BAB 10. HIPERTENSI GESTASIONAL
K. Penatalaksanaan Hipertensi Gestational
Waktu pemeriksaan prenatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 36 minggu, setelah itu setiap minggu.
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan yang perlu dilakukan dalam kasus hipertensi sebagai komplikasi kehamilan adalah proteinuria, untuk diagnosis dini preeklampsi yang merupakan akibat dari hipertensi kehamilan. Pemeriksaan proteinuria dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara Esbach dan Dipstick.
Pengukuran secara Esbach, dikatakan proteinuria jika didapatkan protein ≥300 mg dari 24 jam jumlah urin. Nilai tersebut setara dengan kadar proteinuria ≥30 mg/dl (+1 dipstick) dari urin acak tengah yang tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi saluran kencing.
3. Pemantauan Denyut jantung janin (DJJ)
Pemantauan (DJJ) harus selalu dinilai pada setiap kali pasien melakukan pemeriksaan hamil (umumnya setelah kehamilan trimester pertama) dengan hipertensi gestasional. DJJ dapat dipantau dengan stetoskop Laenek atau Doppler DJJ dihitung secara penuh dalam satu menit dengan memperhatikan keteraturan serta frekuensinya.
4. Diet
Diet tinggi kalium yang terdapat pada buah-buahan (semangka, alpukat, melon) dan sayuran (buah pare, labu siam, mentimun,lidah buaya, seledri, bawang putih).
Kandungan kalium dapat menurunkan tekanan darah dengan mengurangi kandungan nutrium dalam urine dan air dengan cara yang sama seperti diuretik serta
menganjurkan ibu untuk mengurangi asupan nutrium seperti asin-asinan garam.
Natrium yang masuk kedalam tubuh akan langsung diserap kedalam pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kadar natrium dalam darah meningkat. Natrium mempunyai sifat menahan air, sehingga menyebabkan volume darah menjadi naik.
5. Istirahat
Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, menganjurkan ibu untuk banyak istirahat yang cukup jangan terlalu banyak aktifitas agar kerja jantung tidak berat Menurut asumsi peneliti terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur pada saat hamil akan memicu kenaikan tekanan darah pada trimester III.
Hal ini karena proses hemostasis yang memegang peranan dalam pengaturan keseimbangan tekanan darah ibu hamil. Ibu hamil juga harus mendapatkan cukup istirahat dan berolahraga demi menjaga kebugaran tubuh. Istirahat yang cukup dapat menghindari ibu hamil dari kondisi stress karena saat stres produksi hormon adrenalin meningkat sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah.
Kondisi ini tentunya dapat menyebabkan tekanan darah ibu hamil menjadi tinggi Anjurkan ibu untuk memperbanyak asupan kalium.
6. Melakukan Pemberian obat antihipertensi misalnya obat nefedifin 10 mg (2x1).
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
87
SOAL
1. Faktor dan Risiko Hipertensi Gestasional adalah?
A. Primigravida B. Hiperplasentosis C. Umur
D. Riwayat keluarga pernah menderita preeklampsia/eklampsia
E. Semua benar
2. Yang termasuk kedalam jenis faktor Hiperplasentosis adalah?
A. Riwayat hipertensi kronis yang dialami selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dalam kehamilan, dimana komplikasi tersebut dapat mengakibatkan superimpose preeklampsi dan hipertensi kronis dalam kehamilan B. Masalah gizi karena kelebihan kalori, kelebihan gula dan
garam yang bisa menjadi faktor risiko terjadinya berbagai jenis penyakit degeneratif, seperti diabetes melitus, hipertensi dalam kehamilan, penyakit jantung koroner, reumatik dan berbagai jenis keganasan (kanker) dan gangguan kesehatan lain.
C. Sekitar 85% hipertensi dalam kehamilan terjadi pada kehamilan pertama. Jika ditinjau dari kejadian hipertensi dalam kehamilan, graviditas paling aman adalah kehamilan kedua sampai ketiga
D. Terdapat peranan genetik pada hipertensi dalam kehamilan. Hal tersebut dapat terjadi karena terdapat riwayat keluarga dengan hipertensi dalam kehamilan E. Faktor kehamilan seperti molahilatidosa, hydrops fetalis
dan kehamilan ganda berhubungan dengan hipertensi dalam kehamilan.
3. Yang termasuk kedalam dugaan bahwa faktor imunologik berperan terhadap terjadinya hipertensi dalam kehamilan adalah?
A. Pada hipertensi dalam kehamilan kehilangan daya refrakter terhadap bahan vasokonstriktor, dan ternyata terjadi peningkatan kepekaan terhadap bahan-bahan vasopresor.
B. Suasana serba sulit mendapat gizi yang cukup dalam persiapan perang menimbulkan kenaikan insiden hipertensi dalam kehamilan.
C. berdasarkan fakta bahwa lepasnya debris trofoblas di dalam sirkulasi darah merupakan rangsangan utama terjadinya proses inflamasi.
D. preeklampsia terjadi peningkatan stresoksidatif, sehingga produksi febris apoptosis dan nekrotik trofoblas juga meningkat
E. Primigravida mempunyai risiko lebih besar terjadinya hipertensi dalam kehamilan jika dibandingkan dengan multigravida.
4. Berikut ini yang termasuk kedalam etiologi dari hipertensi dalam kehamilan adalah?
A. Faktor genetik B. Faktor nutrisi
C. Invasi trofoblas yang abnormal
D. Intoleransi imunologik antara janin dan ibu E. Semua benar
5. Manakah yang bukan termasuk kedalam Kerusakan sel endotel?
A. Gangguan metabolisme prostaglandin yaitu menurunnya produksi prostasiklin, suatu vasodilator kuat.
B. Agregasi sel trombosit pada daerah endotel yang mengalami kerusakan sehingga memproduksi tromboksan, suatu vasokonstriktor kuat yang memicu terjadinya kenaikan tekanan darah.
C. Perubahan pada sel endotel kapiler glomerulur.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
89 KUNCI JAWABAN
1. E 2. E 3. E 4. E 5. E
D. Peningkatan permeabilitas kapiler.
E. Tidak didapatkan proteinuria
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal
91
PREEKLAMSI
A. Preeklamsi Ringan 1. Definisi
PreEklampsia adalah hipertensi yang muncul sesudah 20 minggu kehamilan dengan proteinuria, sedangkan eklampsia adalah preEklampsia dengan kejang umum dan bukan merupakan gejala dari kondisi lain seperti epilepsi, perdarahan subanoid, dan meningitis.
Definisi lain menurut Norma (2013), preEklampsia adalah sekumpulan gejala yang muncul secara spesifik hanya selama kehamilan, bila usianya lebih dari 20 minggu (tidak termasuk penyakit trofoblas) dan dapat didiagnosis dengan beberapa kriteria yaitu peningkatan tekanan darah.
Tekanan darah selama kehamilan (sistolik >140 mmhg atau Diastolic)
Tanda dan gejala preEklampsia lainnya termasuk penambahan berat badan 1 kg. Atau lebih perminggu, kualitas proteinuria 0,3 g atau lebih ditambah 1-2 kateter dalam urin atau urin aliran sedang Gejala fisik preEklampsia sia, yaitu edema dependen, pembengkakan mata, wajah, jari, tanpa suara paru, hiperrefleksia +3, tanpa pergelangan kaki klonus, volume urin 30 ml/jam dan sakit kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan, tidak ada nyeri ulu hati (Norma, 2013).
PreEklampsia ringan umumnya didefinisikan sebagai kehamilan >20 minggu, tekanan darah >140/90 mmhg diukur dua kali dalam 4 jam, dan 0,3 gram protein dalam sampel urin 24 jam.