170
KISAH KEHIDUPAN
171
pasar sasaran lainnya selain ke Amerika. Dalam sekejap mata usaha anyaman pandan gulung tikar dan 50 orang karyawan Pak Anyam kehilangan mata pencariannya. Pak Anyam benar- benar menyesal karena tidak menguikuti saran dari Ahmad.
Tips:
Sebagai seorang pemimpin selayaknya mendengarkan dan memperhatikan isi saran, jangan mengabaikan saran tersebut hanya karena disampaikan oleh seorang karyawan yang memiliki status lebih rendah.
3. Kepemimpinan otoriter (authoritarium leadership)
Pemimpin tipe ini memperlakukan para bawahannya secara sewenang-wenang, karena menggangap dia orang paling berkuasa
4. Kepemimpinan kebapakkan (paternal leadership)
Pemimpin tipe ini memperlakukan bawahannya seperti anak sendiri, sehingga para bawahannya tidak berani mengambil keputusan, segala sesuatu yang pelik diserahkan kepada bapak pemimpin untuk menyelesaikannya
5. Kepemimpinan Demokrtais (democratis leadership)
Pemimpin tipe ini selalu mengadakan musyawarah dengan para bawahannya untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang sukar, sehingga para bawahan merasa dihargai pikiran dan pendapatnya serta mempunyai pengalaman yang baik di dalam menghadapi segala persoalan yang rumit
6. Kepemimpinan bakat (indigenous leadership)
Pemimpin tipe ini dapat menggerakkan bawahannya karena mempunyai bakat untuk itu, sehingga para bawahannya senang mengikutinya, jadi tipe ini lahir karena pembawaannya sejak
172
lahir seolah-olah ditakdirkan untuk mempimpin dan diikuti oleh orang lain
10.7 Upaya Penyesuaian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan yang sesuai diterapkan di perusahaan akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan di perusahaan tersebut. Seorang pemimpin perusahaan dapat melakukan penelitian gaya kepemimpinan seperti apa yang berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan.
Beberapa tema penelitian yang dapat dilakukan oleh pemimpin perusahaan antara lain:
1. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
2. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap motivasi kerja karyawan.
3. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja karyawan.
4. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap produktivitas kerja karyawan.
5. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap perputaran karyawan.
6. Pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kerja sama tim.
173
Pokok bahasan pada bab ini sebagai berikut:
Pengertian produktivitas kerja
Efektivitas dan efisiensi
Indikator produktivitas kerja
Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
Konsep produktivitas kerja
Upaya pengembangan produktivitas kerja
11.1 Pengertian Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja diartikan sebagai tingkat perbandingan antara hasil keluaran (output) dengan masukan (input). Keluaran pada umumnya diklasifikasikan menjadi barang dan jasa. Masukan terdiri dari tenaga kerja, bahan baku, tanah, modal, teknologi, dan keahlian wirausaha.
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2011:94), produktivitas kerja adalah perbandingan anatar output dengan input, di mana output-nya harus mempunyai nilai tambah dan teknik pengerjaannya yang lebih baik.
Menurut Edy Sutrisno (2010:131), produktivitas adalah kuantitas atau volume produk atau jasa utama yang dihasilkan oleh organisasi. Ini dapat diukur menurut tiga tingkatan: tingkat individu, tingkat kelompok, dan tingkat organisasi.
174
Selain itu menurut Tohardi yang dikutip oleh Edy Sutrisno (2009:100), menyatakan bahwa pengertian produktivitas kerja adalah sebagai berikut:
Produktivitas kerja merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada. Suatu keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan pekerjaan lebih baik hari ini dari pada hari kemarin dan hari esok lebih baik hari ini.
Menurut pendapat Payaman J. Simanjuntak (2011:141), menjelaskan bahwa pengertian produktivitas kerja adalah sebagai berikut:
Produktivitas adalah satu tolak ukur pencapaian hasil usaha dengan membandingkan nilai hasil yang dicapai dan nilai semua bahan dan upaya yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
Menurut Toni Setiawan (2012:80), produktivitas dapat diartikan sebagai perbandingan antara hasil-hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang dipergunakan atau perbandingan jumlah produksi (output) dengan sumber daya yang digunakan (input).
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2009:16), menerangkan pengertian produktivitas kerja sebagai berikut:
Produktivitas ialah ratio dari pada apa yang dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input). Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni:
Investasi termasuk penggunaan pengetahuan dan teknologi serta riset, manajemen, dan tenaga kerja.
Menurut pendapat Jay Heizer dan Barry Render (2011:18), produktivitas adalah:
175
Perbandingan antara output (barang dan jasa) dibagi dengan input (sumber daya seperti tenaga kerja dan modal) dengan meningkatkan perbandingan antara output dan input berarti meningkatkan efisiensi.
11.2 Efektivitas dan Efisiensi
Menurut Payaman J. Simanjuntak (2011:144), efektivitas dapat diwujudkan dalam peningkatan kualitas hasil. Dengan kualitas yang lebih baik barang atau jasa yang dihasilkan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi, sehingga nilainya menjadi lebih besar.
Menurut pendapat Joko Raharjo (2013:62), menjelaskan pengertian efektivitas adalah sebagai berikut:
Tingkat ketepatan dalam memilih atau menggunakan suatu metode untuk melakukan sesuatu. Efektivitas yang mengarah kepada pencapaian unjuk kerja yang maksimal yaitu pencapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas, dan waktu.
Efisiensi adalah seberapa hemat masukan sumber daya digunakan untuk menghasilkan keluaran yang ditentukan. Hal ini ditunjang dengan hemat waktu, hemat anggaran dan hemat sumber daya.
Menurut Payaman J. Simanjuntak (2011:144), efisiensi dapat terlihat dalam bentuk penghematan penggunaan bahan baku dan bahan setengah jadi, waktu kerja yang lebih pendek, pengurangan jumlah pekerja, dan penghematan penggunaan unsur masukan lainnya.
Selain itu, menurut pendapat Joko Raharjo (2013:62), menjelaskan bahwa efisiensi adalah sebagai berikut:
Tingkat ketepatan dan berbagai kemudahan dalam melakukan sesuatu. Efisiensi yang berkaitan dengan upaya membandingkan antara input dengan realisasi
176
penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
11.3 Indikator Produktivitas Kerja
Produktivitas kerja karyawan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan. Produktivitas kerja karyawan dapat diukur berdasarkan indikator K4 yaitu kualitas, kuantitas, kontinuitas, dan kehematan.
1. Kualitas
Produk yang dihasilkan harus memenuhi standar kualitas yang telah ditentukan. Divisi riset dan pengembangan harus terus berupaya melakukan perbaikan di segala bidang. Hanya produk yang berkualitas yang dapat diterima oleh pasar sasaran secara menguntungkan.
2. Kuantitas
tidak hanya kualitas yang baik, tetapi jumlah produk yang dihasilkan harus mencapai target yang ditetapkan. Jika produk yang dihasilkan dan dijual hanya sedikit, maka harga pokok produksi akan menjadi tinggi, dan harga jual akan tinggi pula sehingga tidak mampu bersaing.
3. Kontinuitas
Baik kualitas maupun kuantitas produk yang dihasilkan harus terjaga kesinambungannya dalam jangka waktu yang lama dan stabil.
4. Kehematan
Indikator yang tidak dapat diabaikan juga bahwa produk yang dihasilkan harus efisien waktu, hemat pemakaian bahan baku dan sumber daya lainnya agar harga pokok produksi rendah.
177