• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Label Halal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C. Label Halal

3. Pengertian Label Halal

Indonesia sendiri memiliki lembaga khusus dalam hal memberikan label halal pada makanan, obat-obatan, dan kosmetik, melalui proses sertifikasi yang dilakukan oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia). LPPOM MUI

26Mashudi, Konstruksi Hukum & Respons Masyarakat terhadap Sertifikasi Produk Halal,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 112.

27 Ibid, h.114

memiliki visi menjadi lembaga sertifikasi halal terpercaya di Indonesia dan dunia untuk memberikan ketenteraman bagi umat Islam serta menjadi pusat halal dunia yang memberikan informasi, solusi dan standar halal yang diakui secara nasional dan internasional.

Melalui lama resmi LPPOM MUI, menjelaskan bahwa sertifikat halal MUI merupakan fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Sertifikat halal MUI ini meruapakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada kemasan produk pangan, obat-obatan, kosmetika, dan produk lainnya bertujuan untuk memberikan kepastian resmi status kehalalan, sehingga dapat menentramkan batin konsumen dalam mengkonsumsinya.

Kesinambungan proses produksi halal dijamin oleh produsen dengan cara menerapkan sistem jaminan halal.28

Adapun di bawah gambar logo halal resmi dari MUI yang terdapat pada kemasan produk Wardah adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1 logo Halal resmi MUI

Sumber : www.halalmui.org

28LPPOM MUI, “Sertifikat Halal MUI”, artikel diakses pada 06 Januari 2017 pukul 21:50 WIB dari http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/55/1360/page/1

Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan. Label dimaksud tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau rusak, serta, terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah dilihat dan dibaca. Sertifikat Halal merupakan surat keterangan yang dikeluarkan oleh MUI Pusat atau Provinsi tentang halalnya suatu produk makanan, minuman, obat-obatan dan kosmetika yang diproduksi oleh perusahaan setelah diteliti dan dinyatakan halal oleh LPPOM MUI. Pemegang otoritas menerbitkan sertifikasi halal adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang secara teknis ditangani oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika (LPPOM).29

Apabila suatu produk sudah memiliki sertifikasi halal resmi dari LPPOM MUI dengan nomor registrasi yang diberikan oleh LPPOM MUI maka produk tersebut dinyatakan sebagai produk halal. Begitu pula dengan BPOM yang juga melakukan pengkajian terhadap keamanan bagi produk dan mengeluarkan Surat Izin. Sehingga secara sederhana Surat Izin dari BPOM ini dapat menyatakan bahwa produk kita aman untuk di konsumsi (Thoyiban), sedangkan sertifikat LPPOM MUI ini menyatakan jaminan kehalalan Produk (Halalan). Jadi jika suatu Produk sudah lolos dari BPOM

29Mashudi, Konstruksi Hukum & Respons Masyarakat terhadap Sertifikasi Produk Halal,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 112.

dan LPPOM, berarti produk tersebut sudah Halalan Thoyiban.30

Bagi konsumen, sertifikat halal memiliki beberapa fungsi, yang uraikan sebagai berikut :31

a) Terlindungnya konsumen muslim dari mengonsumsi pangan, obat- obatan, kosmetika yang tidak halal

b) Secara kejiwaan perasaan hati dan batin konsumen akan tenang

c) Mempertahankan jiwa dan raga dari keterpurukan akibat produk haram d) Sertifikasi halal memberikan kepastian perlindungan hukum pada

konsumen.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa label halal adalah pencantuman suatu cap, identitas, atau etiket yang memberikan informasi sekaligus memberikan perlindungan secara hukum kepada konsumen atas kehalalan suatu produk secara resmi oleh badan yang berwewenang dalam memberikan fatwa halal atas suatu produk.

D. Landasan Syariah

Prinsip pertama yang ditetapkan Islam adalah bahwa pada asalnya segala sesuatu yang diciptakan Allah itu halal dan mubah, tidak ada yang haram, kecuali jika ada nash (dalil) yang shahih (tidak cacat periwayatannya) dan sharih (jelas maknanya) yang mengharamkan. Para ulama, dalam

30Seputar Halal, “Apakah Berbeda antara LPPOM dan BPOM”, diakses pada 16 Juli 2017,18 WIB dari http://www.seputarhalal.com/apakah-berbeda-antara-lppom-dan-bpom/.

31Mashudi, op.cit, h. 115.

menetapkan segala sesuatu asalnya boleh, merujuk kepada al-Qur’an surat al- Baqarah ayat 29 sebagai berikut:

عأبَس ٍََُّّْٕسَف ِءٰٓاًََّس َل ِإ ٰٓ ََٖٕت أسٱ َّىُث ا ٗعًَِٛج ِض أزَ ألۡٱِٛفاَّي ىُكَهَقَهَخ ِ٘رَّنٱَُْٕ

ىِٛهَعٍء أَٙش ِّمُكِبََُْٕٔ ٖت َٔ َىَس

Terjemahan :

“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan dia maha mengetahui segala sesuatu”.(Q.S Al-Baqarah:29).32

Pada dasarnya semua produk yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, sayur-sayuran, buah-buahan, dan hewan adalah halal, kecuali yang beracun dan membahayakan nyawa manusia. Para ulama sepakat bahwa semua jenis produk yang ditetapkan al-Qur’an keharamannya adalah haram hukum memakannya, baik banyak maupun sedikit. Dasar hukumnya lainnya yaitu:

ٌَُُِٕي أؤُي ِِّب ىُتََأ ِٰٓ٘رَّنٱ َ َّللَّٱْإُقَّتٱَٔۚاٗبَِّٛﻁ ٗلٗ َهَح ُ َّللَّٱًُُكَقَشَزاًَِّيْإُهُكَٔ

٨٨

Terjemahan :

“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya.”(Al -Maidah: 88).

32Al-Qur’anul Karim, Ar Rasyid Abdurrahman, Halal Haram menurut Al-Qur‟an dan Hadist, Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2006

ْإُهُكَف اًَِّي ُىُكَقَشَز َُّللَّٱ

ٗلٗ َهَح ا ٗبَِّٛﻁ ْأُسُك أشٱَٔ

َتًَ أعَِ

َِّللَّٱ

ٌِإ أىُتُُك ُِاَِّٚإ

ٌَُٔدُب أعَت ١١١

Terjemahan :

“Makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”.

(An-Nahl: 114)

Dari ayat Al-Qur’an tersebut diatas, maka dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah hukumnya, yaitu harus halal. Halal sumber dan cara memperolehnya serta unsur materi dari makanan itu sendiri. Dan adanya keterkandungan nilai gizi, serta baik untuk kesehatan bila dikonsumsi atau tidak mengakibatkan efek samping yang merugikan. Adapun dalil hadist sebagai berikut:

ٍَْع ﰊ َأ ِدْبَع ا ِﷲ ا

ُن ـ اًَْعﱡ ٌِ

ِﺸَبٍِْب َز ﲑ

َِٙﺿ ا

َُعُﷲ ْـ اَقآًَُ

ل ُتْع ﲰ َز ا َل ُْٕس َّٗهَﺻِﷲ

ا َِّْٛهَعُﷲ َٔ

ٚىَّهَس َـ

ٌِإ :ُل ُْٕق َّا

َلٗ ﳊ ب َـ ل ٌِّ ﲔ

ٌِإَٔ

َّا

َس ﳊ ب َـ وا ٌِّ ﲔ ب َـ َٔ

ُ َـ ٛ ْـ آًَُ

ُأ

ُْٕي ٌز آَِبَتْﺸُي ٌت َـ َٚﻻ

ِٛﺜَكًٍََُُّٓهْع ْـ

ٍَِيٌس ا اَُّن

،ِس ًٍََِف ات ـ َٗقَّ

ا ُـ بﱡﺸن ِت آَ

ف َـ ْدَق ا بَتْس ْـ

َس َأ ُِِّْٚدِن

َٔ

ِِّﺿْسِع َٔ ،

ٍَْي َٔ

عَق ا ﰲ ُـ بﱡﺸن َٔ ِت آَ

عَق ا ﰲ

َس ﳊ

، ِوا

َّسناَك ا َـ ِٚٙع

َْٕحَٗعْس ا َل

ًَٚٗ ﳊ ُـ ُﻚِشْٕ

ٌَْأ

ٚ َـ

ِِّْٛفعَتْس َأ ،

ٌِإَٔ َﻻ

ٍﻚِهَيِّمُكِنَّ

ٗ ﲪ َأ

ٌِإَٔ َﻻ

َّ

ٗ ﲪ ا

ِﷲ ا ﳏ ِز ُُّي َأ

ٌِإَٔ َﻻ

َّ

ا ﰲ ًﺔَﻐْﻀُيِدَس ﳉ اَذِإ

ﺢَهَﺻْتَﺤَهَﺻ ا

ُّﱡهُكُدَس ﳉ اَذِإَٔ

َدَسَف ْت دَسَف ا ُّﱡهُكُدَس ﳉ َأ َٔ َﻻ َِْٙ

ا

ُﺐْهَقْن

Artinya :

“Dari Abu Abdullah Nu‟man bin Basyir r.a,”Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,„Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas.

Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka barang siapa yang takut terhadap syubhat, berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan danlarangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah hati ”(HR. Bukhari dan Muslim).33

Dari hadis diatas sekilas memang banyak orang yang memahami hadits ini dengan pandangan bahwa yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, lalu di tengah keduanya adalah hal yang syubhat. Siapa yang jatuh ke dalam syubhat, maka dia akan jatuh ke dalam yang haram.

E. Kerangka Pikir

Persepsi konsumen Muslim dapat didefinisikan sebagai proses yang dialami oleh seorang pemakai produksi terakhir dari benda atau jasa yang beragama Islam dalam memberi makna terhadap apa yang telah diketahui, lewat panca indera yang memberikan kesan bagi mereka untuk memberi makna bagi lingkungannya atau yang diteliti dalam hal ini adalah Label halal pada produk kosmetik wardah.

33Shahih al-Bukhari, kitab al Iman, Bab Man Istabra‟a li Dinihi, hadist no.52. juga terdapat dalam al Buyu’, hadist no. 2051

Gambar 2.2

Kerangka pemikiran Penelitian

G x

26

Kebutuhan Perempuan untuk tampil cantik

(konsumen Muslim)

Kosmetik

Wardah

Persepsi konsumen Label Halal

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta serta karakteristik suatu populasi atau bidang tertentu.34 Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei. Peneliti mendeskripsikan secara kuantitatif (angka-angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku, atau opini-opini dari suatu populasi tersebut.35 Penelitian ini mencoba untuk menganalisis serta medeskripsikan tentang persepsi konsumen muslim terhadap label halal pada produk kosmetik Wardah.

B. Lokasi Dan Objek penelitian

Penulis akan melakukan penelitian di Universitas Muhammadiyah Makassar, dan yang akan menjadi objek penelitian adalah mahasiswi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam. Adapun target waktu penelitian yaitu selama dua bulan.

34 Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.7

35Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2010), h.216

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.36 Variabel tunggal adalah variabel yang hanya mengungkapkan satu variabel untuk dideskripsikan unsur-unsur atau fator- faktor di dalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut.37 Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu persepsi konsumen muslim terhadap label halal pada kosmetik Wardah.

D. Definisi Operasional Variabel

Adapun pengertian tentang defenisi operasional variabel sebagai berikut:

a. Persepsi adalah proses yang dialami oleh individu tentang bagaimana proses yang dirasakan kemudian mempengaruhi dalam memberi makna terhadap apa yang telah diketahui, lewat panca indera yang memberikan kesan bagi mereka untuk memberi penafsiran.

b. Label halal adalah pencantuman suatu cap, identitas, atau etiket yang memberikan informasi sekaligus memberikan perlindungan secara hukum kepada konsumen atas kehalalan suatu produk secara resmi oleh badan yang berwewenang dalam memberikan fatwa halal atas suatu produk.

36 Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Penerbit Bineka Cipta, 2010), h.161

37 Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Perss), h.45

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian atau keseluruhan unit dari individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.38 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi aktif jurusan Hukum Ekonomi Syari’ah dan yang menjadi sampel penelitian adalah konsumen produk Wardah berjumlah 62 sampel.39

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi.40 Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Yang dimaksud

38Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), H. 74.

39Sumber: Otlet Wardah Kosmetik 2019

40Daulay Murni. Metode Penelitian Ekonomi (Medan: USU Press:2010), h. 76.

dengan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu.41

F. Sumber Data a. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari sumber pertama baik dari individu maupun perorangan dari hasil pengisian kuesioner.42 Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian yaitu di kampus Unismuh Makassar.

Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dengan lima alternatif jawaban yang telah disediakan oleh peneliti. Responden diminta untuk memilih salah satu jawaban dengan cara memberi tanda atau simbol ( ).

b. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau di kumpulkan dari sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh dari perpustakaan, jurnal ilmiah, buku, dokumen atau dari laporan- laporan peneliti yang terdahulu.

41Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013, H. 122

42Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian & Bisnis Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2015), H. 83.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipergunakan oleh peneliti dalam mendapatkan hasil riset yang berkualitas. Instrumen dalam penelitian ini adalah wawancara dan penyebaran angket (kuisioner). Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert, Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial..

Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur tersebut dengan instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini adalah dengan menggunakan skala likert lima skala jawaban. Jawaban responden berupa piihan dari lima alternative yang ada, yaitu:

Gambar 3.1 Skala Likert

1 STS : Sangat Tidak Setuju

2 TS : Tidak Setuju

3 KS : Kurang Setuju

4 S : Setuju

5 SS : Sangat Setuju

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang di pergunakan dalam proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit/kecil.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analisis sistem dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan atau tulisan, wasiat, buku, undang-undang, jurnal, majalah dan sebagainya yang enjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.

4. Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau pernyataan terbuka atau tertutup, dapat diberikan kepada responden secara lansung atau dikirim melalaui pos atau internet.

I. Teknik Analisis Data

Dalam upaya memberi jawaban atas tujuan penelitian maka data atau bahan yang penulis peroleh, kemudian diolah metode statistik mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

4. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan, kecermatan suatu instrumen penelitian. Untuk menentukan apakah layak atau tidak suatu item yang digunakan maka dilakukan uji signifikan, artinya di anggap valid apabila berkolerasi signifikan terhadap total atau jika penilaian langsung jika batas minimal korelasi (r) 0,30.

5. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sebera jauhsuatu instrumen memberikan hasil pengukuran yang konsisten, apabila pengukuran dilakukan berulang-ulang. Pengujian Conbach Alpha

digunakan untuk menguji tingkat keandalan (reliability) dari masing- masing variabel. Apabila nilai Conbach Alpha semakin mendekati 1 mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi pula konsistensi reliabilitasnya.

Menurut Ghozali bahwa reliable (handal) jika nilai Conbach Alpha lebih besar dari 0,60. Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh pernyataan dalam kuisioner adalah reliable (dapat diandalkan), sehingga layak untuk dilakukan pengujian selanjutnya.

6. Uji Frekuensi

Uji frekuensi merupakan suatu uraian atau ringkasan yang dapat dibuat dalam bentuk tabel suatu kelompok data yang menunjukkkan sebaran data observasi dalam beberapa kelas sehingga dapat membentuk suatu tabel frekuensi yang berisikan kategori-kategori tersebut.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PT. Paragon Technology And Inovation

PT. Paragon Technology And Inovation berdiri sejak 1985 dan telah mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practic).Dengan pengalaman lebih dari 32 tahun, paragon telah diakui sebagai salah satu perusahaan manufaktur kosmetik terbesar di Indonesia dan telah diperhitungkan dalam taraf internasional dalam menciptakan brand-brand unggulan seperti Wardah, Make Over, Emina, IX, dan Putri.

Sebagai perusahaan kosmetik asli indonesia dengan tingkat pertumbuhan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan industri pertahun, kini paragon telah memiliki lebih dari 7500 karyawan terbaik di bidangnya di seluruh Indonesia yang dipercayakan untuk memproduksi lebih dari 95 juta produk personal care dan make up setiap tahunnya.43 2. Visi dan Misi PT. Paragon Technology And Innovation

b. Visi

Menjadi perusahaan yang berkomitmen untuk memiliki pengelolaan terbaik dan berkembang terus menerus dengan bersama-sama

43 Paragon Technology And Innovation, “Home”, diakses pada 27 november 2017, pukul 22:24 dari https://www.paragon-innovation.com/

33

menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin melalui produk berkualitas yang memberikan manfaat bagi paragonian, mitra, masyarakat, dan lingkungannya.

c. Misi

1) Mengembangkan Paragonian

2) Menciptakan kebaikan untuk pelanggan 3) Perbaikan berkesinambungan

4) Tumbuh bersama-sama 5) Memelihara bumi

6) Mendukung pendidikan dan kesehatan bangsa 7) Mengembangkan bisnis

3. Profil Brand Wardah

Wardah adalah sebuah brand kecantikan yang peduli dan mengerti keinginan setiap perempuan untuk selalu memiliki perasaan tenang dan nyaman dengan penampilannya. Wardah sebagai pelopor dalam menciptakan produk kecantikan bersertifikat halal, membagikan pemahaman baru bahwa cara hidup halal dan produk kecantikan mampu berpadu secara elegan. Wardah memiliki tanggung jawab sosial dalam menginspirasi setiap perempuan untuk mencintai diri mereka.44

44 Paragon Technology And Innovation, “Brands”, diakses pda 27 november 2017, pukul 22:47 dari https://www.paragon-innovation.com/brands

B. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Sebaran Responden

Sebaran responden dalam penelitian ini di dasarkan pada semester, dan usia responden. Sedangkan responden penelitian ini adalah mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 62 sampel yang di ambil dari total keseluruhan mahasiswi yang memakai produk wardah. Berikut adalah karakteristik responden berdasarkan semester dan usia responden yang didapatkan peneliti di lapangan.

a. Responden Berdasarkan Semester Tabel 4.1

Karakteristik responden berdasarkan semester

Semester Responden

Frequency Percent

Valid 2 12 19.4

4 22 35.5

6 11 17.7

8 17 27.4

Total 62 100.0

Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020

Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah responden yang berasal dari semester 2 sebanyak 12 orang atau (19.4%), jumlah responden yang berasal dari semester 4 sebanyak 22 orang atau (35,5%), jumlah responden yang berasal dari semester 6 sebanyak 11 orang atau (17,7%), dan

jumlah responden dari semester 8 sebanyak 17 orang atau (27,4%). Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak berasal dari semester 4 sebanyak 22 orang atau (35,5%).

b. Responden Berdasarkan Usia Tabel. 4.2

Karakteristik responden berdasarkan usia

Usia Respondem

Frequency Percent

V a l i d

18-20 37 59.7

21-25 25 40.3

Total

62 100.0

Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang berusia dari 18-20 tahun sebanyak 37 orang atau (59,7%), dan responden yang berusia 21-25 sebanyak 25 orang atau (40,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden yang memakai produk wardah berasal dari responden yang berusia 18-20 tahun.

C. Deskripsi Hasil Angket Penelitian

Data hasil penelitian terdiri dari satu variabel tunggal yaitu analisis persepsi konsumen muslim terhadap label halal pada kosmetik wardah.

Persepsi adalah sebuah proses yang dialami oleh individu tentang proses yang dirasakan kemudian mempengaruhi dalam memberi makna terhadap apa yang

diketahui, lewat panca indra yang memberikan kesan bagi mereka untuk memberi penafsiran bagi lingkungannya. Syarat terjadinya persepsi adalah ketika ada objek yang akan dipersepsikan kemudian adanya indra atau resepsi yang dimaksudkan untuk menerima stimulus yang kemudian diterima dan diteruskan oleh syaraf sensoris kemudian di sampaikan ke syaraf pusat sebagai pusat kesadaran, dan kemudian adanya perhatian yang menjadi langkah awal yang kita sebut sebagai persiapan untuk mengadakan persepsi.

Selanjutnya peneliti akan menganalisis data primer yang di dapat dari hasil kuesioner/angket yang dibagikan kepada responden yaitu mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.

Kuesioner ini berjumlah 12 pertanyaan, kuesioner ini bersifat terbatas artinya responden diminta menjawab dengan memilih jawaban yang telah tersedia saja. Setelah hasil data kuesioner terkumpul maka diadakan pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS Versi 22. Maka langkah selanjutnya penulis akan menginterpretasikan hasil jawaban responden sesuai dengan item-item pertanyaan yang telah diajukan kepada para responden serta diambil kesimpulan hasil kuesioner tersebut.

Untuk lebih jelas mengenai data jawaban responden maka akan dijelaskan satu sebagai berikut :

No

Pernyataan

SS+S KS+TS

F % F % 1 Saya tahu maksud dari gambar di samping

62 100% 0 0 % 2 Saya selalu memperhatikan ada tidaknya

gambar tersebut pada kemasan sebelum melakukan pembelian produk kosmetik wardah

52 82,3% 11 17,7%

3 Tulisan “Halal” pada gambar di samping

terbaca denga jelas 45 72,6% 17 27,5%

4 Adanya tulisan “Halal” yang terdapat pada gambar tersebut membantu saya mengidentifikasi produk sebelum saya melakukan pembelian kosmetik Wardah

55 88,7% 7 11,3%

5 Saya mengetahui gabungan gambar dan tulisan di samping adalah “Label Halal”

resmi dari MUI

59 95,2% 3 4,8%

6 Adanya “Label Halal” menjadi pertimbangan saya memilih produk kosmetik Wardah sebelum saya melalukan pembelian

56 90,3% 6 9,7%

7 Saya mengetahui dengan jelas “ Label Halal” di samping pada kemasan produk kosmetik Wardah

57 92% 5 8,1%

8 Karena terdapat kemasan, “Label Halal”

mempermudah saya dalam memberi informasi dan keyakinan akan mutu produk

59 95,1% 3 4,8%

9 “Label Halal sangat penting bagi konsumen Muslim sebelum memilih produk kosmetik Wardah

61 98,4% 1 1,6%

10 “Label Halal” produk Wardah menjamin

kehalalan produk 62 100% 0 0%

11 Informasi “Label Halal” LPPOM MUI pada kemasan memperkuat bahwa Wardah tidak berbahaya

61 98,3% 1 1,6%

1. Saya Tahu Maksud Dari Gambar “Label Halal” Di Samping Tabel 4.3 Data Jawaban X1

X1

Frequency Percent

Valid 4 25 40.3

5 37 59.7

Total 62 100.0

Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebanyak 25 orang atau (40,3%) menjawab setuju dan sebanyak 37 orang atau (59,7%) menjawab sangat setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh responden mengetahui maksud dari gambar label halal.

2. Saya Selalu Memperhatikan Ada Tidaknya Gambar “Label Halal”

Pada Kemasan Sebelum Melakukan Pembelian Produk Kosmetik Wardah

Tabel 4.4 Data Jawaban X2

X2

Frequency Percent

Valid 2 3 4.8

3 8 12.9

4 28 45.2

5 23 37.1

Total 62 100.0

Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020

Dokumen terkait