunyi: "Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah hepada saat yang berbahagia dengarr selamat sentosa mengantarhan rakyat Indonesia he depan pintu gerbang hemerdehaan negara Indonesia, yang merdeha, bersatu, berdaulat, adil dun mahmur" menunjukkan kebangsaan dan penghargaan bangsa indonesia atas perjuangan bangsa Indonesia selama ini.

Ini juga berarti adanya kesadaran bahwa keadaan sekarang tidak dapat dipisahkan dari keadaan kemarin dan langkah yang diambil sekarang akan menentukan keadaan yang akan datang. Dalam alinea itu jelas apa yang dikehendaki atau diharapkan oleh para

"pengantar" kemerdekaan, itulah negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Nilai-nilai itulah yang selalu menjiwai segenap bangsa Indonesia dan terus berusaha untuk mewujudkannya. Alenia ini menunjukkan adanya ketepatan dan ketajaman penilaian, yaitu:

a. Bahwa perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai kepada tingkat yang menentukan;

b. Bahwa momentum yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan.

c. Bahwa kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Alenia ketiga yang berbunyi: "Atas berhat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh heinginan luhur, supaya

,

berhehidupan hebangsaan yangbebas, maharahyatlndonesia menyatakan dengan ini hemerdekaannya", bukan saja menegaskan lagi apa yang menjadi motivasi riil dan materiil Bangsa Indonesia untuk menyatakan kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinanl kepercayaannya menjadi motivasi spiritualnya, bahwa maksud dan tindakannya menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah Yang Maha Kuasa. Dengan ini digambarkan bahwa Bangsa Indonesia mendambakan kehidupan yang berkeseimbangan, keseimbangan kehidupan materiil dan spirituil, keseimbangan kehidupan di Dunia dan di Akherat.

Alinea tersebut memuat motivasi spiritual yang Iuhur serta

stlatll pengukuhan dari Proklamasi Kemerdekaan. Alinea ini slrnu~ljukkan pula ketaqwaan Bangsa lndonesia terhadap Tuhan Y.~rlg Maha Esa. Berkat ridhonyalah bangsa lndonesia berhasil cl,1l,1m perjuangan mencapai kernerdekaannya.

Alinea keempat berbunyi: "Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara lndonesia yang melindungi segmap Bangsa lndonesia dan selumh tumpah darah lndonesia don untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dun ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemmdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dmar Negara lndonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik lndonesia, yang berkedaulatan rakyat dun berdasar hepada:

Ketuhanan Yang Maha Era, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan lndonesia, dun Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permuryawaratan/penuakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Selunrh Rakyat lndonesia".

Alinea ini merumuskan dengan padat sekali tujuan dan prinsip- prinsip dasar untuk mencapai tujuan bangsa lndonesia setelah menyatakan dirinya merdeka itu.

Tujuan perjuangan Negara Indonesia dirumuskan dengan:

"Negara lndonesia yang melindungi segenap Bangsa lndonesia dan seluruh tumpah darahlndonesia" dan untuk "Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa", dan "ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilcn sosiall'. Sedangkan prinsip dasar yang ham: dipegang teguh untuk mencapai tujuan itu adalah dengan: menyusun kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang- Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dan berdasarkan kepada Pancasila. Dengan rumusan yang panjang dan padat ini, alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar sekaligus menegaskan:

1 . Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya, yaitu melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa

dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial;

2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedauli~tntr rakyat.

3 . Negara Indonesia mempunyai dasar falsafah Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratanJ penvakilan dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

6.2.3 Pokok-pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengandung pokok-pokok pikiran yang diciptakan dan dijelmakan dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar, yaitu dalam pasal-pasalnya.

Ada 4 (empat) pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam, yaitu:

a. Pokok pikiran pertama: "Negara" -begitu bui~yinya-

"melindungi segenap Bangsa lndonesia dun seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mauujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia". Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian Negara Persatuan, Negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa seluruhnya.

Jadi negara mengatasi segala paham golongan, mengatasi segala paham perseorangan. Negara, menurut pengertian

"Pembukaan" itu menghendaki persatuan meliputi segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan". Rumusan ini menunjukkan pokok pikiran Persatuan, dengan pengertian yang lazim, negara, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan golongan ataupun perorangan.

b. Pokok pikiran kedua: "Negara hendak mewujudhan keadilan sosial bap seluruh rakyat". Ini merupakan pokok pikiran Keadilan Sosial, yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat.

c. Pokok pikiran ketiga: Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan.

&

,

C C C

( d ( d ( d 3

Dalam dokumen Buku Pendidikan Pancasila (Halaman 84-87)