• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Pendekatan SPK (II)

PERTEMUAN 4 DECISION SUPPORT SYSTEM (DSS) DAN EXPERT

5.1 Pengembangan Pendekatan SPK (II)

Pengembangan Pendekatan Sistem Penunjang Keputusan (SPK) II membutuhkan pendekatan yang unik. Terdapat 3 (tiga) pendekatan dalam pengembangan SPK :

1. Analisa Sistem

Pendekatan yang umum ROMC ( Representations, Operations, Memory aids, Control Mechanism ) memiliki komponen sebagai berikut :

a. Representasi (Gambar / Grafik / Bagan / Angka dsb) b. Operasi (Operasi Analisis & Manipulasi)

c. Bantuan Memori (Database)

d. Mekanisme Kontrol (Menu / Fungsi, Pesan Kesalahan, Perintah Bantu, dsb) 2. Perancangan Iteratif

Rancangan SPK harus memungkinkan untuk mengubahnya secara cepat dan mudah. Partisipasi pihak pemakai sangat berperan.

3. Sistem Adaptif

SPK merupakan sistem adaptif yang terdiri dari ketiga tingkatan teknologi, dioperasikan oleh semua peran dengan teknologi yang disesuaikan dengan perubahan waktu. Pendekatan ini menekankan pada perancangan komponen SPK yang dapat dikonfigurasikan ulang setiap kali ada perubahan pada lingkungan yang ada.

A. Komponen Teknologi

Untuk merancang komponen teknologi untuk membangun SPK yang efektif adalah merancang kapabilitas perangkat keras dan perangkat lunak bagi mamajemen dialog, pendekatan alternatif struktur data berdasarkan fungsi manajemen data serta merancang model analisis dalam pengambilan keputusan yang digunakan SPK.

B. Manajemen Dialog dalam SPK ada 5 : 1. Dialog Tanya jawab

2. Dialog Perintah 3. Dialog Menu

4. Dialog Form Masukan / Keluaran

5. Dialog Masukan dalam Konteks keluaran

C. Software Pendukung manajemen Dialog : 4 1. Paket Subroutine

2. Bahasa Pemrograman dengan Kontruksi Tingkat Tinggi 3. Bahasa Definisi data

4. Komponen Dialog Pembangkit SPK

D. Manajemen Database : 2 1. Sistem Manajemen Database 2. Model Data

a. Kumpulan Struktur Data b. Kumpulan Operasi

c. Kumpulan Aturan / Kendala

Pendekatan Ekstraksi Data, Merupakan teknik untuk menghubungkan berbagai database sumber dengan database SPK.

Manajemen Model, Memberikan kemampuan pengambilan keputusan untuk menganalisa masalah secara penuh melalui pengembangan dan perbandingan alternatif keputusan. Beberapa kapabilitas yang dibutuhkan pemodelan dalam SPK :

1. Interface 2. Control 3. Flexybilities 4. Feedback

Basis Model terdiri dari model permanen, model khusus, model untuk mendukung keputusan strategis, taktis dan model pendukung pendekatan analisis.

Pengembangan Arsitektur SPK, Fungsi diperlukan SPK adalah dialog, database dan pemodelan. Integrasi komponen SPK secara efektif adalah penting ditinjau dari segi penggunaan, biaya, performance, kemampuan beradaptasi dan kendalanya.

Arsitektur Jaringan, Merupakan pendekatan integrasi yang paling adaptif.

Tujuan utamanya memungkinkan komponen dialog dan pemodelan yang berbeda untuk membagi data dan memudahkan penambahan komponen baru.

Arsitektur Jambatan, Untuk mengurangi jumlah komponen interface yang dibutuhkan oleh jaringan SPK tetapi tetap mempertahankan kemampuan mengintegrasikan komponen baru, arsitektur ini menyediakan interface pemersatu.

Arsitektur ini menyediakan sebuah atau sekumpulan interface standar untuk mengintegrasikan komponen lokal atau komponen terbagi.

Arsitektur Berlapis, Arsitektur ini mencoba mengintegrasikan komponen SPK menggunakan komponen dialog dan database tunggal dengan berbagai macam komponen pemodelan. Disini juga harus ada standar dan interface kontrol.

Arsitektur Menara, Arsitektur ini mencoba menyediakan komponen yang bersifat moduler dan fleksibel untuk mendukung bermacam peralatan perangkat keras dan sumber data. Perbedaannya dengan arsitektur jaringan adalah arsitektur ini dirancang untuk lingkungan operasi tunggal pada setiap tingkatan menara.

Contoh pengembangan Pendekatan SPK, Strategi Pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM). Pengembangan industri Nanas Kaleng mempertimbangkan berbagai aspek produksi, pemasaran, ekonomi (finansial), sosial dan lingkungan dimana industri tersebut akan dikembangkan. Pengembangan industri Nanas Kaleng yang termasuk dalam kelompok Industri Kecil Menengah (IKM) bergantung pula pada arah, strategi dan kebijakan pemerintah pusat dan daerah terhadap pengembangan IKM tersebut. Berikut gambaran input dan output dari pengembangan IKM.

Sistem pakar (Expert System) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli, dan sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli (Kusumadewi, 2003:109). Pakar yang imaksu disini adalah orang yang mempunyai keahlian khusus yang dapat menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan orang awam. Contohnya dokter, mekanik, psikolog, dan lain-lain.

Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960, sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose Problem Solver (GPS ) yang dikembangkan oleh newel dan Simon ( Turban, 1995 ).

Sistem pakar (Expert System) sendiri merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasehat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah dibidang-bidang spesialis tertentu seperti sains, perekayasaan, matematika, kedokteran, pendidikan dan sebagaianya. Sistem pakar merupakan subset dari Artificial Intelegence (Arhami, 2005).

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan masalah yang dimaksud ( Lestari, 2012 ), seperti :

1. Interpretasi : membuat kesimpulan atau deskripsi dari sekumpulan data mentah.

Pengambailan keputusan dari hasil observasi, termasuk pengenalan ucapan, analisis citra, interpretasi sinyal, dll.

2. Prediksi : memproyeksikan akibat – akibat yang dimungkinkan dari situasi-situasi tertentu. Contoh : prediksi demografi, prediksi ekonomi, dll.

3. Diagnosis : menentukan sebab malfungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati diagnosis medis, elektronis, mekanis, dll.

4. Perancangan (Design) : menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok ddengan tujuan-tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala- kendala tertentu. Contoh : perancangan layout sirkuit, bangunan.

5. Perencanaan : merencanakan serangkaian tindakan yang akan dapat mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu. Contoh : perencanaan keuangan, militer, dll.

6. Monitoring : membandingkan hasil pengamatan dengan kondisi yang diharapkan.

Contoh: komputer aided monitoring system.

7. Debugging : menentukan dan menginterpretasikan cara-cara untuk mengatasi malfungsi. Contoh : memberikan resep obat terhadap kegagalan.

8. Intruksi : mendeteksi dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek, contoh : melakukan intruksi untuk diagnosis dan debugging.

9. Kontrol : mengatur tingkah laku suatu environment yang kompleks, contoh : melakukan kontrol terhadap interpretasi, prediksi, perbaikan dan monitoring kelakuan sistem.

Dokumen terkait