• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Psikologi

Dalam dokumen Buku Ajar PENGANTAR STUDI ISLAM (Halaman 49-53)

Pendekatan ini merupakan usaha untuk memperoleh sisi ilmiah dari aspek-aspek batini pengalaman keagamaan. Suatu esensi pengalaman keagamaan itu benar-benar ada dan bahwa dengan suatu esensi, pengalaman tersebut dapat diketahui. Sentimen-sentimen individu dan kelompok berikut gerak dinamisnya, harus pula diteliti dan inilah yang menjadi tugas interpretasi psikologis.

Interpretasi agama melalui pendekatan psikologis memang berkembang dan dijadikan sebagai cabang dari psikologi dengan nama psikologi agama. Objek ilmu ini adalah manusia, gejala-gejala empiris dari keagamaanya. Karena ilmu ini tidak berhak mempelajari betul tidaknya suatu agama, metodenya pun tidak berhak untuk menilai atau mempelajari apakah agama itu diwahyukan Tuhan atau tidak, dan juga tidak berhak mempelajari masalah-masalah yang tidak empiris lainnya. Oleh karena itu pendekatan psikologis tidak berhak menentukan benar salahnya suatu agama karena ilmu pengetahuan tidak memiliki teknik untuk mendemonstrasikan hal-hal seperti itu, baik sekarang maupun waktu yang akan datang.

Selain itu, sifat ilmu pengetahuan sifatnya adalah empirical science, yakni mengandung fakta empiris yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan metode ilmiah. Fakta empiris ini adalah fakta yang dapat diamati dengan pola indera manusia pada umumnya, atau dapat dialami oleh semua orang biasa, sedangkan Dzat Tuhan,wahyu,setan,dan fakta gaib lainnya tidak dapat diamati dengan pola indera orang umum dan tidak semua orang mampu mengalaminya.

Sumber-sumber ilmiah untuk mengumpulkan data ilmiah melalui pendekatan psikologi ini dapat diambil dari:64

1. Pengalaman dari orang-orang yang masih hidup

62 Abuddin Nata, Op. cit, h. 46-47

63 Khoirudin Nasution, op. cit, h. 13

64

Adeng Muchtar Ghazali , Ilmu perbandingan Agama, (Bandung : CV. Pustaka Setia, 2000), h. 46

42

2. Apa yang kita capai dengan meneliti diri kita sendiri

3. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan, atau yang ditulis oleh para ahli agama.

I. Soal-soal Latihan

1. Jelaskan pengertian Pendekatan Teologis ! 2. Jelaskan pengertian Pendekatan Antropologis ! 3. Jelaskan pengertian Pendekatan Sosiologis ! 4. Jelaskan pengertian Pendekatan Filosofis!

5. Jelaskan pengertian Pendekatan Historis ! 6. Jelaskan Pengertian Pendekatan Normatif ! 7. Jelaskan Pengertian Pendekatan Psikologi !

49

BAB VII

RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLAM

Tujuan Intruksional Umum

Pada akhir pokok bahasan ini mahasiswa mampu memahami tentang Ruang Lingkup dan Pembidangan Studi Islam

Tujuan Intruksional Khusus

Setelah mempelajari pokok bahasan ini mahasiswa dapat : 1. Memahami dan Menjelaskan Bidang Ibadah

2. Memahami dan Menjelaskan Bidang Akidah

3. Memahami dan Menjelaskan Bidang Ilmu Dan Kebudayaan 4. Memahami dan Menjelaskan Bidang Pendidikan

5. Memahami dan Menjelaskan Bidang Kehidupan Ekonomi 6. Memahami dan Menjelaskan Bidang Pekerjaan

7. Memahami dan Menjelaskan Bidang Kesehatan 8. Memahami dan Menjelaskan Bidang Politik

9. Memahami dan Menjelaskan Islam Sebagai Disiplin Ilmu Petunjuk untuk Mahasiswa

1. Materi yang dibicarakan dalam pokok bahasan ini adalah : A. Bidang Ibadah

B. Bidang Akidah

C. Bidang Ilmu dan Kebudayaan D. Bidang Pendidikan

E. Kehidupan Ekonomi F. Pekerjaan

G. Kesehatan

2. Pelajarilah lebih dahulu tujuan instruksional pokok bahasan ini sehingga anda tahu apa yang diharapkan oleh Dosen anda pada akhir kuliah pokok bahasan ini.

Kemampuan anda dalam menguasai pokok bahasan ini dapat dilihat dari sejauhmana anda berhasil mencapai tujuan instruksional pokok bahasan ini.

3. Pelajarilah pokok bahasan ini sebelum dikuliahkan dikelas, agar anda siap mengikuti kuliah pokok bahasan ini dan dapat berpartisipasi aktif dalam kuliah sesuai dengan isi pokok bahasan yang telah ditentukan.

4. Materi yang ada dalam pokok bahasan ini hanya merupakan rangkuman dalam literature berikut

A. Rosihon Anwar, H. Badruzzaman M. Yunus, Saehudin, Pengantar Studi Islam, Op. cit, h.

142

50

67 Rosihon Anwar, H. Badruzzaman M. Yunus, Saehudin, Pengantar Studi Islam, Op. cit, h. 126

RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN STUDI ISLAM A. Bidang Ibadah

Karakteristik ajaran Islam selanjutnya dapat dikenal melalui konsepsinya dalam bidang ibadah. Manusia diciptakan oleh Allah, hanya untuk beribadah kepada-Nya. Secara harfiah ibadah diartikan rasa ctunduk, melakukan pengabdian, dan merendahkan diri. Majelis Tarjih Muhammadiyah dengan agak lengkap mendefinisikan ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah dengan mentaati segala perintah-Nya, menjauhi segala larangan-Nya, dan mengamalkan segala yang diizinkan-Nya. Ibadah ada yang umum dan ada yang khusus. Yang umum ialah segala amalan yang diizinkan Allah, sedangkan yang khusus ialah apa yang telah ditetapkan Allah akan perincian-perinciannya, tingkat, dan caracaranya yang tertentu.65

Dalam yurisprudensi Islam telah ditetapkan bahwa dalam urusan ibadah tidak boleh ada

"kreativitas", sebab yang mengcreate atau yang membentuk suatu ibadah dalam Islam dinilai sebagai bid'ah yang dikutuk Nabi sebagai kesesatan." Bilangan salat lima waktu serta tata cara mengerjakannya, ketentuan ibadah haji dan tata cara mengerjakannya misalnya adalah termasuk masalah ibadah yang tata cara mengerjakannya telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-Nya.

Ketentuan ibadah demikian itu termasuk salah satu bidang ajaran Islam di mana akal manusia tidak perlu campur tangan, melainkan hak dan otoritas Tuhan sepenuhnya. Kedudukan manusia dalam hal ini mematuhi, mentaati, melaksanakan, dan menjalankannya dengan penuh ketundukan pada Tuhan, sebagai bukti pengabdian dan rasa terima kasih kepada-Nya. Hal demikian menurut Ahmad Amin, dilakukan sebagai arti dan pengisian dari makna Islam, yaitu berserah diri, patuh, dan tunduk guna mendapatkan kedamaian dan keselamatan. Dan itulah yang selanjutnya membawa manusia menjadi hamba yang saleh, sebagaimana dinyatakan Tuhan:

Hamba Allah yang saleh adalah yang berlaku rendah hati (tidak sombong dan tidak angkuh), jika mereka diejek oleb orang bodoh mereka selalu berkata selamat dan damai. (Qs. 25:63). Ketenangan jiwa, rendah hati, menyandarkan diri kepada amal shaleh dan ibadah, dan tidak kepada nasab keturunan, semuanya itu adalah kedamaian dan keamanan sebagai pengamalan dari

ibadah.66

Dengan demikian, visi Islam tentang ibadah adalah merupakan sifat, jiwa, dan misi ajaran Islam itu sendiri yang sejalan dengan tugas penciptaan manusia, sebagai makhluk yang hanya diperintahkan agar beribadah kepada-Nya.

Adapun ibadah dalam arti umum selanjutnya bersentuhan dengan muamalah sebagaimana akan dijelaskan berikut dalam tulisan ini. Masalah muamalah dengan ibadah dihubungkan dengan niat semata-mata ikhlas karena Allah Swt.

51

68 Ibid, h. 128

Dalam dokumen Buku Ajar PENGANTAR STUDI ISLAM (Halaman 49-53)