• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Terdahulu

Dalam dokumen reformulasi pertanggungjawaban pidana anak (Halaman 34-41)

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Penelitian Terdahulu

24

Dalam Tesis yang ditulis oleh Insan Kamil, Pertanggungjawaban pidana anak dikupas secara mendalam dari segi normatif Hukum Pidana Nasional yang didapatkan berdasarkan analisis beragam literatur untuk membangun pondasi argumen terhadap kebijakan formulasi mengenai pertanggungjawaban anak. Berfokus pada minimum umur yang difokuskan dalam kebijakan formulasi oleh peneliti Insan Kamil, ia menggunakan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 sebagai patokan perumusan kebijakan formulasi.

Secara umum, penelitian ini membahas mengenai Petanggungjawaban Pidana Anak dalam sudut pandang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Selain itu, penelitian ini membahas mengenai Diversi sebagai jalan pertama dalam penyelesaian hukum bagi ABH. Penjelasan mengenai pertanggungjawaban menurut UU No. 11/2012 tersebut menjadi landasan bagi peneliti tersebut untuk merumuskan rancangan reformulasi terkait pertanggungjawaban pidana anak yang berkonflik hukum pada masa depan.

Diambilnya Tesis Insan Kamil sebagai salah satu penelitian terdahulu oleh peneliti didasarkan adanya pembahasan secara kritis terhadap UU No.

11/2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang pada penelitian ini menjadi fokus perumusan rekomendasi reformulasi dalam beberapa pasalnya.

Dalam studi kepustakaan, peneliti dalam merumuskan suatu konsep membutuhkan pengetahuan terlebih dahulu dari beberapa penelitian terdahulu yang memiliki tema penelitian yang sama. Sehingga, Tesis oleh Insan Kamil dianggap peneliti tepat menjadi penelitian terdahulu dan salah satu acuan

dalam pembuatan skripsi. Adapun, persamaan dan perbedaan penelitian di dalam Tesis Insan Kamil dan penelitian oleh peneliti ialah,

Persamaan dari penelitian ini ialah Pertanggungjawaban pidana anak dikupas secara mendalam dari segi normatif Hukum Pidana Nasional, serta menggunakan beragam literatur sebagai pertimbangan dalam merumuskan dan menyarankan reformulasi terhadap kebijakan Pertanggungjawaban Pidana Anak. Perumusan reformulasi pada kebijakan di masa depan tersebut berangkat oleh realita pelaksanaan perlindungan hak anak sebagai pelaku dan penerus bangsa, salah satunya perihal minimum umur yang peneliti tesis anggap harus dikaji kembali beserta dengan sanksi pidananya.

Perbedaan penelitian di dalam tesis tersebut dengan penelitian yang diajukan dalam skripsi ini ialah, peneliti tesis berfokus kepada sudut pandang Hukum Pidana Nasional dan Pertanggungjawaban Pidana Anak yang berhadapan dengan hukum secara umum. Sementara peneliti dalam skripsi ini melakukan komparasi antara Hukum Pidana Nasional dan Hukum Pidana Islam mengenai Pertanggungjawaban Anak selaku pelaku, dan peneliti lebih fokus kepada pertanggungjawaban anak sebagai pelaku pembunuhan berencana.

Kedua, Tesis yang ditulis oleh Syaiful Asmi Hasibuan, Mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara pada tahun 2015.

Adapun Tesis tersebut berjudul, “Formulasi tentang Perlindungan Negara terhadap Anak yang Melakukan Kekerasan dalam Rumah Tangga (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan)”35

35 Syaiful Asmi Hasibuan, “Formulasi tentang Perlindungan Negara terhadap Anak yang Melakukan Kekerasan dalam Rumah Tangga (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Medan)” Tesis,

Tesis tersebut dilatar belakangi oleh keresahan Asmi terhadap peningkatan kejahatan yang dilakukan oleh anak, dan hukum yang melaksanakan sanksi negatif untuk menyelesaikan perkara tersebut. Menurut Asmi, anak yang melakukan kejahatan adalah tanggungjawab masyarakat yang telah lalai menjaga anak dalam lingkungan yang baik. Menurut Asmi, proses hukum selain membuktikan kesalahan juga harus mencari faktor pendorong anak dalam melakukan sebuah kejahatan. Sehingga, dapat dirumuskan upaya-upaya pencegahan peningkatan kejahatan oleh anak.

Menurut Asmi sampai pada Tesis dibuat penegakan hukum terhadap pelaku anak diwarnai kritikan masyarakat karena dinilai tidak sesuai dengan tata cara penanganan anak yang bermasalah dengan hukum. Demikian, Asmi menulis Tesis tersebut untuk memahami konsep perlindungan oleh negara terhadap hak anak sebagai pelaku tindak pidana dan melakukan rekomendasi atas formulasi perlindungan anak sebagai pelaku kejahatan.

Secara umum, penelitian ini membahas Mengenai formulasi hukum atas perlindungan anak sebagai pelaku tindak pidana, selain itu juga membahas mengenai kebijakan dan penerapan perlindungan negara atas anak sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga. Analisis dilakukan dengan pendekatan kasus dalam penilitian normatif, dimana Asmi mempelajari penerapan hukum dalam kasus-kasus yang berhubungan dengan perlindungan anak sebagai pelaku tindak pidana.

Menurut Asmi, terkait perlindungan ABH oleh negara masih secara abstrak atau perlindungan yang tidak langsung, dimana hal ini akan sangat

Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2015.

berpengaruh terhadap perlindungan anak di hadapan hukum. Mengenai kebijakan criminal terhadap anak pelaku kekerasan dalam rumah tangga, perlu adanya perhatian terhadap kebijakan penal yang melingkupi perlindungan anak sebagai pelaku dalam proses penegakan hukum. Menurut Asmi, perlindungan oleh negara terhadap anak sebagai pelaku kekerasan dalam rumah tangga diperlukan adanya penyelarasan dan perhatian mengenai faktor timbulnya kejahatan dari berbagai aspek, sehingga dapat memunculkan upaya hukum yang berkeadilan, baik bagi korban maupun pelaku.

Adapun persamaan Tesis oleh Asmi dan penelitian saat ini ialah mengambil sudut pandang perlindungan dengan mempertimbangkan faktor pendorong kejahatan dari berbagai aspek. Menurut Peneliti, sanksi yang dijatuhkan pada anak sebagai pelaku pembunuhan berencana harus diselaraskan dengan alasan pembuatan pidana oleh anak. Sementara, perbedaan dengan penelitian saat ini ialah, Tesis oleh Asmi khusus membahas mengenai kejahatan kekerasan dalam rumah tangga oleh anak sementara peneliti khusus membahas pembunuhan berencana oleh anak. Selain itu, prioritas penelitian oleh Asmi ialah penyelarasan formulasi kebijakan perlindungan terhadap ABH, sementara penelitian saat ini ialah reformulasi kebijakan pertanggungjawaban anak sebagai pelaku tindak pembunuhan berencana.

Alasan diambilnya tesis tersebut sebagai penelitian terdahulu ialah adanya pembahasan kritis terhadap perlindungan anak berdasarkan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang diselaraskan secara normatif dalam penegakan hukum bagi anak sebagai pelaku tindak

pidana. Pertimbangan berbagai aspek dalam penjatuhan pidana, menjadi dasar bagi Peneliti saat ini untuk merumuskan reformulasi kebijakan pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku tindak pembunuhan berencana.

Ketiga, Skripsi yang ditulis oleh Nur Amalia, Mahasiswa Program Sarjana Fakultas Hukum Universitas Medan Area pada tahun 2018. Adapun skripsi tersebut berjudul, “Pertanggungjawaban Pidana terhadap Pelaku Pembunuhan Berencana yang Dilakukan oleh Anak (Studi Putusan Nomor 46/Pid.Sus-Anak.2016/PN MDN)

Skripsi tersebut dilatarbelakangi oleh urgensi perlindungan terhadap anak utamanya yang berhadapan dengan hukum. Meskipun demikian, Amalia dalam latar belakang skripsinya menyatakan kesalahan yang dilakukan oleh anak tetaplah harus dipertanggungjawabkan, dengan tetap memperhatikan hak-haknya sebagai anak. Nyatanya, menurut Amalia penegakan hukum terhadap anak masih mendudukkan anak sebagai objek yang berimbas pada penegakan yang merugikan anak. Sehingga dengan adanya UU SPPA terdapat kemajuan dalan penyelesaian anak yang berhadapan dengan hukum utamanya bagi anak sebagai pelaku pembunuhan berencana, agar selain dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya juga mendapatkan perlindungan dari efek negatif proses peradilan.

Secara umum, pada skripsi tersebut, peneliti membahas mengenai pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku pembunuhan berencana berdasarkan studi putusan Nomor 46/Pid.Sus-Anak.2016/PN MDN. Penelitian ini merupakan penelitian normatif melalui peraturan perundang-undangan

terhadap pertanggungjawaban pidana anak selaku pembunuhan berencana, khususnya dalam putusan Nomor 46/Pid.Sus-Anak.2016/PN MDN. Penelitian ini berfokus pada perspektif Hukum Pidana Nasional sebagai landasan hukum dalam menentukan pertanggungjawaban anak selaku terdakwa di dalam putusan yang dikaji oleh peneliti.

Hipotesis yang diajukan oleh Amalia dalam skripsinya terdiri atas tiga poin yakni mengenai pertanggungjawaban pelaku pembunuhan berencana yang sesuai dengan Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 Ayat 1 KUHP, bahwa faktor munculnya tendensi untuk melakukan pembunuhan berencana oleh anak berasal dari diri sendiri dan terpengaruh faktor eksternal, dan anak sebagai pelaku pembunuhan berencana mendapatkan perlindungan sesuai dengan Undang-Undang Perlindungan Anak.

Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian di dalam skripsi ini ialah membahas mengenai pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku pembunuhan berencana. Selain itu, persamaan peneliti sebelumnya dengan peneliti dalam skripsi ini juga menggunakan perspektif Hukum Pidana Nasional dalam memahami pertanggungjawaban pidana anak khususnya bagi anak pelaku pembunuhan berencana.

Adapun perbedaan peneliti di dalam skripsi tersebut, ialah pada penelitian sebelumnya hanya berfokus pada pemahaman pertanggungjawaban pidana anak pelaku pembunuhan berencana dari sudut pandang Hukum Pidana Nasional, sementara sebagai mahasiswa program studi Hukum Pidana Islam, peneliti dalam skripsi ini berfokus pada komparasi pertanggungjawaban pidana anak pelaku pembunuhan berencana perspektif Hukum Pidana

Nasional dan Hukum Pidana Islam. Selain itu, penelitian sebelumnya mengupas studi putusan dalam pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku pembunuhan berencana, sementara pada skripsi ini, peneliti membahas konsep pertanggungjawaban dan menggunakan studi literatur untuk merumuskan reformulasi kebijakan pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku pembunuhan berencana di masa mendatang berdasarkan kajian Hukum Pidana Nasional dan Hukum Pidana Islam.36

Diambilnya skripsi oleh Nur Amalia sebagai salah satu penelitian terdahulu ialah kesamaan focus penelitian yakni mengenai pertanggungjawaban anak sebagai pelaku pembunuhan berencana, meskipun pada skripsi yang ditulis oleh Nur Amalia berfokus kepada analisis putusan terkait. Skripsi oleh Nur Amalia dapat menjadi salah satu referensi yang sangat terkait dengan penyelesaian penelitiaan saat ini, dikarenakan sama- sama menyangkut pertanggungjawaban anak sebagai pelaku pembunuhan berencana. Demikian, dapat menjadi salah satu acuan dalam merekomendasikan reformulasi terhadap regulasi mengenai pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku pembunuhan berencana.

Dalam dokumen reformulasi pertanggungjawaban pidana anak (Halaman 34-41)