• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian dan Landasan Pembelajaran Tematik

Dalam dokumen PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SLB (Halaman 84-88)

BAB III PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SLB

H. Pengertian dan Landasan Pembelajaran Tematik

Pada kesempatan kali ini, saya akan share mengenai pengertian dan landasan pembelajaran tematik yang sekarang sedang digalakkan dalam dunia pendidikan di negeri ini. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan pembelajaran bagi anak kelas awal SLB sebaiknya dilakukan dengan pembelajaran tematik.

Apa itu pembelajaran tematik? Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadar- minta, 1983). Dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan, di antaranya seperti berikut.

a. Siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu.

b. Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kom- petensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama.

c. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan.

d. Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa.

e. Siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disaji- kan dalam konteks tema yang jelas.

f. Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajaran sekaligus mempelajari mata pelajaran lain.

g. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkaan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga per- temuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remedial, pe- mantapan, atau pengayaan.

Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pem- bicaraan (Poerwadarminta, 1983), dengan tema diharapkan akan memberikan banyak keuntungan di antaranya: siswa mudah memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu, siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan

berbagai kompetensi dasar antar mata pelajaran dalam tema yang sama, pe- mahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan, kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengkaitkan mata pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa, siswa mampu lebih merasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

Siswa mampu lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu mata pelajar- an sekaligus mempelajari mata pelajaran lain; guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara tematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, waktu selebihnya dapat digunakan untuk kegiatan remidial, pemantapan, atau pengayaan.

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang ber- dasarkan tema-tema tertentu. Dalam pembahasannya tema itu ditinjau dari ber- bagai mata pelajaran. Sebagai contoh tema “Air” dapat ditinjau dari mata pelajaran fisika, biologi, kimia, dan matematika. Lebih luas lagi, tema itu dapat ditinjau dari bidang studi lain seperti IPS, bahasa, dan seni.

Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak kepada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan. Pembelajaran tematik adalah pem- belajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, kegiatan pembelajaran anak kelas awal SLB sebaiknya dilakukan dengan pem-belajaran tematik.

Pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran terma-suk salah satu tipe/jenis dari pada model terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Ujang Sukandi (2003), pembelajaran tematik memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa, dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

Pengajaran tematik perlu memilih beberapa mata pelajaran yang mungkin dan saling terkait. Begitu juga pengajaran tematik pada dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan cara ini dapat dilakukan dengan mengajarkan beberapa materi pelajaran disajikan tiap pertemuan.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat mem- peroleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri ber- bagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). Oleh karena itu, guru perlu menge- mas atau merancang pengalaman belajar yang akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konsep- tual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memper- oleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembe- lajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan (holistik).

Beberapa ciri khas dari pembelajaran tematik antara lain: (1) pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar; (2) kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pem- belajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; (3) kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama; (4) membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa; (5) me- nyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan (6) mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagas- an orang lain.

Dengan pelaksanaan pembelajaran dengan memanfaatkan tema ini, akan diperoleh beberapa manfaat yaitu: (1) dengan menggabungkan beberapa kom- petensi dasar dan indikator serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan; (2) siswa mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajar- an lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir; (3) pembelajaran menjadi utuh sehingga siswa akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah; dan (4) dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan konsep akan semakin baik dan meningkat.

Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam ber- bagai tema. Pengin-tegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik ter- padu, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Konsep model pembel-ajaran tematik yang dipelajari di Indonesia adalah konsep pem- belajaran terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty (1990).

I. Keterbatasan Pembelajaran Tematik

Selain kelebihan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki keter- batasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksana- an evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran secara langsung saja (Indrawati, 2009). Sementara Puskur Balitbang Diknas (2002), mengidentifikasi Beberapa Ke- terbatasan Pembelajaran Tematik (jika digunakan di SLB), antara lain dapat ditinjau dari beberapa aspek sebagai berikut.

1. Aspek Guru. Guru harus berwawasan luas, memiliki kreatifitas tinggi, kete- rampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak berfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajar- an tematik akan sulit terwujud

2. Aspek Peserta Didik. Pembelajaran tematik menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif "baik", baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena model pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan asosiatif (menghubung- hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan meng- hubungkan). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajar- an tematik ini sangat sulit dilaksanakan.

3. Aspek Sarana dan Sumber Pembelajaran. Pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini akan menunjang, memperkaya dan

mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak dipenuhi, maka penerapan pembelajaran ini akan terhambat.

4. Aspek Kurikulum. Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ke- tuntasan pemahaman peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampai- an materi). Guru perlu diberi kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, dan penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.

5. Aspek Penilaian. Pembelajaran tematik membutuhkan cara penilaian yang me- nyeluruh (komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.

6. Aspek Suasana Pembelajaran. Pembelajaran tematik berkecenderungan meng- utamakansalahsatubidangkajiandan"tenggelamnya"bidangkajianlain. Dengan lain kata, pada saat mengajar sebuah tema, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.

J. Langkah-langkah dan Prinsip Pembelajaran Tematik

Dalam dokumen PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK SISWA SLB (Halaman 84-88)