4.3 Hasil Estimasi Evaluasi Model Struktural (Structural Model)
5.1.2 Penelitian Personality Traits: The Mediating Role Of Self Efficacy To Improve Entrepreneurial Intention
seberapa banyak usaha yang dilakukan individu menampilkan perilaku menjadi entrepreneur.
Perilaku individu menjadi entrepreneur ditunjukkan dari kepercayaan diri individu (Roland et al. 2012) dalam kompetensi mengelola organisasi bisnis (Ismail & Zain 2015) yang bersumber dari pengalaman kerja sebelumnya (Kumar & Nagendra 2014) melalui program pengembangan sumber daya manusia dan kepemimpinan, entrepreneurship dan pengembangan bisnis, organisasi dan manajemen, disiplin dan etika kerja, kepercayaan diri dan kreativitas, pelatihan dan pengembangan entrepreneurship, pemahaman lingkungan dan etika bisnis (Roland et al. 2012). Kompetensi mengelola organisasi bisnis menjadi determinan signifikan dalam perilaku bisnis (perceived control) menciptakan minat wirausaha dalam membangun keberhasilan dan keunggulan bersaing usahanya (Liñán &
Chen 2006; Roland et al. 2012; Ismail & Zain 2015).
5.1.2 Penelitian Personality Traits: The Mediating Role Of Self Efficacy To Improve Entrepreneurial Intention
Hasil Evaluasi Goodnes of Fit Model Penelitian
Adapun hasil pengukuran goodness of fit model penelitian ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel Hasil Evaluasi Goodness of Fit Model Penelitian
No Evaluasi Nilai Nilai P Kriteria Keterangan
1 APC 0.548 < 0.001 signifikan jika < 0.05 Signifikan 2 ARS 0.640 < 0.001 signifikan jika < 0.05 Signifikan 3 AARS 0.636 < 0.001 signifikan jika < 0.05 Signifikan 3 AVIP 2.662 tidak terjadi multikolinearitas jika
nilai < 5
Memenuhi kriteria 4 AFVIP 3.103 tidak terjadi multikolinearitas jika
nilai < 5
Memenuhi kriteria
26 Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil evaluasi goodness of fit model penelitian ini menunjukkan nilai AVIF sebesar 2.662 dan nilai AFVIP sebesar 3.103 lebih kecil dari 5, berarti tidak terjadi multikolinearitas vertikal dan lateral dalam model penelitian. Sedangkan nilai APC sebesar 0.548 dengan nilai p < 0.001 dan ARS sebesar 0.640 dengan nilai p <
0.001, serta nilai AARS sebesar 0,636 dengan nilai p < 0.001. Dengan demikian berarti model dalam penelitian memenuhi kriteria goodness of fit dan signifikan.
Hasil Evaluasi Model Pengukuran (Measurement Model)
Estimasi model pengukuran dengan memeriksa convergent, predicitive, discriminant validity dari indikator penelitian, serta composite reliability dan alpha cronbach’s untuk reliabilitas indikator variabel penelitian. Dari hasil analisis data dengan menggunkan WarpPLS 4.0 disampaikan rangkuman hasil estimasi evaluasi validitas dan reliabilitas instrumen model penelitian (outer model) pada tabel berikut:
Tabel Hasil Estimasi Evaluasi Instrumen Pengukuran Penelitian No Evaluasi
Outer Model
Variabel Nilai Kriteria Syarat Ket
1 Convergent validity
Personality Traits 0.736
nilai AVE > 0,50
Valid
Self Efficacy 0.787 Valid
Entrepreneurial Intention 0.856 Valid
2 Predicitve validity
Self Efficacy 0.620
nilai q-square > 0
Valid
Entrepreneurial Intention 0.654 Valid
3
Discriminant validity
Personality Traits 0.858 nilai (√AVE) variabel laten >
koefisien korelasi variabel laten
Valid
Self Efficacy 0.925 Valid
Entrepreneurial Intention 0.887 Valid
4
Composite reliability
Personality Traits 0.965
nilai composite reliability > 0,70
Reliabel
Self Efficacy 0.962 Reliabel
Entrepreneurial Intention 0.960 Reliabel
5
Alpha cronbach’s
Personality Traits 0.959
nilai alpha cronbach’s > 0,70
Reliabel
Self Efficacy 0.953 Reliabel
Entrepreneurial Intention 0.944 Reliabel
6
Full Coll.
VIP
Personality Traits 3.054
nilai Full
Collinearity VIP <
3,3
Bebas dari masalah kolinearitas
vertikal, lateral dan
common method
bias
Self Efficacy 3.352
Entrepreneurial Intention 2.904
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
27 Kriteria reliabilitas instrumen pengukuran penelitian ditunjukkan dari nilai composite reliability dan nilai alpha cronbach’s masing-masing instrumen pengukuran pada model peneitian ini memiliki nilai lebih besar dari 0,7. Nilai composite reliability untuk personality traits sebesar 0,965, self efficacy sebesar 0,962 dan entrepreneurial intention sebesar 0,960 lebih besar dari 0,7. Nilai alpha cronbach’s untuk personality traits sebesar 0,959, self efficacy sebesar 0,953 dan entrepreneurial intention sebesar 0,944 lebih besar dari 0,7.
Sehingga intrumen pengukuran penelitian ini dikatakan reliabel. Untuk hasil pengujian kolinearitas penuh yang meliputi multikolinearitas vertikal dan lateral dengan menggunakan kriteria full collinearity VIP lebih kecil dari 3,3. Untuk personality traits sebesar 3,054, self efficacy sebesar 3,352 dan entrepreneurial intention sebesar 2,904, sehingga bebas dari masalah kolinearitas vertikal, lateral dan common method bias.
Sedangkan evaluasi instrumen pengukuran dari validitas, terdiri dari: convergent validity, bahwa instrumen masing-masing indikator variabel penelitian memiliki nilai cross loadings lebih besar dari 0,6, dan nilai average variance extracted (AVE) lebih besar dari 0,5 menunjukkan validitas indikator variabel yaitu: variabel personality traits sebesar 0,736, self efficacy sebesar 0,787 dan entrepreneurial intention sebesar 0,856. Kriteria discriminant validity dapat terpenuhi apabila nilai (√AVE) variabel laten lebih besar dari koefisien korelasi variabel laten. Pada model penelitian ini telah memenuhi discriminant validity karena masing-masing konstruk memiliki nilai √AVE lebih besar dari koefisien korelasi variabel laten, variabel personality traits sebesar 0,858, self efficacy sebesar 0,925 dan entrepreneurial intention sebesar 0,887, sehingga evaluasi instrumen pengukuran dikatakan valid. Untuk predictive validity, diukur dari nilai q-square variabel endogen model penelitian yaitu: variabel self efficacy sebesar 0,620 dan entrepreneurial intention sebesar 0,654 lebih besar dari 0 (nol), sehingga memenuhi kriteria predictive validity.
Berdasarkan hasil evaluasi instrumen pengukuran (outer model) yaitu validitas convergent, predictive, discriminant dan composite reliability dan reliability alpha cronbach’s, maka dapat dikatakan bahwa indikator-indikator variabel penelitian adalah valid dan reliabel. Evaluasi pengukuran multikolinearitas antar indikator yang diukur dengan full collinearity VIP juga memiliki nilai yang telah memenuhi kriteria dengan nilai Full Collinearity VIP < 3,3, sehingga proses analisis data bisa dilanjutkan pada evaluasi model struktural atau inner model.
Hasil Evaluasi Model Struktural (Structural Model)
28 Hasil evaluasi model struktural penelitian Personality Traits: The Mediating Role Of Self Efficacy To Improve Entrepreneurial Intention merupakan hasil pengujian hipotesis penelitian, dimana nilai koefisien korelasi pada masing-masing jalur hubungan antar variabel, nilai p untuk masing jalur yang menunjukkan tingkat signifikansi jalur tersebut, serta nilai R square yang menunjukkan besarnya kontribusi variabel prediktor terhadap variabel kriterion penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Gambar Hasil Estimasi Model Penelitian Personality Traits: The Mediating Role Of Self Efficacy To Improve Entrepreneurial Intention
Dari gambar estimasi model penelitian diatas, dapat diringkas untuk analisis dalam pengujian hipotesis penelitian pada tabel berikut:
Tabel Hasil Estimasi Koefisien Jalur dan Nilai p Model Struktural Penelitian
No Jalur Koef.
Jalur
Nilai p Standard Error*
Effect Size**
Ket Status 1 Personality Traits
(PT) --> Entrepreneurial Intention (EI)
0,367 0,019 0.175 0.277 Signifikan H1 diterima 2 Personality Traits
(PT) --> Self Efficacy (SE)
0,790 < 0,01 0.060 0.624 Signifikan H2 diterima 3 Self Efficacy (SE) -->
Entrepreneurial Intention (EI)
0,487 < 0,01 0.177 0.379 Signifikan H3 diterima 4 Personality Traits (PT) --> Self
Efficacy (SE) --> Entrepreneurial Intention (EI)
0,385 < 0,01 0,151 0,290 Signifikan H4 diterima
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
* adalah nilai standard error, bila nilai kecil menunjukkan model signifikan dan tidak terdapat problem collinearity.
** adalah nilai effect size menunjukkan besar sumbangan dan signifikansi variabel eksogen untuk menjelaskan
29 variasi variabel endogen, bila: > 0.02; > 0.15; dan > 0.35 menunjukkan kategori kecil; menengah; dan besar.
Estimasi model struktural penelitian dengan menampilkan koefisien jalur dan nilai p untuk mengevaluasi besarnya variable eksogen memprediksi variabel endogen seperti yang disampaikan pada tabel diatas. Untuk prediksi personality traits terhadap entrepreneurial intention dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,367 dengan tingkat signifikan sebesar 0,019 menunjukkan bahwa personality traits karyawan hotel berbintang di Bali mampu memprediksi entrepreneurial intention secara signifikan, dan nilai effect size 0,277 berarti kontribusi personality traits terhadap entrepreneurial intention kategorinya menengah. Self efficacy karyawan hotel berbintang di Bali juga dipengaruhi oleh personality traits dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,790 dan tingkat signifikansi kurang dari 0.01, dan nilai effect size 0,624 berarti kontribusi personality traits terhadap self efficacy kategorinya besar.
Selanjutnya self efficacy mampu memprediksi entrepreneurial intention karyawan hoel berbintang di Bali dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,487 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0.01, dan nilai effect size 0,624 berarti kontribusi self efficacy terhadap entrepreneurial intention kategorinya besar. Dan pengaruh tidak langsung personality traits terhadap entrepreneurial intention melalui self efficacy dengan koefisien jalur sebesar 0,385 dan tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,01, dan nilai effect size 0,277 berarti kontribusi personality traits terhadap entrepreneurial intention melalui self efficacy termasuk kategorinya menengah. Itu artinya bahwa self efficacy mampu memediasi prediksi personality traits terhadap entrepreneurial intention karyawan hotel berbintang di Bali.
Hasil estimasi evaluasi model penelitian juga menyampaikan informasi nilai R- square, Adjusted R-square dan Q-square untuk mengetahuan besarnya prediksi variabel eksogen terhadap variasi variabel endogen pada model penelitian, seperti pada tabel berikut:
Tabel Estimasi Kriteria R-square, Adjusted R-square dan Q-square Model Penelitian
No Kriteria Self Efficacy (SE) Entrepreneurial
Intention (EI)
1 R-square* 0.656 0.624
2 Adjusted R-square** 0.650 0.621
3 Q-square*** 0.654 0.620
Sumber: Data Primer Diolah, 2018
* R-square, bila nilainya: > 0.70; > 0.45; dan > 0.25 menunjukkan kategori besar; menengah; dan kecil.
** Adjusted R-square, bila nilainya: > 0.70; > 0.45; dan > 0.25 menunjukkan kategori besar; menengah; dan kecil.
*** Q-square, bila nilainya: Q2 > 0 menunjukkan model mempunyai predictive relevance, dan jika Q2 < 0 menunjukkan bahwa model kurang memiliki predictive relevance.
30 Untuk estimasi besarnya prediksi varibel personality traits (PT) dan self efficacy (SE) terhadap variabel entrepreneurial intention (EI) dapat dilihat dari nilai R-square sebesar 0,624 atau dibulatkan menjadi 0,62. Artinya bahwa entrepreneurial intention (EI) diprediksi oleh variabel personality traits (PT) dan self efficacy (SE) sebesar 62%, dan termasuk kategori pengaruh sedang (medium), sedangkan sisanya 38% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diuji dalam penelitian ini. Sedangkan estimasi dari nilai Adjusted R-square, menunjukkan bahwa personality traits (PT) dan self efficacy (SE) memprediksi entrepreneurial intention (EI) sebesar 0,621 dibulatkan menjadi 0,62, artinya entrepreneurial intention (EI) dipengaruhi oleh variabel personality traits (PT) dan self efficacy (SE) sebesar 62%, dan termasuk kategori pengaruh sedang (medium), sedangkan sisanya 38% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diujikan dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk estimasi besarnya prediksi personality traits (PT) terhadap variabel self efficacy (SE) dapat dilihat dari nilai R-square sebesar 0,656 atau dibulatkan menjadi 0,66.
Artinya bahwa self efficacy (SE) dikontribusi oleh variabel personality traits (PT) sebesar 66%, dan termasuk kategori pengaruh sedang (medium), sedangkan sisanya 34% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diujikan dalam penelitian ini. Sedangkan estimasi dari nilai Adjusted R-square, menunjukkan bahwa personality traits (PT) memprediksi self efficacy (SE) sebesar 0,650 atau dibulatkan menjadi 0,65, artinya self efficacy (SE) diprediksi oleh variabel personality traits (PT) sebesar 65%, dimana pengaruh ini termasuk kategori sedang (medium), sedangkan sisanya 35% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam pengujian ini. Estimasi evaluasi nilai Q-square dalam penelitian ini untuk variabel self efficacy (SE) dan entrepreneurial intention (EI) sebesar 0,654 dan 0,620. Sehingga variabel self efficacy (SE) dan entrepreneurial intention (EI) dalam penelitian ini telah memenuhi kriteria sebagai variabel yang memiliki predictive relevance.
Berikut analisis untuk mengetahui peran variabel self efficacy (SE) sebagai variabel mediasi penuh, parsial atau tidak memiliki peran memediasi personality traits (PT) dan entrepreneurial intention (EI). Koefisien jalur hubungan personality traits (PT) dan entrepreneurial intention (EI) secara langsung, sebelum self efficacy memediasi hubungan keduanya, dapat dilihat pada gambar dibawah:
31 GAMBAR: Pengaruh Langsung Personality Traits (PT) dan Entrepreneurial Intention
(EI)
Perhitungan variabel mediasi self efficacy (SE) pada prediksi personality traits (PT) dan entrepreneurial intention (EI) dengan menggunakan VAF (Variance Accounted For) yaitu ukuran seberapa besar variabel pemediasi mampu menyerap pengaruh langsung yang sebelumnya signifikan dari model tanpa pemediasi.
Tabel Perhitungan Variabel Mediasi dengan Variance Accounted For (VAF)
No Kategori Hubungan Variabel Nilai
1 Pengaruh Tidak Langsung (PTL)
Personality Traits (PT) → Self Efficacy (SE)
0,790 Self Efficacy (SE) →
Entrepreneurial Intention (EI)
0,487
Jumlah (PTL) ( PT ---> SE) x (SE ---> EI) 0,790 x 0,487 0,385 2 Pengaruh
Langsung
Personality Traits (PT) → Entrepreneurial Intention (EI)
0,753 3 Total Pengaruh (Tidak Langsung + Langsung) 0,385 + 0,753 1,138 4 Nilai VAF* (Pengaruh Tidak Langsung : Total
Pengaruh)
0,385 / 1.138 0,338 Sumber: Data Primer Diolah, 2018
Kriteria VAF, jika:
1. Nilai VAF di atas 80% maka menunjukkan peran sebagai pemediasi penuh (full mediation).
2. Nilai VAF bernilai diantara 20% - 80%, maka dapat dikategorikan sebagai pemediasi parsial.
3. Nilai VAF kurang dari 20% peneliti dapat menyimpulkan bahwa hampir tidak ada efek mediasi.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai VAF untuk perhitungan variabel mediasi self efficacy memiliki nilai sebesar 0,338 yaitu berada diantara 20% - 80% berarti peran variabel self efficacy dikategorikan sebagai pemediasi parsial dalam penelitian ini.
PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis 1: Personality Traits berpengaruh positif terhadap Entrepreneurial Intention
Hasil pengujian hipotesis 1 memberikan gambaran bahwa personality traits karyawan hotel berbintang di Bali signifikan dapat mempengaruhi entrepreneurial intention (Luthans &
Peterson, 2002; Yan, 2010; Prabhu et al., 2012). Karyawan hotel berbintang di Bali yang berminat untuk menciptakan dan memulai usaha adalah karyawan yang suka dan mudah bergaul, selalu berinteraksi dengan rekan kerja, hal ini sesuai dengan temuan McCrae &
Costa (1997), Ng & Ahmad (2013), Lacap 2017. Entrepeneurial intention karyawan hotel berbintang di Bali dipicu pula oleh sifatnya sebagai individu yang lebih memilih untuk selalu
32 bekerjasama dalam menyelesaikan pekerjaan, selalu berfikiran positif terhadap setiap orang (Kerr et al., 2017; Woo, 2018). Begitupula dengan penelitian yang dilakukan Ullah et al.
(2013) dan Chung (2017) menunjukkan bahwa bila karyawan hotel berbintang di Bali memiliki tanggungjawab dalam bekerja, tekun dan teratur serta sistematis dalam mengerjakan tugas dan pekerjaannya akan memiliki minat lebih besar untuk membuka sebuah usaha yang diinginkan. Sedangkan karyawan hotel berbintang di Bali yang berminat membuka usaha harus memiliki kepribadian emotional stability yaitu kepribadian dimana karyawan memiliki sikap tenang, memiliki pendirian yang teguh dan selalu berpikir positif (Barrick & Ryan, 2003; Pillis & Reardon, 2007; Larsen & Buss, 2013). Selanjutnya karyawan hotel berbintang di Bali dengan kepribadian openness to experience cenderung tertarik akan perubahan- perubahan baru dan selalu berusaha mencoba sesuatu yang baru serta tantangan baru, sehingga membuka peluang untuk menciptakan dan membuka usaha baru (Feist & Feist, 2009; Robbins & Judge, 2013).
Pengujian Hipotesis 2: Personality Traits berpengaruh positif terhadap Self Efficacy Hasil pengujian hipotesis 2 mengindikasikan bahwa personality traits mampu meningkatkan self efficacy karyawan hotel berbintang di Bali secara signifikan. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh (Llewellyn & Wilson, 2003; Ambiel &
Noronha, 2016; Kerr et al., 2017) bahwa kepribadian karyawan secara konsisten ditunjukkan dengan saling beriteraksi antar sesama karyawan untuk mendiskusikan, bertukar fikiran tentang pekerjaan dan kemampuan dalam bekerja serta mengelola pekerjaan. Berbagai aspek perilaku karyawan yang mendorong untuk berbuat atau tidak berbuat (Goldberg, 1993; Landy
& Conte (2013). Personality traits merupakan daya penggerak yang menciptakan kegairahan karyawan agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upaya untuk mencapai kinerja (McCrae & Costa, 1997; Luthans & Peterson, 2002). Oleh sebab itu, personality traits merupakan semua kekuatan yang ada dalam diri karyawan hotel berbintang di Bali yang memberi daya, memberi arah, dan memelihara tingkah laku mereka (Ullah et al., 2013; Farrukh et al., 2017). Sehingga personality traits dapat membentuk perilaku individu sekaligus akan menguatkan kepercayaan diri dalam menciptakan kemampuan karyawan hotel berbintang di Bali. Kepercayaan diri dilandasi oleh kompetensi karyawan (Kerr et al., 2017; Chung, 2017), termasuk kemampuan membuat perencanaan usaha, kemampuan dalam merancang strategi usahanya, kemampuan dalam mempertahankan usaha dari persaingan yang ada di kemudian hari (Yan, 2010; Woo, 2018). Sehingga secara signifikan dalam penelitian ini sifat dan karakteristik individu yang melekat pada diri
33 karyawan sangat menentukan kemampuan karyawan hotel berbintang di Bali. Tumbuhnya kepercayaan diri dapat meningkatkan kemampuan karyawan dalam mencari informasi relevan dan memutuskan jenis usaha yang akan didirikan karyawan hotel berbintang di Bali.
Hal ini mengindikaskan kompetensi karyawan dalam merencanakan dan menarik karyawan baru, memperoleh pelanggan, mendapatkan akses modal usaha dari perbankan, menunjukkan kemampuan bersaing dengan usaha lain, mengikuti aturan usaha serta mengikuti perkembangan dan perubahan teknologi penunjang usaha (Llewellyn & Wilson, 2003;
Indrawati et al., 2015; Ambiel & Noronha, 2016; Kerr et al., 2017).
Pengujian Hipotesis 3: Self Efficacy berpengaruh positif terhadap Entrepreneurial Intention
Hasil pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa self efficacy karyawan hotel berintang di Bali secara signifikan mampu menciptakan entrepreneurial intention. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi pernyataan (Dinis et al., 2013; Nasip et al., 2017; Woo, 2018), yaitu keberhasilan melaksanakan pekerjaan dengan kemampuan yang dimiliki akan mendorong tumbuhnya keinginan dan minat karyawan untuk menciptakan dan membuka usaha sendiri bagi karyawan hotel berbintang di Bali. Karyawan yang mempunyai kemampuan kerja bisa terlihat dari dorongan dalam dirinya untuk berkinerja tinggi dan mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya untuk melaksanakan tugasnya (Brazeal et al., 2008; Ambiel & Noronha, 2016). Karyawan hotel berbintang di Bali tahu persis apa tugas yang harus dikerjakannya. Karyawan mencari situasi di mana mereka dapat mencapai tanggungjawab pribadi untuk menemukan pemecahan terhadap masalah-masalah yang dihadapi. Mereka terdorong dan memiliki keyakinan bahwa pekerjaan yang diberikan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (self-efficacy). Karyawan dalam bekerja berusaha menggunakan seluruh kemampuannya, keterampilan dan potensi yang optimal untuk mencapai kinerja yang baik (Drnovsek et al., 2010; Schjoedt & Craig, 2017; Nasip et al.
2017). Dorongan akan kinerja tinggi menunjukkan bahwa mereka membedakan diri mereka dari orang-orang lain dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan lebih baik (Krueger et al., 2000; Hidayah, 2017). Dorongan dalam diri karyawan ini merupakan realisasi dan keinginan untuk menciptakan dan membuka usahanya sendiri (entrepreneurial intention) (Liñán &
Chen, 2006; Liñán & Fayolle, 2015; Miranda et al., 2017).
Pengujian Hipotesis 4: Self Efficacy Memediasi Pengaruh Personality Traits (PT) Terhadap Entrepreneurial Intention
34 Hasil pengujian hipotesis 4 memperlihatkan bahwa self efficacy karyawan hotel berbintang di Bali dapat memediasi secara parsial dan signifikan dampak personality traits terhadap entrepreneurial intention. Penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan (Llewellyn & Wilson, 2003; Kerr et al., 2017; Chung, 2017) yaitu karyawan menggunakan kemampuan, pengetahuan, watak dan ciri, emosi, suasana hati, keyakinan dan nilai-nilai dalam pekerjaan (Pajares, 2002). Kemampuan dan pengetahuan karyawan menunjukkan bagaimana cara karyawan menyelesaikan tugas yang rumit, dan membantu mereka mempertahankan self-efficacy yang tinggi (Ghufron & Risnawati, 2014; Park, 2017; Nasip et al., 2017). Dimana self efficacy merupakan kapasitas untuk menjalankan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan, menunjukan ciri luas dan karakteristik tanggung jawab yang stabil pada tingkat kinerja yang maksimal dari karyawan hotel berbintang di Bali, sebagai dampak dari karakteristik kepribadian yang dipunyai karyawan, dan karakteristik ini akan dibawa oleh karyawan manakala akan memasuki sesuatu lingkungan baru, yakni usaha yang akan didirikannya (Chen & He, 2011; Popescu et al., 2016; Vuorio et al., 2017; Bellò et al., 2017;
Farrukh et al., 2017; Woo, 2018).