• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemeriksaan Keabsahan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

H. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan terhadap keabsahan data pada dasarnya, selain digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.16

14 Sugiyono, ibid, h. 345

15 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

CV Alfabeta. 2007), h. 252

16 Moloeng, L. J, op.cit, h.320

Uji keabsahan data dalam penelitian ini meliputi uji kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.17 Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji keabsahan dengan rincian sebagai berikut:

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas perlu dilakukan terhadap data yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian tidak diragukan. Dalam uji kredibilitas dapat dilakukan dengan langkah langkah perpanjang pengamatan, peningkatan, ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negative, dan member check.

2. Uji Transferabilitas

Agar orang lain dapat memahami hasil penelitian ini, sehingga ketika penelitian ini digunakan dalam konteks yang berbeda di situasi sosial yang berbeda validitas nilai transfer masih dapat dipertanggungjawabkan dan peneliti akan berusaha membrikan uraiaan yang rinci, jelas, serta dapat dipercaya.

3. Uji Dependabilitas

Uji dependabilitas dilakukan dengan mengaudit secara keseluruhan mengenai proses penelitian. Dalam penelitian ini, penulis melakukan audit dengan cara berkonsultasi dengan pembimbing penelitian secara berkala. Tujuan dilakukannya hal tersebut adalah untuk mengurangi kekeliruan dalam berjalannya proses penelitian serta penyajian data hasil penelitian.

17 Sugiyono, ibid, h. 270

4. Uji Konfirmabilitas

Uji konfirmabilitas bertujuan untuk mendapatkan data yang valid.

Validitas atau keabsahan data adalah data yang tidak berbeda antara data yang diperoleh oleh peneliti dengan data yang terjadi sesungguhnya pada objek penelitian sehingga keabsahan data yang telah disajikan dapat dipertanggungjawabkan.

40

A. Gambaran Umum Tentang Latar Penelitian

1. Gambaran Umum RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu

RT 001 terletak di RW 004, dimana RT 001 ini berbatasan dengan Jalan Masjid Baitul Ula, penduduk RT 001 terdapat 127 kepala keluarga.

Mayoritas penduduk beragama Islam. Penduduk RT 001 terdiri dari berbagai suku dan adat istiadat serta kebiasaan yang beragam dapat mempengaruhi interaksi kehidupan sehari-hari, namun tidak menjadi hambatan dalam kegiatan sosial masyarakat kebersamaan warga sangat menonjol / antusias sekali. Jargon dari RT 001 adalah Maju bersama, Pantang menyererah. Sementara mayoritas warga berprofesi sebagai ibu rumah tangga, karyawan, pedagang, dan guru.1

Kelurahan Cirendeu adalah sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Kelurahan ini berbatasan

dengan Lebak Bulus di sebelah Utara, Kelurahan Pisangan di sebelah Timur, Kelurahan Pisangan di sebelah Selatan, serta Rempoa dan Cempaka Putih di sebelah Barat. Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 36.190

1 Ibu Herni, Ketua RT, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 14 Agustus 2021.

jiwa dan luas 3.08 km2, meliputi 12 Rukun Warga dan 54 Rukun Tetangga.

Kelurahan Cirendeu memiliki Kode Pos 15419.2

B. Temuan Penelitian

1. Perlunya Motivasi Orang Tua dalam Belajar Anak Pada Masa Pandemi Covid-19

a) Pembelajaran Jarak Jauh Kurang Optimal

Salah satu sektor yang paling terkena dampak covid-19 adalah Pendidikan. Salah satunya perubahan metode penyampaian pembelajaran dari tatap muka beralih menjadi dalam jaringan (daring).

Ini bukan persoalan mudah, anak jika tidak mendapatkan materi dengan cara yang bagus tentu akan cepat merasa bosan dan tidak maksimal dalam memahami materi. Wilayah Tangerang Selatan sendiri khususnya anak-anak sekolah di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan sampai saat ini masih melakukan pembelajaran jarak jauh, meski di beberapa daerah ada yang sudah menjalankan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) secara terbatas sesuai dengan syarat dan izin pemda. Itu pun jam belajar di kelas tidak penuh, hanya 2-3 jam.

Hal tersebut penulis peroleh sesuai pernyataan orang tua di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan, yaitu:

2 Badan Pusat Statistik Kota Tangerang Selatan, tahun 2020.

“Sangat tidak ideal, karena bagaimanapun belajar offline tetap tak tergantikan.”3

“Semenjak adanya pandemi ini kondisi belajar anak kurang maksimal.

Ditambah dengan kebijakan pembelajaran secara online di mana siswa tidak bertatap muka secara langsung dengan guru. Tentu sangat berbeda hasilnya.”4

“Waktu belajar di rumah jauh lebih sedikit, selebihnya bermain.”5 b) Motivasi Belajar Menurun

Motivasi merupakan tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Anak akan bersungguh-sungguh karena mempunyai motivasi yang tinggi.

Motivasi merupakan suatu perubahan yang terjadi pada diri seseorang yang muncul dengan adanya gejala perasaan, kejiwaan, dan emosi sehingga mendorong individu untuk melakukan ataupun bertindak sesuatu yang disebabkan karena kebutuhan, keinginan, dan juga tujuan.6 Akan tetapi kondisi pembelajaran daring menyebabkan anak cepat merasa bosan, metode belajar kurang menyenangkan, dan sedikitnya interaksi sehingga anak mengalami penurunan dalam belajar.

3 Bapak Bayu, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 9 Agustus 2021.

4 Ibu Dede, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 16 Agustus 2021.

5 Bapak Komar, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 31 Desember 2021.

6 Shilphy A. Octavia, Motivasi Belajar dalam Perkembangan Remaja, (Yogyakarta:

Deepublish, 2020), h. 53

Hal tersebut penulis peroleh sesuai pernyataan orang tua di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan, yaitu:

“Anak saya terkadang kurang memahami materi pelajaran, terus juga seringnya guru memberikan tugas tanpa menjelaskan. Waktu belajar di rumah jauh lebih sedikit, selebihnya bermain. Hal tersebut menyebabkan motivasi belajar anak saya menurun ”7

“Karena proses pembelajaran masih daring, anak saya cepat merasa bosan saat pembelajaran berlangsung. Selain motivasi belajarnya berkurang, hasil belajar anak saya juga ikut menurun.”8

2. Upaya Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Pada Masa Pandemi Covid-19

a) Menyediakan Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar perannya sangat penting dalam mendukung kegiatan belajar, salah satu aspek yang perlu diperhatikan oleh suluruh orang tua. Dengan fasilitas yang lengkap dan tepat anak dapat termotivasi dalam belajar dan merasa senang. Fasilitas yang dimaksud adalah tempat belajar yang nyaman, alat tulis, buku pelajaran, dan lain sebagainya. Hal tersebut penulis peroleh sesuai pernyataan orang tua di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan, yaitu:

“Pasti saya menyediakan fasilitas belajar. Karena saat ini proses belajar masih virtual jadi untuk handphone atau laptop saya pinjami dengan tetap dibatasi pemakaian hanya untuk bertatap muka dengan guru. Buku pelajaran dan alat tulis juga saya siapkan untuk mencatat apa yang disampaikan oleh guru.”9

7 Ibu Ade, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 13 Agustus 2021.

8 Ibu Mamay, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 13 Agustus 2021.

9 Bapak Bayu, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 9 Agustus 2021.

“Iya. Semaksimal mungkin saya menyediakan fasilitas belajar, terlebih proses belajar masih virtual membuat fasilitas belajar bertambah jadi saya menyediakan internet (Wi-Fi) agar belajar berjalan dengan baik.”10

“Ya, pastinya. Setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk fasilitas belajar anak-anaknya.”11

b) Mengawasi Kegiatan Belajar

Orang tua menjadi elemen penting dalam mengawasi anak saat belajar. Anak biasanya akan melibatkan diri dengan guru dan teman sekolahnya. Namun karena saat ini pembelajaran masih dari rumah menjadikan anak hanya dikelilingi oleh keluarga saja. Merupakan tantang tersendiri untuk orang tua dalam mengawasi kegiatan belajar agar anak tidak lalai akan tanggung jawab sebagai pembelajar.

Hal tersebut penulis peroleh sesuai pernyataan orang tua di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan, yaitu:

“Sebelum kerja saya menyempatkan mendampingi dan mengawasi anak ketika belajar. Saya ingatkan untuk tidak lalai meski kadang suka bernego untuk bermain terlebih dahulu sebelum belajar.”12

“Iya. Selalu saya awasi pada saat anak saya belajar, karena kalau engga yang ada anak saya nggak fokus belajarnya.”13

“Iya, saya ikut mengawasai karena bagaimanapun orang tua harus tetap ada pada saat anak belajar.”14

10 Ibu Mamay, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 13 Agustus 2021.

11 Bapak Aji, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 31 Desember 2021.

12 Ibu Sri, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 14 Agustus 2021.

13 Ibu Ade, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 13 Agustus 2021.

14 Ibu Tri, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 3 Januari 2022.

c) Mengingatkan Anak Untuk Mengulang Pelajaran

Proses pembelajaran ibarat rantai bersambung yang dimulai melalui kegiatan membaca bahan yang hendak dipelajari, menyimak materi ketika disampaikan, mencatatnya dengan seksama dan mengulang kembali materi yang telah diterima. Bersambungnya mata- mata rantai proses pembelajaran ini akan menguatkan terikatnya ilmu dalam benak peserta didik.

Bagi pendidik mengulang adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas itu dapat berupa latihan soal, melengkapi kalimat, membuat ikhtisar, memberi tanda penting pada halaman yang dibaca, mengumpulkan gambar/artikel, membuat karangan, dan lain-lain.15

Hal tersebut penulis peroleh sesuai pernyataan orang tua di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan, yaitu:

“Iya, selain itu kan mereka juga mendapatkan tugas yang fungsinya utk mengulang kembali pelajaran yang sudah didapat.”16

“Tentu. Biasanya kami juga membuat halaqah walidain bersama-sama untuk menguatkan materi yang telah disampaikan oleh guru. Kalau saya lagi engga bisa, biasanya cukup sama ibu dari anak-anak.”17

“Iya, saya selalu mengingatkan agar materi yang dipelajari tidak lupa.”18

15 Fathurahman Jamil, Mengulang-Mengaitkan Mata Rantai Pembelajaran, (Jakarta: Pena Belajar, 2019)

16 Ibu Dede, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 16 Agustus 2021.

17 Bapak Bayu, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 9 Agustus 2021.

18 Bapak Uus, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 22 Januari 2022.

d) Mengawasi Penggunaan Waktu Belajar di Rumah

Melakukan aktivitas dari dalam rumah membuat orang tua harus menjalani peran sebagai ayah dan ibu sekaligus tenaga pendidik yang memantau keseharian anak agar tetap tersentuh pendidikan. Menjaga waktu efektif akan menjaga kegiatan yang berlangsung di rumah tetap berjalan normal seperti sedia kala. Tak hanya itu, mengatur waktu akan mencegah orang tua kehilangan stress dan kinerja anak sekolah di rumah tetap berjalan dengan baik. Hal tersebut penulis peroleh sesuai pernyataan orang tua di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan, yaitu

“Saya pribadi mengingatkan anak untuk belajar secara rutin. Membagi waktu antara belajar dan bermain, sehingga anak tidak ketinggalan materi pelajaran.”19

“Tidak ada cara khusus, saya hanya membantu anak saya untuk mengingatkan jadwal hariannya. Jadi dengan mengajari mereka bagaimana memanajemen waktunya. Kapan mereka harus belajar, kapan mereka bermain dan sebagainya.”20

“Dengan mangatur waktu antara belajar dan bermain.21

e) Membantu Kesulitan Anak Dalam Belajar

Kesulitan belajar anak adalah ketidakmampuan anak dalam memahami materi serta tidak dapat mengerjakan dan menyelesaikan

19 Ibu Ade, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 13 Agustus 2021.

20 Ibu Dede, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 16 Agustus 2021.

21 Ibu Weni, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 30 Desember 2021.

tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Kesulitan merupakan kondisi dimana anak tidak dapat belajar dengan baik. Orang tua perlu mengenal atau mengetahui kesulitan belajar anak dalam belajar, karena dengan mengetahui kesulitan tersebut, orang tua mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh anak. Apabila orang tua tidak mengenali kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar maka proses belajar anak akan terhambat. Berikut pernyataan orang tua yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan:

“Iya, saya pasti usahakan membantu. Tapi kalau ada yang saya kurang paham saya menyuruh kakaknya untuk ikut membantu.”22

“Setiap ada tugas atau setelah selesai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) online selalu saya tanyakan apa ada kesulitan di materi yang dipelajari saat itu. Saya bantu tapi tidak seluruhnya dibantu, sisanya mereka tetap harus mengatasi kesulitannya dengan begitu akan mendidik mereka mandiri dan tidak selalu bergantung kepada orang lain.”23

“Iya, saya pasti usahakan membantu”24

3. Faktor yang dapat Mendukung dan Menghambat Orang Tua Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

A. Faktor Pendukung

1) Pemberian stimilus berupa reward

22 Ibu Sri, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 14 Agustus 2021.

23 Ibu Dede, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 16 Agustus 2021.

24 Bapak Uus, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 3 Januari 2022.

Pemberian reward atau hadiah terhadap anak, atas apa yang telah mereka lakukan akan meningkatkan motivasi belajar mereka.

Reward yang diberikan dapat berupa pujian maupun hadiah berupa barang atau hal lainnya. Hal tersebut sesuai dengan Wina Sanjaya katakan untuk meningkatkan motivasi belajar anak dapat digunakan pujian atau motivasi agar anak merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari sebelumnya.25 Berikut pernyataan orang tua yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan:

“Kalau saya mungkin pemberian reward tidak selamanya dalam bentuk benda, tapi kalau anak saya mendapatkan nilai bagus saya suka mengajaknya makan di luar.”26

“Reward pastinya, jika diiming-imingi hadiah pasti akan lebih semangat anak saya.”27

“Dengan dijanjikan hadiah.”28

Hal senada juga disampaikan oleh anak-anak yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan, berikut pernyataan anak:

“Saya senang karena orang tua saya selalu ngedukung kegiatan belajar, kak. Salah satu upaya agar saya mendapatkan hasil belajar yang baik adalah diberikan hadiah. Jadi saya tambah semangat dalam belajar.”29

25 Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta Media Group, 2007), h. 147

26 Ibu Ade, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 13 Agustus 2021.

27 Bapak Bayu, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 9 Agustus 2021.

28 Bapak Aji, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 31 Desember 2021.

29 Fatih, Anak , Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 9 Agustus 2021.

2) Perhatian orang tua

Perhatian yang diberikan orang tua terhadap anak dapat berpengaruh terhadap motivasi belajarnya. Pemberian perhatian terhadap anak yang dilakukan orang tua dirumah yaitu dengan cara memahami kondisi anak, mendampingi anak saat belajar, mengajarkan anak mengenai suatu materi yang sedang dipelajari.

Hal tersebut sesuai dengan Slameto, menurutnya terdapat beberapa bentuk perhatian orang tua terhadap anak antara lain yaitu mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak, memantau perkembangan akademik anak dan memantau efektifitas anak.30 Berikut pernyataan orang tua yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan:

“Semaksimal mungkin saya memantau perkembangan akademik anak. Dengan begitu saya jadi tahu apa saja yang dibutuhkan oleh anak.”31

“Untuk perhatian sekecil apapun saya beri. Kalau anak tidak diperhatikan bisa berbuat sesuka hati dan lalai dalam belajar.”32

“Perhatian orang tua. Karena anak yang diperhatikan oleh orang tuanya tentu berbeda dengan anak yang orang tuanya cenderung mengabaikan.”33

30 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), h. 54.

31 Ibu Dede, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 16 Agustus 2021.

32 Ibu Mamay, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 13 Agustus 2021.

33 Ibu Tri, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 3 Januari 2022.

Hal senada juga disampaikan oleh anak-anak yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu, berikut pernyataan anak:

“Saya jadi termotivasi untuk belajar karena orang tua saya memberikan dukungan dan perhatian. Ibu dan ayah saya juga suka memberi nasihat akan pentingnya ilmu.”34

B. Faktor Penghambat

Dalam pelaksanaan belajar anak, terkadang peran orang tua tidak dapat berjalan dengan baik seperti sebagaimana mestinya. Berikut faktor penghambat orang tua di RT 001 Rw 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 yaitu:

1) Kondisi Anak

Setiap anak memiliki kondisi yang berbeda-beda. Kondisi tersebut yang akan mempengaruhi kemauan atau motivasi anak dalam belajar. Kondisi fisik yang kurang sehat ataupun kemampuan belajar yang kurang maka akan menyebabkan motivasi anak menjadi turun. Hal tersebut yang menjadi faktor penghambat orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak. Seperti halnya yang terjadi pada anak yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu.

Berikut pernyataan orang tua di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu:

34 Siti Awwaliyatuzzahira, Anak, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 16 Agustus 2021.

“Anak saya kemampuan membacanya masih rendah. Usianya masih 7 tahun jadi lagi senang-senangnya bermain.”35

“Anak saya suka merasa bosan berada di depan laptop atau hp untuk bertatap muka dengan gurunya. Suka bilang kalau matanya perih dan lelah berada di depan layar. Wajar ya, kadang zoom-an bisa satu setengah jam.”36

Hal senada juga disampaikan oleh anak-anak yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu, berikut pernyataan anak:

“Saya kurang dapat memahami tugas dan materi yang diberikan dari sekolah, jadi suka minta bantu ibu atau kaka saya untuk menjelaskan.”37

2) Kesibukan Orang Tua

Dalam pelaksanaan belajar anak dirumah, orang tua sangat berperan penting. Dukungan orang tua sangat diperlukan dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan buah hatinya. Namun, masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan perannya dalam mendukung pendidikan anak dan menyerahkan sepenuhnya pada sekolah. Sebagai guru bagi anaknya orang tua harus mampu mendampingi anak saat belajar. Mendampingi anak saat belajar merupakan salah satu bentuk perhatian orang tua terhadap anak. Hal tersebut akan mampu meningkatkan motivasi belajar anak. Berikut pernyataan orang tua yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan:

35 Ibu Sri, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 14 Agustus 2021.

36 Ibu Weni, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 30 Desember 2021.

37 Shaffa, Anak, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 14 Agustus 2021.

“Sibuk banget sih enggak, ya. Cuma karena saya juga sambil mengurus cucu yang masih kecil jadi suka ada aja hambatannya.

Jadi sewaktu-waktu saya serahkan ke kakaknya untuk mendampingi anak saya belajar.”38

“Sulit membagikan waktu antara anak dengan pekerjaan. Apalagi belajarnya masih daring seperti sekarang dan saya kerja dari pagi sampai sore. Meski begitu semaksimal mungkin saya tetap mendampingi anak belajar meski tidak setiap saat.”39

Hal senada juga disampaikan oleh anak-anak yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu, berikut pernyataan anak:

“Dalam kegiatan belajar saya selalu didampingi oleh orang tua. Tapi pada waktu-waktu tertentu orang tua saya sibuk dengan pekerjaan, kak. Kadang tanggung jawab beralih ke kakak saya yang membantu.”40

3) Lingkungan Sekitar

Rasa ingin atau tidaknya anak belajar ditentukan oleh diri anak itu sendiri. Orang tua hanya dapat mengajak dan membimbingnya saja. Keadaan sekitar dapat mempengaruhi keinginan anak untuk belajar. Berikut pernyataan orang tua yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan:

“Karena sementara waktu belajar lebih banyak di rumah, anak saya liat teman-teman di lingkungan rumah main suka ingin ikut main.”41

“Terkadang rasa malas pada anaknya ya ada aja, namanya juga anak-anak ya. Senangnya bermain sama teman-teman sebaya.”42

38 Ibu Mamay, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 13 Agustus 2021

39 Ibu Sri, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 14 Agustus 2021.

40 Shaffa, Anak, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 14 Agustus 2021.

41 Bapak Komar, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 31 Desember 2021.

42 Bapak Aji, Orang Tua, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 31 Desember 2021.

Hal senada juga disampaikan oleh anak-anak yang ada di RT 001 RW 004, berikut pernyataan anak:

“Karena belajar masi secara virtual jadi suka timbul rasa malas dan ingin main, kak. Berbeda saat di kelas bertatap muka dengan guru langsung.”43

C. Pembahasan Temuan Penelitian

Dalam bab ini penulis akan membahas hasil penelitian yang berhasil didapat dari lapangan dan menjawab dari perumusan masalah dan fokus pada skripsi ini dan mendeskripsikan hal-hal yang berkaitan dengan fokus penelitian.

Data yang dibahas dalam skripsi ini bersumber dari observasi dan wawancara dengan orang tua dan anak yang ada di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan. Berdasarkan data yang diperoleh mengenai upaya orang tua dalam meningkatkan motivasi belajar anak pada masa pandemi covid-19 di RT 001 RW 004 Kelurahan Cirendeu Tangerang Selatan, maka peneliti akan menganalisa temuan yang ada secara deskriptif kualitatif yaitu mengembangkan data yang sudah diperoleh sebagaimana adanya dan sesuai dengan hasil lapangan.

Adapun pembahasan dari hasil penelitian yang telah dipaparkan pada pembahasan sebelumnya adalah sebagai berikut:

43 Siti Awwaliyatuzzahira, Anak, Wawancara Pribadi, Tangerang Selatan, 16 Agustus 2021.

1. Perlunya Motivasi Orang Tua dalam Belajar Anak Pada Mada Pandemi Covid- 19

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis bahwa perlunya motivasi orang tua dalam belajar anak dapat di sebabkan karena;

Pertama, pembelajaran jarak jauh kurang maksimal, orang tua menilai kebijakan pembelajaran online sangat berbeda hasilnya dengan pembelajaran tatap muka di kelas karena bagaimanapun pembelajaran offline tidak tergantikan dimana adanya interaksi secara langsung antara guru dengan siswa.

Namun bagaimanapun kondisi pembelajaran saat ini, pemberian nasihat selalu dilakukan oleh orang tua agar anak kelak tumbuh menjadi pribadi yang berilmu dan terhindar dari kebodohan.

Brilianur Dwi C dkk, dalam jurnal Analisis Keefektifan Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid-19 mengatakan, tingkat semangat belajar murid memicu akan efektif atau tidaknya pembelajaran online ini mengingat budaya belajar tatap muka yang masih melekat dalam diri sehingga, selama kegiatan belajar online ini tidak jarang banyak murid yang merasa jenuh atau bosan, sehingga membuat hasil belajar yang diharapkan tidaklah efektif. Selain itu pembelajaran daring kurang efektif dikarenakan terdapat kendala sinyal dan ekonomi yang tidak merata sehingga tidak semua orang tua mampu meberikan fasilitas berupa gadget.44

44 Briliannur Dwi C dkk, Analisis Keefektifan Pembelajaran Online di Masa Pandemi Covid- 19, dalam Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar, Juni 2020, h. 36

Dokumen terkait