• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

4. Pendekatan saintifik

32

Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah, Daryanto dalam Fadhillaturrahmi menyatakan, saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruki konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpukan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. 24

Proses pembelajaran dapat disamakan dengan suatu proses ilmiah, oleh karena itu kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik bisa juga sebagai perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan kemampuan siswa. Melalui pendekatan saintifik ini siswa dapat berpikir secara sains dan kreatif dalam pembelajaran.

Pembelajaran saintifik tidak hanya memandang hasil belajar sebagai tujuan akhir, namun proses pembelajaran dipandang sangat penting. Oleh karena itu, pembelajaran saintifik menekankan pada keterampilan proses. Model pembelajaran saintifik berbasis peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang

24Fadhillaturrahmi, Penerapan Pendekatan Saintifik untuk Meningkatakan Kemampuan Komunikasi matematik siswa di sekolah dasar” Eduhumaiara, jurnal pendidikan dasar , Vol 9, Nomer 2, Juli 2017, hlm 110

33

mengintegrasikan ketrampilan proses sains kedalam sistem penyajian materi secara terpadu.

Adapun unsur-unsur pendekatan saintifik dalam pembelajaran, yang meliputi: menggali informasi melalui pengmatan (Observing), mengajukan pertanyaan (Questioning), mengumpulkan informasi/ mencoba (experimenting), menganalisis atau menalar (associating), dan me ngkomunikasikan (comunicatting).25

Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik yang termuat dalam permendikbud no 81 A adalah sebagai berikut26:

Tabel 2.2 langkah- langkah pembelajaran pendekatan saintifik Langkah Pembelajaran Deskripsi Kegiatan

Mengamati (Observing)

Mengamati dengan indra (membaca, mendengarkan, menyimak,melihat dan sebagainya ) dengan atau tanpa alat

Menanya (Questioning)

Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak di pahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamaanati (di mulai dari pertanyaan faktual samapai pertanyaan yang bersift hipotetik ) Mengumpulkan informasi/

mencoba (Experimenting)

Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak, melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian /aktivitas

Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan eksperimen

25 Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran.., hlm. 4

26 Permendikbud, Implementasin kurikulum, (jakarta: depdikbud, 2013), hlm. 7

34 Menalar/ mengasosiasi

(Asociating)

maupun dari hsil kegiatan. Mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi, pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan

Mengomunikasikan (comunicating)

Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarakan hasil analisis secara lisan, tertulis atau media lainnya.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan saintifik adalah suatu sudut pandang terhadap pembelajaran dalam mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan peserta didik yang dilengkapi dengan unsur-unsur aktivitas mengamati, menanya, mencari informasi, menalar, dan mengkomunikasikan konsep yang ditemukan.

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan Saintifik

Think Pair Share merupakan salah satu model pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan membuat siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, menjawab, dan membantu satu sama lain. Oleh karena itu siswa dituntut untuk mengkonstribusikan pemahaman mereka selama berdiskusi. Namun Think Pair Share mempunyai kelemahan

35

diantaranya yaitu tidak memungkinkan semua kelompok mendapatkan giliran untuk menyelesaikan hasil pekerjaanya atau menjawab pertanyaan baik dari siswa maupun guru, dan hanya kelompok yang pandai saja yang mampu menjawab pertanyaan dari guru yang menuntut kelompok untuk berpikir. Oleh sebab itu di butuhkan sebuah inovasi untuk menutupi kelemahan dari model pembelajran Think Pair Share tersebut. Adapun caranya untuk menutupi kelemahan model pembelajaran TPS yaitu dengan menggabungkan model pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik di nilai dapat meminimalisasi kelemahan dari TPS. Hal ini di karenakan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruki konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpukan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, salah satu kelebihan dari pendekatan saintifik adalah mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Sehingga dapat memadukan model pembelajaran TPS dengan pendekatan saintifik.

Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe think pair and share dengan pendekatan saintifik sebagai berikut:

36

Tabel 2.3 Langkah-langkah pembelajaran koopertaif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik

No .

Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru 1. Tahap

Pendahuluan - Guru menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap kegiatan

- Guru membagikan LKS

2. Tahap Think - Guru memberikan pertanyaan atau masalah yang berkaitan dengan materi yang diajarkan dan meminta siswa untuk mencari solusi atau penyelesaiannya dari masalah tersebut.

(mengamati dan mencoba)

3. Tahap Pair - Guru mengelompokkan siswa berpasang- pasangan dengan teman sebangkunya untuk mendiskusikan permasalahan yang telah di berikan pada LKS tersebut.( menalar)

4. Tahap Share - Guru mengarahkan siswa untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan teman sebangkunya di depan kelas.(menanya dan mengkomunikasikan)

5. Tahap

Penghargaan

- Guru memberikan penghargaaan berupa nilai

yang baik kepada siswa yang telah mempersentasikan hasil diskusinya dengan teman sebangkunya

6. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan penguasaan dan kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.27 Hasil belajar merupakan pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.28

27Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989), hlm. 22.

28Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 2009), hlm. 5.

37

Menurut Oemar Hamalik dalam Nandang Kosasih hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku seperti, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut Dimyanti dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Dan tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesainya bahan pelajaran.29

Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran.

Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui proses pembelajaran. Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun individu. Hasil belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.30

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, yang dimaksud hasil belajar adalah capaian siswa setelah mempelajari materi program linear menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan pendekatan saintifik dalam bentuk angka.

29Nandang Kosasih dan Dede Sumarna, Pembelajaran..., hlm. 38.

30Faridah Anum Siregar, “Pengaruh Model Kooperatif tipe NHT Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Unimed, Vol. 1, No. 1, Juni 2012, hlm. 35.

38 7. Materi Program Linear

a. Pengertian program linear

Program linear adalah suatu program yang digunakan sebagai metode yang umumnya digunakan untuk memecahkan suatu masalah seperti pengalokasian sumber daya dengan tujuan akhir yaitu menentukan nilai minimum atau maksimum.

b. Sistem Pertidaksamaan linear dua variabel adalah pertidaksamaan yang berbentuk:

ax + by + c < 0 ax + by + c ≤ 0 ax + by + c >0 ax + by + c ≥ 0 dengan :

a, b : koefisien (a ≠ 0, b≠ 0, a,b € R) c : konstanta (c € R)

x, y : variabel (x, y € R)

c. Menentukan nilai optimum dengan garis selidik (nilai maksimum atau nilai minimum)

Definisi 2.2

Masalah program linear dua variable adalah menentukan nilai 𝑥1,𝑥2

yang memaksimumkan atau meminimumkan fungsi tujuan.

39 𝑍 𝑥1,𝑥2 = 𝐶1𝑥1+𝐶2𝑥2 Dengan kendala:

𝑎11𝑥1+𝑎12𝑥2 (≤, =,≥) 𝑏1 𝑎21𝑥1+𝑎22𝑥2 ≤, =,≥ 𝑏2

⋮ ⋮ ⋮ 𝑎𝑚1𝑥1+𝑎𝑚2𝑥2 ≤, =,≥ 𝑏𝑚

𝑥1 ≥ 0,𝑥2 ≥0

Selain bentuk umum program linear dua variable di atas, kita juga menyimpulkan konsep tentang daerah penyelesaian, sebagai berikut.

Definisi 2.3:

(Daerah Layak/Daerah Penyelesaian/Daerah Optimum)

Daerah himpunan penyelesaian masalah program linear merupakan himpunan semua titik (𝑥,𝑦) yang memenuhi kendala suatu masalah program linear.

Definisi 2.4:

Garis selidik adalah grafik persamaan fungsi tujuan yang digunakan untuk menentukan solusi optimum (maksimum atau minimum) suatu masalah program linear.

B. Kajian Terdahulu

40

1. Peneliti yang dilakukan oleh Ade Sukarni, dengan judul penelitian pengaruh penerapan model pembelajara n kooperatif tipe Think Pair Share berbaisis pendekatan saintifik terhadap hasil belajar bahasa indonesia di kelas V SDN 15 Nanga Pinoh. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu atau (quasi exsperimen design).

Hasil penelitian diperoleh nilai pre-test pada kelas eksperimen dan kontrol yaitu thitung = -0.854< ttabel = 2.045. berarti tidak terdapat perbedaan, sedangkan pada nilai post-test di kelas eksperimen dan kontrol thitung = 3.180 > ttabel =2.045 untuk a 5% = 0,05 berarti terdapat perbedaan antar post-test eksperimen dengan kontrol, sehingga terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran eksperimen dengan metode konvensional pada kelas VA dan VB SDN 15 Nanga Pinoh.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nisa Anggreni Lubis, dengan judul penelitian pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share berbais saintifik terhadap hasil belajar biologi pada materi keanekaragaman hayati di SMA Negeri 5 Kota Jambi. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian quasi eksperimen. dan sampel yang digunakan terdiri dari 2 kelas diantaranya kelas kontrol dan kelas eksperimen. Instrumen yang digunakan tes berupa pilihan ganda, angket dan lembar observasi disesuaikan dengan tiga aspek dari hasil belajar yaitu aspek kognitif, aspek apektif dan aspek psikomotirik serta telah diuji validitas dan reabilitas, uji hipotesi akan dilakukan menggunakan uji-t. adapun thitung hasil belajar kognitif pre-test

41

adalah 0,81 dan ttabel diperoleh 1,667 sedangkan thitung hasil belajar kognitif pre- test adalah 1,78 dan ttabel diperoleh 1,667. Untuk aspek afektip diperoleh thitung

adalah 2,319 dan ttabel adalah 1,667. Untuk aspek psikomotorik diperoleh thitung

adalah 1,911 dan ttabel adalah 1,667. Dari analisis uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap data ketiga hasil belajar dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS berbasis Saintifik terhadap hasil belajar siswa pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan hasil analisis uji hipotesis tolak H0.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Laily Febrianti Anil Hawa (2017), dengan judul penelitian pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekataan Scientific terhadap motivasi dan hasil belajar matematika materi operasi bentuk aljabar siswa kelas VIII MTs Swasta di kabupaten Bilitar tahun ajaran 2016/2017. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 1) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekataan Scientific terhadap motivasi matematika materi operasi bentuk aljabar. Hal ini dibuktikan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan independent sample t-test, diperoleh nilai thitung (2,657) > ttabel (1,999) pada taraf signifikan 5%. 2) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekataan Scientific terhadap hasil belajar matematika materi operasi bentuk aljabar. Hal ini dibuktikan pada pengujian

42

hipotesis dengan menggunakan independent sample t-test, diperoleh nilai thitung (2,159) > ttabel (1,999) pada taraf signifikan 5%.

No Nama Peneliti, Judul dan Tahun Penelitian

Persamaan Perbedaan Orisinalitas Penelitian 1 Ade sukarni, dkk

“Penerapan model pembelajaran

kooperatif Think Pair Share (TPS) berbasis pendekatan saintifik terhadap hasil belajar bahasa indonesia”

Model

Pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) berbasis pendekatan saintifik

Kajian difokuskan pada model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) berbasis pendekatan saintifik terhadap hasil belajar bahasa indonesia”

Fokus penelitian mengacu pada model pembelajar an

kooperatif Think Pair Share (TPS) berbasis pendekatan saintifik terhadap hasil belajar 2 Nisa anggreni lubis,

dkk “pengaruh Penerapan model pembelajaran

kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbasis saintifik terhadap hasil belajar bahasa biologi”

Model

Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

berbasis saintifik

Kajian difokuskan pada Tipe Think Pair Share (TPS) berbasis saintifik terhadap hasil belajar bahasa biologi”

Fokus penelitian mengacu pada Tipe Think Pair Share (TPS) berbasis saintifik terhadap hasil belajar 3 Laily Febrianti Anil

Hawa, “pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekataan Scientific terhadap motivasi dan hasil

model

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

dengan pendekataan

Kajian difokuskan pada tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekataan Scientific

Fokus penelitian mengacu pada tipe Think Pair Share (TPS) dengan

43

belajar matematika” Scientific terhadap motivasi dan hasil belajar matematika”

pendekataa n Scientific terhadap motivasi dan hasil belajar

C. Kerangka Berpikir

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting di dalam pendidikan. Sehingga diajarkan dengan jumlah jam yang lebih banyak jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Namun pada kenyataannya hasil belajar matematika Kelas XI MA Yadinu masih belum cukup baik. Rendahnya nilai hasil belajar Matematika siswa mencerminkan rendahnya kemampuan matematika siswa. Melihat betapa pentingnya pencapaian nilai hasil belajar matematika dalam pembelajaran, maka rendahnya nilai hasil belajar matematika siswa merupakan permasalahan yang harus diperhatikan oleh guru.

Proses pembelajaran yang baik membutuhkan model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered), bukan berpusat pada guru (teacher centered). Pengetahuan yang baru diperoleh siswa dikonstruksi dengan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak harus berasal dari guru, tetapi juga dapat diperoleh dari lingkungan. Salah satu model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered) adalah model pembelajaran kooperatif, salah satunya tipe Think Pair Share.

44

model pembelajaran kooperatif think pair and share (TPS) menggunakan pendekatan saintifik dimana dalam model pembelajaran ini diawali dengan Thinking (berfikir) tentang permasalahan yang diberikan oleh guru. Kemudian tahap Pair (berpasangan) guru meminta siswa berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan, barulah tahap Share (berbagi) guru meminta siswa dan pasangannya untuk berbagi dengan seluruh kelas tentang masalah yang diberikan.

Metode ini sangat cocok untuk melatih kerja sama dan memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS ini diharapkan ada pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika siswa pada materi program linear kelas XI MA Yadinu Masbagek.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, ”hipotesis merupakan dugaan sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu jawaban sementara terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah”.31

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) dengan pendekatan saintifik terhadap hasil belajar matematika siswa di MA Yadinu masbagek

31 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2015),hlm.163

45 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif disebut sebagai metode penelitian positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.32

Sedangkan jenis penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti yang ada hubungannya dengan hipotesis. Peneliti dengan sengaja dan secara sistematis memasukkan perubahan-perubahan kedalam gejala-gejala alamiah dan kemudian megamati akibat perubahan-perubahan tersebut. Dalam melaksanakan eskperimen, peneliti memberikan perhatian besar kepada pengubahan (manipulasi) dan pengendalian (kontrol) variabel serta kepada pengamatan (observasi) dan pengukuran hasil eksperimen33

32Sugiyono, Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, cet.

Ke 26, 2017), hlm. 7

33Arif Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan ( Yogyakarta : Pustaka Pelajar, cet. Ke-IV 2011), hal 337

46 B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam suatu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.34 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MA Yadinu Masbagek yang terdiri dari tiga kelas, dengan jumlah siswa keseluruhan sebanyak 56 siswa dimana jumlah siswa dapat di lihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Rincian Jumlah Siswa/I Kelas XI MA Yadinu Masbagik Tahun Pelajaran 2018/2019

No. Kelas Jumlah

siswa

1 XI Agama 17

2 XI Ips 17

3 XI Ipa 22

Jumlah 56

2. Sampel

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data, dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.35 Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Cluster random sampling yaitu teknik penarikan sampel yang digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari kelompok-kelompok individu. Pengambilan sampel dengan cara ini dilakukan

34Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),hlm.53.

35 Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuanttatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), hlm.56.

47

pada populasi yang homogen , sehingga sebelum dilakukan penarikan sampel peneliti melakukan pengujian homogenitas terlebih dahulu. Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang terpilih yaitu kelas XI Agama sebagai kelas eksperimen dan kelas XI Ips sebagai kelas kontrol.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini direncanakan pada tanggal 26 agustus sampai 26 september tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini telah dilaksanakan di MA Yadinu Masbagik Lombok Timur.

D. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono36 variabel adalah suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, dan kemudian ditarik kesimpulannya, yang akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu.

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik.

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Variabel terikatnya adalah hasil belajar materi Program Linear.

E. Desain Penelitian

36 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta,2015), hlm. 2

48

Desain penelitian yang digunakan adalah Posttes Only Control Group Design. Kelompok eksperimen dalam penelitian ini diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik (X), sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan menggunakan metode tradisional atau disebut juga dengan metode ceramah (konvensional) Selanjutnya, setelah perlakuan kedua kelompok diberikan tes sebagai tes akhir. Tes akhir untuk kelas eksperimen (O1) dan tes akhir untuk kelas kontrol (O2). Hasil tes akhir dianalisis untuk melihat apakah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan pendekatan saintifik lebih berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik dari perlakuan yang diberikan, desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelas Perlakuan Posttes

Eksperimen X O1

Kontrol O2

F. Instrumen / Alat dan Bahan Penelitian

Instrumen penelitian atau alat ukur adalah alat yang digunakan untuk menyaring informasi yang dapat menggambarkan statistik variabel penelitian.

Instrumen penelitian adalah hal yang sangat penting sebab data yang dikumpulkan itu merupakan bahan pengujian hipotesis yang telah

49

direncanakan.37 Untuk mempermudah dan memperlancar kegiatan penelitian, peneliti menggunakan beberapa instrumen dalam mengumpulkan data.

1. Tes

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban atau sejumlah pertanyaan yang membutuhkan tanggapan.38 Tes juga merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.39 Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan unttuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes yang dilakukan setelah pokok pembahasan selesai. Bentuk tes yang digunakan adalah tes tertulis. Adapun soal-soal tes tertulis yang digunakan untuk instrumen pengumpulan datanya berbentuk soal uraian. Soal uraian ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada materi program linear, tes ini dilakukan pada akhir pembelajaran (post test).

G. Teknik Pengumpulan Data / Prosedur penelitian

Dalam usaha memperoleh data yang peneliti perlukan dalam penelitian, maka peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data. Metode

37Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, cet. 13, 2011), hlm. 148

38Djemari Mardapi, Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes, (Jokjakarta, Mitra Cendikian Press, 2008), hlm. 67.

39Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm. 53.

50

pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Agar dalam penelitian diperoleh informasi dan data-data yang sesuai dengan topik yang diteliti, peneliti menggunakan beberapa metode, antara lain.

1. Metode tes

Tes merupakan serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu dan kelompok.40 Tes ialah sehimpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataan-pernyataan yang harus dipilih, ditanggapi, atau tugas yang harus dilakukan oleh orang yang dites (testee) dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek (perilaku/atribut) tertentu dari orang yang dites tersebut. Adapun tes yang dilakukan pada akhir penelitian adalah tes hasil belajar yang berupa uraian dengan jumlah 5 soal.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dengan uji perbedaan dua rata – rata populasi menggunakan uji t dengn taraf signifikansi 𝛼= 0,05 untuk menguji hipotesis. Sebelum melakukan uji t, terlebih dahulu harus dilakukan uji prasyarat analisis. Prasayratnya adalah kedua populasi berditribusi normal (Uji normalitas) dan kedua populasi memiliki varians yang homogen ( uji homogenitas).

1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

40Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), hlm. 64

Dokumen terkait